Selasa, 02 April 2024

Ngocok Di Depan Mertuaku

Tanggal 02-04-2024, jam 20:25-20:37 santai saja aku ngocok di depan mertuaku yang sedang berbaring di kursi tamu rumahnya yang menurutku saat itu dia sedang tertidur. Padahal, tak terbesit sedikitpun aku berencana ingin ngocok di depan mertuaku selain aku ingin ngocok di dapur rumahnya saat ***** mengatakan padaku kalau mesin air mertuaku itu rusak. 
Bahkan awalnya aku mengajak ***** untuk membantuku yang rencananya setelah hampir selesai pekerjaanku,  aku akan menyuruhnya untuk kembali ke rumahku. Tapi begitu berdesirnya birahiku saat aku masuk ke dalam rumah mertuaku dan mendapati dirinya sedang berbaring di kursi dengan mata yang sedikit terpejam. Esh..., begitu bergejolaknya birahiku. Dan aku juga tidak begitu mengomentari saat ***** ingin pergi bermain, tidak jadi membantu aku.
Beberapa kali aku pura-pura berjalan kembali ke rumahku untuk memastikan apakah mertuaku itu benar-benar tertidur atau nggak. Ah..., pepek pantat lonte..., bertambah menggelegak birahku saat itu. Sambil pura-pura memeriksa mesin air, aku kembali pura-pura mencari sesuatu di sekitar depan pintu belakang yang tertutup. Padahal saat itu sebenarnya aku sedang memastikan posisi mertuaku. Jujur, aku tidak begitu yakin apakah mertuaku itu benar tertidur atau tidak karena mata mertuaku itu tidak begitu terpejam. Lagian TV juga dalam kondisi menyala.
Ah..., pepek pantat torok lonte..., tiba-tiba adrenalinku terpicu dan dengan perlahan, di depan pintu belakang yang tertutup aku mulai menurunkan bagian depan celanaku untuk mengeluarkan kontolku. 
Aku tahu apa yang aku lalukan itu sangat beresiko. Karena pintu depan rumah mertuaku terbuka lebar dan dari halaman depan dapat dengan mudah melihat aku yang sedang berdiri dengan kontol yang sudah keluar dari celanaku seandainya aku bergeser sedikit saja dari tempat aku berdiri. Ditambah lagi kondisi mata mertuaku yang tidak begitu terpejam yang bisa jadi mertuaku saat itu sebenarnya tidak sedang tidur.
Ah..., pepek lonte pantat torok lah..., sudah tanggung rasanya. Dan dengan perlahan aku mulai menggeser posisiku lebih mendekat ke mertuaku hingga jarak kurang dari 3 m sambil tanganku mulai mengocoki kontolku. Tak aku hiraukan pintu depan rumah mertuaku yang terbuka lebar karena aku begitu menikmati hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku. Toh sebelum aku menggeser posisiku, aku sempatkan juga melihat situasi sekitar halaman rumah. Tapi ya setiap kemungkinan bisa saja terjadi.
Begitu aku hayati kenikmatan ngocok di depan mertuaku sambil menelusuri lekuk tubuhnya yang berbaring sedikit menyamping mengarah tepat ke aku. Lonte pepek torok..., toh mertuaku itu pernah memergoki aku ngocok. Jadi bisa saja mertuaku itu sebenarnya tidak sedang tidur dan membiarkan aku ngocok di depannya.
Dari jam 20:25-20:37 aku berdiri di depan mertuaku hingga akhirnya aku nembak mani. Esh..., pepek lonte..., nikmatnya... Begitu hebat kelonjotan tubuhku saat maniku muncrat tepat di depan mertuaku dengan jarak kurang dari 3 m.
Di depan mertuaku juga aku melap maniku dengan sempakku dan kemudian aku berjalan kembali ke dapur sambil menghidupkan mesin air. Begitu mesin air menyala, aku dengar suara mertuaku dan aku melihat bayangannya berjalan mendekati tempatku.
"Dah hidup mesin airnya ***", kata mertuaku.
Ah..., pepek pantat torok..., aku jadi sedikit berdebar karena begitu cepatnya mertuaku itu bangun dan menghampiri aku. Jadi, apakah sebenarnya mertuaku saat itu memang hanya berbaring dan tidak sedang tidur...?
Kalaupun tidak tidur, berarti mertuaku itu sebenarnya memperhatikan aku yang sedang berdiri ngocok sampai nembak mani di depannya karena mata mertuaku tidak benar-benar terpejam. Esh..., pepek lonte pantat torok...