Selasa, 21 November 2023

Met Ultah Mertuaku

Tanggal 21-11-2023 ini genap sudah usiamu 62 tahun. Gak ada yang nampak berubah dari tubuhmu. Keindahan tubuhmu sepertinya tidak termakan oleh usiamu. Ah..., kau adalah mertuaku yang selalu menggelitik birahiku saat aku berada di dekatmu. Ambisiku pada pepekmu begitu besar. Pantatmu yang montok itu menjadi penambah imajinasi birahiku padamu.
Jembutmu yang sudah beruban itu juga tidak menyurutkan keinginanku untuk bermanja, menjilati pepekmu hingga kau merasakan kenikmatan dan sensasi yang tak pernah kau rasakan sebelumnya, mertuaku. Bahkan aku bisa jamin, akan aku buat kau terkencing-kencing dengan permainan lidahku di pepekmu, mertuaku. Apalagi kalau aku melesakkan kontolku ini ke dalam pepekmu. Selain lendir kenikmatan yang keluar dari pepekmu, aku pastikan juga kau akan mengejang sambil terkencing-kencing di saat kontolku ini mengocoki pepekmu.
Memang sudahlah nampak penuaan pada kulit tubuhmu. Tapi keindahan tubuhmu masih nampak jelas dengan lekuk pinggang serta montoknya pantatmu. Bulat..., iya nampak begitu bulat pantatmu saat kau hanya sedikit menunggingkan tubuhmu yang membuat begitu terbakarnya birahiku padamu. Ah..., walau hari ini genap sudah 62 tahun usiamu, tapi tak menyurutkan keinginanku untuk menikmati dan merasakan sensasi pada pepekmu. Iya..., pepekmu yang sudah beruban itu selalu saja menggelitik imajinasiku. Aku bisa jamin, kepuasan yang aku berikan akan lebih dahsyat dari apa yang pernah kau rasakan dari suamimu dulu, mertuaku. Dan kau akan merasakan sensasi gaya dari ngentot yang aku yakin belum pernah kau lakukan dengan suamimu dulu, mertuaku.
Di hari ulang tahunmu ini aku hanya bisa mengucapkan maafkan aku mertuaku kalau aku sering mencampurkan air kencingku di gelas minumanmu. Maafkan aku juga yang sering kencing di pakaian dan handuk serta sempakmu yang sedang kau jemur maupun yang masih di dalam rendaman pakaianmu yang belum kau cuci. Maafkan aku yang sering nembak mani di sempakmu dan di handuk yang kau pakai. Maafkan aku juga yang sering kencing dan nembak mani di kasurmu. Dan maafkan aku yang begitu merasa puas saat melihat kau menghabiskan minumanmu yang telah bercampur dengan air kencingku.
Gak ada maksudku untuk melecehkanmu. Gak ada maksudku untuk merendahkanmu. Itu semua aku lakukan sebagai bentuk ungkapan betapa aku begitu mengagumi keindahan tubuhmu dan menginginkan kenikmatan tubuhmu. Aku sangat yakin, jika kau tersentuh dengan kencingku maupun maniku, apalagi kau sudah sangat sering meminum air kencingku, kau juga merasakan gelitik birahimu padaku seperti yang aku rasakan padamu, mertuaku. Dan itu memang terbukti dari bahasa tubuhmu sesaat setelah kau menyentuh ataupun meminum air kencingku. Mungkin hanya faktor etika saja yang menjadi penghalang kau masih bertahan dengan hanya menunjukkan sedikit dari bahasa tubuhmu yang memancing birahiku. Ah..., pepek dan pantatmu membuat ngaceng kontolku. Sering aku ngocok di belakangmu. Sering aku ngocok di hadapanmu di saat kau tidur. Itu semua aku lakukan sebagai bukti bahwa keindahan lekuk tubuhmu begitu menghiptonis diriku dan begitu membangkitkan birahiku padamu. Bahkan, sampai sekarangpun aku masih menyimpan jalinan rambutmu yang sering aku gunakan untuk mengikat kontolku di saat aku ngocok sambil menghayalkan dirimu.
Ada sensasi yang begitu luar biasa saat aku mengikatkan jalinan rambutmu di kontolku dan mempunyai efek yang terasa nyata bagiku. Apalagi saat aku ngocok sambil menyebut namamu. Pastinya, sesaat setelah aku ngocok dan berjumpa denganmu, kau sedikit menampilkan bahasa tubuh yang sepertinya memancing birahiku. Aku gak tahu apakah itu kebetulan atau tidak. Tapi itulah yang aku rasakan. Kadangpun, aku hanya berkata dalam hatiku untuk meminta kau nungging di depanku di saat aku berjumpa denganku, dan kau melakukan hal itu. Apakah itu kebetulan atau tidak, tapi itulah yang aku alami yang membuat aku semakin sering mengikatkan rambutmu di kontolku.
Aku tahu, pasti orang akan menilai begitu rendahnya selera birahiku yang menyukai dan mengagumi dirimu yang sudah berusia 62 tahun itu. Tapi jujur..., aku gak perduli karena aku melihat ada sesuatu yang berbeda dan spesial dari dirimu. Klo aku melihat perempuan yang seusia seperti dirimu, jangankan ngaceng kontolku, denyut kontolku aja gak akan terjadi dan yang pastinya aku gak akan selera. Tapi ini..., ah..., begitu banyak imajinasiku pada tubuhmu. Apalagi pepekmu yang sudah beruban itu. Dan salut untuk dirimu mertuaku..., tak begitu nampak perubahan pada keindahan tubuhmu walaupun kau sudah berusia 62 tahun. Bahkan semakin menggoda birahiku dengan lekuk tubuhmu serta montoknya pantatmu itu. Esh..., inginnya kontolku ini mengocoki pepek dan pantatmu secara bergantian...
Aku juga sangat berterima kasih padamu karena aku yakin, kau tahu kalau aku sering menjadikan dirimu sebagai imajinasi ngocokku. Aku yakin kau tahu kalau pandangan mataku tak pernah lepas memperhatikan setiap lekuk tubuhmu di saat aku berada di dekatmu. Apalagi di saat aku ngocok di belakangmu yang sedang menonton TV, aku begitu sangat yakin kau sengaja membiarkan aku ngocok sampai aku nembak mani, karena dari pantulan bayanganku di kaca pintu lemari TV kau sudah pasti dapat menyaksikan kalau aku sedang duduk ngocok di belakangmu. Walau terkadang juga kau menampak sikap yang tidak nyaman saat aku ngocok di belakangmu dengan kau berpura-pura beranjak dari depan TV dan masuk ke ruang lain. Entahlah, bisa jadi saat itu kau juga menahan denyut di pepekmu dan berusaha menenangkan dirimu sendiri karena mengetahu kalau saat itu aku sedang mempermainkan kontolku dan ngocok hanya beberapa meter di belakangmu.
Begitu salutnya aku pada dirimu saat kau memergoki aku yang sedang berdiri ngocok di sekitar ruang TV rumahmu. Walau pada awalnya kau begitu kaku dan ketus saat berbicara denganku sesaat setelah kau melihat aku ngocok, tapi hanya butuh 2 minggu dirimu bersikap ramah kembali padaku. Jadi..., di hari ulang tahunmu ini aku begitu berterima kasih padamu karena membiarkan aku ngocok di sekitarmu, baik itu di depanmu, maupun di belakangmu dengan jarak yang begitu dekat yang aku begitu sangat yakin kalau kau sebenarnya mengetahui hal itu. Apalagi di saat aku bugil berdiri ngocok di belakangku di saat kau sedang merebahkan dirimu sambil mendengarkan radio. Sangat mustahil saat itu kau tidak merasakan kehadiranku yang sedang dalam keadaan bugil berdiri ngocok dengan hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku begitu jelas terdengar sampai akhirnya aku berkelonjotan di saat aku nembak mani hanya beberapa meter saja di belakang tubuhmu, melainkan kau tahu dan sengaja membiarkan aku. Makasih ya mertuaku...

Minggu, 22 Oktober 2023

Wajah Panik "Kia"

Tanggal 22-10-2023 sekitar jam 05:40 Nilma datang bersama suaminya serta Kia. Bersama mereka juga ikut keluarga dari Nilma dan mertuaku yang beberapa waktu yang lalu berada di A S di rumah Ning. Jujur saja, aku begitu bersemangat sekali untuk menjadikan Kia sebagai target ngocokku. Tapi aku juga menyadari, peluangku sangat tipis karena di rumahku juga ramai. Aku harus benar-benar mempertimbangkan setiap langkahku.
Kia datang ke rumahku dan langsung bermain bersama ** dan *****. Aku hanya bisa menunggu dan mencoba mencari kesempatan dengan duduk sambil pura-pura mendampingi mereka. Kemudian aku masuk ke kamarku untuk mengambil jalinan rambut mertuaku dan kemudian aku ikat di kepala kontolku. Ah..., Kia..., sebenarnya aku begitu tidak dapat menahan keinginanku untuk ngocok di depannya. Pandangan mataku begitu mengawasi pergerakan Kia yang sedang bermain. Walau kadang aku masuk ke kamarku dengan membiarkan pintu kamar terbuka agar aku tetap bisa melihat Kia sambil sesekali meremas kontolku yang sudah berdenyut hebat. Sambil duduk di tepi ranjang aku memperhatikan Kia yang sedang duduk di kursi tamu yang menghadap ke kamarku walau dia tidak melihat ke arah aku. Saat aku mendengar suara ** dan ***** berada di halaman rumah, dengan penuh semangat aku bangkit dari ranjang sambil mengeluarkan kontolku. 
Jam 06:34 dengan santainya aku berjalan keluar dari kamarku dengan kontol yang sudah berada di luar celanaku dan langsung berhenti tepat di depan Kia yang sedang duduk. Langsung saja pandangan mata Kia tertuju pada kontolku dan dengan tiba-tiba aku raih tangan kiri Kia untuk memegang kontolku. Kia yang menyadari tangan kirinya sedang memegang kepala kontolku dengan segera menarik tangannya dengan tatapan mata yang tertuju pada kontolku. Sayangnya aku gak sempat mengabadikan kejadian itu.
Setelah mengetahui reaksi Kia yang hanya terkejut dan hanya menarik tangannya yang menyentuh kontolku. Kemudian aku kembali masuk ke kamarku sambil menunggu kesempatan berikutnya. Ah..., Kia..., lonte kecil yang jinak-jinak merpati. Pada jam 06:41 aku melihat ada suatu kesempatan yang bisa aku lakukan pada Kia. Sambil membawa HPku dan memposisikan mode memphoto, saat Kia sedang makan roti, perlahan aku keluar dari kamarku dengan posisi kontol yang sudah berada di luar celanaku. Lalu aku mendekati Kia dan mengangkatnya untuk aku pangku di paha kiriku. Ah..., karena Kia tidak begitu banyak bereaksi membuat aku begitu santai mengarahkan HPku untuk memphoto posisi kontolku yang berada di luar celanaku dan posisi Kia yang berada di pangkuanku. Tapi sayangnya saat itu posisi tangan kanan Kia sedang memegang roti sehingga aku tidak dapat membimbing tangannya untuk memegang kontolku, sementara jangkauan tangan kiri Kia terlalu jauh untuk dapat memegang kontolku. Entah kenapa Kia begitu santai saat aku pangku dan nampak dia nyaman. Aku juga tidak begitu yakin apakah Kia tahu saat itu kontolku berada di luar celanaku saat aku memangkunya. Ada 2 photo yang sangat jelas yang akhirnya aku simpan saat aku hanya memangku Kia tanpa membimbing tangannya untuk memegang kontolku. Dan karena kondisi yang tidak memungkinkan, kemudian aku menutupi kontolku dengan ujung bajuku dan menurunkan Kia dari pangkuanku, lalu aku kembali masuk ke kamarku.
Tapi tak berapa lama kemudian aku kembali menghampiri Kia saat aku merasa bahwa kondisi sudah memungkinkan dan bertepatan  di saat itu Kia sedang memegang rotinya dengan tangan kirinya. Jam 06:49 dengan kontol yang sudah keluar dari celanaku kemudian Kia aku pangku. Dan sambil mengajaknya bercanda, perlahan aku membimbing tangan kanan Kia untuk memegang kontolku. Beberapa kali aku memposisikan kontolku agar benar-benar dapat Kia pegang. Ah..., Kia begitu nyaman dan begitu santai berada di pangkuanku di paha kiriku. Dan akupun secara perlahan membimbing tangan kanan Kia untuk memegang kontolku.
Awalnya aku meletakkan tangan kanan Kia itu di sekitar kontolku sambil memphotonya. Dan karena Kia tidak bereaksi dengan tidak menarik posisi tangannya, kemudian secara perlahan aku menempatkan tangan kanan Kia itu tepat di kontolku sambil aku juga memphotonya. Kembali aku lebih menyingkapkan ujung bajuku agar tangan Kia benar-benar menyentuh dan memegang kontolku. Ah..., si Kia lonte kecil yang selalu menggelitik birahiku. Saat itu Kia benar-benar nyaman berada di pangkuanku dengan posisi tangan kanannya yang memegang kontolku. Aku bahkan memphoto ekspresi wajah Kia yang sedang santai mengarahkan wajahnya ke siaran TV dengan tangan kanannya yang sedang memegang kontolku. Lonte kecil kau Kia..., sepintas memang Kia melihat ke arah kontolku yang sedang dia pegang. Tapi mungkin saat itu dia masih berpikir sedang memegang apa. Dan sesaat setelah photo ke 4 dalam posisi tangan Kia yang sedang memegang kontolku, kembali Kia melihat ke arah tangannya yang sedang memegang kontolku sambil sedikit membuat gerakan seperti ingin merasakan sesuatu dan akhirnya Kia menyadari kalau saat itu dia sedang memegang kontolku. Kemudian Kia menarik tangannya dan meminta turun dari pangkuanku. Dasar lonte kecil kau Kia..., jadi tanggung rasa birahiku saat itu.
Dan tak berapa lama setelah Kia turun dari pangkuanku, dia kembali ke rumah mertuaku. Ah..., lonte pepek torok kau Kia... Akupun harus bersabar untuk tidak ngocok karena aku begitu terobsesi untuk benar-benar dapat ngocok di depan Kia. Walau aku gak begitu yakin apakah akan ada kesempatan bisa ngocok di depannya. Tapi setidaknya aku sudah mempunyai 6 photo awal hingga akhir proses dimana Kia memegang kontolku yang bisa aku gunakan saat aku ngocok seandainya aku memang tidak punya kesempatan untuk menjadikan Kia sebagai target ngocokku.
Tapi di saat pagi menjelang siang, Kia kembali datang dan bermain bersama **. Ah..., begitu sangat sabarnya aku mencari kesempatan agar aku bisa ngocok secara langsung di depan Kia. Kadang aku pura-pura mendampingi mereka bermain dan seringnya aku di dalam kamarku sambil mempermainkan kontolku menunggu kesempatan yang ada. Dan akhirnya, saat ** mandi, dan *****ku juga berada di dalam kamar mandi membuat aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. 
Sambil sedikit mengintip dari pintu kamarku untuk melihat situasi yang ada karena posisi pintu depan rumahku terbuka lebar. Dan begitu aku mengetahui secara pasti saat itu Kia sedang sendirian di ruang tamu dan sedang merebahkan dirinya dalam posisi telungkup di kursi panjang depan TV, dari dalam kamarku dengan posisi kepala kontol yang masih terikat jalinan rambut mertuaku, kemudian aku ngocok sambil berjalan mendekati Kia. Tangan kiriku memegang HPku untuk merekam aktifitas ngocokku, sementara tangan kananku tak hentinya terus mengocoki kontolku.
Kia sebenarnya mengetahui kalau saat itu aku sedang berjalan mendekatinya. Jam 10:01 saat Kia sambil tersenyum memalingkan wajahnya ke arah aku yang sedang berjalan ngocok mendekati dirinya. Hanya sepintas Kia melihat kontolku yang sedang aku kocok saat Kia bangkit duduk dan kemudian dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan bagaimana kontolku yang sedang aku kocok berada sekitar 15 cm dari wajahnya. Dan saat aku sedikit menjauhkan kontolku menjadi sekitar 30 cm dari wajah Kia, barulah Kia dapat benar-benar menyaksikan bagaimana kontolku yang terikat dengan jalinan rambut mertuaku itu aku kocok tepat di depan wajahnya.
Begitu panik Kia melihat kontolku yang sedang aku kocok sekitar 30 cm dari wajahnya. Nampak jelas Kia berusaha menghindar. Dari posisi duduk, Kia berusaha bangkit dari kursi sementara aku terus saja mendekati wajahnya dengan kontol yang sedang aku kocok. Sangking paniknya Kia, saat dia sudah benar-benar akan bangkit dari kursi dan terhalang aku yang sedang ngocok di depannya, Kia akhirnya 2 kali menendang paha kiriku dengan kaki kanannya sementara aku semakin mempercepat kocokan tanganku di kontolku. 
Ah..., dasar lonte kecil si Kia itu. Tepat pada saat Kia sudah berhasil bangkit berdiri dari kursi, Kia masih tetap saja memperhatikan kontolku yang semakin cepat aku kocok, dan akhirnya aku nembak mani. Ah..., lonte kau Kia, hanya sekitar 15 cm jarak antara kontolku yang sedang muncrat mani dengan wajahnya. Begitu jelas pandangan mata Kia melihat muncratan maniku keluar dari kontolku. 
Tapi ya memang dasar lonte..., begitu aku berkelonjotan penuh kenikmatan sambil meremas kepala kontolku dengan tangan kananku agar maniku tak berceceran di lantai, Kia hanya berjalan di belakangku sambil wajahnya melihat ke kontolku sesaat sebelum dia benar-benar melewati aku dan akhirnya dia kembali duduk di kursi semula. Esh..., dasar lonte kau Kia... 
Semuanya begitu jelas terekam di kamera video HPku.

Selasa, 26 September 2023

Kencing Di Kasur Mertuaku

Tanggal 26-09-2023, jam 05:23 begitu berdebarnya jantungku saat aku mendengar suara mertuaku yang tiba-tiba mengetuk pintu rumahku. Aku begitu tidak menyangka mertuaku itu tiba-tiba pulang dari A S dan tanpa pemberitahuan sama sekali seperti yang biasa dia lakukan. Karena pada malam hari sebelumnya yaitu tanggal 25-09-2023, jam 21:38 aku sengaja kencing di kasur mertuaku. Dan memang sengaja aku menahan rasa kebelet kencingku hingga akhirnya aku kencing di kasur mertuaku. Dengan menyingkap sprei ranjang mertuaku dan sambil merekam video dengan HPku, begitu banyak air kencingku yang membasahi ranjangnya. Ya kalau bisa dikatakan, memang benar-benar basah kasur mertuaku itu dengan air kencingku. Hampir ½ bagian ranjang mertuaku itu basah karena air kencingku. Ah..., mertuaku..., begitu besarnya keinginanku untuk dapat memendamkan kontolku ke dalam pepeknya dan membanjiri pepeknya dengan maniku.
Di malam yang sama di jam 21:59 begitu aku nikmati setiap hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku sambil mencium sempak mertuaku. Pesona keindahan tubuh mertuaku begitu menggoda birahiku. Walau usianya sudah hampir 62 tahun (21-11-1961), tapi tak mengurangi kemontokan tubuhnya. Pantatnya yang besar seimbang dengan bentuk paha serta tubuhnya. Selalu saja berdenyut nikmat kontolku di saat aku berdekatan sambil memandangi montoknya pantat mertuaku. Ah..., pepek lonte torok..., obsesiku pada pepeknya begitu besar walaupun aku tahu jembutnya sudah beruban. Aku ngocok sampai nembak mani sambil menciumi sempak mertuaku, menghayalkan kenikmatan pepeknya. Ah..., mertuaku... Gak akan bunting mertuaku itu seandainya setiap saat aku nembak mani di dalam pepeknya. Ah..., mertuaku...
Begitu sering aku kencing di pakaiannya, baik itu yang sedang dia jemur maupun yang akan dia cuci. Gak ada niatku untuk melecehkannya. Semua itu aku lakukan agar mertuaku itu juga merasakan bagaimana gejolak birahiku padanya.
Kalaupun mertuaku dengan kesadarannya meminta aku untuk menjilati pepeknya, akupun dengan senang hati akan melakukannya. Akan aku buat puas mertuaku itu. Ah..., inginnya aku bermanja di pepek mertuaku itu... Kalaupun saat aku jilat pepek mertuaku dan dia sampai terkencing, aku pastikan gak akan tersisa air kencing kenikmatan yang muncrat dari pepeknya itu habis tak tersisa aku minum. Ah...
Dan saat mertuaku itu masuk ke dalam rumahnya, bertambah kencang debar jantungku karena aku gak yakin apakah kasurnya sudah kering atau belum. Tapi, setelah beberapa saat aku tunggu dan beberapa kali aku mencoba melihat ke arah jendela kamarnya dengan berpura-pura menyapu halaman, aku yakin mertuaku itu langsung merebahkan tubuhnya di atas kasurnya. Iya..., kasur yang mungkin saja masih basah ataupun lembab karena air kencingku.
Sengaja aku suruh ***** untuk melihat keberadaan mertuaku. Dan begitu gembiranya aku karena benar dugaanku kalau mertuaku itu tidur di ranjangnya. Ah..., mertuaku. Mertuaku yang selalu saja menggelegakkan birahiku. Mertuaku yang selalu saja menyita pandanganku untuk tetap memperhatikan secara buas setiap lekuk tubuhnya di saat dia berada di depanku.
Tapi sayangnya, pada siang hari setelah mertuaku itu bangun dari istirahatnya, aku lihat dia sudah mencuci dan menjemur sprei kasurnya. Ah..., berarti mertuaku itu merasakan lembabnya kasurnya dan mungkin juga mencium aroma pesing air kencingku yang sudah membasahi kasurnya. Mungkin saja dia beranggapan kalau sprei kasurnya sudah kotor sehingga dia hanya mencuci spreinya saja tanpa menjemur kasurnya.
Ah..., mertuaku...

Selasa, 19 September 2023

VC Bugil "Atika"

Tanggal 19-09-2023, akhirnya berkelanjutan juga Video Call dengan Atika. Awalnya jam 07:40 Atika nelpon aku melalui WA kemudian dilanjut pada jam 12:50 yang intinya aku mengatakan kalau posisiku sedang berada di rumah yang membuat Atika begitu bersemangat. Iya, dia begitu terobsesi sekali untuk melihat aku ngocok.
Jam 13:15 Atika kembali Video Call melalu WA yang aku langsung sigap dengan mengaktifkan screen recorder pada HPku. Tapi karena kendala aku yang jarang pakai mode screen recorder membuat VC kami jadi terputus. Dan itu terjadi juga pada jam 13:23. Untungnya tersambung kembali di jam yang sama, pembicaraan kami lebih terfokus pada pujianku terhadap tubuh Atika yang membuat dia begitu terbuai.
Dari jam 13:23-14:12 melalui Video Call, begitu terpuaskan pandangan mataku melihat tubuh Atika yang bugil walau terputus beberapa saat di jam 13:44 dan langsung aku sambungkan kembali untuk melanjutkan ruyuanku agar Atika lebih vulgar lagi dalam mempertontonkan tubuhnya melalui Video Call denganku. Iya..., begitu terbuainya Atika dan dengan suka rela mempertontonkan tubuhnya dan teteknya yang super besar itu padaku. Nampak Atika begitu terlarut birahinya sambil terus saja merengek meminta aku ngocok di depannya melalui VC yang kami lakukan. 
Jujur, aku belum mau untuk ngocok di depannya dan dengan berbagai alasan aku menolaknya. Tapi mungkin lain waktu aku akan menuruti keinginannya untuk ngocok sambil VC dengannya. Ah..., dasar lonte kau Atika..., begitu big sizenya tubuh Atika walau terkadang ada rasa geli juga melihat begitu besarnya tetek Atika, seperti balon yang menggantung di dada Atika. 
Walau begitu, pepek Atika nampak sempit terhimpit oleh pahanya yang besar, dasar lonte kau Atika... Tapi, Atika nampak tidak terlalu percaya diri dengan memperlihatkan perutnya yang juga besar yang membuat aku harus ekstra dalam memuji keindahan tubuhnya. Jembut Atika juga nampak lebat dan aku yakin tidak pernah dia cukur. 
Begitu nampak Atika yang dalam keadaan bugil melakukan gerakan erotis yang bertujuan menggoda birahiku dan aku hanya mengikuti alur obrolan saja dengan lebih memuji keindahan tubuhnya.
Ah..., Atika..., kurang berpendidikan apa kau Atika..., sepertinya sudah hampir S3 pendidikanmu dan jabatan di karirmu juga bukan main-main. Tapi sayangnya tidak dibarengi dengan kepuasan birahimu dengan suamimu yang membuat kau begitu nyaman berbugil ria di depanku walau hanya melalui VC di WA. 
Ah..., lonte kau Atika..., benar-benar lonte kau Atika dengan tetek yang super besar dan pepek yang terhimpit oleh pahamu yang besar... 
Hasil rekaman VCku melalui WA dengan Atika yang tersimpan di HPku adalah sekitar 2.47 gb...

Minggu, 17 September 2023

Ngocok Di Depan Wajah "Kia"

Tanggal 17-09-2023 sekitar jam 07:10 Nilma datang bersama keluarganya. Dan tak berapa lama setelah mereka sampai, Kia yang berada di rumah mertuaku kemudian datang ke rumah dan bermain bersama **. Sengaja saat itu aku membiarkan Kia bermain dan hanya memperhatikannya dengan gemuruh birahi yang begitu aku tahan. Dan begitu ada kesempatan, kemudian aku menggendongnya sambil terus memangkunya di kursi tamu rumahku. Entah sengaja atau tidak, saat Kia aku pangku di paha kiriku, tangan kanan Kia memegang kontolku dan bahkan terasa seperti mencubit kontolku. Ah..., dasar lonte torok pepek..., bertambah denyut kontolku. Tapi sayangnya aku gak punya kesempatan untuk melakukan hal lainnya. Jujur, untuk mencium bibir Kia, sepertinya aku memang tidak mau melakukannya. Karena aku yakin, Kia pasti akan pulang. Dia tahu aku selalu saja berusaha mencium bibirnya dan dia tidak suka hal itu.
Kondisi rumah yang tidak memungkinkan membuat aku berusaha sabar dan tetap memperhatikan gerak gerik Kia yang asik bermain dengan ** dan *****. Aku juga selalu membela Kia yang terkadang bertengkar dengan **. Dan hal itu aku lakukan agar Kia betah dan tetap berada di rumahku.
Hingga akhirnya, saat *****ku masak di dapur dan menyuruh ** untuk mandi dan ***** keluar bermain, aku merasa ada kesempatan yang membuat aku bergegas masuk ke dalam kamarku sambil mengeluarkan kontolku dari celanaku serta menghidupkan mode merekam video pada HPku. Sekitar jam 09:20 dalam posisi kontol yang sudah berada di luar dari celanaku, lalu aku menghampiri Kia dan memperlihatkan kontolku ke Kia sambil merekam reaksi wajah Kia. Ah..., lonte si Kia itu, dia hanya memperhatikan sekilas saja pada kontolku karena dia asik dengan siaran TV yang dia tonton.
Hal itu membuat aku jadi geregetan dan sambil menyembunyikan kontolku di balik ujung bajuku, lalu aku berjalan sedikit ke dapur untuk melihat posisi *****ku yang ternyata masih berada di sana. Kemudian aku masuk lagi ke dalam kamarku sambil melihat kondisi luar rumahku karena pintu depan memang dalam posisi terbuka lebar.
Aku kembali keluar dari kamar dan dengan kontol yang benar-benar berada di luar celanaku, kemudian aku menggendong Kia sambil membawanya masuk ke kamar. Saat akan menggedongnya, Kia dapat melihat dengan jelas kalau kontolku itu berada di luar celanaku. Dan mungkin saja hal itu yang membuat Kia sedikit meronta minta turun dari gendonganku. 
Akupun tidak mau mempertahankan keinginanku untuk menahan Kia berada di dalam kamarku yang bisa saja membuat Kia menangis dan pulang ke rumah mertuaku. Walau aku mengalah dengan keinginan Kia yang minta turun dari gendonganku, tapi saat aku menurunkan Kia, sengaja aku menurunkannya dengan tetap menempelkan tubuh Kia ke tubuhku agar kontolku bisa aku gesekkan ke tubuhnya. Tangan Kia juga aku bimbing untuk memegang kontolku sesaat sebelum Kia benar-benar turun dari gendonganku. Dan begitu Kia sudah turun, sengaja aku pegang kepala Kia sambil mendorongnya maju ke arah kontolku. Iya..., saat itu kontolku benar-benar menempel di wajahnya dan setelah itu Kia langsung keluar dari kamarku. Kia langsung duduk kembali di kursi, sementara aku melihat ke HPku yang masih dalam posisi merekam video tapi tidak fokus dan membuat aku menghentikan mode merekamnya. Dan saat itu juga secara langsung aku kembali menghidupkan mode merekam video sambil aku berjalan ngocok keluar kamar melewati Kia yang ternyata dia sedang memperhatikan aku. Iya..., Kia memperhatikan bagaimana aku berjalan ngocok melewatinya dan melihat bagaimana aku menyembunyikan kontolku di balik ujung bajuku saat aku hampir sampai di dapur untuk melihat posisi *****ku yang ternyata sedang berada di dalam kamar mandi.
Lalu dari posisiku itu aku kembali menyingkapkan bajuku sambil terus ngocok berjalan kembali ke arah Kia. Ah..., dasar lonte kecil si Kia itu... Begitu melihat aku berjalan menghampirinya dengan posisi kontol yang sedang aku kocok, Kia pura-pura memalingkan wajahnya ke arah TV sambil memutar-mutar chopstick yang dia pegang dengan tangan kanannya lalu menggigit ujung chopstik tersebut saat aku sudah berada di depannya.
Santai saja pada jam 09:24 aku ngocok di depan Kia sambil mengarahkan kamera HPku untuk merekam video. Aku tahu dan sangat yakin, walaupun wajah Kia mengarah ke TV, tapi dia tahu kalau saat itu aku sedang ngocok di depannya.
"*****...", kata Kia dengan wajahnya masih mengarah ke TV.
"Ya...", jawabku sambil tetap ngocok di depan Kia
"Sana *****...", kata Kia sambil menggigit ujung chopstik yang dia pegang dan tetap memalingkan wajahnya ke arah TV.
"Heh...",  jawabku lagi sambil lebih mendekatkan kontolku yang sedang aku kocok ke wajah Kia.
"Sana...", kata lagi.
"Sini la...", jawabku sambil lebih mempercepat kocokan tanganku di kontolku.
"Sini Kia...", kataku lagi dan pandangan mata Kia benar-benar langsung mengarahkan ke kontolku yang sedang aku kocok.
"Sana", kata Kia sambil sedikit mendorong paha kiriku dengan tangan kanannya agar kontolku tidak terlalu dekat dengan wajahnya dan kemudian Kia kembali menggigit chopstick yang dia pegang dengan tangan kanannya. 
Aku semakin mempercepat kocokan tanganku di kontolku sementara Kia nampak seperti pasrah memandang ke wajahku dan kadang ke kontolku sampai akhirnya aku nembak mani.
Ah..., dasar lonte pepek torok si Kia itu... Di depan Kia aku berkelonjotan penuh kenikmatan sambil tangan kananku meremas kepala kontolku dan menampung muncratan maniku sementara tangan kiriku memegang HP yang sedang merekam aktifitas ngocokku di depan Kia. Ah..., Kia...
Makasih ya Kia yang sudah datang dari A S dan memuaskan birahiku. Walau hanya 1 hari di M, tapi benar-benar sangat berkesan. Dan malam harinya Kia dan Nilma serta keluarganya, kembali ke A S. Dan mertuakupun ikut serta pergi ke sana juga dengan meninggalkan daster, BH dan sempak bekas dia pakai yang seperti sengaja dia letak di mesin cuci untuk aku ciumi. Ah...
Malam harinya, aku memutar ulang hasil rekaman videoku dan akhirnya aku menghapus rekaman di mana aku sedang mempertontonkan kontolku di depan Kia dan saat menggendong Kia karena hasil rekamannya kurang bagus. Aku hanya menyimpan hasil rekaman saat aku ngocok sampai aku nembak mani di depan Kia.

Selasa, 08 Agustus 2023

Keindahan Tetek Mertuaku

Tanggal 08-08-2023, jam 18:37 saat tanpa sengaja aku mendapati tirai jendela kamar mertuaku terbuka. Iseng saja aku melihat ke dalam kamar mertuaku itu. Ah..., lonte pepek torok..., nampak mertuaku dalam posisi setengah telanjang sedang berdiri di depan cermin. Ah..., pepek torok..., hanya bagian atas tubuhnya saja yang aku nampak karena dia sudah memakai rok. Dan hal yang sangat membakar birahiku adalah saat mertuaku menghadap ke jendela dan langsung mempertontonkan teteknya yang nampak besar di depan aku yang sedang berdiri sekitar 3 m di depan jendelanya. Esh..., tetek mertuaku itu masih nampak ketat dan besar yang tertopang dengan BHnya berwarna hijau. Ah..., mertuaku...
Jujur, aku harus mengacungkan kedua jempolku dengan keindahan tubuh mertuaku itu. Luar biasa kemolekan tubuh mertuaku itu walaupun usianya hampir 62 tahun. Masih sangat ketat dan begitu montok. Pantatnya lagi..., esh..., begitu montok dan begitu menggairahkan. Penilaianku pada tubuh mertuaku benar-benar didasari dengan kenyataan yang ada. Sangat jarang perempuan yang sudah berumur di atas 55 tahun yang masih nampak ketat tubuhnya dan mertuaku yang sudah hampir berusia 62 tahun itu masih nampak begitu montok tubuhnya... Apalagi saat mertuaku memakai setelan pakaian dan celana, begitu menampakkan kemontokan pantat dan pahanya. Esh..., pepek torok..., begitu seringnya aku ngocok sambil menghayalkan tubuh mertuaku itu.
Sering aku kencing di pakaiannya, baik itu pakaian yang dia jemur, maupun pakaian yang akan dia cuci. Esh..., pepek lonte pantat torok mertuaku itu...

Minggu, 06 Agustus 2023

Gagal Ngocok Di Depan "Kia"

Tanggal 06-08-2023, jam 12:09-12:31 berulang kali aku berusaha untuk dapat ngocok di depan Kia, tapi selalu gagal. Posisi Kia yang selalu berdampingan dengan ** membuat aku benar-benar hanya dapat secara sepintas saja memperlihatkan pada Kia bagaimana aku ngocok dalam posisi duduk. Itupun karena Kia sedang menghadap ke arah aku. Selebihnya aku hanya bisa mengelus-elus kontolku sambil memperhatikan Kia yang sedang bermain. Kondisi rumah hanya ada aku dan mereka saja, tapi di rumah mertuaku ada Nilma yang sengaja pulang duluan bersama Kia dan **. Kedatangan Nilma karena ada acara perkawinan temannya dan ikut dalam kepanitiaannya termasuk mertuaku, *****ku serta anak-anak yang tak mau ketinggalan untuk ikut juga. 
Walaupun kondisi rumah sebenarnya sangat memungkinkan, tapi aku benar-benar tidak mau mengambil resiko. Bisa saja saat itu aku sengaja menyuruh ** untuk jajan dan tidak membawa Kia, tapi aku juga berpikir tentang keberadaan Nilma yang sedang di rumah mertuaku. Ah..., sangat disayangkan aku benar-benar gagal ngocok di depan Kia.
Tapi ada suatu harapan saat ** minta untuk kembali datang ke acara dan meninggalkan Kia sendiri bersamaku. Langsung saja dalam keadaan duduk aku mengeluarkan kembali kontolku dari celana dan mulai ngocok. Tapi baru saja beberapa hentakan tanganku yang mengocoki kontolku, kemudian aku menghentikan kocokan di kontolku dan bergegas bangkit dari kursi begitu melihat Kia yang akan bersiap-siap untuk kembali ke rumah mertuaku dengan memunguti permainan yang dia bawa.
Jam menunjukkan pukul 12:32 saat dengan sangat santai aku berjalan menghampiri Kia dalam keadaan kontolku yang sudah keluar dari celanaku. Sambil memperhatikan rumah mertuaku untuk mengetahui keberadaan Nilma, lalu aku mengajak Kia ngobrol sambil mendekatinya. Entahlah, mungkin karena memang sudah terbiasa melihat kontolku, Kia nampak biasa saja memandangi kontolku sambil sesekali memunguti dan bahkan memintaku untuk membawa permainannya. Ah..., begitu dekatnya kontolku itu dengan wajah Kia. Sambil memintaku lagi untuk membawa permainannya, nampak pandangan mata Kia tertuju pada kontolku. Dan akupun begitu santai membiarkan Kia memperhatikan kontolku.
Lonte..., benar-benar lonte torok si Nilma itu. Begitu aku akan menghidupkan mode merekam video di HPku, dan saat itu posisiku sudah berdiri di depan Kia dengan kontol yang hanya beberapa centimeter dari wajahnya, tiba-tiba Nilma datang. Ah..., lonte kau Nilma..., aku langsung buru-buru menutup kontolku dengan ujung bajuku dan dalam posisi setengah berjongkok aku berusaha menutupi kontolku saat Nilma datang dan langsung masuk ke dalam rumahku.
Lonte si Nilma itu..., baju daster yang dia pakai begitu tipis dan sepertinya dia sengaja mengajakku ngobrol. Dan jam 12:34 saat Nilma dalam posisi membelakangi aku sewaktu dia keluar dari rumahku bersama Kia, aku langsung berdiri sambil menyingkapkan ujung bajuku yang menutupi kontolku. Esh..., benar-benar lonte kau Nilma..., bayangan selangkangan si Nilma begitu jelas aku lihat. Lonte..., benar-benar lonte pepek torok si Nilma itu, pantatnya begitu nampak montok terpampang jelas karena baju daster tipis yang dia pakai.
Jujur, aku tahu Nilma sepertinya curiga dengan tingkahku yang duduk setengah jongkok saat dia datang dan mengajakku ngobrol. Dan hal itu membuat aku tidak berlama-lama mengeluarkan kontolku sambil memandangi keindahan tubuhnya saat dia membelakangi aku. Sambil pura-pura duduk dan menyembunyikan kontolku, kemudian aku minum sambil sedikit melirik ke arah Nilma yang rupanya memalingkan wajahnya ke arah aku sebelum dia benar-benar meninggalkan rumahku. Ah..., dasar lonte pepek pantat torok kau Nilma...

Jumat, 04 Agustus 2023

Nembak Mani Di Depan "Kia"

Tanggal 04-08-2023, jam 06:12 baru berapa saat Kia tiba dari A S tangan kanan Kia sudah memegang langsung kontolku. Sekitar jam 6 kurang Kia sampai dan langsung bermain bersama ** yang terbangun setelah mendengar suara Kia. Mereka bermain di depan pintu rumah. Sebenarnya aku sedikit ragu karena aktifitas pagi yang memang sangat sibuk. Tapi aku seperti mendapat kesempatan setelah *****ku pergi ke rumah mertuaku. Langsung saja aku gendong si Kia yang saat itu sedang bermain dan sebelum duduk di kursi, aku mengeluarkan kontolku dengan cara menarik bagian depan celanaku. Aku tahu, Kia kurang suka aku gendong, dia sedikit meronta. Mungkin dia ingat setiap kali aku gendong, pasti aku berusaha untuk mencium bibirnya.
Dan saat duduk di pangkuanku, lalu aku meraih tangan kanan Kia dan langsung aku letakkan tangannya itu di kontolku. Ah..., rasa hangat tangan Kia begitu terasa di kontolku. Tapi sayangnya aku tidak dapat berlama-lama menikmati kehangatan tangan Kia di kontolku karena dia benar-benar memberontak untuk turun dari pangkuanku. Ah..., dasar lonte kau Kia...
Pada jam 09:05-09:12 begitu terpuaskan pandanganku melihat Kia yang sedang mandi walau jarak antara aku dan dia sekitar 7 m. Begitu menggemaskan melihat belahan pepek mungilnya yang kadang sedikit merekah saat dia sedang mandi sambil bermain di dalam bak. Sambil ngocok di kamar mandi yang sengaja sedikit aku tutup pintunya, begitu puasnya aku menelusuri selangkangan Kia. Ah..., dasar lonte si Kia itu, begitu nikmatnya aku ngocok sambil memperhatikan tubuh bugilnya. Apalagi saat Kia membelakangi aku, langsung saja aku membuka pintu kamar mandiku dan sedikit berdiri di luar kamar mandi mengarahkan kontolku yang sedang aku kocok ke arahnya. Dan jujur aku sangat santai walaupun Kia membalikkan posisi tubuhnya ke arah aku, tapi aku tetap bertahan dalam posisi ngocok di depan pintu kamar mandiku. Esh..., lonte si Kia itu..., belahan pepeknya begitu sangat menggemaskan. Tapi dasar lonte pepek torok mertuaku..., begitu mengganggu sekali kehadiran mertuaku di dalam kamar mandi karena dia langsung datang menghampiri Kia yang saat itu memanggilnya dan kemudian dia menciduk air untuk ditampung di beberapa ember lainnya. Ya aku langsung saja memundurkan posisi tubuhku, masuk ke kamar mandi dengan sedikit menutup pintu kamar mandi sambil terus tanpa henti mengocoki kontolku. Ah..., pepeklah..., sambil mengintip dari celah pintu kamar mandiku, tatapan mataku begitu tertuju pada tubuh bugil Kia yang sedang mandi di kamar mandi ditemani oleh mertuaku. Esh..., lonte pepek torok..., indah juga bentuk tubuh Kia yang hampir berumur 4 tahun itu. 
Acara ngocokku sambil memandangi Kia yang sedang mandi menjadi buyar saat mertuaku menutup pintu kamar mandinya. Ah..., pepek lonte torok..., benar-benar tanggung acara ngocokku. Mau aku teruskan ngocokku sampai aku nembak mani, tapi sepertinya sayang karena keinginanku adalah nembak mani saat melihat Kia. Esh..., pepek lonte torok..., akhirnya aku keluar dari kamar mandi sambil mengarahkan kontolku yang masih aku kocok ke arah pintu kamar mandi mertuaku yang sudah tertutup itu dan kemudian aku masuk ke kamar ****.
Jujur saja saat itu aku gak tahu apakah aku akan mendapat suatu kesempatan atau tidak. Berulang kali aku keluar masuk dari kamar **** sambi ngocok dan berdiri di dapur rumahku mengarahkan kontolku yang sedang aku kocok ke arah pintu kamar mandi mertuaku yang masih dalam posisi tertutup. Beberapa kali sengaja aku berdiri ngocok di ruang tamu rumahku dengan pintu depan yang sengaja aku buka lebar. Dan sesaat setelah aku berdiri ngocok di ruang tamu, dari jendela kamar **** aku melihat ada cewek yang berjalan menuju rumah mertuaku. Aku langsung masuk ke kamar **** sambil memperhatikan siapa cewek yang datang itu. Karena tak kunjung keluar dari rumah mertuaku, akhirnya aku abaikan saja kehadiran cewek itu dan dari balik jendela kamar **** itu juga akhirnya aku tetap meneruskan acara ngocokku sambil menunggu kesempatan yang mungkin saja akan aku dapati. Walaupun aku agak ragu, mengingat saat itu hanya aku saja yang berada di dalam rumah. Jadi kecil kemungkinannya Kia dapat bermain di dalam rumahku. Ah..., teringat belahan pepek mungil Kia membuat kontolku sepertinya ingin nembak mani. Pepek lonte torok si Kia itu, begitu aku tahan saat itu agar aku tidak nembak mani.
Entahlah, saat itu aku hanya mempersiapkan HPku dalam mode merekam video dan selalu aku letak di sisiku walaupun aku tidak tahu apakah ada kesempatan yang mungkin saja akan datang padaku. Hingga akhirnya aku mendengar suara Kia dari dalam rumah mertuaku dan nampaknya dia akan keluar rumah. Sambil mempermainkan kontolku, sengaja aku masih berada di balik jendela untuk memastikan keberadaan Kia.
Ah..., lonte pepek torok..., Kia nampak keluar dari rumah mertuaku dan langsung menuju rumahku sambil memanggil **. Dan langsung saja sambil tetap dalam keadaan ngocok aku bergegas menuju ke luar pintu kamar **** sambil menghidupkan mode merekam video di HPku.
Sambil memanggil **, Kia masuk dan langsung aku keluar dari kamar **** dengan tangan yang terus saja mengocoki kontolku. Saat itu Kia agak terkejut melihat kontolku yang sedang aku kocok sekitar 40 cm dari wajahnya saat aku mendekati Kia dan mengatakan kalau ** sedang sekolah. Nampak Kia hendak berbalik arah untuk pulang ke rumah mertuaku dan akupun dengan sigap sambil tetap ngocok menawarkan Kia untuk memainkan permainan mobilan remote milik **.
Mendengar tawaranku, Kia mengurungkan niatnya untuk keluar dari rumahku sambil berjalan menghampiri meja tamu yang terdapat mainan mobil remote dan mengambilnya, sementara aku terus saja ngocok di samping bahkan di depan Kia tanpa menghiraukan posisi pintu rumahku yang terbuka lebar.
Jam 09:28 aku benar-benar ngocok di depan Kia yang sedang bermain mobil remote sambil mengajaknya ngobrol dan memujinya pandai memainkannya. Dan Kia nampaknya begitu santai mengikuti obrolanku sambil sesekali memandang ke arah kontolku yang aku kocok sekitar 40 cm di depannya saat aku masih dalam posisi berdiri.
Hal yang sangat memuaskan aku sehingga akhirnya membuat aku nembak mani adalah ketika aku dengan bertumpu pada lututku ngocok di depan Kia dan Kia tersenyum sambil mengarahkan ujung antena remote control itu ke kontolku yang sedang aku kocok. Esh..., pepek torok lonte si Kia itu..., nikmatnya sensasi kontolku nembak mani di depan Kia yang berjarak kurang dari 30 cm dari wajahnya. Dan Kia sesaat setelah melihat muncratan maniku keluar dari kontolku yang langsung melumuri tangan kananku dan sedikit berceceran di lantai, kemudian dia melanjutkan permainannya.
Akupun setelah nembak mani, langsung membersihkan tangan kananku dengan sempak dan bajuku walau tidak terlalu bersih sambil terus saja mengajak Kia ngobrol. Dan tak berapa lama kemudian, mungkin tidak sampai 5 menit setelah aku nembak mani, mertuaku datang ke rumahku sambil membawa makanan Kia dan menyulangi makannya. Ah..., pepek lonte torok..., secara tidak kentara aku sedikit menggeser posisi dudukku sambil membersihkan ceceran maniku yang berada di lantai dengan pura-pura mendudukinya. Di tanganku juga maniku belum kering yang membuat aku sedikit menyembuyikan tanganku saat aku dan mertuaku ngobrol. Dan setelah itu, kemudian mertuaku mengajak Kia pulang.
Belum sempat lagi aku mengeringkan sisa mani yang berada di tanganku, tiba-tiba Nilma keluar dari rumah mertuaku dan karena dia melihat aku, kemudian dia masuk ke rumahku.
Tak aku sangka, Nilma mengulurkan tangannya mengajak aku berjabat tangan. Ya sudah, tanganku yang masih lembab dan lengket karena belum terlalu kering maniku itu aku ulurkan juga untuk menjabat tangan si Nilma. Ah..., lonte benar-benar lonte si Nilma itu, tubuhnya makin montok aja. Pantatnya yang paling nampak perubahannya, esh...., bertambah montok. Dan seperti merupakan bonus dari Nilma, selain menjabat tanganku, si Nilma juga menciumnya. Iya, si Nilma menjabat tanganku sambil mencium tanganku yang masih lembab dan lengket karena belum terlalu kering maniku. Dasar lonte kau Nilma..., akhirnya menempel juga maniku itu di tangannya.
Makasih ya Kia dan Nilma..., kalian benar-benar lonte pepek torok yang selalu membuat terbakar birahiku.

Minggu, 30 Juli 2023

Mertua Minum Campuran Air Kencingku


Tanggal 30-07-2023, jam 12:54 ada suatu kepuasan di saat aku melihat mertuaku menghabiskan tetesan terakhir air jahenya yang sudah aku campur dengan air kencingku. Ah..., mertuaku yang selalu saja menggelitik birahiku.
Awalnya sekitar jam 11:23 aku masuk ke rumah mertuaku sesaat setelah aku melihat mertuaku pergi dengan menggunakan motor. Santai saja aku masuk dan langsung menuju kamar mandi. Niatku adalah mencari sempak bekas pakai mertuaku yang sering dia letakkan begitu saja di atas mesin cuci. Ah..., sebuah sempak merah jambu nampak menggulung di dalam mesin cuci yang langsung aku raih dan aku ciumi. Aku tahu sempak itu baru saja mertuaku pakai sebelum dia mandi. Ah..., gulungan sisi kanan dan kiri sempak itu menandakan kalau mertuaku membuka sempaknya dan langsung dia letak di mesin cuci tanpa dia lipat. 
Jujur aroma pesing bagian depan sempak mertuaku yang sangat menyengat langsung tercium olehku yang mewakili aroma pesing yang sebenarnya dari pepek mertuaku itu. Ah..., begitu terobsesinya aku dengan pepeknya... Gak masalah bagiku seandainya mertuaku itu minta dijilat pepeknya. Bahkan sambil aku jilati pepeknya mertuaku itu dia sekalian kencing juga gak papa. Esh..., pepek lonte torok...
Setelah aku puas menciumi sempak mertuaku, lalu aku keluar dari kamar mandi. Dan saat aku melewati meja makan, aku melihat sebuah gelas. Iseng aku menghentikan langkahku, kemudian menghampiri gelas tersebut dan ternyata gelas itu berisi racikan air jahe yang biasa mertuaku minum. Wah..., apakah selama ini mertuaku sudah jarang minum air jahe ya..., karena sudah beberapa kali aku dapati aroma pepek mertuaku yang diwakili oleh bagian depan sempaknya itu beraroma sangat pesing dan bahkan pernah sampai tercium olehku aroma amis yang bercampur pesing yang begitu sangat menyengat.
Setelah mengamati gelas tersebut, santai saja aku membuka tutup gelas dan menandai posisi gelasnya. Ah..., penuh semangat aku meraih gelas yang terasa hangat itu dan perlahan aku menurunkan bagian depan celana pendekku lalu aku kencing ke dalam gelas tersebut. Suara gemericik air kencingku yang masuk ke dalam gelas bercampur dengan air racikan jahe yang mertuaku buat itu membuat gejolak birahiku begitu membara. Jam 11:27 sesaat setelah selesai aku mencampurkan air kencingku dengan air yang ada di dalam gelas mertuaku, kemudian aku photo dengan maksud untuk mengetahui sebanyak apa mertuaku itu meminum minumannya yang telah bercampur dengan air kencingku, lalu aku pulang ke rumahku.
Saat aku mandi, aku mendengar mertuaku datang. Ah..., kontolku seperti memberontak ingin dikocok saat aku mendengar suara mertuaku itu. Tapi sengaja aku tahan untuk tidak ngocok. Dan pada jam 12:03 saat aku keluar dari kamar mandi, aku dapati mertuaku datang ke rumah dengan membawa gelasnya sambil merebahkan dirinya di lantai dan langsung saja aku meraih HPku untuk memphoto gelas yang dia bawa. Ah..., pepek torok..., lekuk tubuhnya itu lho... Pantatnya nampak menantang dan seperti minta dikentot dari belakang.
Secara sembunyi-sembunyi aku kembali memphoto gelas serta mertuaku untuk memastikan apakah memang gelas tersebut adalah gelas yang berisi campuran air kencingku atau tidak, dan juga sekalian memphoto tubuh mertuaku yang seperti menantang untuk dikentot.
Sambil pura-pura makan camilan, aku duduk di kursi di dekat kaki mertuaku yang otomatis dari posisiku itu dapat benar-benar menelusuri dari jarak dekat lekuk tubuh mertuaku, khususnya pantatnya yang montok itu. Sambil pura-pura main HP, aku memphoto tubuh mertuaku yang sedang rebahan di lantai. Ah..., pantatnya itu lho... Begitu banyak photo yang aku ambil dan mengarah ke pantat mertuaku. Pepek lonte torok..., sampai-sampai aku juga ikutan duduk di lantai di dekat pantat mertuaku sambil memphotonya. Posisi rebah mertuaku yang sedikit menelungkup nampak begitu menonjolkan bentuk montok pantatnya serta lekuk tubuhnya. Esh..., ingin sekali aku pendam dan kocok kontolku di dalam pepek mertuaku itu dari posisi belakang seperti posisi rebahan yang dia lakukan. Ada 9 photo pantat serta lekuk tubuh mertuaku yang aku ambil saat aku duduk di lantai, dan 19 photo pantat serta lekuk tubuh mertuaku saat aku pura-pura duduk di kursi di dekat kaki mertuaku, serta 5 photo kondisi gelas yang hampir habis dia minum. Esh..., benar-benar sangat menggodaku. Pantatnya itu lho..., walau hampir 62 tahun usianya (tanggal 21-11-1961), tapi masih begitu menantang bentuk tubuhnya dengan pantat yang begitu montok, selaras dengan lekuk tubuhnya.
Walau saat itu mertuaku bersama *****ku serta ** dan ***** yang sedang bermain dengan temannya di halaman depan rumah, tapi begitu aku sempat-sempatkan untuk terus saja menelusuri keindahan lekuk tubuh mertuaku. Bahkan aku kemudian masuk ke kamar **** sambil mengeluarkan kontolku dan memainkannya mengarah ke mertuaku. Karena gejolak birahiku semakin bergelora, aku kemudian masuk ke kamarku dan membuka pintu sambil kembali mempermainkan kontolku mengarah langsung ke kepala mertuaku dengan jarak sekitar 2 m. Esh..., sebenarnya aku sudah kepingin ngocok dan nembak mani, tapi aku benar-benar menahannya karena aku ingin ngocok sambil menikmati keindahan tubuh mertuaku melalui hasil photoku.
Kepuasanku seperti berada di puncaknya di saat mertuaku sekitar jam 13:00 pulang dan sepertinya sengaja menungguku untuk melihatnya. Iya, mertuaku sepertinya sengaja menungguku untuk melihat detik-detik di mana dia meneguk habis sisa air jahenya yang telah bercampur dengan air kencingku tepat di depan mataku. Ah..., pepek... pepek..., begitu puas aku melihatnya. Dan seluruh air kencingku yang telah aku campur dengan air jahenya benar-benar telah mertuaku habiskan.
Ah..., aku benar-benar menunggu saat di mana mertuaku itu dengan keadaan sadar memintaku untuk menjilati pepeknya dan memintaku untuk melesakkan kontolku ke dalam pepeknya. Esh..., gak akan bunting mertuaku itu seandainya setiap saat aku ngentot dan nembak mani di dalam pepeknya.

Rabu, 19 Juli 2023

Ngocok Di Belakang Mertua

Tanggal 19-07-2023, jam 09:03-09:07 aku ngocok di belakang mertuaku yang sedang asik masak di teras rumahnya. Awalnya aku ingin memperbaiki mesin air di rumah mertuaku dan beberapa kali aku keluar masuk untuk mengambil peralatan. Mungkin karena dulu mertuaku itu sudah pernah memergoki aku ngocok di rumahnya saat kami hanya berdua di rumah, membuat mertuaku sedikit curiga padaku. Ah..., pepek lonte torok...
Begitu nyata mertuaku itu setelah beberapa saat aku berada di dapur rumahnya, dia kemudian masuk dan nampak salah tingkah mendapati aku benar-benar sedang mengerjakan sesuatu di dapur rumahnya. Memang posisiku saat itu sedang berdiri dan aku tahu, saat mertuaku itu masuk ke dalam rumah, pandangan matanya langsung terarah ke bagian depan celanaku. Esh..., pepek torok kau mertuaku.
"Eh..., Ibu tadi mau ngambil apa ya...", kata mertuaku untuk menutupi kegrogiannya.
Dan memang benar, tak ada sesuatu bendapun yang dia bawa selain tangan kosong saat dia kembali ke teras untuk melanjutkan kegiatan memasaknya. Pepek pepek...
Dan akupun sebenarnya memang punya niat mau ngocok dan rencananya setelah aku selesai memperbaiki mesin airnya. Itulah alasannya kenapa aku berdiri sambil mengadon lem, selain memang benar-benar mengerjakan sesuatu, ya sekalian melihat kondisi yang ada.
Ah..., dasar pepek kau mertuaku..., kedatangan mertuaku yang sepertinya ingin memastikan aku sedang melakukan apa mungkin karena didasari dia pernah memergoki aku sedang berdiri ngocok mengarah ke dapur saat dia berada di sana, dan hal itu membuat aku sepertinya tertantang untuk melakukan hal yang sama. Sebenarnya aku hanya ingin ngocok di dapur, tapi karena aku merasa tertantang, sesaat setelah aku memperbaiki mesin air dan membuat kontolku ereksi, santai saja aku berjalan menuju pintu rumah mertuaku sambil memperhatikan mertuaku yang sedang masak. Esh..., lekuk tubuhnya itu lho...
Dengan sedikit memundurkan posisiku berdiri, perlahan aku menurunkan bagian depan celanaku sambil mengeluarkan kontolku. Dan santai saja aku ngocok sambil menelusuri setiap lekuk tubuh mertuaku yang sedang duduk memasak di lantai. Aku begitu nekat dengan tetap ngocok walaupun mertuaku itu terkadang sedikit menggeser posisi tubuh maupun menggerakkan kepalanya ke arah aku yang sedang ngocok kurang dari 3 m dari posisinya dengan suara hentakan tanganku yang begitu berisik mengocoki kontolku. Esh..., pepeklah..., nikmatnya...
Begitu aku nikmati muncratan maniku yang keluar dari kontolku yang aku tampung dengan tangan kiriku. Ah..., dasar pepek kau mertuaku..., sebenarnya kalaupun mertuaku itu curiga padaku, seharusnya dengan posisi ngocokku saat itu, dari ujung ekor mata kanannya sepertinya dia dapat melihat aku yang sedang berdiri ngocok dengan tatapan penuh birahi pada tubuhnya. Ah..., mertuaku...

Minggu, 16 Juli 2023

Gelitiki Pepek "Kia"

Tanggal 16-07-2023, jam 10:35 dua kali aku berusahan mencium bibir Kia tapi gagal. Dasar pepek lonte... Kia itu begitu jinak-jinak merpati. Walaupun dia tahu aku berusaha keras untuk dapat mencium bibirnya, tapi Kia tetap bertahan duduk di pangkuanku.
Sebenarnya Kia sudah 2 hari berada di M bersama Nilma dan beberapa keluarga mereka dari A S. Awalnya aku begitu tidak mengharapkan kehadiran Kia. Jujur aku takut terlalu jauh dalam menjadikan dirinya itu target ngocokku. Karena ada sesuatu di diri Kia yang begitu berbeda dari kebanyakan anak perempuan yang menjadi target ngocokku.
Pada Kia terkadang ada perlawanan dan terkadang dia seperti membiarkan. Dan egonya juga tinggi. Sesuatu hal yang dia tidak suka, dia bisa langsung pulang atau meninggalkan yang dia tidak sukai itu. Termasuk beberapa kejadian yang lalu, saat aku berusaha ngocok di depannya. Begitu melihat kontolku sudah berada di luar celanaku, langsung saja dia pergi pulang menghindar dariku, atau berlalu pergi bermain ke tempat lain. Ah..., Kia...
Dan saat itu sebenarnya situasi di rumah sangat ramai. Semua ada di rumah sambil menonton TV.  Kia awalnya menonton TV sambil tiduran di kursi dan tak lama kemudian dia pindah dan tiduran di samping **** di lantai. Aku tidak mempunyai banyak kesempatan, hingga akhirnya aku coba mengambil peruntungan di saat Kia duduk dan aku langsung menggendongnya lalu aku pangku, duduk di kursi. Beberapa kali aku menciumi rambut, leher serta tengkuk Kia. Nampak memang sebenarnya Kia kurang nyaman dengan sedikit menghindarkan kepalanya menjauh dari wajahku. Pun ada saat tertentu, Kia minta berdiri di atas penyangga tangan kursi sambil mendekatkan tubuhnya yaitu sekitar pepeknya di kepalaku. Ah..., jujur saja berulang kali aku mencoba mencium bibir Kia, tapi dia sepertinya sangat menolak dengan menyembunyikan dan memasukkan kedua bibirnya. Ah..., dasar lonte pepek torok. 
Aku juga tahu, Kia dapat merasakan denyut kontolku yang terhimpit oleh pantatnya dan Kia sangat santai mendapatkan denyut-denyut itu. Tapi ada satu hal yang membuat Kia tidak begitu santai selain aku mencoba mencium bibirnya adalah saat tanganku bermain di pepeknya. Entah karena geli atau merasakan apa, berulang kali tangan Kia menepis tanganku yang sedang bermain dan menggelitiki pepeknya.
Dalam posisi aku pangku, aku begitu leluasa merenggangkan kedua paha Kia dan jariku bermain, mengusap-usap serta menggelitiki dengan sedikit beringas di pepeknya. Kadang hanya kata "*****...", sambil Kia memandang wajahku disaat tanganku terlalu intens menggelitiki pepeknya. Bahkan tangannya kadang menepis tanganku saat usapan dan gelitik jariku di pepeknya mungkin terlalu kuat dia rasakan. Ah..., benar-benar lonte pepek torok si Kia itu.
Tapi ada hal yang dapat setidaknya mengobati kekecewaanku karena tidak dapat mencium bibir Kia yaitu saat aku masuk ke kamarku, Kia memanggilku karena ingin menunjukan sebuah permainan. Aku langsung saja mengajaknya masuk ke kamarku dan di depan matanya aku menurunkan bagian depan celana pendekku untuk mengeluarkan kontolku.
Saat Kia melihat kontolku, awalnya Kia sedikit menundukkan padangannya, tapi kemudian nampak Kia biasa saja dengan mendekatiku sambil memperlihatkan mainannya dengan posisi kontolku sudah yang keluar dari celana. Esh..., lonte pepek torok kau Kia...
Sayangnya aku tidak dapat berlama-lama menunjukkan kontolku pada Kia karena tiba-tiba aku lihat *****ku menyapu dan hendak melewati kamar. Dan benar saja, akupun dengan segera menutupi kontolku dengan ujung baju sambil pura-pura jongkok di depan Kia. Ah..., Kia...

Senin, 19 Juni 2023

Ngocok Di Belakang Mertua

Tanggal 18-06-2023, jam 11:58-12:02 aku ngocok di belakang mertua dengan jarak kurang dari 3 meter. Padahal saat itu mertuaku sedang duduk di lantai bersama *****ku. Saat itu mertuaku sedang membantu *****ku membuat hiasan untuk sekolah dan posisi mertuaku sedikit menyamping dari pintu kamarku.
Aku begitu salah tingkah dengan situasi seperti itu. Lagipula, ikatan rambut mertuaku yang melingkar di kepala kontolku terasa begitu menahan ereksi kontolku. Sampai akhirnya aku sudah tidak dapat menahan gejolak birahiku pada mertuaku.
Perlahan aku pura-pura masuk ke dalam kamarku sambil memperhatikan jarak antara mertuaku dengan *****ku, sambil aku memposisikan tubuhku. Karena sudah tepat dan memang benar-benar terarah langsung ke tubuh mertuaku, perlahan aku menurunkan bagian depan celana pendekku dan mengeluarkan kontolku.
Walau posisi yang sangat riskan, tapi aku begitu santai ngocok di samping mertuaku yang sibuk dengan kegiatan membantu *****ku. Bahkan aku tetap bertahan ngocok saat mertuaku memalingkan wajahnya karena berbicara dengan *****ku dan aku sangat yakin, seandainya mertuaku itu sedikit saja melirik ke arah kanan, pasti dia akan mendapati aku yang sedang ngocok penuh birahi mengarah ke tubuhnya. Ah..., pepek kau mertuaku, berkelonjotan penuh kenikmatan saat aku memuncratkan maniku. Dan setelah nembak mani, sambil menggenggam maniku kemudian aku masuk ke kamar mandi.

Minggu, 18 Juni 2023

Cium Bibir "Kia"

Tanggal 17-06-2023, pagi hari Nilma dan suaminya beserta Kia datang ke rumah mertuaku. Aku gak tahu maksud kedatangan mereka karena aku begitu bersemangat untuk menjadikan Kia sebagai target ngocokku. Ah..., begitu tak sabarnya aku menanti Kia untuk datang ke rumahku.
Hingga akhirnya pada malam harinya baru Kia datang. Suasana rumahku menjadi sedikit ramai karena Kia dan ** bermain di depan TV, sementara *****ku berada di rumah mertuaku sedang ngobrol dengan mereka. Saat itu aku benar-benar tidak mempunyai kesempatan untuk menjadikan Kia sebagai target ngocokku atau melakukan sesuatu apapun pada Kia. Sampai akhirnya, tiba-tiba ** meminta aku untuk menggendongnya. Melihat hal itu, Kia juga tidak mau mengalah untuk meminta aku menggendongnya juga. Ah..., saat itu aku merasa ada suatu kesempatan yang bisa aku lakukan terhadap Kia.
Jam 20:48 sambil mengajak Kia bermain bersama **, saat Kia aku gendong di depan dan menghadap ke aku, sengaja aku ajak bercanda sambil membawanya ke dapur. Karena kondisi sudah aman, di dapur rumahku begitu buasnya aku melumatkan bibirku ke bibir atas Kia. Ah..., dasar lonte..., Kia awalnya mencoba menghindar dari ciuman bibirku. Tapi karena aku melakukannya sambil mengajak Kia bercanda, Kia tidak dapat menolak ciuman bibirku. Dua kali aku mencium bibirnya. Posisi **** dan ***** yang sedang membeli minuman mineral membuat keleluasaan bagiku untuk melancarkan aksiku.
Apalagi saat aku membawa Kia ke dalam kamarku karena ** berada di kamar mandi. Sambil mengajaknya bercanda, aku angkat Kia dan aku rebahkan dia di atas ranjangku. Jam 21:03 dalam posisi telentang dan aku berada di atas tubuh Kia, kembali aku cium bibir Kia sebanyak 3 kali. Begitu aku hayati bagaimana bibirku itu melumatkan bibir Kia. Ah..., dasar lonte kau Kia..., kontolku terasa tak dapat aku ajak kompromi dan perlahan mulai menggeliat ereksi. 
Apalagi saat itu Kia hanya diam saja sambil menatap wajahku. Esh..., lonte pepek torok kau Kia..., entah apa yang ada di dalam benak Kia saat menerima ciuman bibirku. Tapi sayangnya setelah itu Kia meminta turun dari ranjang dan kembali bermain bersama ** yang baru keluar dari kamar mandi. Dan paginya Kia kembali ke A S. 

Kamis, 01 Juni 2023

Bugil Ngocok Di Depan "Novi"

Tanggal 01-06-2023, jam 05:55-06:03 aku bugil ngocok sampai nembak mani di depan Novi. Awalnya aku hanya iseng ingin bugil ngocok di teras rumah mertuaku. Terkadang, ada saja ide yang berada di benakku saat rumah mertuaku sedang kosong. Dan sengaja aku memarkirkan motorku di teras rumah mertuaku sebagai alasan aku bisa berlama-lama di sana. Lampu depan rumahku juga sudah aku matikan.
Disaat aku sudah berada di teras rumah mertuaku dan menurunkan celanaku hingga ke lututku, tiba-tiba aku dengar suara pintu pagar rumah Novi. Sambil menyembunyikan tubuhku yang hampir bugil di balik tirai teras, perlahan aku ngocok dan menunggu siapa yang membuka pintu pagar rumah si Novi itu.
Dasar lonte pepek torok..., rupanya si Novi yang keluar rumah. Begitu Novi menutup kembali pintu pagarnya, dia langsung berjalan membelakangi posisiku. Ah..., lonte kau Novi..., akupun dengan sigap menempatkan posisiku yang semula bersembunyi di balik tirai teras, menjadi berdiri di teras dan langsung ngocok mengiringi langkahnya menuju seberang jalan. Ah..., seandainya saat itu si Novi berbalik arah, pasti dia akan jelas melihat aku sedang ngocok dengan celana yang sudah melorot sampai dengan lututku. Apalagi saat itu hari sudah mulai terang. Dasar pepek pantat torok kau Novi..., jadi tanggung acara ngocokku.
Sampai dengan beberapa saat aku masih ngocok di teras rumah mertuaku sambil menunggu Novi kembali ke rumahnya. Dan setelah aku mempertimbangkan resiko, dimana akan sangat jelas nampak posisiku ngocok seandainya Novi berjalan pulang ke rumahnya, akhirnya aku membuka pintu rumah mertuaku dan masuk sambil mematikan lampu ruangan.
Aku tahu, walaupun lampu ruangan sudah aku matikan, tapi bias pagi yang mulai beranjak terang membuat posisiku saat itu tidak begitu tersamarkan. Ah..., pepek lonte pantat torok lah kau Novi..., aku sepertinya tertantang untuk tetap melanjutkan niatku ngocok seandainya Novi pulang ke rumahnya. 
Dan benar saja, tak berapa lama kemudian nampak Novi akan berjalan menyeberang jalan menuju kembali ke rumahnya. Melihat hal itu aku yang saat itu sedang duduk ngocok dengan celana yang berada di kakiku, langsung bangkit menyongsong Novi. Langkah kaki Novi yang berjalan begitu santai membuat aku begitu menikmati hentakan tanganku di kontolku.
Saat itu aku berdiri hanya sekitar 2 meter dari pintu depan rumah mertuaku. Sambil ngocok memperhatikan Novi yang perlahan mulai mendekat ke rumahnya, aku begitu tertantang untuk melepaskan celanaku yang masih berada di kakiku. Saat itu posisi Novi sudah setengah perjalanan menuju rumahnya, dan aku langsung melepas celanaku. Begitu cepatnya tanganku mengocoki kontolku. Suara hentakannya terdengar begitu jelas. 
Aku biarkan celanaku itu tergeletak begitu saja di lantai dan aku semakin mendekat ke pintu depan rumah mertuaku. Jujur, aku sadar cahaya pagi bener-benar tidak dapat menyamarkan posisi tubuh bugilku yang sedang ngocok mengarah ke Novi, tapi malah semakin membuat adrenaline ku seperti terpicu.
Aku juga tahu, Novi sedikit melirik ke arah aku saat dia sudah mulai sampai ke pintu gerbang rumahnya yang hanya berjarak sekitar 7 m dari posisiku. Apalagi saat si Novi sampai di depan pintu gerbang rumahnya, ketika dia berhenti untuk membuka pintu gerbangnya, nampak Novi benar-benar mengarahkan wajah dan pandangannya ke arah aku yang saat itu semakin cepat mengocoki kontolku. 
Di depan Novi, aku yang dalam keadaan bugil ngocok berkelonjoton penuh kenikmatan saat puncak kenikmatan birahiku tak dapat aku bendung. Tangan kiriku meremas kepala kontolku sambil menahan muncratan maniku disertai kelonjotan hebat yang aku rasakan disaat Novi memandang ke arah aku. Ah..., lonte pepek torok kau Novi..., tak aku perdulikan apakah si Novi itu benar-benar jelas melihat aku sedang ngocok atau tidak. Lonte pepek torok kau Novi...
Dan aku perhatikan sampai sore hari, Novi tidak keluar dari rumahnya. Dasar pepek torok lonte...

Kamis, 04 Mei 2023

Nilma Kembali Ke A S -*-

Tanggal 03-05-2023, jam 23:30 saat Nilma dan suaminya bersama Kia kembali ke A S. Ah..., aku begitu merutuki kepulangan mereka. Masih banyak sebenarnya sensasi yang ingin aku lakukan pada Kia maupun Nilma. Lonte pepek torok kau Nilma..., lekuk tubuhnya terutama pantatnya begitu menggoda aku. Begitu juga dengan Kia yang seperti jinak-jinak merpati saat aku benar-benar ngocok di depannya maupun saat aku mencium bibirnya.
Atau bisa jadi karena sedikitnya waktu yang bisa aku manfaatkan bersama Kia, makanya Kia belum bisa menikmati dan terbiasa melihat kontolku yang sedang aku kocok di depannya. Lain halnya dengan Raisa, Ica dan Dila yang bisa berjam-jam bersama aku yang membuat mereka terbiasa melihat kontolku dan terbiasa melihat aku ngocok. Bahkan mereka juga begitu senang hati memegang dan bermain dengan kontolku. Ah..., Kia..., seandainya dia itu bisa seperti Raisa, Ica dan Dila, mungkin saja aku gak perlu mencuri-curi kesempatan untuk ngocok dan mencium bibirnya. Mungkin saja Kia akan dengan gembira memegang sambil mengocoki kontolku seperti halnya dengan Raisa, Ica dan Dila. Ah..., ya sudah lah..., Kia sudah kembali ke A S...

Jumat, 21 April 2023

Ngobrol Sambil Ngocok Di Depan "Kia"

Tanggal 21-04-2023, jam 11:17 santai saja aku menggesekkan kontolku di bagian kiri wajah Kia yang sedang duduk bermain HP Nilma di sampingku. Walau pada saat itu di rumahku ada ** yang sedang menonton TV bersama b*** yang datang dari A S, dan ***** serta **** sedang berada di kamar, tapi karena ada kesempatan, ya aku pergunakan dengan sebaiknya.
Dari posisi duduk, perlahan aku mencoba menurunkan bagian depan celana pendekku untuk mengeluarkan kontolku. Tapi karena sulit, akhirnya aku berdiri sambil mengeluarkan kontolku di depan Kia. Mungkin Kia terlalu asik dalam permainan di HPnya yang membuat dia tidak menyadari kalau kontolku sudah berada sekitar 30 cm dari wajahnya. Dengan sangat santai aku menggesekkan dan menekan kontolku di bagian kiri wajah Kia. Ah..., dasar lonte..., Kia hanya diam saja dan membuat birahiku begitu terbakar. Tapi sayangnya, karena situasi tidak memungkinkan, aku tidak dapat melanjutkan aksiku terlalu lama dan hanya bisa menikmati denyut birahi pada kontolku, duduk di samping Kia yang tak berapa lama kemudian pulang ke rumahnya. Ah..., dasar lonte pepek torok...
Tapi kemudian aku seperti mendapat suatu kesempatan lagi saat aku di kamar mandi mendengar Kia sedang dimarahi oleh Nilma karena terus bermain HP. Sayup aku mendengar suara Kia yang sedang terisak menangis. Akupun kemudian pura-pura berdiri di depan pintu rumahku dan mendapati Kia yang sedang menangis di teras rumah mertuaku. Dari pintu rumahku sengaja aku seperti membujuk Kia yang sedang menangis.
Sengaja aku sedikit mengeraskan suaraku, agar Nilma mendengar suaraku, saat aku membujuk Kia untuk berhenti menangis sambil aku menghampiri Kia lalu menggendongnya dan membawanya masuk ke rumahku. Begitu sampai di rumahku, Kia langsung aku pangku. Beberapa kali aku mencoba untuk mencari kesempatan untuk dapat mencium bibir Kia. Aku tahu b*** yang sedang menonton TV terkadang melihat ke arah aku yang berusaha terus mencium bibir Kia, tapi mungkin dia kira aku sedang bermain dengan Kia, b*** sepertinya tidak begitu menghiraukan gerak-gerikku. Sampai akhirnya saat Kia sudah aku pangku dengan menghadapkan tubuhnya ke arah tubuhku, barulah aku mendapat kesempatan mencium bibirnya.
Saat itu jam menunjukkan pukul 11:26, saat Kia yang masih terisak menangis dipangkuanku secara perlahan aku angkat dan aku rubah posisinya menjadi menghadap ke arah aku. Sambil pura-pura membujuk Kia, perlahan wajahku semakin mendekat ke wajah Kia. Awalnya Kia memundurkan wajahnya menghindar dari ciumanku sambil memperhatikan bibirku. Tapi kemudian, secara perlahan aku kembali mendekatkan wajahku ke wajahnya dan secara perlahan melumatkan bibirku ke bibir Kia. Sambil terisak Kia menerima ciuman bibirku. Dan setelah itu, Kia bangkit sambil merubah posisi kakinya seperti kaki bersimpuh duduk di atas pangkuanku. Dalam keadaan seperti itupun aku tetap menciumi tengkuk serta leher Kia sambil melihat ke arah ** dan b*** yang masih tetap asik menonton TV. 
Begitu beringasnya aku menciumi tengkuk serta leher Kia dan kemudian aku kembali merubah posisi duduk Kia agar kembali berhadapan denganku. Dasar lonte pepek torok si Kia itu.., pada jam 11:27 begitu aku nikmati saat bibirku bersarang di bibir Kia. Ah..., lonte pepek torok kau Kia, nikmatnya...
Sesaat setelah aku melepaskan pagutan bibirku di bibir Kia, dia langsung minta turun dari pangkuanku. Saat itu aku pikir dia akan pulang. Tapi rupanya Kia tertarik pada mainan kereta api yang tidak dimainkan oleh ** dan b*** karena mereka sedang asik menonton TV. Sambil berjongkok membelakangi aku, Kia nampak memainkan permainan kereta api itu.
"Main apa Kia...", kataku berbasa-basi karena saat itu aku sudah mempunyai rencana yang akan aku lakukan pada Kia karena pintu kamarku dalam posisi terbuka.
"Di sini mainnya...", kataku lagi sambil beranjak dari tempat dudukku dan menggeser rel serta mainan kereta api tersebut lebih mendekat ke depan pintu kamarku.
Kia membiarkan aku menggeser mainannya sambil memberitahukan aku ini dan itu tentang permainannya yang sejujurnya tidak aku hiraukan sama sekali karena setelah itu aku langsung menempatkan posisiku di pintu kamarku.
Dengan bertumpu pada lututku, di depan Kia yang mengajakku ngobrol tentang permainan kereta apinya, santai saja aku menurunkan bagian depan celanaku dan mengeluarkan kontolku. Saat itu Kia benar-benar menyaksikan apa yang aku lakukan di depannya. Sempat juga Kia nampak tertegun saat melihat kontolku yang berada di luar celanaku yang belum aku kocok itu. Dan untuk menetralkan suasana, sambil memperhatikan ** dan b*** yang masih asik menonton TV, kemudian aku mengajak Kia sedikit bercanda sambil lebih mendekatkan mainan kereta api itu lebih mendekat ke pintu kamarku.
Jelas sekali pandangan mata Kia tertuju pada kontolku yang perlahan mulai aku kocok di depannya dengan jarak kurang dari 50 cm. Entahlah apakah Kia mulai mengerti kalau saat itu aku sedang ngocok, tapi secara perlahan Kia kembali menarik kereta api beserta relnya sedikit menjauh dari pintu kamarku.
Sambil aku ajak ngobrol dan sedikit bercanda, dengan tangan kananku yang masih mengocoki kontolku, perlahan tangan kiriku menarik kembali kereta api tersebut ke depan pintu kamarku yang membuat Kia juga menggeser posisinya kembali di depan pintu kamarku. Begitu jelas dan nyata pandangan mata Kia menyaksikan bagaimana tanganku dari gerakan lambat hingga gerakan cepat mengocoki kontolku dengan jarak sekitar 50 cm dari dirinya.
Ah..., dasar lonte pepek torok kau Kia..., dari jam 11:40-11:43 aku ngocok sampai nembak mani di depan Kia. Dan saat aku memuncratkan mani yang aku tahan dengan tangan kiriku, Kia nampak sedikit menunduk. Ah..., pepek lonte torok kau Kia...
Setelah berkelonjotan penuh nikmat di depan Kia sambil menampung maniku dengan tangan kiriku, kemudian aku bangkit dan ke kamar mandi untuk membersihkan maniku. Dan tak lama setelah aku keluar dari kamar mandi, kemudian Kia pulang ke rumahnya. Dasar pepek torok lonte kau Kia...

Minggu, 09 April 2023

Pesingnya Bau Pepek "Nilma"

Seperti menemukan harta karun, begitu senangnya aku saat menemukan sempak Nilma yang sepertinya sengaja dia sembunyikan di dalam lipatan baju dasternya yang dia letak di dalam mesin cuci. Karena awalnya aku sama sekali tidak mengetahui kalau sempak Nilma itu berada di dalam mesin cuci. Setelah keberangkatan Nilma dan suaminya ke A S, otomatis rumah mertuaku kosong karena mertuaku juga pergi ke sana. Beberapa kali aku menghampiri mesin cuci dan mencoba mencari sempak Nilma, tapi tak ketemu juga. Padahal di sana ada baju daster bekas yang dia pakai. Ah..., dasar lonte pepek torok si Nilma itu, apakah dia gak memakai sempak saat berada di rumah? 
Sampai akhirnya tanggal 04-04-2023, aku tidur di rumah mertuaku dengan alasan untuk menjaga rumah dan aku punya niat untuk ngocok sambil membuka pintu belakang. Sambil berbugil ria di dalam rumah mertuaku, di atas ranjang aku ngocok menghayalkan seandainya mertuaku dan Nilma aku ajak ngentot secara bergilir. Ah..., pepek lonte torok... Kemudian aku keluar dari kamar dan menuju pintu belakang. Tapi akhirnya aku urungkan niatku untuk membuka pintunya karena posisi pintu sengaja dihalangi oleh kursi dan beberapa barang lainnya dan akan sangat sulit untuk menempatkan kembali ke posisi semula seandainya aku memaksakan untuk membukanya. Dan karena rasa penasaranku, tentang sempak Nilma, akhirnya sambil menghidupkan mode merekam video pada HPku, aku kembali menghampiri mesin cuci. 
Sambil tangan kananku memegang HP yang sedang merekam video, tangan kiriku kembali membuka tumpukan pakaian yang ada di dalam mesin cuci. Tak banyak tumpukan pakaian dalam mesin cuci itu, tak lebih dari 5 atau 6 potong pakaian yang terdiri dari pakaian suami Nilma, pakaian Kia dan pakaian Nilma sendiri. 
Dan akhirnya, seperti mendapatkan harta terpendam, aku mendapati sempak Nilma yang dia sembunyikan di lipatan baju dasternya. Ah..., dasar lonte pepek torok..., padahal sudah berulang kali aku mencarinya. Dan aku gak menyangka bahwa sempaknya itu dia sembunyikan disitu. 
Lonte lonte..., jujur saja saat aku mengambil sempak Nilma dan mengangkatnya keluar dari dalam mesin cuci, aroma pesing begitu kuat tercium olehku. Padahal sebelumnya tak sedikitpun tercium olehku aroma pesing di dalam mesin cuci itu. Dan baru mulai tercium olehku aroma pesing itu saat aku membuka lipatan baju daster dimana sempak Nilma itu dia sembunyikan. 
Bahkan aroma pesing itu begitu kuat tercium olehku saat aku mengeluarkan sempak Nilma dari masin cuci. Lonte pepek torok..., begitu luar biasanya aroma pesing yang berasal dari sempak Nilma itu. Dalam jarak sekitar 20 sampai 30 cm saat aku membalikkan posisi bagian depan sempak Nilma yang menutupi dan bersentuhan langsung dengan pepeknya, terasa semakin bertambah menyengat aroma pesingnya. Ah..., dasar lonte pepek torok kau Nilma...
Dari jam 22:51-22:54 aku menciumi sempak si Nilma dengan begitu penuh semangat. Begitu aku resapi aroma pesing di bagian depan sempak Nilma yang menutupi dan benar-benar bersentuhan langsung dengan pepeknya. Ah..., dasar lonte pepek torok..., aku sangat yakin aroma pesing dari sempaknya itu sepertinya mewakili aroma sebenarnya dari pepek si Nilma. Karena saat aku mencium bagian belakang sempak Nilma yang menyentuh langsung pantatnya, aroma pesing itu sangat berkurang, bahkan lebih condong ke aroma lembab. Fuih..., 100 % bau pesing itu benar-benar berasal dari bagian depan sempak Nilma yang bersentuhan langsung dengan pepeknya. Luar biasa sangat pesing aromanya. Bahkan sangat tercium aroma pesingnya itu dari jarak sekitar 30 cm. 
Setelah puas menciumi bagian depan sempak Nilma, perlahan sambil membawa sempaknya, aku keluar dari kamar mandi dan merebahkan diriku di kursi di depan TV. Awalnya aku berencana ingin merekam secara utuh tubuh bugilku yang sedang ngocok sambil mencium sempak Nilma. Tapi karena di depan TV ada motor dan aku tidak dapat menempatkan posisi HPku secara sempurna, akhirnya sambil meletakkan sempak Nilma di wajahku dan menempatkan bagian depan sempak Nilma yang bersentuhan langsung dengan pepeknya di hidungku, kemudian aku ngocok sambil membayangkan pepek Nilma yang aku yakin sangat beraroma pesing itu. Ah..., dasar lonte pepek torok kau Nilma..., salut untuk suamimu yang begitu tahan dengan aroma pesing pepekmu. 
Dari jam 22:54-22:57 aku ngocok dan benar-benar begitu menghayalkan bagaimana pesingnya pepek si Nilma itu hingga aku nembak mani. Ah..., dasar lonte pepek torok kau Nilma. Dari aroma yang berasal dari sempak Nilma, bisa aku bayangkan bahwa lebih bersih pantat Nilma di bandingkan dengan pepeknya. Karena dari ukuran sempak Nilma dapat aku pastikan bahwa sempaknya itu sangat ketat dia pakai di tubuhnya. Jadi seandainya pantat Nilma kurang bersih, pasti aroma seperti WC akan tercium juga di bagian belakang sempaknya yang menutupi pantatnya. Ah..., hanya sedikit aroma pesing dan aroma lembab yang tercium pada bagian belakang sempak Nilma yang bersentuhan langsung dengan pantatnya. Dan sangat luar biasa aroma pesing yang berasal dari bagian depan sempak Nilma yang bersentuhan langsung dengan pepeknya. Ah..., dasar pepek lonte kau Nilma... 
Tanggal 08-04-2023, jam 09:01 aku kembali mencium sempak Nilma dan masih mendapati aroma yang sama pesingnya seperti hari yang lalu. Dan aku kembali mencium sempaknya pada jam 09:58-09-59. Dasar lonte kau Nilma, aroma pesing pepekmu membuat aku ketagihan untuk selalu menciuminya dan menghayalkan pepekmu. 
Tanggal 09-04-2023, dari jam 08:18-08:19 aku kembali mencium sempak Nilma dan masih juga mendapati aroma pesingnya tidak berubah. Ah..., benar-benar lonte kau Nilma, luar biasa pesingnya aroma pepekmu. Dan pada jam 08:20-08:21 aku memphoto sempak Nilma untuk aku jadikan gambar profilku. Kemudian pada jam 08:23 sebelum aku meletakkan kembali sempaknya ke dalam mesin cuci, aku mencium sempak Nilma lagi. Ah..., dasar lonte. Pesing pepek si Nilma membuatku begitu ketagihan untuk menghirup dan menghayatinya. 
Bahkan pada jam 08:43-08:45 seperti tak merasa puas, aku kembali menciumi sempak si Nilma yang sangat luar biasa pesingnya itu sambil memberi komentar dalam videoku. Oh ya..., selama aku menciumi sempak Nilma, semuanya terdokumentasi melalui rekaman videoku. Photo profil yang aku pakai adalah sempak Nilma yang aku ciumi dengan penuh hayalan pada pepeknya yang luar biasa pesingnya itu. 
Ah Nilma... 

Senin, 27 Maret 2023

Gagal Ngocok Di Depan "Kia"

Tanggal 27-03-2023, jam 11:31 begitu melihat kontolku yang sedang aku kocok di depannya, Kia langsung menghindar dan keluar dari rumahku. Padahal saat itu dia sedang asik berjoget mengikuti irama lagu yang berasal dari youtube TVku. Dasar lonte pepek torok, sepertinya Kia tahu kalau saat itu aku sedang ngocok. 
Padahal, begitu sulitnya aku mendapatkan kesempatan untuk dapat ngocok di depan Kia. Dan saat ada kesempatan, langsung saja aku berjalan mendekati Kia yang sedang berjoget mengikuti irama lagu. Di samping Kia aku ngocok dan Kia tidak menyadarinya. Hal itu membuat aku kemudian menggeser posisiku dan benar-benar berdiri di depan Kia dengan kontol yang sedang aku kocok. 
Begitu Kia melihat kontolku yang sedang aku kocok di depannya, kemudian Kia berlari menghindar dan keluar dari rumahku. Ah..., lonte pepek torok kau Kia. 

Jumat, 24 Maret 2023

Santai Ngocok Di Depan "Kia"

Tanggal 24-03-2023, jam 10:48 dengan begitu santainya aku ngocok di depan Kia yang sedang menonton TV di rumahku. Awalnya aku begitu kesulitan untuk menjadikan Kia sebagai target ngocokku. Sudah beberapa strategi aku lakukan, tapi sepertinya Kia mempunyai celah untuk dapat menghindar dariku.
Akhirnya aku harus mengalah dan mengambil kesempatan dengan mengabaikan kebiasaanku mendokumentasikan melalui rekaman video saat aku ngocok di depan Kia. Walau sangat disayangkan karena tidak dapat merekam video ngocokku di depan Kia, tapi hanya dengan trik itulah aku bisa dengan santai ngocok di depannya.
Saat itu **** sedang tidur di kamarnya, sementara ** dan Kia sedang menonton TV. Beberapa kali aku mencoba agar aku lebih mendekatkan posisiku dengan Kia, tapi tak berhasil karena begitu dekatnya ** dan Kia saat menonton TV. Dan akhirnya aku membiarkan ** untuk meminjam HPku dan kemudian asik sendiri, sementara Kia juga terfokus menonton TV. Beberapa kali juga aku mencoba untuk menjauhkan Kia dari **, tapi tak berhasil juga.
Akhirnya aku masuk ke kamarku sambil merebahkan tubuhku dan mempermainkan kontolku. Tapi ** dan Kia masuk ke kamar juga, dan menurutkku tak akan ada kesempatanku untuk ngocok di depan Kia kalau mereka berdua berada di dalam kamar bersamaku. Sambil menyuruh ** keluar kamar, aku menurunkan bagian depan celana pendekku dan mengeluarkan kontolku sambil berdiri di depan Kia.
Sayangnya Kia tidak begitu memperhatikan kontolku dan mereka berpindah ke kamar ****. Akhirnya aku menyusul mereka sambil aku menyuruh mereka untuk keluar dari kamar dan menutup pintu kamar ****. Mereka berdua kembali menonton TV dengan ** yang asik dengan games yang ada di HPku. Ah..., aku sempat berpikir tak akan ada kesempatanku untuk menjadikan Kia sebagai target ngocokku. Apalagi, saat itu mereka berdua duduk di kursi panjang, dan ** yang aku suruh pindah duduknya tetap saja diikuti oleh Kia.
Aku kembali masuk ke kamar sambil terus saja mempermainkan kontolku. Saat itu ** dan Kia duduk dalam satu kursi yang sama. Hanya saja ** begitu asik dengan gamesnya, sementara Kia terkadang memperhatikan ** dan lebih banyak melihat ke arah TV.
Hal itu memberi suatu kesempatan bagiku. Dengan kontol yang aku tutupi dengan ujung bajuku, perlahan tapi pasti aku berjalan mendekati mereka sambil memastikan ** benar-benar terfokus dengan gamesnya.
Beberapa saat aku berdiri di samping Kia sambil terus saja memastikan situasi yang ada. Karena aku rasa sudah aman, perlahan aku mulai menyingkapkan bajuku yang menutupi kontolku dan dengan santai aku ngocok di samping Kia dengan jarak kurang dari 30 cm.
Kia yang awalnya sedang menonton TV, akhirnya menyadari gerakan-gerakan di sampingnya dan memalingkan wajahnya yang membuat wajahnya lebih mendekat ke kontolku yang sedang aku kocok.
"Apa..., kenapa...", kata Kia padaku sambil melihat ke kontolku yang sedang aku kocok sekitar 10 cm di depan wajahnya.
Akupun begitu santai ngocok di depan wajah Kia yang menatap langsung ke arah kontolku sambil menjawab pertanyaannya dengan mengatakan, "gak papa...".
Sampai akhirnya aku nembak mani. Dan untuk menghindari gerakan yang dapat menarik perhatian ** yang sedang asik main games di samping Kia, akhirnya aku berkelonjotan penuh kenikmatan dengan cara berjongkok. Di depan Kia, penuh kenikmatan aku menahan agar maniku tidak muncrat dan berceceran di lantai.
Ah..., belepotan mani celanaku. Akupun setelah itu langsung mandi dan mencuci celanaku. Kia..., Kia... 

Jumat, 03 Maret 2023

Kontolku Nempel Di Wajah "Kia"

Tanggal 03-03-2023, jam 14:18 aku benar-benar menempelkan kontolku di wajah Kia. Memang kesempatan untuk menjadikan Kia sebagai target ngocokku terasa begitu sulit bagiku. Selain Nilma yang begitu membatasi Kia untuk bermain di rumahku, Kia sendiripun sepertinya begitu menghindar saat aku peluk dan saat akan aku cium bibirnya.
Setiap kesempatan selalu saja aku usahakan semaksimal mungkin agar Kia bisa menjadi target ngocokku. Ah..., memang Kia seperti jinak-jinak merpati. Dan aku harus benar-benar tepat dalam memanfaatkan situasi yang ada.
Sampai pada akhirnya, Kia masuk dan bermain bersama **. Mereka berlarian dan kadang masuk ke dalam kamar. Aku juga beberapa kali mencoba mencari kesempatan tapi tidak berhasil juga. Dan harus aku akui kesempatan untuk menjadikan Kia sebagai target ngocokku tidak akan berhasil.
Hingga akhirnya, aku punya ide lain. Saat ** sedang bermain di atas ranjang, kemudian dia aku suruh turun dan aku minta untuk keluar kamar. Begitu ** turun dan keluar kamar, akupun dengan cepat menurunkan bagian depan celanaku sambil mengeluarkan kontolku.
Kia yang saat itu berdiri di samping ranjang dan hendak ikut keluar kamar kemudian aku dekati. Dengan tangan kiriku aku memegang kepala Kia sambil terus menyodorkan kontolku dan aku tempel serta aku gesek-gesekkan ke wajah Kia.
Ya wajar saja saat itu Kia meronta karena wajahnya aku gesek-gesek dengan kontolku. Setelah aku melepaskan kontolku yang menempel di wajahnya, kemudian Kia berlari dan kembali melanjutkan acara bermainnya di ruang TV. 

Kamis, 23 Februari 2023

Ngocok Di Depan Wajah "Kia"

Tanggal 23-02-2023, jam 13:21 aku benar-benar tidak memberi kesempatan pada Kia untuk dapat menghindar dari kontolku yang sedang aku kocok sekitar 10 cm hingga 20 cm di depan wajahnya.
Kesempatan yang begitu sangat beresiko, karena saat itu sebenarnya aku sudah bersiap-siap menjemput **** yang akan pulang sekolah, sementara ** sedang rebahan di kursi sambil menonton TV dan *****ku sedang berada di kamar dengan posisi pintu yang sedikit terbuka.
Awalnya aku sedikit ragu dengan situasi yang tidak begitu nyaman bagiku. Tapi saat aku melihat Kia berdiri di samping ** yang sedang rebahan menonton TV membuat aku jadi serba salah. Sangat disayangkan seandainya aku menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Ah..., Kia juga nampak begitu asik menonton TV.
Akhirnya aku masuk ke kamar **** untuk membuka resleting celanaku serta menurunkan sempakku sambil mengeluarkan kontolku dan kembali aku berjalan keluar kamar. Sambil aku raih HPku dan menghidupkan mode merekam Video, aku mendekati Kia dengan kontol yang sudah berada diluar celanaku. Tangan kiriku memegang HP yang sedang merekam dan dengan santai aku menempelkan kontolku di pipi kiri Kia. Kemudian setelah itu aku masuk ke kamar **** lagi untuk melihat situasi yang ada.
Lalu sambil ngocok aku berjalan mendekati Kia dan setelah aku berada di samping Kia, aku menghentikan kocokan tangan kananku di kontolku karena rencananya aku akan memegang kepala Kia untuk mengajaknya menjauh dari ** yang sedang menonton TV.
Kia yang sedang asik menonton hanya menurut saja saat tanganku memegang kepalanya sambil sedikit memutarnya untuk mengajaknya menjauh dari **. Dan begitu aku melepaskan tanganku dari kepala Kia, langsung saja aku meneruskan acara ngocokku. Ah..., lonte pepek torok kau Kia..., begitu jelasnya pandangan mata Kia mengarah ke kontolku yang sedang aku kocok sekitar 10 cm dari wajahnya. Kia nampak sedikit gugup sambil bertanya padaku dan pandangan matanya begitu jelas memperhatikan kontolku yang sedang aku kocok tepat di depannya.
"Heh..., heh..., apa..., apa..., hah..., ada apa...", kata Kia padaku dengan wajah dan pandangannya mengarah sekitar 10 cm dari kontolku.
"Gak papa...", jawabku sambil lebih mempercepat kocokan tanganku di kontolku di depan Kia.
Jujur saja, aku benar-benar mempertontonkan pada Kia bagaimana kontolku itu aku kocok di depannya. Dan aku benar-benar tidak memberi kesempatan pada Kia untuk dapat memalingkan wajahnya dari kontolku yang sedang aku kocok dengan tetap berdiri di depan Kia yang sedang berusaha kembali untuk menonton TV.
Hingga akhirnya aku nembak mani tepat di samping Kia yang berjalan melewati aku dan Kia langsung kembali berdiri di samping **, sementara aku berkelonjotan penuh kenikmatan sambil menahan agar maniku tidak muncrat berceceran di lantai. Ah..., nikmatnya.
Agar tidak terlalu kentara, sesaat setelah aku nembak mani, lalu aku pergi menjemput ****, dengan mengajak Kia dan ** walau Nilma awalnya tidak mengijinkannya. Saat Kia naik ke motor dan berdiri di depanku, masih sempat juga aku menggesekkan bagian depan celanaku ke tubuh Kia yang akhirnya aku sadari setelah kami pulang menjemput **** ternyata bagian depan celanaku itu sudah belepotan dengan maniku dan mungkin saja menempel di bagian belakang baju Kia.
Ah Kia...








Selasa, 21 Februari 2023

Santai Ngocok Di Depan "Kia"

Tanggal 21-02-2023, jam 09:44-09:46 terasa begitu bebasnya aku mengekspresikan birahiku di depan Kia. Ya jujur saja, terkadang aku begitu bersemangat menunggu kehadiran Kia untuk bermain di rumahku dengan tujuan menjadikannya sebagai target ngocokku. Tapi sepertinya Nilma sangat membatasi Kia untuk bermain di rumahku. Akupun menyadari hal itu dan membuat aku menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk menjadikan Kia sebagai target ngocokku saat dia datang ke rumahku.
Saat itu aku mendengar suara Kia yang sepertinya hendak datang ke rumahku dan dengan segera aku masuk ke kamar **** sambil menyembunyikan tubuhku. Santai saja aku mengeluarkan kontolku dan secara perlahan aku ngocok setelah kontolku mulai ereksi.
Sambil ngocok berjalan, lalu aku raih HPku dan menghidupkan mode merekam video. Bertepatan aku sudah sampai di pintu kamar, Kia yang tadinya bersama ** sedang nonton TV, nampak berjalan hendak pulang karena sepertinya mereka sedang bertengkar dan secara nyata Kia menyaksikan kontolku yang sedang aku kocok saat dia hendak melewati pintu kamar ****. Tampak jelas wajah serta pandangan mata Kia tertuju pada kontolku, dan kemudian dia memalingkan pandangan matanya ke wajahku serta berhenti tepat di depanku sambil mengadukan ** padaku.
Sambil tetap ngocok aku mendengar pengaduan Kia yang berada sekitar 1 m di depanku dan kemudian secara perlahan aku menutupi kontolku karena aku lihat ** juga menghampiriku untuk mempertahankan pendapatnya.
Gak lama sih, karena ** langsung aku suruh kembali menonton TV dan Kia pun masih bertahan tetap berdiri di depan pintu kamar karena mendapat pembelaanku. Dan begitu ** melangkah kembali menonton TV, aku langsung melanjutkan acara ngocokku di depan Kia. Sekilas Kia melihat ke kontolku yang saat itu sedang aku kocok di depannya, lalu dia memalingkan wajahnya ke arah TV sambil mengatakan sesuatu pada **. Hal itu membuat ** hendak menghampiriku dan akupun langsung tanggap dengan menyuruh ** untuk menjauh.
Sambil ngocok aku menyuruh Kia masuk ke kamar. Karena Kia tidak beranjak masuk, akhirnya aku hentikan acara ngocokku dan dengan posisi kontol yang benar-benar keluar dari celanaku, kemudian aku meraih tubuh Kia untuk aku arahkan masuk ke dalam kamar.
Begitu jelas Kia memperhatikan kontolku yang keluar dari celana saat dia aku bimbing masuk ke kamar dan saat berdiri di depanku. Apalagi saat sekitar 20 cm aku kembali ngocok di depan wajahnya. Nampak Kia memandang ke arah kontolku yang sedang aku kocok dan kemudian dia berjalan keluar kamar, berdiri di depan pintu. 
Akupun semakin mempercepat kocokan tanganku di kontolku saat aku dengar suara Nilma yang memanggil Kia yang masih bertahan berdiri di depan pintu, hingga aku nembak mani di samping Kia dengan jarak kurang dari 1 m. Ah..., berceceran maniku di lantai.  Dan Kia beranjak keluar dari rumahku sesaat setelah aku menggeser posisi tubuhku sedikit ke belakang karena menahan kenikmatan muncratan maniku. Ah..., Kia... 

Kamis, 16 Februari 2023

Cium Bibir "Kia"

Tanggal 16-02-2023, jam 21:50 secara jelas dan nyata aku mencium bibir Kia yang sedang aku gendong. Ada sikap penolakan dari Kia saat aku berusaha mencium pipinya. Dan jujur, Kia seperti jinak-jinak merpati.
Sedari pagi aku mencari kesempatan untuk dapat ngocok di depan Kia, tapi selain Kia selalu bermain di rumahnya saja, kadang dia datang ke rumahku tapi hanya sebentar. Padahal aku sudah mempersiapkan modus apa yang akan aku lakukan pada Kia.
Hingga akhirnya keinginan untuk ngocok di depan Kia benar-benar tidak dapat aku lakukan karena situasi dan kondisi rumah. Tapi ya jujur saja, denyut nikmat kontolku begitu terasa saat Kia main ke rumahku. Dan pada puncaknya saat Kia masuk ke kamarku untuk bermain HPku bersama ***** dan ** di malam hari. 
Sengaja aku bertahan bersama mereka yang bermain di atas ranjang. Dan saat itu aku berusaha mencari kesempatan untuk mencium Kia. Tapi selalu gagal. Bahkan saat Kia turun dari ranjang karena ingin pulang, langsung saja aku meraih Kia untuk menciumnya. Ah..., lonte pepek torok..., gagal lagi karena Kia seperti menepis tanganku sambil terus beranjak keluar kamar.
Saat itu benar-benar tertutup kesempatanku, hingga akhirnya Kia menangis karena minta diajak jalan-jalan setelah melihat kami akan berangkat keluar rumah. Entah kenapa aku membiarkan Kia ikut bersama kami.
Dan singkatnya, setelah kami selesai jalan-jalan, Kia masuk ke rumahku dan bermain bersama **. Beberapa saat kemudian, ** mau ke kamar mandi dan minta ditemani. Kia dengan sigap langsung ikut ** ke kamar mandi dan ikutan masuk ke dalam kamar mandi. Saat itulah aku merasakan bahwa ada kesempatanku di sana.
Setelah melihat Kia ikut masuk ke kamar mandi, aku langsung pura-pura mengajaknya keluar sambil aku gendong. Dan saat itu aku berusaha mencium pipinya, tapi Kia sepertinya berusaha menghindar. Ah..., dasar lonte torok kau Kia dan dia langsung minta turun. Kembali aku lihat Kia masuk ke kamar mandi dan saat itulah aku benar-benar harus memanfaatkan situasi yang ada dengan kembali menggendongnya sambil mengajaknya keluar dari kamar mandi.
Pada saat aku menggendong Kia keluar, target ciumanku langsung tertuju ke bibirnya. Dan akhirnya terlumat juga bibir Kia dengan bibirku. Ada kesan terkejut yang ditampilkan Kia saat aku mengangkat lebih tinggi lagi posisi gendonganku pada Kia dan langsung mencium bibirnya. 
Gerakan Kia yang sedikit meronta dan ingin melepaskan ciuman bibirku begitu nyata aku rasakan. Mungkin karena ingin melepaskan lumatan bibirku di bibirnya, Kia lebih membuka mulutnya sehingga yang awalnya hanya antara bibirku dan bibir Kia yang saling terpagut, saat itu bibir bawahku sampai menyentuh giginya. Setelah itu akupun langsung melepaskan lumatan bibirku di bibirnya dan membiarkan Kia turun dari gendonganku.
Tatapan Kia begitu nampak seperti tidak percaya dengan apa yang dia terima. Sambil berjalan ke ruang tamu nampak Kia sepertinya akan pulang. Tapi kemudian Kia kembali lagi dan berdiri sedikit menyandar di dinding dapur, memandang ke aku sambil jari telunjuk tangan kanannya dia masukkan ke dalam mulutnya. Aku berusaha senatural mungkin dan sesaat setelah Kia memandang ke aku, lalu dia pulang. Ah..., Kia...

Senin, 06 Februari 2023

Nembak Mani Di Depan "Kia"

Tangga 06-02-2023, jam 10:56 aku nembak mani sekitar 10 cm di depan wajah Kia yang begitu antusias melihat aku berdiri ngocok. Sangat jelas baginya bagaimana kontolku itu memuncratkan mani. Tapi sayangnya arah kamera video HPku yang merekam, hanya terfokus pada kontolku, bukan pada wajah Kia yang sedang menyaksikan detik-detik saat kontolku nembak mani.
Awalnya, sedari pagi aku yang sengaja berada di kamar **** menanti kehadiran Kia yang biasa datang dan bermain di rumah. Dan setelah Kia datang, dia langsung bermain bersama ***** dan **. Akupun langsung membuka pintu kamar ****. Berulang kali aku berusaha untuk mencari kesempatan agar Kia dapat melihat aku ngocok. Tapi Kia dan ** serta ***** lebih banyak bermain di depan TV membuat aku begitu sulit menjadikan Kia sebagai target ngocokku. Adapun hanya sepintas Kia melewati pintu kamar sambil berlari di ruang tamu.
Penuh kesabaran dan harapan, sambil membiarkan posisi pintu kamar **** terbuka lebar, terkadang aku ngocok sambil merebahkan diriku di atas ranjang. Dan sambil melihat situasi, terkadang aku juga ngocok di tepi ranjang yang berdekatan dengan pintu kamar.
"Kia tidur mana...", terdengar suara Kia sedang berbicara dengan ***** dan ** yang dijawab agar Kia tidur di kursi aja.
Dan memang benar, Kia mengikuti permintaan ** dan ***** dengan duduk menyamping di atas kursi tamu panjang sambil terus menonton TV. Akupun langsung berdiri sambil menyembunyikan sebagian tubuhku karena saat itu aku masih bertahan dengan tetap dalam kondisi ngocok. Sesekali aku memperhatikan kondisi luar rumah melalui jendela, karena terdengar juga olehku beberapa kali mertuaku memanggil dan mengecek keberadaan Kia. Bahkan mertuaku masuk ke dalam rumah yang membuat aku kembali merebahkan tubuhku di ranjang sambil berharap agar mertuaku itu lebih masuk ke dalam rumahku dan menyaksikan aku ngocok. Dan karena Kia masih mau bermain, akhirnya mertuaku itu kembali ke rumahnya. Setelah itu, aku kembali berdiri ngocok sambil menyembunyikan sebagian tubuhku untuk melihat situasi yang ada. Nampak olehku ** dan ***** sedang berbaring di depan TV sementara Kia juga terfokus menonton TV. 
Akhirnya secara perlahan sambil ngocok, aku berjalan lebih mendekat ke pintu kamar sambil sesekali melihat situasi yang ada. Dan karena kondisi aman, kemudian aku berdiri di depan pintu kamar sambil ngocok, mengarahkan kontolku ke Kia yang masih saja asik menonton TV. Cukup lama juga aku ngocok di depan pintu dengan posisi Kia yang masih duduk menyamping. Jujur, sebenarnya saat itu aku ingin sekali memanggil nama Kia agar dia menoleh ke arah aku. Tapi setelah aku pertimbangan, kalau aku melakukannya bisa saja ***** dan ** akan menoleh juga.
Ada kesan yang aku rasakan saat itu Kia sengaja tidak mau menoleh ke arah pintu kamar ****. Karena bisa saja Kia sudah menandai kalau setiap kali aku berada di kamar ****, dia selalu melihat aku sedang memainkan atau memegang kontolku yang keluar dari celana, karena untuk mengatakan istilah ngocok ya pastinya Kia tidak tahu. Ah..., pepek lonte Kia..., sudah sekian lama aku ngocok di depan pintu tapi dia tidak menoleh juga, akhirnya aku menggeser kembali posisiku sekalian untuk melihat situasi yang ada.
Sampai akhirnya aku mempunyai ide untuk memvideokan aktifitas ngocokku di depan Kia. Sambil aku raih HPku dan menghidupkan mode merekam video yang langsung terarah pada kontolku yang sedang aku kocok, perlahan dari samping ranjang aku berjalan ke pintu kamar. Ya jujur saja, sebenarnya aku sudah kepingin nembak mani. Tapi karena Kia tidak kunjung menoleh, jadi aku tahan.
Jadi begitu aku mulai merekam video aktifitas ngocokku, sebenarnya aku sudah tidak begitu berambisi sekali agar Kia melihat aku ngocok. Tujuanku saat itu agar terdokumentasi bagaimana saat aku ngocok sampai nembak mani menghadap ke Kia yang sedang duduk menyamping dari posisiku.
Tapi sungguh menjadi momen yang sangat berharga, saat awalnya Kia tidak menoleh, tiba-tiba dia melihat aku sedang berdiri sedikit menyamping dengan kontol yang sangat ereksi sedang aku kocok di hadapannya dan dengan segera Kia turun dari kursi sambil berlari menghampiriku. Iya..., Kia benar-benar berlari mendekatiku dengan pandangan matanya yang tertuju pada kontolku yang sedang aku kocok. Jadi, kesan awal tentang Kia yang sengaja tidak mau melihat ke arah pintu menjadi terbantahkan dengan antusiasnya Kia menghampiriku dengan penuh pandangan keingintahuan melihat kontolku yang begitu ereksi sedang aku kocok di depannya.
"Apa *****, hah..., apa..., apa..., apa *****, hah..., apa...", kata Kia sambil bangkit dari kursi dan berlari menuju arahku.
Melihat Kia yang terus melesak masuk ke kamar untuk menghampiriku dan melihat aku yang sedang ngocok, akupun membiarkan Kia untuk menyaksikan bagaimana semakin cepatnya tanganku mengocoki kontolku hingga aku nembak mani tepat di depan wajahnya. 
Kurang dari 10 cm aku nembak di depan wajah Kia yang begitu antusias pandangannya terarah ke kontolku yang sedang aku kocok. Begitu nyata Kia melihat bagaimana detik-detik maniku itu muncrat dari kontolku. Dan setelah Kia melihat muncratan maniku dan melihat bagaimana tanganku belepotan mani, Kia kemudian berlari dan kembali duduk di kursi.
Durasi video ngocokku di depan Kia adalah selama 2:19. Dan saat Kia melihat aku ngocok sambil terus berlari menghampiriku pada durasi yang ke 2:06. Saat Kia melihat muncratan maniku pada durasi yang ke 02:12 dan Kia pergi berlari kembali untuk duduk di kursi pada durasi yang ke 02:16. Ah..., Kia...