Tanggal 13-04-2024, jam 13:44 aku ngocok di depan Lia yang sedang mengangkat pakaiannya yang sedang dia jemur. Sebenarnya Lia sudah lama ingin aku jadikan target ngocokku. Tapi karena dia tinggal di luar kota dan kalaupun dia datang ke M, hampir tidak pernah aku melihatnya menjemur pakaian maupun mengangkat pakaiannya. Karena sepertinya tugas menjemur pakaian dilakukan oleh saudara lelakinya.
Awalnya, aku sedang sendiri di rumah karena semuanya pada pergi rekreasi. Di dalam kamar, iseng aku memutar ulang hasil rekaman ngocokku di depan Nyra dan juga rekaman lainnya. Esh..., aku jadi kepingin ngocok yang membuat aku secara santai membuka celanaku. Dalam keadaan bugil dan mempermainkan kontolku, begitu aku nikmati hasil rekaman video ngocok yang telah aku buat. Ah..., aku gak nyangka sudah banyak video ngocokku dengan berbagai target yang telah aku buat dan bahkan ada yang tidak aku tulis di dalam blogku ini. Bayangkan dari video tahun 2017 yang tersimpan di HPku dan mungkin ada beberapa yang tersimpan di laptopku yang belum aku pindahkan ke HPku. Dari awalnya aku hanya mempermainkan kontolku, akhirnya aku benar-benar ngocok. Lagi enak-enaknya ngocok, terdengar olehku pintu belakang rumah Lia terbuka dan iseng aku sedikit melihat ke arah jendela kamarku yang dapat langsung melihat pintu dapur rumah Lia. Eh..., lonte..., ternyata Lia yang keluar dari pintu tersebut yang membuat aku langsung bangkit dan berdiri di ranjangku sambil mendekati jendela kamarku. Dasar pepek lonte..., sepertinya Lia ke halaman rumahku, tapi entah mau ngapain dia.
Akupun kemudian memposisikan tubuh bugilku tepat di depan jendela kamarku, dan sambil ngocok aku menunggu Lia untuk kembali ke rumahnya. Esh..., pepek pantat lonte..., jujur saja, bohai juga tubuh si Lia itu. Pantatnya juga nampak besar seimbang dengan tubuhnya yang sedikit gemuk. Esh..., lonte pepek pantat torok kau Lia, apalagi saat itu Lia memakai baju daster yang menonjolkan bentuk pantatnya yang besar itu. Dasar lonte pepek torok...
Karena lama menunggu Lia, akhirnya aku meraih HPku dan menghidupkan mode merekam video. Dan tak berapa lama kemudian, nampak gerakan di jemuran yang aku tahu pasti itu adalah si Lia yang sedang mengangkat pakaiannya.
Begitu bersemangatnya tangan kananku mengocoki kontolku sementara tangan kiriku merekam aksiku dan kadang mengarah sedikit ke sisi samping kanan jendela untuk menanti detik-detik kehadiran Lia. Tak aku hiraukan suara hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku itu terdengar jelas. Ah..., Lia..., yang dulu dari samping dapur rumahnya itu aku berjalan ngocok hingga ke halaman depan rumahnya dalam keadaan bugil dan muncrat mani di sana saat aku menunggu Ning. Ah..., lonte pepek torok lah..., entah kenapa si Lia pindah ke luar kota dan hanya sesekali datang menginap di rumahnya itu. Padahal kalaulah dia tetap di M, pasti si Lia itu sudah menjadi salah satu target ngocokku.
Esh..., nikmatnya hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku dan semakin aku percepat di saat secara perlahan tapi pasti Lia mulai mendekat ke posisiku. Begitu berisiknya suara hentakan tanganku apalagi saat Lia benar-benar berada tepat di depan jendela kamarku. Tepat di depanku Lia sedikit menghentikan langkahnya sambil mengambil beberapa pakaian yang dia jemur. Ah..., lonte pepek pantat torok kau Lia..., nampak jelas si Lia itu pura-pura tidak melihat aku ngocok dan kemudian dia melanjutkan langkahnya ke sisi kiriku. Akupun mengikuti gerakannya seiring dengan semakin cepatnya kocokan tanganku di kontolku dan kamera HPku juga mengarah ke Lia dan juga ke kontolku yang sedang aku kocok.
Dasar pepek pantat lonte..., aku yakin Lia dapat mendengar dengan jelas suara hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku. Begitu tampak tenang gerakan si Lia itu mengangkat pakaian yang dia jemur dan kemudian dia masuk ke dalam rumahnya dengan meninggalkan beberapa pakaian yang sudah kering di jemuran. Ah..., pepek pantat lonte..., aku kira si Lia itu akan kembali keluar untuk mengambil sisa pakaiannya yang masih tertinggal di jemuran. Tapi rupanya si Lia menutup pintu dapur rumahnya. Ah..., lonte pepek torok si Lia itu..., aku belum sempat nembak mani. Lonte..., lonte...
Beberapa saat aku sengaja menunggu Lia untuk keluar dan mengambil sisa pakaian keringnya, hingga akhirnya karena terlalu lama, kemudian aku ke kamar mandi. Dan dasar pepek torok..., begitu aku masuk ke kamarku dan melihat kembali ke arah jendela kamar, ternyata pakaiannya sudah dia angkat. Berarti saat si Lia mendengar suara aktifitasku di kamar mandi, dia keluar untuk mengambil pakaiannya. Ah..., lonte pepek pantat torok lah kau Lia.