Rabu, 13 April 2016

Ngocok Di Depan "Fani"

Kalau aku sedang ngocok di depan jendela ruang tamu rumahku, salah satu hal yang aku nantikan adalah kehadiran Fani untuk berdiri di depan gang seberang rumahku. Jelas sekali tatapan matanya yang tampak pura-pura melihat ke kanan atau kiri jalan seperti mau melihat sesuatu. Padahal niat dia mungkin ingin melihat aku ngocok.
Karena aku ngocok di depan jendela memang lama. Terkadang Fani masuk lagi ke dalam rumahnya dan tak berapa lama kemudian dia kembali berdiri di depan gang sambil pura-pura tidak melihat aku yang sedang ngocok di depan jendela. Bukan sekali-kali Fani melakukan hal seperti itu, tapi setiap dia tahu kalau aku sedang ngocok dengan kondisi bugil di depan jendela, pasti Fani seperti itu.
Aku ingat saat Fani masih SD. Walau sudah kelas 6 SD, tapi saat itu dia paling suka kencing di luar rumahnya. Memang tak pernah aku lihat pepeknya, karena dia kencing sambil jongkok dengan posisi menyamping dan hanya dapat kulihat pantatnya yang putih montok itu.
Sekarang Fani sudah SMP kelas 1, tapi teteknya itu lho... Sangat montok, semontok pantatnya. Sering aku ngocok di depan jendela sambil memandang betapa montoknya tetek Fani yang masih kelas 1 SMP itu. Begitu bermain hayalanku sambil ngocok memandangi indahnya tetek Fani yang begitu nyata menyembul dari bajunya.
Terkadangpun Fani dengan membawa teman-temannya duduk di depan gang dan memposisikan teman-temannya membelakangi aku, sementara posisi dia menghadap ke aku.
Ah..., Fani... Seandainya kau memperbolehkan aku untuk membuka pakaianmu. Yang paling pertama adalah aku buka bajumu dan netek di tetekmu yang sangat montok itu. Selanjutnya aku buka celanamu dan akan aku jilati pepekmu yang aku yakin masih sedikit bulu jembutmu. Dan akan kupendam kontolku ke dalam pepek serta pantatmu yang montok itu.