Tanggal 19-07-2023, jam 09:03-09:07 aku ngocok di belakang mertuaku yang sedang asik masak di teras rumahnya. Awalnya aku ingin memperbaiki mesin air di rumah mertuaku dan beberapa kali aku keluar masuk untuk mengambil peralatan. Mungkin karena dulu mertuaku itu sudah pernah memergoki aku ngocok di rumahnya saat kami hanya berdua di rumah, membuat mertuaku sedikit curiga padaku. Ah..., pepek lonte torok...
Begitu nyata mertuaku itu setelah beberapa saat aku berada di dapur rumahnya, dia kemudian masuk dan nampak salah tingkah mendapati aku benar-benar sedang mengerjakan sesuatu di dapur rumahnya. Memang posisiku saat itu sedang berdiri dan aku tahu, saat mertuaku itu masuk ke dalam rumah, pandangan matanya langsung terarah ke bagian depan celanaku. Esh..., pepek torok kau mertuaku.
"Eh..., Ibu tadi mau ngambil apa ya...", kata mertuaku untuk menutupi kegrogiannya.
Dan memang benar, tak ada sesuatu bendapun yang dia bawa selain tangan kosong saat dia kembali ke teras untuk melanjutkan kegiatan memasaknya. Pepek pepek...
Dan akupun sebenarnya memang punya niat mau ngocok dan rencananya setelah aku selesai memperbaiki mesin airnya. Itulah alasannya kenapa aku berdiri sambil mengadon lem, selain memang benar-benar mengerjakan sesuatu, ya sekalian melihat kondisi yang ada.
Ah..., dasar pepek kau mertuaku..., kedatangan mertuaku yang sepertinya ingin memastikan aku sedang melakukan apa mungkin karena didasari dia pernah memergoki aku sedang berdiri ngocok mengarah ke dapur saat dia berada di sana, dan hal itu membuat aku sepertinya tertantang untuk melakukan hal yang sama. Sebenarnya aku hanya ingin ngocok di dapur, tapi karena aku merasa tertantang, sesaat setelah aku memperbaiki mesin air dan membuat kontolku ereksi, santai saja aku berjalan menuju pintu rumah mertuaku sambil memperhatikan mertuaku yang sedang masak. Esh..., lekuk tubuhnya itu lho...
Dengan sedikit memundurkan posisiku berdiri, perlahan aku menurunkan bagian depan celanaku sambil mengeluarkan kontolku. Dan santai saja aku ngocok sambil menelusuri setiap lekuk tubuh mertuaku yang sedang duduk memasak di lantai. Aku begitu nekat dengan tetap ngocok walaupun mertuaku itu terkadang sedikit menggeser posisi tubuh maupun menggerakkan kepalanya ke arah aku yang sedang ngocok kurang dari 3 m dari posisinya dengan suara hentakan tanganku yang begitu berisik mengocoki kontolku. Esh..., pepeklah..., nikmatnya...
Begitu aku nikmati muncratan maniku yang keluar dari kontolku yang aku tampung dengan tangan kiriku. Ah..., dasar pepek kau mertuaku..., sebenarnya kalaupun mertuaku itu curiga padaku, seharusnya dengan posisi ngocokku saat itu, dari ujung ekor mata kanannya sepertinya dia dapat melihat aku yang sedang berdiri ngocok dengan tatapan penuh birahi pada tubuhnya. Ah..., mertuaku...