Dari sekian target ngocokku, hanya Ica yang sepertinya begitu nampak sangat mencari perhatianku kalau kami berjumpa. Apalagi kalau aku langsung memandangnya, Ica nampak begitu grogi dan salah tingkah. Dan kalau saat itu aku cuek, ada saja tingkahnya yang sepertinya sengaja dia buat untuk mencari perhatianku.
Ica sekarang sudah SMP, dan sebenarnya nampak semakin cantik dengan kulit hitam manisnya, serta bibir yang lumayan sensual. Dulu aku pernah ngocok di depan Ica. Saat Ica masih SD. Dan yang aku ingat hanya sekali aku benar-benar ngocok dengan mengarahkan kontolku sampai aku memuncratkan mani yang disaksikan langsung oleh si Ica. Selebihnya, yang sering adalah setelah selesai aku nembak mani dan menaikkan celanaku, baru Ica lewat dan melihatku.
Mungkin karena saat itu adalah pertama sekali aku benar-benar ngocok di depan Ica dan memuncratkan maniku tepat saat dia memalingkan wajahnya ke arah aku ngocok. Ica nampak begitu antusias menyaksikan dan memperhatikan muncratan maniku yang keluar dari kontolku. Dan aku sengaja membiarkan Ica dengan seksama memperhatikan tanganku yang sedang mengocoki kontolku sambil memuncratkan maniku hingga maniku itu berceceran di lantai dapur.
Setelah kejadian itu, Ica sepertinya sering kalau lewat rumahku, pasti memalingkan wajahnya ke pintu dapur. Nampak di wajahnya penuh harapan untuk melihat aku ngocok lagi. Tapi kebanyakan, setelah aku siap ngocok dan nembak mani, baru Ica lewat dan memalingkan wajahnya ke arah aku.
Tapi yang paling utama adalah, Ica yang sekarang sudah kelas 2 SMP dan pastinya sudah tahu kontol, masih nampak begitu antusias memandang ke arah kontolku saat kami berjumpa. Di mana aja kami jumpa pasti pandangan matanya menuju ke arah kontolku.
Dan sangat kentara Ica begitu mencari perhatianku kalau aku ada di depan rumah dan dia juga ada di sana. Ica...Ica...