Jumat, 14 Agustus 2015

Bugil Ngocok Di Luar Rumah

Sebenarnya 3 kali aku pernah bugil ngocok di sekitaran rumah mertuaku. Tapi karena filenya rusak, waktu dan tanggalnya jadi tak bisa disebutkan.

Yang paling pertama sekali aku bugil ngocok di luar rumah mertuaku saat tengah malam aku terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Kemudian aku keluar dari kamar dan iseng aku membuka pintu dapur. Tiba-tiba timbul keinginanku untuk ngocok di beranda luar dapur. Lalu aku kembali masuk ke kamar, membuka celana dan sempakku. Dengan hanya memakai kain sarung lalu aku kembali lagi ke dapur. Pintu dapur sengaja tidak aku buka lebar. Kemudian aku keluar dan pintu dapur aku tutup kembali. Di beranda luar dapur aku kemudian ngocok berdiri sambil memperhatikan situasi yang ada. Di sekitaran rumah mertuaku ada 3 lapangan yang saling berdekatan yang dihubungkan dengan jalan yang persimpangannya seperti huruf "Y". Kondisi yang sepi membuat aku jadi kepingin ngocok di jalan tersebut. Kemudian, tanpa menunggu waktu yang lama, lalu aku berjalan menuju jalan penghubung lapangan itu. Dengan memakai kain sarung seadanya (kain sarung itu tidak aku pakai sebagaimana mestinya, hanya aku pakai dengan menyangkutkan kain sarung tersebut di tengkuk leherku dan bagian depannya kubiarkan menjuntai dan terbuka yang membuat kontolku jelas terlihat dari depan). Begitu santai aku tinggalkan rumah mertuaku sambil ngocok berjalan. Jujur, saat itu aku juga berpikir seandainya *****ku bangun dan tidak mendapati aku ada di rumah jawaban apa yang akan aku berikan. Tapi..., sudah tanggung dengan hasratku, tetap aku lanjutkan langkahku sambil ngocok menuju jalan penghubung lapangan itu. Sekitar 50 m aku dari rumah, dan aku berhenti tepat di jalan penghubung antara lapangan BT dengan lapangan BV. Di tengah jalan itu aku ngocok dengan memejamkan mata, menikmati setiap hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku. Karena kurasakan sensasinya masih kurang, kemudian kulepas kain sarungku. Aku benar-benar dalam kondisi bugil sambil ngocok saat itu ! Lalu aku berjalan sekitar 3 m sambil terus saja ngocok meninggalkan kain sarungku yang tergeletak di jalan. Hal itu memang sengaja aku lakukan. Meninggalkan kain sarungku sekitar 3 m dari posisi aku ngocok menambah sensasi yang luar biasa yang aku rasakan. Ada sekitar 15 menit aku di tengah jalan itu dalam posisi bugil ngocok sampai akhirnya aku nembak mani dan kubiarkan maniku itu berceceran di jalan. Setelah selesai, kemudian aku kembali mengenakan kain sarungku dan kembali ke rumah.

Pengalaman kedua aku bugil ngocok di luar rumah mertuaku saat aku menunggu Ning berpakaian. Ah..., begitu lama sekali aku rasakan Ning berpakaian. Kalau dia bugil dan berpakaiannya di depan aku mungkin tak jadi soal. Aku menunggu Ning di ruang tamu. Pepek pantat Ning ! Malam tanggal 10-06-2007, aku dan Ning berencana mau keluar rumah. Sambil menunggu Ning, hayalanku bermain tentang keindahan tubuh Ning. Pantatnya itu lho..., begitu montok. Saat itu kondisi sedang mati lampu. Ingin rasanya aku menghayalkan pepek dan pantat Ning sambil ngocok di ruang tamu. Tapi..., kondisi tidak memungkinkan. Karena lilin yang menerangi ruang tamu membuat bayangan yang nyata di dinding. Jadi kalau aku ngocok, pasti bayanganku nampak dengan jelas di dinding. Karena sudah terujung ingin ngocok, kemudian aku keluar dari rumahnya. Kuarahkan langkahku menuju ke samping rumah Lia. Dan di samping rumah Lia itulah, di sekitar dapur rumahnya aku membuka baju dan celanaku. Aku bugil tanpa sehelai benangpun di tubuhku ! Memang sudah aku niatkan mau bugil ngocok... Lalu dalam keadaan bugil aku ngocok di samping rumah Lia. Ngocok dalam kondisi bugil sambil menghayalkan pepek dan pantat Ning. Karena sensasi yang kurasakan masih kurang, kemudian sambil berjalan aku ngocok menuju halaman depan rumah Lia dengan meninggalkan baju dan celanaku sekitar 20 m di belakangku. Di sudut halaman depan rumah Lia aku ngocok selama sekitar 10 menit sampai akhirnya aku nembak mani. Dan sengaja aku biarkan maniku itu berceceran di halaman depan rumah Lia. Saat itu waktu menunjukkan jam 19:45, yang sebenarnya waktu yang paling beresiko aku melakukan bugil ngocok seperti itu. Tapi sudah muncrat kok... Setelah selesai dengan acara ngocokku, kemudian aku mengenakan baju dan celanaku, dan Ning rupanya sudah menungguku di ruang tamu. Kemudian aku dan Ning keluar dari rumah dan selama dalam perjalanan, kontolku sepertinya tak kenal kompromi, ereksi aja bawaannya karena masih terbayang kenekatanku melakukan bugil ngocok di halaman depan rumah Lia sambil menghayalkan pepek dan pantat Ning. Lagi pula saat itu aku memang sengaja tidak memakai sempak.

Bugil ngocok yang ketiga adalah saat setelah hujan reda aku keluar dari kamar lalu keluar dari rumah melalui pintu depan. Aku berdiri di teras rumah dan mendapati kondisi luar rumah sangat lengang. Kemudian aku kembali masuk ke dalam rumah. Di ruang tamu aku buka celanaku dan ngocok dengan posisi pintu yang terbuka lebar. Ah..., begitu tanggung aku rasakan bugil ngocok seperti itu. Lalu dengan posisi ngocok sambil berjalan, aku keluar rumah. Di teras depan rumah aku berdiri dalam keadaan bugil sambil ngocok. Sesekali aku juga berjalan ke halaman rumah dan ngocok di halaman depan rumah mertuaku.  Akhirnya aku nembak mani di teras rumah.  Ada sekitar 30 menit aku bugil ngocok sampai nembak mani di teras dan halaman depan rumah mertuaku. Dan manikupun sengaja aku biarkan berceceran di lantai teras depan rumah mertuaku.