Minggu, 16 Juli 2023

Gelitiki Pepek "Kia"

Tanggal 16-07-2023, jam 10:35 dua kali aku berusahan mencium bibir Kia tapi gagal. Dasar pepek lonte... Kia itu begitu jinak-jinak merpati. Walaupun dia tahu aku berusaha keras untuk dapat mencium bibirnya, tapi Kia tetap bertahan duduk di pangkuanku.
Sebenarnya Kia sudah 2 hari berada di M bersama Nilma dan beberapa keluarga mereka dari A S. Awalnya aku begitu tidak mengharapkan kehadiran Kia. Jujur aku takut terlalu jauh dalam menjadikan dirinya itu target ngocokku. Karena ada sesuatu di diri Kia yang begitu berbeda dari kebanyakan anak perempuan yang menjadi target ngocokku.
Pada Kia terkadang ada perlawanan dan terkadang dia seperti membiarkan. Dan egonya juga tinggi. Sesuatu hal yang dia tidak suka, dia bisa langsung pulang atau meninggalkan yang dia tidak sukai itu. Termasuk beberapa kejadian yang lalu, saat aku berusaha ngocok di depannya. Begitu melihat kontolku sudah berada di luar celanaku, langsung saja dia pergi pulang menghindar dariku, atau berlalu pergi bermain ke tempat lain. Ah..., Kia...
Dan saat itu sebenarnya situasi di rumah sangat ramai. Semua ada di rumah sambil menonton TV.  Kia awalnya menonton TV sambil tiduran di kursi dan tak lama kemudian dia pindah dan tiduran di samping **** di lantai. Aku tidak mempunyai banyak kesempatan, hingga akhirnya aku coba mengambil peruntungan di saat Kia duduk dan aku langsung menggendongnya lalu aku pangku, duduk di kursi. Beberapa kali aku menciumi rambut, leher serta tengkuk Kia. Nampak memang sebenarnya Kia kurang nyaman dengan sedikit menghindarkan kepalanya menjauh dari wajahku. Pun ada saat tertentu, Kia minta berdiri di atas penyangga tangan kursi sambil mendekatkan tubuhnya yaitu sekitar pepeknya di kepalaku. Ah..., jujur saja berulang kali aku mencoba mencium bibir Kia, tapi dia sepertinya sangat menolak dengan menyembunyikan dan memasukkan kedua bibirnya. Ah..., dasar lonte pepek torok. 
Aku juga tahu, Kia dapat merasakan denyut kontolku yang terhimpit oleh pantatnya dan Kia sangat santai mendapatkan denyut-denyut itu. Tapi ada satu hal yang membuat Kia tidak begitu santai selain aku mencoba mencium bibirnya adalah saat tanganku bermain di pepeknya. Entah karena geli atau merasakan apa, berulang kali tangan Kia menepis tanganku yang sedang bermain dan menggelitiki pepeknya.
Dalam posisi aku pangku, aku begitu leluasa merenggangkan kedua paha Kia dan jariku bermain, mengusap-usap serta menggelitiki dengan sedikit beringas di pepeknya. Kadang hanya kata "*****...", sambil Kia memandang wajahku disaat tanganku terlalu intens menggelitiki pepeknya. Bahkan tangannya kadang menepis tanganku saat usapan dan gelitik jariku di pepeknya mungkin terlalu kuat dia rasakan. Ah..., benar-benar lonte pepek torok si Kia itu.
Tapi ada hal yang dapat setidaknya mengobati kekecewaanku karena tidak dapat mencium bibir Kia yaitu saat aku masuk ke kamarku, Kia memanggilku karena ingin menunjukan sebuah permainan. Aku langsung saja mengajaknya masuk ke kamarku dan di depan matanya aku menurunkan bagian depan celana pendekku untuk mengeluarkan kontolku.
Saat Kia melihat kontolku, awalnya Kia sedikit menundukkan padangannya, tapi kemudian nampak Kia biasa saja dengan mendekatiku sambil memperlihatkan mainannya dengan posisi kontolku sudah yang keluar dari celana. Esh..., lonte pepek torok kau Kia...
Sayangnya aku tidak dapat berlama-lama menunjukkan kontolku pada Kia karena tiba-tiba aku lihat *****ku menyapu dan hendak melewati kamar. Dan benar saja, akupun dengan segera menutupi kontolku dengan ujung baju sambil pura-pura jongkok di depan Kia. Ah..., Kia...