Tanggal 16-02-2023, jam 21:50 secara jelas dan nyata aku mencium bibir Kia yang sedang aku gendong. Ada sikap penolakan dari Kia saat aku berusaha mencium pipinya. Dan jujur, Kia seperti jinak-jinak merpati.
Sedari pagi aku mencari kesempatan untuk dapat ngocok di depan Kia, tapi selain Kia selalu bermain di rumahnya saja, kadang dia datang ke rumahku tapi hanya sebentar. Padahal aku sudah mempersiapkan modus apa yang akan aku lakukan pada Kia.
Hingga akhirnya keinginan untuk ngocok di depan Kia benar-benar tidak dapat aku lakukan karena situasi dan kondisi rumah. Tapi ya jujur saja, denyut nikmat kontolku begitu terasa saat Kia main ke rumahku. Dan pada puncaknya saat Kia masuk ke kamarku untuk bermain HPku bersama ***** dan ** di malam hari.
Sengaja aku bertahan bersama mereka yang bermain di atas ranjang. Dan saat itu aku berusaha mencari kesempatan untuk mencium Kia. Tapi selalu gagal. Bahkan saat Kia turun dari ranjang karena ingin pulang, langsung saja aku meraih Kia untuk menciumnya. Ah..., lonte pepek torok..., gagal lagi karena Kia seperti menepis tanganku sambil terus beranjak keluar kamar.
Saat itu benar-benar tertutup kesempatanku, hingga akhirnya Kia menangis karena minta diajak jalan-jalan setelah melihat kami akan berangkat keluar rumah. Entah kenapa aku membiarkan Kia ikut bersama kami.
Dan singkatnya, setelah kami selesai jalan-jalan, Kia masuk ke rumahku dan bermain bersama **. Beberapa saat kemudian, ** mau ke kamar mandi dan minta ditemani. Kia dengan sigap langsung ikut ** ke kamar mandi dan ikutan masuk ke dalam kamar mandi. Saat itulah aku merasakan bahwa ada kesempatanku di sana.
Setelah melihat Kia ikut masuk ke kamar mandi, aku langsung pura-pura mengajaknya keluar sambil aku gendong. Dan saat itu aku berusaha mencium pipinya, tapi Kia sepertinya berusaha menghindar. Ah..., dasar lonte torok kau Kia dan dia langsung minta turun. Kembali aku lihat Kia masuk ke kamar mandi dan saat itulah aku benar-benar harus memanfaatkan situasi yang ada dengan kembali menggendongnya sambil mengajaknya keluar dari kamar mandi.
Pada saat aku menggendong Kia keluar, target ciumanku langsung tertuju ke bibirnya. Dan akhirnya terlumat juga bibir Kia dengan bibirku. Ada kesan terkejut yang ditampilkan Kia saat aku mengangkat lebih tinggi lagi posisi gendonganku pada Kia dan langsung mencium bibirnya.
Gerakan Kia yang sedikit meronta dan ingin melepaskan ciuman bibirku begitu nyata aku rasakan. Mungkin karena ingin melepaskan lumatan bibirku di bibirnya, Kia lebih membuka mulutnya sehingga yang awalnya hanya antara bibirku dan bibir Kia yang saling terpagut, saat itu bibir bawahku sampai menyentuh giginya. Setelah itu akupun langsung melepaskan lumatan bibirku di bibirnya dan membiarkan Kia turun dari gendonganku.
Tatapan Kia begitu nampak seperti tidak percaya dengan apa yang dia terima. Sambil berjalan ke ruang tamu nampak Kia sepertinya akan pulang. Tapi kemudian Kia kembali lagi dan berdiri sedikit menyandar di dinding dapur, memandang ke aku sambil jari telunjuk tangan kanannya dia masukkan ke dalam mulutnya. Aku berusaha senatural mungkin dan sesaat setelah Kia memandang ke aku, lalu dia pulang. Ah..., Kia...