Tanggal 04-08-2023, jam 06:12 baru berapa saat Kia tiba dari A S tangan kanan Kia sudah memegang langsung kontolku. Sekitar jam 6 kurang Kia sampai dan langsung bermain bersama ** yang terbangun setelah mendengar suara Kia. Mereka bermain di depan pintu rumah. Sebenarnya aku sedikit ragu karena aktifitas pagi yang memang sangat sibuk. Tapi aku seperti mendapat kesempatan setelah *****ku pergi ke rumah mertuaku. Langsung saja aku gendong si Kia yang saat itu sedang bermain dan sebelum duduk di kursi, aku mengeluarkan kontolku dengan cara menarik bagian depan celanaku. Aku tahu, Kia kurang suka aku gendong, dia sedikit meronta. Mungkin dia ingat setiap kali aku gendong, pasti aku berusaha untuk mencium bibirnya.
Dan saat duduk di pangkuanku, lalu aku meraih tangan kanan Kia dan langsung aku letakkan tangannya itu di kontolku. Ah..., rasa hangat tangan Kia begitu terasa di kontolku. Tapi sayangnya aku tidak dapat berlama-lama menikmati kehangatan tangan Kia di kontolku karena dia benar-benar memberontak untuk turun dari pangkuanku. Ah..., dasar lonte kau Kia...
Pada jam 09:05-09:12 begitu terpuaskan pandanganku melihat Kia yang sedang mandi walau jarak antara aku dan dia sekitar 7 m. Begitu menggemaskan melihat belahan pepek mungilnya yang kadang sedikit merekah saat dia sedang mandi sambil bermain di dalam bak. Sambil ngocok di kamar mandi yang sengaja sedikit aku tutup pintunya, begitu puasnya aku menelusuri selangkangan Kia. Ah..., dasar lonte si Kia itu, begitu nikmatnya aku ngocok sambil memperhatikan tubuh bugilnya. Apalagi saat Kia membelakangi aku, langsung saja aku membuka pintu kamar mandiku dan sedikit berdiri di luar kamar mandi mengarahkan kontolku yang sedang aku kocok ke arahnya. Dan jujur aku sangat santai walaupun Kia membalikkan posisi tubuhnya ke arah aku, tapi aku tetap bertahan dalam posisi ngocok di depan pintu kamar mandiku. Esh..., lonte si Kia itu..., belahan pepeknya begitu sangat menggemaskan. Tapi dasar lonte pepek torok mertuaku..., begitu mengganggu sekali kehadiran mertuaku di dalam kamar mandi karena dia langsung datang menghampiri Kia yang saat itu memanggilnya dan kemudian dia menciduk air untuk ditampung di beberapa ember lainnya. Ya aku langsung saja memundurkan posisi tubuhku, masuk ke kamar mandi dengan sedikit menutup pintu kamar mandi sambil terus tanpa henti mengocoki kontolku. Ah..., pepeklah..., sambil mengintip dari celah pintu kamar mandiku, tatapan mataku begitu tertuju pada tubuh bugil Kia yang sedang mandi di kamar mandi ditemani oleh mertuaku. Esh..., lonte pepek torok..., indah juga bentuk tubuh Kia yang hampir berumur 4 tahun itu.
Acara ngocokku sambil memandangi Kia yang sedang mandi menjadi buyar saat mertuaku menutup pintu kamar mandinya. Ah..., pepek lonte torok..., benar-benar tanggung acara ngocokku. Mau aku teruskan ngocokku sampai aku nembak mani, tapi sepertinya sayang karena keinginanku adalah nembak mani saat melihat Kia. Esh..., pepek lonte torok..., akhirnya aku keluar dari kamar mandi sambil mengarahkan kontolku yang masih aku kocok ke arah pintu kamar mandi mertuaku yang sudah tertutup itu dan kemudian aku masuk ke kamar ****.
Jujur saja saat itu aku gak tahu apakah aku akan mendapat suatu kesempatan atau tidak. Berulang kali aku keluar masuk dari kamar **** sambi ngocok dan berdiri di dapur rumahku mengarahkan kontolku yang sedang aku kocok ke arah pintu kamar mandi mertuaku yang masih dalam posisi tertutup. Beberapa kali sengaja aku berdiri ngocok di ruang tamu rumahku dengan pintu depan yang sengaja aku buka lebar. Dan sesaat setelah aku berdiri ngocok di ruang tamu, dari jendela kamar **** aku melihat ada cewek yang berjalan menuju rumah mertuaku. Aku langsung masuk ke kamar **** sambil memperhatikan siapa cewek yang datang itu. Karena tak kunjung keluar dari rumah mertuaku, akhirnya aku abaikan saja kehadiran cewek itu dan dari balik jendela kamar **** itu juga akhirnya aku tetap meneruskan acara ngocokku sambil menunggu kesempatan yang mungkin saja akan aku dapati. Walaupun aku agak ragu, mengingat saat itu hanya aku saja yang berada di dalam rumah. Jadi kecil kemungkinannya Kia dapat bermain di dalam rumahku. Ah..., teringat belahan pepek mungil Kia membuat kontolku sepertinya ingin nembak mani. Pepek lonte torok si Kia itu, begitu aku tahan saat itu agar aku tidak nembak mani.
Entahlah, saat itu aku hanya mempersiapkan HPku dalam mode merekam video dan selalu aku letak di sisiku walaupun aku tidak tahu apakah ada kesempatan yang mungkin saja akan datang padaku. Hingga akhirnya aku mendengar suara Kia dari dalam rumah mertuaku dan nampaknya dia akan keluar rumah. Sambil mempermainkan kontolku, sengaja aku masih berada di balik jendela untuk memastikan keberadaan Kia.
Ah..., lonte pepek torok..., Kia nampak keluar dari rumah mertuaku dan langsung menuju rumahku sambil memanggil **. Dan langsung saja sambil tetap dalam keadaan ngocok aku bergegas menuju ke luar pintu kamar **** sambil menghidupkan mode merekam video di HPku.
Sambil memanggil **, Kia masuk dan langsung aku keluar dari kamar **** dengan tangan yang terus saja mengocoki kontolku. Saat itu Kia agak terkejut melihat kontolku yang sedang aku kocok sekitar 40 cm dari wajahnya saat aku mendekati Kia dan mengatakan kalau ** sedang sekolah. Nampak Kia hendak berbalik arah untuk pulang ke rumah mertuaku dan akupun dengan sigap sambil tetap ngocok menawarkan Kia untuk memainkan permainan mobilan remote milik **.
Mendengar tawaranku, Kia mengurungkan niatnya untuk keluar dari rumahku sambil berjalan menghampiri meja tamu yang terdapat mainan mobil remote dan mengambilnya, sementara aku terus saja ngocok di samping bahkan di depan Kia tanpa menghiraukan posisi pintu rumahku yang terbuka lebar.
Jam 09:28 aku benar-benar ngocok di depan Kia yang sedang bermain mobil remote sambil mengajaknya ngobrol dan memujinya pandai memainkannya. Dan Kia nampaknya begitu santai mengikuti obrolanku sambil sesekali memandang ke arah kontolku yang aku kocok sekitar 40 cm di depannya saat aku masih dalam posisi berdiri.
Hal yang sangat memuaskan aku sehingga akhirnya membuat aku nembak mani adalah ketika aku dengan bertumpu pada lututku ngocok di depan Kia dan Kia tersenyum sambil mengarahkan ujung antena remote control itu ke kontolku yang sedang aku kocok. Esh..., pepek torok lonte si Kia itu..., nikmatnya sensasi kontolku nembak mani di depan Kia yang berjarak kurang dari 30 cm dari wajahnya. Dan Kia sesaat setelah melihat muncratan maniku keluar dari kontolku yang langsung melumuri tangan kananku dan sedikit berceceran di lantai, kemudian dia melanjutkan permainannya.
Akupun setelah nembak mani, langsung membersihkan tangan kananku dengan sempak dan bajuku walau tidak terlalu bersih sambil terus saja mengajak Kia ngobrol. Dan tak berapa lama kemudian, mungkin tidak sampai 5 menit setelah aku nembak mani, mertuaku datang ke rumahku sambil membawa makanan Kia dan menyulangi makannya. Ah..., pepek lonte torok..., secara tidak kentara aku sedikit menggeser posisi dudukku sambil membersihkan ceceran maniku yang berada di lantai dengan pura-pura mendudukinya. Di tanganku juga maniku belum kering yang membuat aku sedikit menyembuyikan tanganku saat aku dan mertuaku ngobrol. Dan setelah itu, kemudian mertuaku mengajak Kia pulang.
Belum sempat lagi aku mengeringkan sisa mani yang berada di tanganku, tiba-tiba Nilma keluar dari rumah mertuaku dan karena dia melihat aku, kemudian dia masuk ke rumahku.
Tak aku sangka, Nilma mengulurkan tangannya mengajak aku berjabat tangan. Ya sudah, tanganku yang masih lembab dan lengket karena belum terlalu kering maniku itu aku ulurkan juga untuk menjabat tangan si Nilma. Ah..., lonte benar-benar lonte si Nilma itu, tubuhnya makin montok aja. Pantatnya yang paling nampak perubahannya, esh...., bertambah montok. Dan seperti merupakan bonus dari Nilma, selain menjabat tanganku, si Nilma juga menciumnya. Iya, si Nilma menjabat tanganku sambil mencium tanganku yang masih lembab dan lengket karena belum terlalu kering maniku. Dasar lonte kau Nilma..., akhirnya menempel juga maniku itu di tangannya.
Makasih ya Kia dan Nilma..., kalian benar-benar lonte pepek torok yang selalu membuat terbakar birahiku.