Minggu, 18 Desember 2016

Met Ultah Mertuaku

Tanggal 21-11-2016 genap sudah 55 tahun usia mertuaku (21 Nov 1961). Jujur saja, dengan usianya yang sudah 55 tahun itu, bagiku mertuaku masih sangat menggairahkan. Selalu saja hayalanku bermain saat aku memandang tubuh mertuaku. Pantatnya yang montok itu yang membuat aku begitu gregetan. Aku sendiri sepertinya begitu terbius dengan keindahan tubuh mertuaku. Ingin sekali aku pendamkan kontolku ke dalam pepeknya. Ingin rasanya aku ajak mertuaku itu bercinta, mencumbuinya, membuka satu persatu pakaiannya, sampai akhirnya aku masukkan kontolku ke dalam pepeknya. Ingin rasanya aku banjiri pepek mertuaku itu dengan maniku.
Begitu banyak imajinasi yang ada dalam benakku saat aku berada di sekitar mertuaku. Apalagi saat aku memandang tubuhnya. Hanya pepek dan pantat mertuaku yang ada dalam benakku.
Hari itu aku memberi ucapan selamat ulang tahun secara langsung sembari dalam hatiku berkata "kapan ya aku bisa menikmati pepekmu". Ingin sekali aku rekahkan dan aku jilati pepek mertuaku itu sebagai hadiah ulang tahunnya.
Entahlah, walau sudah 55 tahun usia mertuaku, tapi semakin menggebu birahiku padanya. Bagiku setiap ada kesempatan, langsung aja aku keluarkan kontolku dan ngocok di belakang mertuaku. Dan yang paling sering adalah saat aku mendapati mertuaku itu sedang masak atau aku mau ke kamar mandi,  langsung saja sambil berjalan aku mengeluarkan kontolku di belakangnya sampai posisiku benar-benar sudah sangat dekat dengan mertuaku, baru kemudian aku masukkan kembali kontolku ke dalam celana.
Ah..., begitu sangat menggoda mertuaku itu. Begitu aku harapkan aku bisa menikmati pepeknya.
Selamat ultah mertuaku, harapanku adalah semoga aku bisa membanjiri pepekmu dengan maniku.

Kamis, 10 November 2016

Teman Kerjaku "Ria"

Tiba-tiba aku teringat akan kehebohan yang terjadi di tempat kerjaku di HIAM. Saat itu tanggal 01-03-2010 aku baru tiba di sana sore hari dan langsung disodorkan oleh kehebohan yang terjadi semenjak pagi hari.
Ya..., sudah tersebar sedari pagi hari kalau botol minuman teman kerjaku, Ria, dicampur dengan air kencing. Sangat jelas Ria mencium aroma kencing di botol minumannya dan dia laporkan dan ceritakan ke seluruh teman-teman di kerjaan. Jadi hebohlah semuanya. Masing-masing saling berspekulasi tentang siapa yang mencampurkan air kencing di dalam botol minuman Ria.
Begitu juga dengan aku yang baru tiba dan langsung disodorkan dengan cerita itu dan spekulasi yang mereka buat. Aku hanya bisa berkomentar sambil juga membuat spekulasi, walau gemuruh jantungku begitu terasa di dadaku sambil aku tanya keberadaan botol tersebut. Dan Ria sendiri yang bilang kalau botol minuman tersebut sudah dia buang.
Jujur, entah sudah berapa kali aku mencampurkan air kencingku ke air di dalam botol minuman Ria. Entah sudah berapa kali Ria minum air yang bercampur dengan air kencingku.
Ria sebenarnya bukan lah type cewek yang masuk kriteriaku. Bahkan sangat jauh dari kriteriaku. Tapi berhubung dia teman sekerjaku dan aku pernah melihat belahan pantatnya yang nampak putih, aku jadikan juga Ria sebagai target birahiku.
Bukannya sekali dua kali aku ngocok di meja kerjanya dan membiarkan ceceran maniku itu di kursinya. Bukannya sekali dua kali aku ngocok dan kemudian aku lumurkan maniku di mouse komputernya. Sangat sering sampai aku gak bisa menghitung seberapa kali aku melakukannya.
Sama halnya saat aku mencampurkan air kencingku ke botol minuman Ria. Tak dapat aku hitung sudah berapa kali aku melakukannya. Dan Ria baru menyadarinya setelah sekian kali minum dengan air yang bercampur dengan air kencingku.
Hari sebelumnya saat sore hari aku memang duduk sambil main games di komputernya. Lalu, karena sudah biasa aku lakukan, saat aku kebelet kencing, ya aku langsung saja kencing di botol minuman Ria yang masih ada airnya. Aku saat itu lupa kalau aku sedikit melakukan pekerjaan berat. Jadi kemungkinannya adalah air kencingku saat itu terlalu beraroma, ditambah lagi aku minum kopi instan. Dan pagi harinya saat Ria mau minum, tercium deh aroma air kencing di dalam botol minumannya...
Tak dapat aku pungkiri rasa puas di hatiku, karena Ria sudah sering minum air kencingku. Ditambah lagi segala spekulasi yang mereka buat adalah salah semua. Dan sampai sekarangpun mereka juga tidak tahu siapa yang mencampurkan air kencing itu ke minuman Ria.
Setelah kejadian itu, Ria selalu membawa pulang botol minumannya, atau kadang menyimpannya di dalam lemari. Kalau waktu istirahat dia juga selalu membawa botol minumannya. Jadi kesempatan mencampurkan air kencingku ke dalam minuman Ria sudah tidak dapat lagi aku lakukan.
Tapi walaupun begitu, aktifitas ngocok yang aku lakukan di meja kerja dan membiarkan ceceran maniku di kursi kerjanya tetap aku lakukan. Bahkan aku jadi tambah sering ngocok saat Ria berada di kantornya.
Kantor Ria dapat digambarkan seperti huruf "L". Kalau dari mejanya, kita tidak dapat melihat siapa yang masuk. Dan tepat di depan pintu masuk itu ada juga meja dan kursi kerja. Aku sering duduk di sana.
Ya bukan hanya sekedar duduk lah... Tapi sengaja duduk dengan resleting celana yang terbuka dan kontolku berada di luar celana. Sering aku sengaja mempermainkan kontolku sampai akhirnya aku ngocok di sana.
Sering aku kalau kerja sengaja tidak memakai sempak. Tujuannya ya itu, kalau mau ngocok tinggal membuka resleting celana, tanpa harus menahan sempak saat ngocok. Jadi lebih nyamanlah terasa sensasi ngocoknya.
Sering sebelum ngocok aku datangi Ria yang sedang berada di meja kerjanya. Sengaja aku ajak ngobrol, kemudian aku bilang kalau aku mau duduk di kursi depan pintu. Dan terkadang obrolan kami terus berlanjut saat aku duduk di kursi di depan pintu sambil mengelus-elus kontolku, lalu dengan santai ngocok sampai aku nembak mani.
Ya..., sangat santai kalau aku ngocok di ruang kerja Ria. Walau Ria juga berada di ruang itu juga. Bahkan sering juga aku ngocok berdiri sambil lebih mendekatkan posisiku dengan Ria. Dan pastinya, selama aku ngocok di ruang kerja Ria yang dia juga sedang berada di sana, sengaja aku biarkan hentakan tanganku yang mengocoki kontolku terdengar dengan jelas.
Aku tahu terkadang Ria curiga dengan aktifitas aku yang duduk di kursi depan pintu itu. Aku tahu sengaja Ria memanggil temannya yang perempuan juga untuk ngobrol menemaninya. Tapi aku tak perduli. Aku tetap aja ngocok walau temannya juga ada di ruang itu.
Pernah juga sih secara berhadapan aku ngocok di depan Ria. Saat itu aku ada di ruangan bawah bersama Ria yang berjarak sekitar 10 m dari aku yang sedang berdiri. Ruang itu tersekat dengan benda yang bersirip atau kisi-kisi yang tegak lurus. Aku sengaja berdiri di sana sambil menunggu Ria. Dan saat kami berhadap-hadapan lalu aku keluarkan kontolku dan mulai ngocok.
Kalau saja Ria memperhatikan gerakan tanganku dan apabila dia jeli melihat kisi-kisi itu, pasti Ria dapat melihat kalau sebenarnya aku sedang berdiri ngocok di depannya.
Mungkin karena seringnya aku ngocok di ruang kerja Ria saat dia juga berada di sana, aku sangat terbiasa dan santai mengocoki kontolku. Sering aku ngocok di sana dengan posisi memejamkan mataku. Dan yang menjadi pertanyaanku adalah di setiap kali aku ngocok sambil memejamkan mata, tak berapa lama setelah aku nembak mani dan telah memasukkan kontolku ke dalam celana, Ria pasti berjalan melewatiku untuk keluar dari ruangannya. Dan hal itu Ria lakukan di setiap aku ngocok dengan memejamkan mataku. Mungkin saja saat itu Ria tahu kalau aku sedang ngocok dan sengaja menunggu aku sampai selesai ngocok, kemudian dia keluar dari ruangannya ? Atau mungkin saja Ria sengaja tidak mengganggu acara ngocokku dan menikmati pemandangan bagaimana aku dalam posisi memejamkan mata, berkelonjotan di puncak kenikmataan birahi dengan tangan kiri meremas kepala kontolku menahan muncratan maniku ? Ah..., lonte pepek torok lah kau Ria... Tapi yang pasti adalah entah sudah berapa kali Ria minum air kencingku. Ria...Ria...

Selasa, 01 November 2016

Ngocok Di Belakang Mertua

Tanggal 29-10-2016 jam 00:38-0041 aku berdiri ngocok di belakang mertuaku.  Saat aku terbangun dari tidurku dan keluar dari kamar, kudapati mertuaku sedang tertidur di ruang TV. Memang hari itu mertuaku baru saja pulang dari A S bersama rombongan Mi, jadi dapat aku pastikan kalau mertuaku itu masih lelah dan memang sengaja tidur di ruang TV karena kamarnya dipakai oleh Mi.
Begitu aku membuka pintu kamarku dan mendapati mertuaku sedang tidur, langsung saja aku keluarkan kontolku dan berjalan melewati mertuaku. Aku kencing dan kemudian kembali lagi sambil melihat situasi yang ada.
Karena kontolku sudah terasa memberontak ingin dikocok, lalu aku kembali mengeluarkan kontolku dan mulai ngocok. Perlahan tapi pasti aku mulai menikmati hentakan-hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku sambil memandangi tubuh mertuaku yang tertidur dengan posisi menyamping.
Dengan jarak sekitar 30 cm aku ngocok berdiri di belakang tubuh mertuaku yang tidur di lantai. Ngocok sambil memandangi setiap lekuk tubuh mertuaku. Begitu nikmatnya sampai aku benar-benar memejamkan mataku sambil menghayalkan seandainya dalam posisi tidur mertuaku yang seperti itu, dari belakang aku juga ikutan rebah dan memasukkan kontolku ke dalam pepek mertuaku.
Sensasi ngocok di belakang mertuaku dengan memejamkan mata seperti itu begitu terasa nikmat sekali. Tak aku pikirkan lagi keadaan rumah yang sebenarnya ramai. Karena Mi tidur di kamar mertuaku dan rombonganya tidur di kamar adik iparku. Sementara adik-adik iparku masih berada di depan rumah.
Dari jam 00:38-00:41 aku berdiri ngocok di belakang mertuaku sampai aku nembak mani. Dan tak lama setelah aku nembak mani dan masuk ke kamar, lalu aku mulai mendengar adik-adik iparku mulai kembali masuk ke dalam rumah.

Senin, 22 Agustus 2016

Ceceran Maniku Di Ranjang Mertua

Sungguh aku gak tahu, kenapa aku begitu terobsesi dengan mertuaku. Sudah di atas 50 tahun padahal usianya. Tapi kenapa mertuaku itu selalu membuat birahiku menggelegak. Tanggal 16-08-2016 dari jam 15:05-15:45 aku bugil ngocok di kamar mertuaku. Kebetulan mertuaku sedang pergi ke A S, jadi aku bebas masuk ke dalam kamar mertuaku. Sebenarnya di rumah ada **** dan *****. Mereka aku suruh tidur. Dan setelah memastikan **** dan ***** sudah tidur, kemudian aku masuk ke dalam kamar mertuaku.
Setelah menutup dan mengunci pintu kamar mertuaku, lalu aku buka celanaku. Begitu bermain hayalanku saat kupandangi ranjang mertuaku. Seandainya saat itu mertuaku sedang berbaring di atas ranjang  menanti untuk aku kentot, ah... pasti nikmat sekali pepeknya.
Karena tirai jendela kamar tertutup, lalu aku naik ke atas ranjang mertuaku untuk membuka tirai jendela tersebut. Kebetulan ranjang mertuaku berdampingan dengan jendela. Aku buka lebar tirai jendela itu. Lalu aku buka bedcover ranjang mertuaku. Sengaja aku lakukan karena aku berencana mau nembak maniku di ranjang mertuaku.
Kembali aku naik ke atas ranjang mertuaku dan ngocok di jendela yang menghadap ke halaman depan rumah dengan begitu santai. Di seberang jalan ada aku lihat tetanggaku yang perempuan sedang berdiri di depan gang. Semakin aku dekatkan posisiku dan kontolku yang sedang aku kocok dengan kaca jendela.
Karena saat itu aku kebelet kencing, aku sudahi dulu acara ngocokku di jendela dan kemudian aku kencing di ranjang mertuaku. Sengaja aku arahkan air kencingku tidak di satu tempat aja, melainkan di beberapa tempat di ranjang mertuaku.
Di beberapa bagian ranjang mertuaku nampak begitu nyata basah karena air kencingku. Setelah aku kencing, kulanjutkan kembali acara ngocokku di jendela kamar mertuaku. Bugil berdiri di atas ranjang mertuaku menghadap ke jendela sambil merapatkan tubuhku ke jendela sampai kepala kontolku menempel di kaca jendela. Jam 15:05-15:45 aku bugil berdiri di atas ranjang mertuaku sampai akhirnya aku nembak begitu banyak mani dan sengaja aku biarkan berceceran di ranjang mertuaku.
Setelah itu aku pasang kembali bedcover ranjang mertuaku dan aku kututup kembali tirai jendela sambil berharap agar yang pertama sekali tidur di atas ranjang yang berceceran air kencing dan maniku itu adalah mertuaku.

Tanggal 18-08-2016 dari jam 15:00-16:00 saat di rumah hanya aku seorang, kembali dalam keadaan bugil aku masuk ke dalam kamar mertuaku. Karena mertuaku belum juga pulang dari A S, jadi sudah keburu kering lah air kencing dan maniku yang berceceran di atas ranjangnya.
Dalam keadaan bugil dan sedang kebelet kencing, sambil aku pegang kamera aku masuk ke dalam kamar mertuaku. Aku rekam aktifitasku saat itu dengan kameraku. Aku naik ke atas ranjang mertuaku untuk membuka tirai jendela, lalu turun lagi dari atas ranjang mertuaku dan membuka bedcover. Aku berdiri di sisi ranjang dan kencing di ranjang mertuaku lagi. Aktifitas itu aku rekam dengan kameraku. Tapi karena kurang nyaman, akhirnya aku matikan kameraku dan aku kembali naik ke atas ranjang mertuaku.
Bugil ngocok di atas ranjang mertuaku sambil lebih mendekatkan tubuhku ke jendela kamar. Aku sadar, kalau kaca jendela kamar mertuaku tidaklah begitu pekat hitamnya. Karena kalau tirai jendela itu terbuka, akan sangat jelas isi ruang kamar mertuaku bila kita melihatnya dari luar rumah. Tapi itu memang aku sengaja. Karena selama aku ngocok, ada saja tetanggaku yang cewek yang keluar atau sekedar berdiri di depan gang depan rumah mertuaku. Walau jarak gang tersebut ada sekitar 30 m dari rumah mertuaku, tapi aku sangat yakin para cewek-cewek itu dapat melihat aku yang sedang bugil ngocok di jendela kamar mertuaku.
Ngocok sambil menghayalkan kontolku berada di dalam pepek mertuaku semakin membuat kenikmatan ngocok yang aku rasakan semakin bertambah. Sampai akhirnya aku nembak mani dan aku biarkan berceceran di ranjang mertuaku.
Setelah selesai nembak mani, beberapa saat kemudian aku kembali kencing di ranjang mertuaku. Aku pasang kembali bedcover ranjang mertuaku, kemudian aku keluar dari kamar mertuaku sambil tetap berharap agar mertuaku cepat pulang dari A S dan tidur di ceceran air kencing dan maniku.
Tapi keesokan harinya, Mi datang dari dinas luar kotanya dan tidur di kamar mertuaku. Dan pastinya dia lah yang pertama sekali tidur di atas ceceran air kencing dan maniku. Gak apa lah, toh Mi juga merupakan sasaran ngocokku. Aku juga pernah ngocok di belakangnya. Mi, mertuaku, Ning dan In merupakan target ngocokku. Dan begitu aku harapkan mereka mau berdiri berjejer dalam keadaan bugil menunggu aku kentot secara bergilir. Mungkin kalau kejadiannya bisa seperti itu, pastinya yang akan aku kentot pertama kali adalah mertuaku, karena menghargai posisi mertuaku yang otomatis ibunya In, Mi dan Ning. Baru kemudian kakak beradik itu aku kentot secara bergilir. Tapi apa mungkin bisa terjadi ya... ?

Minggu, 14 Agustus 2016

Ngocok Di Halaman Depan Rumah

Tanggal 14-08-2016 sebenarnya aku punya rencana untuk berlibur. Tapi dengan melihat kondisi yang ada, sepertinya aku mulai berubah pikiran. Seluruh keluarga *****ku ikut liburan dan otomatis di rumah pasti nggak ada orang.
Hal itu yang membuatku menjadi lebih memilih untuk tidak ikut. Dengan berbagai alasan, akhirnya *****ku dan mertua serta para ipar nyerah dengan pilihanku untuk tidak ikut mereka.
Sekitar jam 00:00 *****ku dan keluarga lainnya mulai berangkat dari rumah. Tak lama setelah mereka melewati halaman rumah, aku kembali masuk ke dalam rumah dan langsung membuka pakaianku.
Bugil di rumah sambil aku menghidupkan laptop dan langsung memutar film porno koleksi pilihanku.
Sekitar 1 jam bugil ngocok menonton film porno di ruang TV yang lampunya terang benderang, akhirnya aku berjalan ke pintu depan.
Secara perlahan aku buka sedikit demi sedikit pintu depan rumah mertuaku sambil aku mengawasi keadaan sekitar rumah. Sampai akhirnya pintu depan terbuka lebar dan aku mulai berdiri ngocok dengan keadaan bugil.
Jujur, sebenarnya aku kurang nyaman dengan keadaan sekitar, khususnya lampu luar rumah yang sangat terang. Lalu aku sudahi dulu acara ngocokku sambil aku tutup kembali pintu depan.
Kembali aku tonton film porno di laptopku sampai akhirnya kenekatanku tiba-tiba muncul. Santai aku mulai mematikan lampu luar rumah mertua dan kembali membuka pintu depan rumah. Beberapa saat aku ngocok di pintu depan rumah. Karena sepertinya sangat tanggung, dengan kondisi yang sedikit gelap karena lampu luar rumah sudah aku matikan, akhirnya dengan santai aku berjalan ke halaman depan rumah mertuaku dengan kondisi bugil. 
Tidak aku hiraukan keadaan lampu-lampu di luar rumah tetanggaku yang terang, karena aku saat itu sudah sangat terujung mau menembakkan mani.
Sangat santai aku dalam keadaan bugil berdiri di tengah halaman depan rumah mertuaku. Sangat santai aku kembali mengocoki kontolku. Menikmati setiap hentakan-hentakan tanganku yang mengocoki kontolku. Aku tandai dari jam 01:15-01:20 aku bugil berdiri sambil ngocok di tengah halaman depan rumah mertuaku sampai akhirnya aku nembak mani dan aku biarkan maniku itu berceceran di halaman rumah mertuaku. Sangat kental dan banyak maniku yang keluar berceceran di halaman depan rumah mertuaku itu. Setelah nembak mani aku kembali masuk ke dalam rumah dan menghidupkan lagi lampu luar rumah, lalu tidur di kamarku dengan kondisi bugil dengan posisi pintu kamar yang aku buka lebar.
Sekitar jam 06:30 Ning duluan sampai di rumah. Aku sangat meyakini, pasti Ning dapat dengan jelas melihat bekas ceceran maniku di halaman depan.
Dan siang harinya dari jam 13:40-14:00 aku dapat bonus dari Ning, karena Ning sepertinya membiarkan aku untuk melihat putih pahanya yang montok itu. Saat itu Ning memakai celana yang bolong bagian depan tepat sekitar 10 cm dari pangkal pahanya. Dan dari bahasa tubuhnya, sepertinya Ning sengaja membuat gerakan-gerakan yang sedikit erotis di depanku, yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
Hal itu mungkin saja terjadi, karena kalau benar Ning melihat ceceran maniku, berarti sudah dua kali dia melihatnya. Yang pertama saat dulu aku pernah ngocok di depan kamarnya dan membiarkan maniku berceceran di lantai depan kamarnya. Dan pagi hari saat Ning keluar kamarnya, Ning menginjak ceceran maniku. Sangat jelas saat itu aku mendengar Ning berkata "Ihh...., apa ni...".
Dan yang kedua adalah di halaman depan rumah. Ya mungkin saja sangat wajar jika siang itu Ning sepertinya sengaja mempertontonkan lekuk tubuhnya yang menggiurkan itu di depanku. Dan dengan sengaja memakai celana legging hitam bercorak bunga yang koyak di bagian depan pahanya. Serta sengaja tiduran dengan terkadang membuat gerakan-gerakan yang sedikit erotis di depanku, walau saat itu suaminya ada di sampingnya. Ah..., lonte pepek pantat kau Ning...

Minggu, 05 Juni 2016

Ngocok Di Belakang Mertua

Tanggal 31-05-2016, dari jam 15:03-15:05 aku berdiri ngocok di belakang mertuaku yang sedang tiduran di lantai dapur. Aku tahu saat itu mertuaku hanya tiduran aja di dapur sambil mendengarkan radio. Bahkan mertuaku sering mengganti chanel radionya.
Dan kesempatan seperti itu ya gak aku sia-siakan. Karena posisi mertuaku membelakangi aku, lalu dengan santai aku mengeluarkan kontolku sambil mengocokinya. Aku berdiri ngocok sekitar 2 meter di belakang mertuaku. Sampai akhirnya aku nembak mani yang kutampung dengan tangan kiriku.

Jumat, 27 Mei 2016

Ngocok Di Depan "Ica"

Dari sekian target ngocokku, hanya Ica yang sepertinya begitu nampak sangat mencari perhatianku kalau kami berjumpa. Apalagi kalau aku langsung memandangnya, Ica nampak begitu grogi dan salah tingkah. Dan kalau saat itu aku cuek, ada saja tingkahnya yang sepertinya sengaja dia buat untuk mencari perhatianku.
Ica sekarang sudah SMP, dan sebenarnya nampak semakin cantik dengan kulit hitam manisnya, serta bibir yang lumayan sensual. Dulu aku pernah ngocok di depan Ica. Saat Ica masih SD. Dan yang aku ingat hanya sekali aku benar-benar ngocok dengan mengarahkan kontolku sampai aku memuncratkan mani yang disaksikan langsung oleh si Ica. Selebihnya, yang sering adalah setelah selesai aku nembak mani dan menaikkan celanaku, baru Ica lewat dan melihatku.
Mungkin karena saat itu adalah pertama sekali aku benar-benar ngocok di depan Ica dan memuncratkan maniku tepat saat dia memalingkan wajahnya ke arah aku ngocok. Ica nampak begitu antusias menyaksikan dan memperhatikan muncratan maniku yang keluar dari kontolku. Dan aku sengaja membiarkan Ica dengan seksama memperhatikan tanganku yang sedang mengocoki kontolku sambil memuncratkan maniku hingga maniku itu berceceran di lantai dapur.
Setelah kejadian itu, Ica sepertinya sering kalau lewat rumahku, pasti memalingkan wajahnya ke pintu dapur. Nampak di wajahnya penuh harapan untuk melihat aku ngocok lagi. Tapi kebanyakan, setelah aku siap ngocok dan nembak mani, baru Ica lewat dan memalingkan wajahnya ke arah aku.
Tapi yang paling utama adalah, Ica yang sekarang sudah kelas 2 SMP dan pastinya sudah tahu kontol, masih nampak begitu antusias memandang ke arah kontolku saat kami berjumpa. Di mana aja kami jumpa pasti pandangan matanya menuju ke arah kontolku.
Dan sangat kentara Ica begitu mencari perhatianku kalau aku ada di depan rumah dan dia juga ada di sana. Ica...Ica...

Minggu, 08 Mei 2016

Juice Alpukat Plus Air Maniku Untuk "Teti" -*-

Tanggal 07-05-2016, jam 13:48 aku tandai saat Teti mulai meneguk juice alpukat yang dia titip untuk dibelikan olehku yang telah aku campurkan dengan begitu banyak air maniku ke dalam juice tersebut. Ya.., seluruh air maniku yang muncrat saat aku ngocok aku tampung ke dalam bungkus plastik juice alpukat Teti tanpa tersisa sedikitpun.
Sebenarnya dari pagi hari aku begitu merasa riang, saat *****ku dan anak-anak, mertua, serta adik-adik iparku berangkat menuju A S. Aku sengaja tidak ikut karena alasanku tidak ada yang menjaga rumah kalau semuanya berangkat ke A S.
Ah..., sendirian di rumah mertuaku begitu terasa nyaman. Setelah menutup pintu depan dan samping, lalu dengan santai aku mulai menanggalkan pakaianku sampai aku benar-benar bugil. Kemudian aku masuk ke dalam kamar mertuaku. Ada sesuatu yang aku cari di kamar mertuaku itu. Di atas keranjang tumpukan pakaian bekas pakai mertuaku mataku menangkap apa yang aku cari.
Sebuah sempak mertuaku berada di tumpukan paling atas. Aku tahu pasti kalau sempak itu bekas mertuaku pakai. Terbukti masih terasa sedikit lembab di bagian penutup pepeknya. Dan baunya juga sedikit pesing. Kuhirup dengan dalam aroma pesing sempak mertuaku itu sambil membayangkan pepeknya. Ereksi kontolku membuat tanganku secara spontan langsung mengocoki kontolku. Tepat di bagian penutup pepek sempak mertuaku itu semakin dalam aku hirup aroma pesing pepek mertuaku sambil tangan kananku mengocoki kontolku.
Lagi enak-enaknya aku ngocok sambil menghirup pesingnya sempak mertuaku, tiba-tiba aku dengar suara motor berhenti di halaman. Melalui tirai jendela aku melihat Teti sudah mulai turun dari motornya.
Pepek lonte torok..., mau ngapain Teti datang, sementara dia tahu kalau "P", adik iparku sudah berangkat ke A S.
Dengan segera aku keluar dari kamar mertuaku, sambil dengan berat hati meletakkan kembali sempak mertuaku itu di atas tumpukan pakaiannya. Lalu aku masuk ke kamarku sambil memakai celana pendekku. Sengaja sempakku tidak aku pakai. Karena mungkin saja Teti bisa aku jadikan sasaran ngocokku. Kubiarkan kontolku yang sudah mulai tidak ereksi nampak membekas di bagian depan celana pendek yang aku pakai saat aku membuka pintu dan mempersilahkan Teti masuk.
Ah..., dasar pepek lonte..., ternyata Teti datang karena motornya sering mogok dan adik iparku "P" yang merupakan pacar Teti sengaja menyuruhnya datang minta tolong padaku untuk menstel motornya.
Saat itu ada rasa kecewa sih..., karena pastinya aku mengotak atik motor Teti di luar rumah, sementara Teti ya ada di dalam rumah. Hilang kesempatanku untuk menjadikan Teti sebagai sasaran ngocokku.
Sambil menstel motor Teti, sesekali aku melihat posisi Teti yang sedang duduk di lantai menonton TV. Uh..., dasar pepek... pepek..., lonte kau Teti..., inginnya aku lesakkan kontolku ke dalam pepek dan pantatnya.
Setelah selesai motor Teti aku stel, kemudian aku masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi tepat di belakang Teti. Sepertinya Teti tidak menyadari kalau aku sudah masuk ke dalam rumah dan duduk di belakangnya, karena aku lihat Teti rupanya sedang main HP.
Jarak antara aku dengan Teti saat itu sekitar 2 meter. Dan karena sepertinya Teti tidak menyadari kehadiranku, dengan perlahan aku mengeluarkan kontolku dari celana dan mulai membuat kontolku ereksi. Santai saja aku mulai mengocoki kontolku sekitar 2 meter di belakang Teti. Sambil memperhatikan keindahan tubuh bagian belakang Teti, tanganku tak henti-hentinya mengocoki kontolku. Hanya berjarak 2 meter antara kontolku dengan kepala Teti yang sedang duduk di lantai, sedang saat itu aku ngocok sambil duduk di kursi. Akuu lihat saat pertama kali aku mengeluarkan kontolku dan mulai ngocok di belakang Teti pada jam 10:12.
Sampai akhirnya aku dengan cepat memasukkan kontolku ke dalam celana karena tiba-tiba Teti memalingkan wajah dan tubuhnya ke belakang. Dan dengan spontan aku pura-pura membuatnya terkejut.
Boo..., sambil tertawa aku pura-pura membuatnya kaget dan aku bilang padanya serius kali chatingan sampai-sampai motornya sudah siap dan mekaniknya sudah standby menunggu uang tips tidak dihiraukan.
Teti juga tertawa walau masih menunjukkan ekspresi wajah yang memang benar-benar terkejut. Beruntung candaanku itu berhasil. Walau kontolku saat itu gagal nembak mani. Lalu aku bilang agar Teti mencoba motornya. Tapi Teti malah kembali memintaku agar aku saja yang mencobanya. Dengan sedikit bercanda, sambil mengambil  bajuku di kamar aku bilang ke Teti, "wani piro...".
Akhirnya aku sendiri yang mencoba motor Teti. Sebelum aku mulai menjalankan motornya, tiba-tiba Teti keluar dan bilang ke aku kalau dia mau titip juice alpukat.
Akhirnya dengan pertimbangan karena Teti baru saja aku jadikan sasaran ngocokku (walau aku tidak sampai nembak mani) dan suasana juga enak, aku belikan juga juice alpukat yang Teti pesan. Lagian di saku bajuku emang ada uang yang tadinya mau aku belikan rokok.
Saat aku sampai di rumah dan membawa 1 bungkus juice alpukat serta 1 bungkus es campur, kupanggil Teti. Dari dalam kamar mandi ku dengar Teti menyahutku.
"Ngapain Teti...", tanyaku pada Teti.
"Kenapa bang..., Teti lagi mau mandi sama mau nyuci pakaian "P". Tadi "P" minta tolong cucikan..., abang mau pakai kamar mandi ?".
Sambil bercanda aku jawab, "Enak ya "P", masih pacaran dah ada yang mau nyuci pakaiannya".
Aku dengar tawa Teti dari dalam kamar mandi. Lalu aku bilang kalau juice alpukatnya sudah aku beli. Lalu Teti menjawab kalau juicenya di letakkan saja di dalam kulkas karena mungkin dia akan lama memakai kamar mandi.
Mendengar pernyataan Teti yang mungkin lama memakai kamar mandi membuat aku tiba-tiba ada ide untuk mencampurkan air maniku ke dalam juice alpukat Teti.
Jujur, gemuruh detak jantungku saat itu terasa terkalahkan dengan hasrat ingin mencampurkan air maniku dengan juice alpukat si Teti.
Lalu aku masuk ke dalam kamarku sambil membuka bajuku. Kemudian aku keluarkan kontolku dari dalam celana dan kembali ke dapur dengan posisi kontol yang sudah keluar dari celana. Aku buka es campurku dan aku tuang ke dalam gelas. Lalu aku ambil juice alpukat Teti, lalu aku buka karet pengikat bungkus plastik juice tersebut. Agar tidak tumpah, aku letak juice yang sudah terbuka karet pembungkusnya ke dalam cangkir besar.
Saat aku sudah memastikan kalau Teti sedang mandi, lalu aku kembali masuk ke dalam kamarku sambil membuka celana pendek yang aku pakai.
Jujur, sedikit bergemuruh rasa detak jantungku saat aku mulai berjalan keluar dari kamarku dalam keadaan bugil. Faktor lainnya yang membuat jantungku sedikit bergemuruh adalah karena pintu samping tidak aku tutup. Walau aku tahu, kalau siang hari aktifitas tetanggaku kebanyakan di dalam rumah dan kebanyakan dari mereka menutup pintu.
Dengan berjalan perlahan sambil aku lirik jam yang menunjukkan pukul 11:47 aku melangkahkan kakiku ke dapur dalam kondisi bugil, sementara suara air yang menandakan Teti sedang mandi masih aku dengar.
Dan sampai di dapur, lalu aku mulai ngocok sambil menghadapkan tubuhku ke pintu kamar mandi. Dengan kondisi bugil aku ngocok dan mengarahkan kontolku ke pintu kamar mandi, sambil mendengarkan gemericik air aku pejamkan mataku sambil membayangkan lekuk tubuh Teti dan usapan-usapan tangan Teti yang saat itu sedang mandi.
Karena sensasi terasa sangat luar biasa, jarang terjadi dan sangat-sangat nekat, akhirnya aku semakin tertantang untuk semakin berani. Sambil ngocok aku semakin mendekat tubuh bugilku ke pintu kamar mandi. Hingga jarak antara aku berdiri bugil ngocok dengan pintu kamar mandi kurang dari 30 cm.
Tidak aku hiraukan saat aku mulai tidak mendengar suara gemericik air. Bahkan saat itu aku tidak perduli apakah Teti sudah selesai mandi dan siap-siap untuk keluar dari kamar mandi atau apa.
Karena saat itu aku sudah benar-benar sangat nekat. Malah aku merebahkan tubuhku di depan pintu kamar mandi sambil tanganku tak henti-hentinya mengocoki kontolku. Sambil aku pejamkan mataku, aku terus menghayalkan keindahan tubuh Teti. Ah..., lonte pepek torok kau Teti...
Apalagi sesaat kemudian aku mendengar Teti mulai mencuci pakaian. Semakin keras dan nyata terdengar suara hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku dengan kondisi saat itu aku telentang bugil ngocok sambil memejamkan mataku di depan pintu kamar mandi. Bayangkan resiko yang bisa saja terjadi saat itu ! Bisa saja tiba-tiba Teti keluar dari kamar mandi, misalnya hendak mengambil sesuatu dan mendapati aku sedang telentang bugil ngocok di depan pintu kamar mandi... Dan pastinya tidak ada suatu alasan apapun yang dapat kujadikan pembenaran. Dan tidak akan ada kesempatan aku untuk dapat menutupi tubuhku, karena baju dan celanaku berada di dalam kamarku.
Tapi itu pula yang menjadikan aku semakin tertantang untuk bertahan dalam kondisi bugil ngocok di depan pintu kamar mandi padahal Teti berada di dalam kamar mandi tersebut sedang mandi dan mencuci pakaian.
Terasa lama juga aku telentang bugil ngocok di depan pintu kamar mandi. Sampai akhirnya aku dengar suara Teti sedang membilas pakaian. Lalu, tidak berapa lama kemudian aku kembali bangkit berdiri. Dan kemudian dengan tangan kiriku, aku ambil juice alpukat Teti, karena tangan kananku masih terus saja mengocoki kontolku. Aku letak juice tersebut di meja kompor tepat di samping pintu kamar mandi. Lalu aku posisi ngocokku lebih merapat ke pintu kamar mandi. Dan saat mulai terasa denyut kontolku yang semakin menjadi yang menandakan aku akan nembak mani, kemudian aku memundurkan posisiku sedikit menjauh sekitar 1/2 meter dari pintu kamar mandi sambil aku meraih cangkir yang berisi bungkus plastik juice alpukat Teti.
Sampai akhirnya... CROT...
Sengaja aku tembakkan seluruh muncratan maniku itu ke dalam juice alpukat Teti.
Wuih..., begitu banyak dan kentalnya maniku yang keluar. Sangat banyak dan sangat kental !
Mungkin karena sedari pagi aku ngocok dan belum nembak mani. Ditambah lamanya aku bugil ngocok saat Teti mandi dan mencuci pakaian membuat muncratan maniku begitu banyak dan begitu kental yang keluar dari kontolku.
Sampai aku peras batang kontolku agar mani yang masih tersisa di kontolku benar-benar keluar semua.
Setelah aku pastikan maniku sudah benar-benar keluar semua dan telah masuk ke dalam juice tersebut, lalu aku kembali ke meja lemari, di mana karet pengikat bungkus plastis juice alpukat itu aku letak.
Masih dalam kondisi bugil dan aku sudah mendengar dari dalam kamar mandi Teti sedang membuang air bilasan cucian, aku ikat kembali bungkus plastik juice alpukat itu dengan karet, lalu aku letakkan juice tersebut ke dalam kulkas.
Sambil berjalan santai karena penuh kepuasan, aku masuk ke dalam kamarku. Sempat aku lihat jam menunjukkan pukul 12:58.
Aku rebahkan tubuhku di ranjang dalam keadaan bugil, sementara pintu kamarku terbuka. Hanya tirai pintu yang sedikit terbuka. Lalu aku kembali berdiri saat aku mendengar Teti membuka pintu kamar mandi dan dari tirai yang sedikit terbuka itu kulihat Teti masuk ke dalam kamar "P".
Kemudian aku memakai baju dan celanaku, lalu keluar dari kamar dan langsung mengambil es campur. Sengaja aku menghidupkan TV sambil duduk menikmati es campurku menunggu Teti keluar dari kamar "P". Tak berapa lama kemudian Teti keluar dan langsung protes karena dia kira tidak dibelikan juice alpukat saat melihat aku sedang minum es campur.
Aku katakan ke Teti kalau pesanannya aku letak di kulkas. Dan Teti langsung menuju kulkas mengambil juice alpukatnya.
Jantungku berdebar kencang saat Teti mulai membuka bungkus juice alpukat tersebut. Dia tuang juice alpukat tersebut ke dalam cangkir yang memang sudah aku persiapkan bersama juicenya saat aku meletakkannya di dalam kulkas. Tampak Teti memeras plastik pembungkus juice alpukat itu sambil mengatakan kalau juice alpukat adalah kesukaannya.
Aku tandai saat pertama sekali Teti meneguk juice alpukat yang telah aku campur dengan air maniku itu pada jam 13:48.
"Agak asin ya bang juice alpukatnya..., beli di mana tadi ?", kata Teti saat pertama sekali meneguk juice tersebut. Dan aku jawab kalau aku beli di dekat rumah temanku.
"Tapi, pas kok. Rasa asin dan manisnya terasa", kata Teti setelah meneguk kembali juice alpukatnya.
Dalam hati aku hanya berkata, "ya iyalah terasa asin, kan Teti minum juice alpukat plus air mani abang....".
Dengan pura-pura aku mengajak ngobrol, pandanganku terpuaskan saat melihat Teti begitu menikmati juice alpukat yang telah aku campur dengan air maniku. Kontolkupun menjadi ereksi kembali. Tapi sayangnya setelah Teti menghabiskan juice alpukatnya, lalu dia pamit pulang.
Dasar pepek kau Teti..., padahal rencananya akan aku jadikan lagi si Teti itu sebagai sasaran ngocokku. Ah..., tak apalah..., karena begitu ekstrim dan nekatnya aku ngocok saat Teti mandi. Begitu puasnya aku melihat Teti begitu menikmati juice alpukatnya yang telah aku campur dengan air maniku, walau Teti bilang kalau rasa juice alpukatnya ada rasa asinnya...
Makasih ya Teti karena kau begitu menikmati maniku. Makasih ya Teti karena memberikan waktu selama 1 jam 11 menit untukku bugil ngocok di depan pintu kamar mandi saat kau mandi dan mencuci pakaian. Lain waktu mungkin akan aku ulangi lagi mencampurkan air maniku untuk mu Teti...

Sabtu, 07 Mei 2016

Bugil Ngocok Di Depan "Dewi"

Mungkin karena tubuhnya sedikit mungil, aku sempat salah mengira kalau Dewi itu masih SD. Tapi ternyata salah. Rupanya Dewi sudah SMP. Padahal saat itu jelas-jelas aku bugil ngocok di depannya.
Sore itu, tanggal kejadiannya aku lupa, dari jam 17:00-18:30 aku bugil ngocok di dapur rumahku. Pintu dapur sengaja aku buka untuk lebih membuat sensasi bugil ngocokku semakin bertambah.
Memang banyak cewek-cewek yang berlalu lalang saat itu. Dan aku hanya curi-curi kesempatan berdiri sambil bugil ngocok saat posisi mereka sedikit melewati aku.
Sekitar jam 18:25 kulihat Dewi sedang naik sepeda dengan adiknya dan sepertinya akan melewati aku. Dengan jantung yang sedikit bergemuruh aku mulai mempersiapkan posisi untuk berdiri ngocok di depan pintu dapur. Saat Dewi mulai kulihat semakin mendekat, lalu aku berdiri di depan pintu dapur dalam keadaan bugil ngocok, padahal saat itu hari masih terang. Sekitar ½ menit aku menunggu Dewi untuk melewati aku sambil aku tetap dalam posisi bugil ngocok di depan pintu dapur rumah. Semakin kupercepat sentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku saat roda depan sepeda Dewi mulai nampak.
Aku begitu berambisi sekali saat itu. Dengan nekat aku keluar dan berjalan menyongsong Dewi dengan keadaan bugil sambil tanganku tak henti-hentinya mengocoki kontolku.
Dan saat aku menyongsong Dewi, dia berhenti dan memutar sepedanya. Aku semakin mendekatinya hingga jarak aku dan Dewi sekitar 3 meter. Sambil terus kupercepat kocokan di kontolku, aku biarkan Dewi melihat aku dalam keadaan bugil ngocok di depannya.
Sangat kentara sekali Dewi pura-pura tidak melihat aku ngocok. Sambil memutar sepedanya, kulihat dia melirik ke arahku. Dan saat Dewi melirik ke arahku itulah aku nembak mani. Sempat tertegun sejenak kulihat Dewi saat aku memuncratkan maniku di depannya. Saat itu aku sengaja memposisi jarakku dengan Dewi sekitar 3 meter sampai aku benar-benar memuncratkan seluruh maniku dari kontolku dan kubiarkan berceceran di lantai. Setelah itu aku kembali masuk ke dalam rumahku, berjalan dengan santai dalam keadaan bugil setelah kulihat Dewi bersiap-siap mengayuh sepedanya.
Karena saat itu kupikir Dewi masih SD, jadi santai lah... Tapi pada esok harinya baru aku tahu kalau Dewi sudah SMP, karena dia lewat di depan rumahku dengan seragam SMPnya. Aku yakin Dewi sepertinya sengaja lewat di depan rumahku menunjukkan kalau dia bukan anak-anak lagi. Dan setahu aku, Dewi tidak pernah pergi sekolah melewati rumahku. Karena jalan menuju sekolahnya lebih dekat bila tidak melewati rumahku. Di samping itu, tubuh Dewi yang kurus mungil dengan mata yang lentiknya itu sungguh seperti masih anak-anak, khususnya anak SD.
Dan seperti biasa, sama seperti target-target ngocokku yang pernah melihat aku ngocok, pandangan mata Dewi selalu saja mengarah ke kontolku bila kami berpapasan atau jumpa di warung. Dan sepertinya sikap Dewi biasa aja, hanya pandangan matanya selalu nampak curi-curi pandang ke kontolku.

Senin, 18 April 2016

Ngocok Di Belakang "Cindi"

Dulu aku paling suka sekali memperhatikan Cindi pergi ataupun pulang sekolah. Yang tak dapat aku lepaskan pandanganku terhadap Cindi adalah rok sekolah bagian belakang Cindi yang tampak lebih naik dibanding rok bagian depannya. Dan itu menandakan betapa besar dan montoknya pantat Cindi. Bentuk tubuhnya juga nampak padat, seimbang antara teteknya yang besar menonjol menantang dengan pantatnya yang montok itu.
Memang sih..., hitam manis warna kulitnya. Dan hanya itu saja yang membuat nilai kurang pada Cindi. Kalau saja dia putih..., mungkin sangat plus sekali nilainya.
Tapi walau bagaimanapun juga, pantatnya itu lho yang sampai sekarangpun selalu membuat kontolku memberontak ingin dikocok bila aku memandang tubuh Cindi.
Sering Cindi saat lewat pergi atau pulang sekolah kujadikan sasaran arah kontolku yang aku kocok di belakangnya. Dan terkadang, malah aku sengaja ngocok di depan pintu dapur walau saat itu Cindi masih jauh, sampai akhirnya dia tiba di depanku yang berdiri ngocok di depan pintu dapur, lalu aku nembak mani di sampingnya.
Tapi hal yang aku sukai saat aku ngocok dengan sasaran Cindi adalah sengaja aku tahan agar jangan sampai nembak mani terlebih dahulu sebelum Cindi melewati aku. Sampai aku puas mandangi pantatnya yang montok itu, baru kemudian aku nembak mani di belakangnya.
Sayangnya momen saat aku jadikan Cindi sebagai sasaran ngocokku tidak dapat aku tulis karena fileku rusak.
Tapi yang pasti, sering Cindi saat dia masih sekolah aku jadikan target dalam ngocokku. Ngocok di belakang Cindi, sambil mandangi montoknya pantat Cindi yang membuat muncratan maniku tak tertahankan. Dan aku juga yakin, Cindi sebenarnya tahu kalau aku sering ngocok di belakangnya. Hal itu dapat aku tandai, kalau Cindi berjalan berdua dengan temannya, pasti dia melihat ke pintu dapur. Dan bila berjalan sendiri, terkadang kulihat jalannya sedikit terburu untuk segera melewati aku yang sedang ngocok di depan pintu dapur. Sampai sekarangpun, Cindi masih terlihat kaku bila berjumpa denganku. Dan bila sangat terpaksa dia baru menyapaku.
Ah..., Cindi... Cindi...

Rabu, 13 April 2016

Ngocok Di Depan "Fani"

Kalau aku sedang ngocok di depan jendela ruang tamu rumahku, salah satu hal yang aku nantikan adalah kehadiran Fani untuk berdiri di depan gang seberang rumahku. Jelas sekali tatapan matanya yang tampak pura-pura melihat ke kanan atau kiri jalan seperti mau melihat sesuatu. Padahal niat dia mungkin ingin melihat aku ngocok.
Karena aku ngocok di depan jendela memang lama. Terkadang Fani masuk lagi ke dalam rumahnya dan tak berapa lama kemudian dia kembali berdiri di depan gang sambil pura-pura tidak melihat aku yang sedang ngocok di depan jendela. Bukan sekali-kali Fani melakukan hal seperti itu, tapi setiap dia tahu kalau aku sedang ngocok dengan kondisi bugil di depan jendela, pasti Fani seperti itu.
Aku ingat saat Fani masih SD. Walau sudah kelas 6 SD, tapi saat itu dia paling suka kencing di luar rumahnya. Memang tak pernah aku lihat pepeknya, karena dia kencing sambil jongkok dengan posisi menyamping dan hanya dapat kulihat pantatnya yang putih montok itu.
Sekarang Fani sudah SMP kelas 1, tapi teteknya itu lho... Sangat montok, semontok pantatnya. Sering aku ngocok di depan jendela sambil memandang betapa montoknya tetek Fani yang masih kelas 1 SMP itu. Begitu bermain hayalanku sambil ngocok memandangi indahnya tetek Fani yang begitu nyata menyembul dari bajunya.
Terkadangpun Fani dengan membawa teman-temannya duduk di depan gang dan memposisikan teman-temannya membelakangi aku, sementara posisi dia menghadap ke aku.
Ah..., Fani... Seandainya kau memperbolehkan aku untuk membuka pakaianmu. Yang paling pertama adalah aku buka bajumu dan netek di tetekmu yang sangat montok itu. Selanjutnya aku buka celanamu dan akan aku jilati pepekmu yang aku yakin masih sedikit bulu jembutmu. Dan akan kupendam kontolku ke dalam pepek serta pantatmu yang montok itu.

Senin, 11 April 2016

Ngocok Di Tempat Umum

Ngocok di tempat umum merupakan sesuatu hal yang sangat menantang bagiku. Ada debar dan rasa yang tidak dapat aku katakan yang membuat adrenalinku semakin terpacu. Apalagi saat aku mulai mengeluarkan kontolku dan mengocokinya...
Di awal aku mulai ngocok di tempat umum adalah di sebuah kegiatan sekolah yang aku ikuti. Pada saat itu aku sebagai peserta beserta teman-temanku harus bermalam di sana. M F nama tempat itu yang setiap tahunnya mengadakan acara untuk sekolah-sekolah memamerkan teknologi bidang pendidikan. Beserta beberapa teman, kami menempati sebuah stand. Pada malam harinya, saat jam menunjukkan sekitar pukul 23:00, iseng temanku memutar video porno. Banyak juga teman-teman dari sekolah lainnya ikut gabung dan menonton video tersebut. Selama menonton video tersebut kontolku sepertinya tidak dapat diajak komproni. Akhirnya setelah film porno tersebut usai, aku jadi serba salah. Gak bisa dibayangkan saat itu begitu memberontaknya kontolku ingin dikocok.
Dengan beralasan ingin kencing, aku akhirnya meninggalkan teman-temanku yang masih berkumpul di stand. Kulangkahkan kakiku menuju toilet dan akhirnya aku masuk ke dalam toilet cewek. Kemudian aku keluar lagi untuk memastikan keadaan aman, dan kembali masuk ke toilet cewek tersebut. Saat itu adalah saat pertama sekali aku ngocok di tempat umum. Dengan sedikit berdebar, kukeluarkan kontolku dan mulai mengocokinya. Dan akhirnya aku mulai menikmati setiap hentakan-hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku sambil menghayalkan film porno yang telah aku tonton. Dan di akhir kenikmatan ngocokku saat itu adalah memuncratkan maniku yang begitu banyak keluar sampai mengenai dinding dan berceceran di lantai toilet cewek M F. Buru-buru aku masukkan kontolku ke dalam celanaku sesaat setelah melihat begitu banyaknya maniku yang berceceran di dinding dan lantai toilet karena aku mendengar suara langkah sepatu yang mendekat. Lalu aku keluar dari toilet dan mendapati petugas keamanan sedang check situasi. Aku tahu dia tidak curiga, karena aku santai saja keluar dari toilet cewek itu sambil merapikan celanaku. Dan dia tidak masuk ke toilet tersebut, melainkan melanjutkan langkahnya menuju taman. Sampai di stand, kulihat teman-temanku masih ngobrol. Dan aku baru menyadari bercak maniku begitu tergambar jelas di celanaku, masih basah. Aku tutupi bagian depan celanaku yang berbercak mani dengan bajuku. Kemudian aku merebahkan diri dengan posisi telungkup dan pura-pura tidur. Padahal, sampai pagi aku tidak bisa tidur karena selalu terbayang-bayang film porno yang aku tonton, dan juga pikiran tentang siapa cewek yang pertama kali yang akan masuk ke dalam toilet itu. Yang pastinya, dia akan menemukan ceceran mani yang membekas di dinding dan lantai toilet cewek M F itu.
Dan dari kejadian itu aku mulai berani ngocok di tempat umum. Hingga beberapa bulan kemudian, aku dan teman-teman pergi ke daerah Lgkt. Di sana ada familiku. Sampai di sana sore hari dan kami mandi-mandi di sungai daerah Lgkt tersebut. Pada malam harinya, aku dan teman-teman jalan keliling kampung. Dan di persimpangan jalan ada sebuah pos ronda yang mati lampunya. Tiba-tiba ada ideku untuk ngocok di sana. Dan di ujung jalan kulihat beberapa cewek sedang jalan menuju ke arah pos ronda tersebut. Lalu dengan beralasan ingin merokok, aku suruh teman-temanku mencari warung untuk membelinya, sementara aku menunggu di pos ronda tersebut. Karena yang menyuruh itu aku, jadi mereka segan dan seluruh teman-temanku kemudian meninggalkan aku di pos ronda untuk mencari warung membeli rokok.
Begitu teman-temanku membalikkan badan, langsung aku meraba-raba kontolku biar ereksi. Dan setelah ereksi, kutunggu sampai mereka berbelok. Setelah sudah tidak nampak lagi teman-temanku itu, dengan perasaan yang berdebar, aku mengeluarkan kontolku dari celanaku. Saat itu aku duduk di bangku depan pos ronda, jadi dapat kulihat kalau cewek-cewek itu masih menuju ke arahku. Kemudian aku berdiri dan mulai mengocoki kontolku. Debar jantungku begitu cepat, secepat kocokan tanganku di kontolku. Apalagi saat cewek-cewek itu mulai mendekati pos ronda. Walaupun pos ronda itu lampunya mati, tapi lampu jalan lumayan terang untuk menyinari aku yang sedang ngocok. Aku tahu, saat itu sebenarnya cewek-cewek itu hendak duduk di pos ronda, tapi setelah mengetahui keberadaanku, dan mereka tahu kalau saat itu aku sedang ngocok, dengan langkah kaki yang cepat mereka buru-buru berjalan melewati aku yang sedang berdiri ngocok mengarahkan kontolku ke arah mereka. Aku nembak mani setelah posisi cewek-cewek itu melewati aku. Aku biarkan maniku berceceran di depan pos ronda tersebut.
Setelah siap nembak mani dan memasukkan kontolku ke dalam celana, kemudian aku menempatkan posisiku berdiri sedikit ke depan menutupi ceceran maniku. Dan tak lama kemudian teman-temanku datang dan kamipun melanjutkan acara jalan keliling kampung Lgkt.
Di pagi harinya, di dinding pos ronda yang aku jadikan tempat ngocokku ada tulisan yang cukup besar dengan menggunakan bahasa jawa : "AWAS PEJUH". Dan bila diartikan dalam bahasa Indonesianya adalah "AWAS AIR MANI".

Rabu, 06 April 2016

Ngocok Di Jendela Ruang Tamu

Salah satu tempat yang paling aku sukai saat aku ngocok adalah ruang tamu rumahku. Sering aku dengan sengaja membuka pintu rumah dan aku sengaja duduk di kursi tamu sambil ngocok. Pintu rumah yang sengaja aku buka lebar dan aku tepat duduk ngocok menghadap ke jalanan yang hanya berjarak sekitar 3 meter membuat sensasi ngocok seperti itu sungguh sangat menantang bagiku. Perumahan di sekitar rumahku memang lumayan padat.
Begitu banyak cewek-cewek ABG yang berlalu lalang. Dari cewek yang kuliahan, SMA, SMP, SD hingga anak-anak perempuan yang masih TK tak pernah luput menjadi sasaran arah kontol yang kukocok.
Bahkan hingga sekarang, Ika, Fani, Rika, Tum, Dewi, Ita dan Ayu sepertinya sudah tahu kalau aku saat sedang duduk di ruang tamu sendiri dengan pintu yang aku buka lebar, pasti saat itu aku sedang ngocok. Sering nampak olehku senyum tertahan mereka saat melewati aku. Bahkan kadang lirikan mata mereka dapat jelas aku lihat mengarah ke kontolku yang sedang aku kocok. Ya..., ok lah..., untuk Ita mungkin dari sekian banyak tetanggaku yang tahu aku suka ngocok di samping rumah dan di ruang tamu, hanya dia saja yang pada awal-awalnya menunjukkan rasa ketidak senangnya. Sering kalau dulu aku ngocok di samping rumah dan Ita lewat, dia walaupun secara sopan, membuang ludahnya. Begitu juga saat aku ngocok di ruang tamu, pasti dia buang ludah di depanku. Dasar lonte pepek torok si Ita itu... Memang tidaklah nampak secara kasar dia membuang ludah, hanya mengeluarkan ludah tanpa suara dari mulutnya saat dia melewati aku yang sedang ngocok.
Dan aku begitu yakin, Ita berhenti membuang ludahnya di setiap saat dia melewati aku yang sedang ngocok adalah saat aku pada suatu siang bugil ngocok di ruang tamu sambil mengarahkan kontolku ke arahnya yang kebetulan lewat. Karena mulai saat itu Ita sering senyum sambil ditahan apabila dia melewati aku yang sedang ngocok. Baik itu ngocok di samping rumah, maupun di ruang tamu. Dan secara keseluruhan adalah tetanggaku sepertinya sudah tahu la kalau aku suka ngocok.
Aku sih tidak begitu terbuai dengan sikap masa bodo cewek-cewek yang menjadi sasaran saat aku ngocok. Aku usahakan main cantik la saat mereka kujadikan target ngocokku. Aku gak mau seperti Rika. Yang dulunya nampak cuek, eh..., tiba-tiba memanggil teman-temannya untuk menyaksikan aku ngocok. Hehehe..., saat itu Rika masih SD dan sekarang sudah punya anak satu. Karena setelah tamat SD dan hanya beberapa bulan saja di SMP dia sudah bunting. Mungkin efek dari sering melihat aku ngocok kali ya makanya kebablasan si Rika itu. Ya hitungannya adalah begitu tamat SD si Rika kawin. Sampai sekarangpun kalau aku berpapasan dengan Rika, ya mata Rika tetap tertuju pada kontolku. Mungkin si Rika membandingkan besar kontolku dengan kontol suaminya. Dan kemungkinannya adalah kontolku yang lebih besar, karena setiap berpapasan denganku pasti pandangan mata Rika tertuju pada kontolku.
Dan hal yang paling aku sukai selain duduk ngocok di ruang tamu adalah bugil ngocok berdiri menghadap jendela ruang tamu dengan tirai jendela yang sengaja aku buka lebar.
Memang sih, pintu rumah aku tutup, dan aku juga bugil ngocok di dalam rumah. Tapi aku berdiri tepat di jendela ruang tamu dengan kondisi bugil sambil ngocok.
Pernah aku coba untuk melihat kondisi bagaimana sih sebenarnya yang dapat dilihat dari luar rumah ke dalam rumahku jika tirai jendela aku buka lebar di siang hari. Dan ternyata, benda-benda sekitar ½ meter di dalam rumahku dapat terlihat sangat jelas dari jalan dan bahkan dari gang seberang rumahku, ah..., apalagi kalau aku bugil ngocok tepat menghadap jendela !
Hal itu yang membuat aku merasa, walaupun aku ngocok di jendela dalam ruang tamu rumahku, tapi pada dasarnya ya aku benar-benar bugil ngocok di depan target-targetku. Hanya berbatas kaca aja ! Dan pastinya mereka tahu kalau aku berdiri bugil ngocok di depan mereka. Sampai pernah seorang tetanggaku lewat dan menoleh ke rumahku saat aku ngocok. Lalu pada saat dia lewat kembali, dia menutup wajahnya sambil sedikit tergesah-gesah. Mungkin sengaja dia tutup wajahnya biar gak melihat aku yang sedang bugil ngocok dan takut pepeknya ngences kali melihat kontolku yang sedang aku kocok.
Dan kak Dk juga sering aku jadikan sasaranku. Saat dia menyapu teras, aku paling suka ngocok di jendela dan membiarkan hentakan-hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku terdengar olehnya. Ya kalau lagi beruntung, saat menyapu teras, kak Dk menghadapkan badannya ke arah aku ngocok. Dan nampak dari matanya, dia pura-pura tidak melihat aku ngocok.
Pernah suatu hari setelah selesai menyapu teras dan mungkin saja saat menyapu kak Dk tahu kalau aku sedang berdiri bugil ngocok ke arahnya, lalu dia duduk di lantai tepat di depan jendela di mana saat itu aku sedang berdiri bugil ngocok. Entah kak Dk sengaja atau tidak, dia sandarkan kepalanya di kaca jendela yang otomatis tepat di depan kontolku yang sedang aku kocok. Waduh..., saat itu aku benar-benar hilang kendali. Lebih aku dekatkan lagi kontolku ke kaca jendela, kontol dan tanganku sampai melewati jerjak jendela, bahkan kepala kontolkupun sampai nempel di kaca jendela tepat di atas kepalanya. Begitu kerasnya hentakan tanganku yang mengocoki kontolku saat itu tepat di atas kepala kak Dk. Tak aku hiraukan suara berisik tanganku yang sedang mengocoki kontolku beradu dengan jerjak jendela. Bisa dibayangkan betapa terdengarnya suara aku ngocok di belakang kepala kak Dk saat itu. Dan kak Dk sepertinya santai saja. Kalau saja saat itu antara kontolku dengan kepala kak Dk tidak berbatas dengan kaca. Mungkin saja maniku bisa kak Dk buat shampoo. Karena begitu banyak maniku yang keluar dan muncrat mengenai kaca jendela dan sengaja aku biarkan sampai akhirnya kak Dk bangkit dari duduknya dan membalikkan badan sambil pura-pura bercermin merapikan rambutnya di depan kaca jendela ruang tamuku sementara aku saat itu sudah duduk di kursi tamu sambil memperhatikan gerak-gerik kak Dk. Kemudian aku lap maniku yang ada di kaca jendela setelah kak Dk pergi masuk ke dalam rumahnya.
Ah..., kak Dk... Aku tahu kalau sebenarnya kak Dk tahu aku mengagumi keindahan tubuhnya. Aku tahu kalau sebenarnya kak Dk tahu aku sering ngocok. Toh aku pernah dia pergoki sedang ngocok di dapur rumahku di S J dengan kondisi celana yang melorot. Dan sangat nyata dia melihat kontolku yang sedang aku kocok dan dia juga tahu kegugupan aku yang buru-buru menaikkan celanaku setelah mengetahui kehadirannya dan kemudian aku pergi masuk ke dalam kamarku.
Aku juga tahu sering kak Dk sengaja masuk ke rumahku dengan baju longgar yang pendek dan celana yang super pendek yang menampilkan kemontokan tubuhnya, khususnya pantatnya saat aku ngocok di ruang tamu dengan pintu yang terbuka lebar. Memang sih, setelah tahu kak Dk akan masuk ke rumahku, dengan segera aku masukkan kontolku ke dalam celanaku. Dan terima kasih sekali untuk kak Dk yang setelah masuk ke rumahku dan saat berjalan keluar rumahku dengan langkah kaki yang lambat melewati aku yang sedang duduk seperti memberi kesempatan buatku untuk menikmati keindahan tubuhnya dari belakang. Dan sering saat seperti itulah, saat kak Dk membelakangi aku, langsung aku keluarkan kembali kontolku dan ngocok dengan sangat cepat agar aku nembak mani saat kak Dk masih ada di depanku.
Di dalam ruang tamu aku sering berdiri bugil ngocok sambil menunggu kak Dk menyapu teras. Ya gak kak Dk saja sih targetku. Ayu, Ita, Fani, Tum, Ika, Rika dan cewek-cewek yang lewat di depan rumahku tak pernah luput dari sasaran arah kontolku yang aku kocok di jendela. Bahkan yang paling aku suka saat aku berdiri bugil ngocok di jendela adalah dengan menempatkan posisi kontolku melewati jerjak jendela.
Sampai pernah berapa anak perempuan yang masih SD sedang main sepeda di gang depan rumahku. Mereka pura-pura berhenti di depan gang. Padahal mata mereka selalu saja mengarah ke kontolku yang sedang aku kocok. Bahkan mungkin setelah jelas melihat aku bugil ngocok di depan jendela dan mengarahkan kontolku ke arah mereka, mereka terus saja main sepeda di gang itu. Dan ada seorang dari anak perempuan SD itu mungkin kurang puas melihat aku ngocok, saat mereka bubar bermain, anak itu kembali lagi. Nampak jelas dari matanya yang berusaha melihat jelas ke kontolku padahal saat itu dia masih berada di pertengahan gang. Dan pada saat dia berhenti di depan gang nampak antusias wajah dan pandangan matanya memperhatikan kontolku yang sedang aku kocok sampai akhirnya aku nembak mani. Dan setelah aku nembak mani dan menarik kontolku dari jendela baru kemudian anak perempuan SD itu beranjak pergi.
Saat aku ngocok di jendela, ada tetangga baru yang tinggal di depan rumahku melihat aku ngocok. Nampak dia sedikit gugup. Dan saat aku bertemu dengannya, yang biasanya dia ramah, berubah menjadi dingin. Aku masa bodo aja. Bahkan dia sering juga aku jadikan target saat aku bugil ngocok di jendela. Sampai sekarangpun cewek itu menjadi tidak ramah padaku. Tapi yang nyata adalah dia sekarang lebih suka memakai celana pendek yang besar dan sepertinya selalu sengaja duduk mengarah ke rumahku dengan posisi paha mengangkang di depan rumahnya dan seperti pura-pura tidak tahu kalau aku sedang bugil ngocok sambil memperhatikan pahanya yang mengangkang.
Begitu juga dengan tetangga baruku yang ada di gang depan rumahku. Pantatnya itu lho... Sering cewek itu kalau keluar gang depan rumahku menjadi targetku. Dan selalu saja saat dia kembali masuk ke dalam gang rumahnya aku nembak mani. Jujur aku nembak mani saat melihat pantat cewek itu yang begitu montok.
Kalau Tum dan Fani sepertinya sudah biasa melihat aku ngocok. Kadangpun untuk Fani sepertinya dia sering sengaja berdiri di depan gang sambil dengan malu-malu melihat aku bugil ngocok di jendela serta membiarkan aku ngocok sambil memperhatikan montok teteknya. Padahal Fani baru kelas 1 SMP lho, tapi teteknya itu... besar...
Dan Tum sepertinya juga begitu. Selalu saja pura-pura wajahnya tidak mengarah ke aku, tapi matanya tidak bisa bohong kalau saat dia ada di depan gang atau melewati aku yang sedang ngocok, pasti matanya mengarah ke kontolku.
Jam pulang sekolah adalah jam favoritku saat bugil ngocok di jendela. Begitu puasnya aku memuncratan maniku nembak di depan cewek-cewek SD, SMP atau SMA yang sedang pulang sekolah. Khusus anak perempuan yang masih TK, sepertinya wajah lugu yang penuh tanda tanya aja yang tampak dari pandangan mereka saat melihat aku ngocok di jendela. Sementara anak perempuan SD sekarang sepertinya sudah kenal dengan yang namanya kontol di kocok, jadi mereka lebih memperhatikan dengan seksama. Apalagi anak SMP dan SMA ? Mereka nampak menikmati aktifitas ngocokku di depan mereka. Kebanyakan senyuman manis yang mereka tampilkan saat melewati aku yang sedang bugil ngocok di jendela ruang tamu rumahku.

Selasa, 29 Maret 2016

Ngocok Di Depan "Teti"

Teti di awal aku kenal dengan dia tidaklah begitu menarik. Tubuhnya terkesan kurus dan nampak kurang segar. Tapi seiring dengan waktu, kulihat tubuh Teti semakin segar, tampak montok, dan pantatnya itu juga kadang membuat aku geregetan. Walau bagaimanapun juga, Teti sering juga kujadikan target saat aku ngocok. Malahan pada sebelum berkenalan dengannya, Teti sudah kujadikan sasaran ngocokku.
Sayangnya, file berisi kejadian, tanggal dan waktunya sudah hilang. Hanya tersisa 1 tanggal saja. Padahal, mungkin juga Teti tahu kalau dia sering aku jadikan sasaran imajinasi secara langsung saat aku ngocok. Karena sering aku ngocok di depan dia dan aku juga sering dengan terang-terangan memperhatikan keindahan tubuhnya, apalagi pantatnya. Ya..., semakin hari semakin montok dan padat tubuh Teti dan membuat mataku tak bisa mengelak untuk terus memandangi keindahan tubuhnya.
Awal pertama aku ngocok dengan target Teti adalah saat aku ngocok di jendela kamar rumah mertuaku. Sebenarnya saat itu aku sedang ngocok dengan sasaran cewek-cewek yang lewat di samping rumah mertuaku. Tapi saat asik-asiknya aku ngocok, tiba-tiba Teti datang dan duduk di bawah pohon, tepat di depan jendela kamarku. Saat itu Teti masih nampak kurus, dan akupun belum tahu siapa namanya. Yang aku tahu, saat itu ada cewek yang duduk di depan jendela kamarku di saat aku sedang ngocok menghadap jendela, ya sudah..., lanjut la acara ngocokku dengan sasaran dia. Sampai akhirnya aku nembak mani, dan setelah aku membersihkan mani yang ada di tanganku, lalu aku ke kamar mandi. Kemudian aku keluar dari pintu dapur dan langsung berkenalan dengan dia.
Rupanya dia adalah pacar adik iparku "Pn". Ya masa bodo aja la..., yang penting aku sudah crot nembak mani... Dan setelah kedatangan pertamanya itu, Teti semakin sering datang ke rumah mertuaku. Tapi jujur aja, walaupun saat itu Teti sering datang, aku tidak begitu berambisi pingin ngocok di depan dia.
Hingga akhirnya, saat kulihat tubuh Teti semakin montok, baru kemudian Teti mulai kujadikan target ngocokku.
Secara umum, kadang Teti kalau sudah di rumah mertuaku, dia suka tiduran sambil memainkan HPnya. Hingga pada suatu kesempatan, saat aku sedang ada di kamar sambil main laptop dan tirai pintu kamar terbuka lebar, kulihat Teti datang dan tak lama kemudian dia tiduran tepat di depan pintu kamarku. Posisi kepalanya sekitar 3 meter dari pintu kamarku, dan kakinya mengarah ke pintu samping.
Posisi yang sangat nyaman bagiku. Karena Teti kulihat sangat asik dengan HPnya, kemudian dengan bertumpu pada kedua lututku, lalu aku mengeluarkan kontolku sambil dengan santai membuat kontolku ereksi.
Dengan jarak sekitar 3 meter aku santai ngocok sambil memandang wajah dan tetek Teti yang nampak menonjol karena saat itu dia dalam posisi telentang. Setiap hentakan tangan yang mengocoki kontolku begitu kuhayati sambil memandang keindahan tubuh Teti yang kuiringin dengan hayalan kalau saja Teti mau aku ajak ngentot. Aku nembak mani yang sengaja aku biarkan muncrat berceceran di lantai kamarku. Dan setelah selesai, dengan baju aku lap maniku itu, kemudian aku keluar sambil membawa baju tersebut ke kamar mandi. Lalu aku mandi. Selesai mandi, sengaja aku hanya pakai handuk dengan posisi kontol yang telah aku buat ereksi sambil melewati Teti dan menyapanya.
Hampir setiap aku ngocok dengan sasaran Teti, biasanya aku awali dengan berpura-pura sedang main laptop dan dengan tirai pintu yang aku buka. Dan Teti biasanya sedang menonton TV atau sedang duduk menghadap ke pintu kamarku.

Tanggal 26-10-2014, jam 22:01-22:25 di saat sedang sibuk-sibuknya di rumah mertuaku karena rumah mertuaku dijadikan tempat untuk ngumpul remaja kampung yang sedang membuat suatu acara. Saat itu kulihat Teti sedang duduk di kursi tepat mengarah ke pintu kamarku. Dengan berpura-pura keluar dari kamar, kusempatkan untuk menyingkap tirai pintu. Tak lama kemudian aku kembali masuk ke kamar sambil menghidupkan laptopku. Kuposisikan dudukku yang menghadap laptop sedikit menyamping, tapi sejajar dengan posisi Teti yang menghadap pintu kamarku. Karena tirai pintu telah aku singkap, otomatis Teti dapat melihat aku yang sedang duduk di lantai sambil menghadap ke laptopku. Sengaja saat itu aku tidak memakai sempak dan hanya memakai celana pendek. Sesekali kulirik Teti untuk memastikan arah pandangannya. Terkadang pandangan kami saling beradu. Yang kemudian dibarengi Teti menundukkan kepalanya, mungkin karena segan denganku. Maklum saja jarak antara aku dan Teti tidak lebih dari 4 meter.
Saat itu sengaja aku keluarkan kontolku dari bagian bawah celana pendekku. Sambil berpura-pura main laptop, tangan kananku juga tak tinggal diam untuk membuat ereksi kontolku karena kulihat Teti sudah mengeluarkan HPnya dan mulai asik dengan HPnya. Sedangkan aku juga dengan terang-terangan membiarkan kontolku nampak keluar dari bawah celana pendekku sambil aku kemudian memulai aktifitas ngocokku. Posisi duduk Teti yang menaikkan kedua kakinya di kursi sambil mengangkang membuat aku tidak perduli, apakah dia melihat aku ngocok atau tidak. Ah..., lonte memang si Teti itu.
Melihat selangkangan Teti membuat aku semakin lama semakin mempercepat hentakan dan kocokan tanganku di kontolku. Tak aku perdulikan posisi Teti yang kadang berubah dengan sedikit menggerakkan atau menggeser tubuhnya. Karena saat itu aku terlalu fokus untuk memperhatikan selangkangannya yang seperti minta dijilat. Selama 24 menit aku memuaskan pandangan mataku yang menelusuri selangkangan Teti sambil ngocok dalam posisi duduk di lantai, sampai akhirnya aku nembak mani.

Sabtu, 26 Maret 2016

Air Kencingku Untuk Mertuaku

Kalau aku mau jujur, sebenarnya aku juga bingung dengan perasaan birahiku pada mertuaku. Karena semakin hari sepertinya semakin besar rasa ketertarikanku pada mertuaku. Semakin besar juga obsesi dan hayalanku pada mertuaku itu. Letupan birahiku begitu menggelegak saat aku berada di dekat mertuaku. Apalagi kalau hanya aku dan mertuaku saja yang ada di rumah.
Sering dengan sengaja aku bugil ngocok di kamar dengan kondisi tirai pintu yang sengaja aku buka sedikit. Baik saat aku berdiri bugil ngocok, maupun saat aku bugil ngocok sambil berbaring di atas kasur. Bahkan sering juga dengan sengaja aku buka lebar tirai pintu dan berdiri ngocok di depan pintu saat hanya aku dan mertuaku yang ada di rumah.
Aku juga tahu, terkadang nampak pandangan curiga mertuaku melihat gerak gerikku yang selalu saja memperhatikan tubuhnya. Apalagi kalau mertuaku berbaring sambil nonton TV. Begitu salah tingkah sekali aku dibuat kontolku yang denyut dan memberontak ingin dikocok.
Ah..., walaupun sudah di atas 50 tahun usia mertuaku itu, tapi tubuhnya itu lho yang membuat aku geregetan ! Hampir di setiap saat aku ngocok, aku selalu membayangkan dan menghayalkan keindahan tubuh mertuaku. Begitu besar obsesi dan fantasi birahiku terhadap mertuaku.
Mungkin saja mertuaku itu tahu kebiasaan ngocokku. Mungkin saja mertuaku itu tahu seringnya aku memandang tubuhnya dengan penuh pandangan birahi. Dan yang sangat jelas, untuk beberapa kesempatan, mertuaku itu menunjukkan rasa ketidak nyamanannya, walau terkadang dia juga membiarkannya.
Salah satu contoh adalah saat aku dan mertuaku hanya berdua di rumah, aku ngocok di kamar mandi. Sengaja aku lumur kontokku dengan sabun dan ngocok dengan hentakan yang sanagt cepat di kontolku. Bisa dibayangkan suara kocokan di kontolku yang mertuaku dan bahkan sekitar ruang dapur dan TV dapat dengar. Iya, untuk beberapa kesempatan, mertuaku itu aku lihat tetap bertahan di dapur sambil melakukan aktifitasnya. Dan untuk kesempatan lainnya, nampak mertuaku tergesa-gesa keluar rumah dan pura-pura menyapu atau melakukan kegiatan luar rumah saat melihat aku keluar dari kamar sambil membawa handuk.
Itu juga yang membuat semakin geregetan birahiku pada mertuaku. Seperti jinak-jinak merpati. Pernah juga saat mertuaku sedang memasak di dapur, aku mandi dan kemudian ngocok. Begitu banyak sabun yang aku lumur di kontolku. Hentakan-hentakan tanganku di kontolkupun sengaja aku keraskan suaranya, ditambah lagi suara licin sabun saat kontolku sedang kukocok sengaja aku buat terdengar jelas. Mungkin lebih dari 10 menit aku ngocok dengan membiarkan suara hentakan dan suara licin sabun di kontolku terdengar nyata. Saat aku selesai ngocok, nembak mani, kemudian aku lanjutkan dengan mandi, dan di saat aku keluar dari kamar mandi, aku lihat mertuaku itu masih tetap berada di dapur.
Terkadang sering juga aku kencingi cucian pakaian mertuaku yang masih dia rendam. Ada letupan birahi dan rasa yang luar biasa saat kemudian mertuaku masuk ke kamar mandi dan mencuci rendaman bajunya yang telah aku campur dengan air kencingku.
Dan tanggal 08-11-2016 jam 07: 48 sengaja aku campurkan air kencingku ke dalam gelas yang berisi air teh manis mertuaku. Saat itu mertuaku sedang pergi ke pasar dan meninggalkan air teh manisnya di meja lemari makan. Saat aku tahu itu adalah gelas yang berisi teh manis punya mertuaku dan saat itu memang aku sedang kebelet kencing, lalu aku ambil gelas mertuaku, kemudian aku kencing di gelas itu. Memang gak banyak sih air kencingku yang aku campurkan ke dalam teh manis mertuaku itu. Lalu pada jam 08:00, aku campurkan kembali air kencingku ke dalam gelas mertuaku. Sekitar jam 08:15 mertuaku kembali dari pasar dan tak lama kemudian mertuaku meneguk air teh manisnya yang telah kucampur dengan air kencingku. Ada rasa kepuasan melihat gelas teh manis mertuaku itu hanya bersisa sedikit lagi airnya yang kemudian dia cuci gelas tersebut.
Begitu juga tanggal 11-03-2016, jam 08:17. Saat mertuaku pergi ke pasar, aku melihat gelas yang berisi air dengan daun sirih. Dan dapat aku pastikan, bahwa gelas itu adalah gelas mertuaku. Karena mertuaku suka meminum air daun sirih. Saat itu begitu banyak air kencingku yang aku campurkan ke dalam gelas yang berisi air sirih tersebut. Sampai hampir penuh air yang ada di dalam gelas karena bercampur dengan air kencingku. Padahal isi air sirih itu ¾ dari gelasnya. Dan jadi hampir penuh karena kencingku. Tapi saat mertuaku meminumnya aku tidak lihat, karena aku berada di dalam kamar. Aku tahu mertuaku telah meminum airnya di saat aku keluar dari kamar dan melihat level air di dalam gelas itu ternyata sudah setengah. Berarti mertuaku sudah meminum setengah gelas air sirih yang telah bercampur dengan air kencingku. Terasa meletup birahiku saat itu. Kemudian aku masuk kembali ke dalam kamar sambil membuka lebar tirai pintu kamarku. Lalu aku bugil sambil berdiri ngocok di depan pintu, sementara mertuaku mempersiapkan masakannya, duduk di antara ruang dapur dan ruang TV. Kamarku berada di area ruang TV juga. Jadi bisa dibayangkan begitu beresikonya aku bugil ngocok berdiri di depan pintu saat itu. Ya kalau mau digambarkan, posisi kamarku ya di sekitar ruang TV, dan ruang TV dan dapur ya hanya bersekat partisi aja !
Muncrat lagi maniku karena mertuaku. Begitu seringnya muncrat maniku karena mertuaku. Karena sering aku ngocok sambil menghayalkan kenikmatan tubuh mertuaku yang begitu montok dan menggoda. Setelah aku selesai bugil ngocok sampai nembak mani, kemudian aku hanya memakai celana pendekku tanpa memakai sempak berjalan melewati mertuaku sambil melirik ke gelas minuman mertuaku yang tampak sudah habis airnya. Jadi saat aku bugil berdiri ngocok di depan pintu kamar, rupanya mertuaku tidak hanya duduk mempersiapkan masakannya saja, tapi juga berdiri dan jalan di sekitar dapur dan ruang TV. Jadi kalau sedikit saja mertuaku meluaskan langkahnya di sekitaran ruang TV, pasti nampak la aku sedang bugil ngocok di depan pintu kamarku.
Ah..., mertuaku... mertuaku...
Kapan ya aku bisa merekahkan pepeknya dan kukentot pepeknya...
Maksudku, dengan sadar sesadar-sadarnya mertuaku membiarkan aku untuk menikmati keindahan tubuhnya, membiarkan aku menjilati pepeknya, membiarkan aku merekahkan pepeknya sambil lidahku masuk bermain di dalam pepeknya dan terakhir membiarkan kontolku bersarang di dalam pepeknya...

Senin, 08 Februari 2016

Ngocok Di Belakang "Mi"

Mi adalah kakak iparku. Dia adalah kakak dari *****ku. Dari segi usia, Mi sebenarnya seumur denganku. Bahkan lebih muda beberapa bulan dariku. Karena dia adalah kakak dari ****"ku, ya aku jadi ikut memanggilnya kakak.
Dari keluarga *****ku, hanya Mi saja yang belum pernah aku jadikan sasaran ngocokku. Karena mulai dari mertuaku, In dan Ning sudah sering aku jadikan sasaran ngocokku. Mungkin karena Mi yang juga tinggal di A S dan jarang datang ke rumah mertuaku merupakan faktor kenapa Mi tidak pernah kujadikan sasaranku.
Dan tanggal 10-01-2016 akhirnya Mi dapat kujadikan sasaran ngocokku. Hal itu bermula saat aku ingin keluar dari kamarku dan Mi berada di depan pintu kamarku. Agak lama dia memberi jalan padaku yang ingin melewatinya. Pepek... pepek..., rutuk hatiku pada Mi karena sebenarnya aku sedang kebelet kencing.
Dan saat aku kembali ingin masuk ke kamar, Mi masih tetap berada di depan pintu kamarku. Mi juga sepertinya begitu lama memberi jalan ke aku yang ingin masuk ke kamar, dasar pepek kau Mi...
Tapi ada untungnya juga, karena dengan posisi Mi yang sepertinya bertahan berdiri di depan pintu kamarku membuat pikiranku bermain untuk menjadikan Mi sebagai target ngocokku. Dan saat aku melewati Mi untuk masuk ke kamarku, sengaja aku buka lebar tirai pintu kamar. Sambil dengan santai aku buat ereksi kontolku, lalu aku naik ke atas ranjang. Di atas ranjang, di dalam kelambu aku ngocok sambil tiduran dan memandang bagian belakang tubuh Mi. Karena kurang puas, kemudian aku lebih mendekatkan posisiku dengan Mi dengan cara ngocok sambil duduk, tapi masih di dalam kelambu.
Saat itu kontolku sepertinya tertantang untuk benar-benar dikocok langsung di belakang Mi. Karena kalau kulihat dari karakter dan fisik Mi, sepertinya Mi adalah tipe perempuan yang mendominasi dalam permainan sex, walau kutebak permainan sex Mi termasuk yang slow. 
Dan akhirnya, masih dengan posisi ngocok aku keluar dari kelambu dan turun dari ranjangku. Di tepi ranjang aku duduk sambil ngocok memandangi tubuh bagian belakang Mi dengan jarak antara aku ngocok dengan Mi tidak lebih dari 1.5 meter !
Memang hanya 1 menit aku ngocok di belakang Mi pada posisi di luar kelambu, di tepi ranjang. Tapi sebenarnya sangat beresiko karena saat itu Mi sedang ngobrol dengan In.  Dan posisi tubuh Mi yang sering berubah sebenarnya dapat berpotensi melihat aku yang sedang duduk ngocok di tepi ranjang. Bahkan sesaat sebelum aku nembak mani, posisi tubuh Mi tiba-tiba menyamping mengarah ke aku. Dan aku sangat yakin, seandainya Mi melirik sedikit saja, pasti dia dapat melihat aku yang sedang duduk ngocok dan berkelonjotan saat aku nembak mani. Tapi..., pepek Mi aja lah...
Yang penting Mi sudah dapat kujadikan sasaran ngocokku dan aku nembak mani di belakangnya. Kutandai saat itu jam 06:15-06:16 saat aku duduk ngocok di belakang Mi.
Ah..., akhirnya semua sudah aku jadikan sasaran ngocokku. Dan sesuai urutan yang sering aku jadikan sasaran ngocokku, yaitu mertuaku, In, Ning dan Mi. Dan kalau saja mereka berempat mau aku ajak ngentot, pasti akan sangat nikmat saat aku giliri mereka secara bergantian dalam satu harian penuh.

Bugil Ngocok Di Depan "In"

Sudah lama In tidak kujadikan target ngocokku, maklum saja, dia tinggal di A S.
Dan setelah beberapa hari dia datang, pada tanggal 10-01-2016 jam 01:20-01:23 akhirnya terpuaskan juga birahiku. Karena malam hari itu aku memang sengaja tidur sedikit larut. Berulang kali aku keluar masuk kamar sambil memperhatikan posisi tidur In yang telentang seperti minta dikentot.
Sampai akhirnya dari dalam kamar aku menyingkapkan tirai pintu kamarku dan sambil berdiri ngocok aku memandang In yang sedang tidur dengan posisi kaki tepat di depan pintu kamarku dan wajahnya mengarah ke kamarku.
Santai saja aku berdiri ngocok menikmati hentakan-hentakan tanganku yang mengocoki kontolku sambil memandang ke tubuh In.
Karena sepertinya sensasi yang aku dapatkan kurang memuaskanku. Akhirnya jam 01:20-01:23 aku singkapkan lebih lebar lagi tirai pintu kamarku. Kemudian aku buka celana pendek yang aku pakai. Aku benar-benar bugil saat itu. Dan dengan santai aku kembali memulai acara ngocokku.
Memandang wajah dan tubuh In yang begitu sangat menggoda birahiku. Jarak antara aku yang sedang berdiri bugil ngocok dengan In sekitar 2 meter. Tak kuhiraukan gerakan-gerakan In selama aku bugil ngocok di depannya.
Jujur saja, aku sebenarnya tidak begitu yakin apakan In benar-benar sudah tidur atau belum. Karena sebelumnya, In terbangun dan masuk ke kamar karena anaknya menangis. Kemudian dia kembali lagi tidur di depan pintu kamarku. Jadi tidak lama setelah In merebahkan diri, aku menyingkapkan lebih lebar lagi tirai pintu kamarku dan berdiri bugil ngocok di depannya.
Ah..., pepek In, masa bodo aja apakah dia sudah tidur atau belum, yang penting aku sangat menikmati sensasi bugil ngocokku di depannya. Dan sangat aku nikmati setiap hentakan-hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku.
Memandang tubuh In, memandang wajah In dan teringat aku kejadian saat aku ngocok di bonceng belakang In saat dia aku suruh membawa motorku membuat letupan birahiku tak tertahankan. Dan di saat aku nembak mani, sengaja aku tahan dan tampung dengan tangan kiriku.
Ah..., In... In...,  walau hanya 3 menit aku bugil ngocok di depannya, tapi begitu memuaskan hasrat birahiku.
Kalaupun saat itu In belum tidur, pasti dia dengan hanya membuka matanya sedikit saja dapat dengan jelas melihat aku bugil ngocok di depannya. Karena jarak aku dan In hanya sekitar 2 meter.