Tanggal 14-04-2024, jam 01:07 aku bugil ngocok sampai nembak mani di depan Fyra yang sedang tidur di ruang tamu rumahku. Jujur saja, ada banyak perubahan di tubuh Fyra yang begitu menarik perhatianku. Ah..., lonte pepek torok..., lekuk tubuh Fyra dengan tetek gempalnya membuat pandangan mataku kadang secara terang-terangan memandang langsung ke arah teteknya. Hitam manis kulitnya, tapi tertutupi dengan cantik dan sensualnya bibir si Fyra. Esh..., lonte pepek torok..., masih perawan gak ya si Fyra itu. Soalnya dia itu sekolah di asrama. Bisa aja koyak perawannya karena jari tangannya... Dan memang nampak kalau Fyra itu type cewek yang mempunyai nafsu yang tinggi. Ah..., teteknya juga nampak besar yang mungkin saja sering dia remas-remas. Esh..., lonte pepek pantat torok lah kau Fyra, aku jadi sering ngelantur dalam berimajinasi saat aku menelusuri tubuhnya itu.
Awalnya di malam sebelum pergantian hari, sekitar jam 21:10 Fyra bersama dengan yang lainnya, pulang dari rekreasi dan dia langsung beristirahat di rumahku. Iseng aja aku tawarkan ke Fyra untuk menginap di rumahku.
"Jadi ***** tidur di mana? Itu klo waktu Nyra tidur di sini, ***** tidur di mana?, tanya Fyra saat aku tawarkan untuk menginap di rumahku.
"Ah..., ***** gampang aja, tidur di mana aja boleh. Dan klo Nyra di sini, ***** tidur di ruang tamu...", jawabku.
Singkatnya Fyra mau tidur di rumahku dan dia mau tidur di ruang tamu. Aku juga gak banyak berkomentar karena aku takut nanti dia akan berubah pikiran. Ah..., posisi Fyra yang mau menginap dan mau tidur di ruang tamu membuat aku mencari ide dengan apa yang bisa aku lakukan untuk menjadikan Fyra sebagai target ngocokku.
Ya namanya kumpul keluarga besar, jadi ya mau tidur di mana saja ya bebas. Begitu juga **** yang mengetahui kalau Fyra dan Nyra tidur di rumah, dia mengajak ***** untuk tidur di rumah mertuaku, bergabung dengan yang lainnya di sana sambil menawarkan agar aku tidur di kamarnya saja. Dan tak lama kemudian **** dan ***** tidur di rumah mertuaku sementara aku pura-pura masuk ke kamar **** dengan pintu yang tidak benar-benar aku tutup.
"Belum tidur Fyra...", kataku saat aku keluar dari kamar **** dan mendapati Fyra masih menonton TV.
"Belum *****, sebenar lagi", jawab Fyra sambil melihat ke arah aku.
Esh..., lonte pepek torok..., nampak seperti melebar tetek si Fyra yang besar itu dalam posisi telentang menonton TV. Lonte..., kontolku menggeliat penuh kenikmatan saat mataku dimanjakan dengan penampakan bentuk tetek Fyra yang sedang tiduran menonton TV sementara aku duduk di kursi pura-pura ikut menonton acara TVnya dengan pandangan mata yang tertuju pada teteknya. Tapi tak begitu lama, karena aku harus melihat situasi yang ada dan setidaknya membuat Fyra nyaman, aku pura-pura masuk ke kamar ****.
"***** tidur duluan ya...", kataku pada Fyra.
"Iya *****", jawab Fyra dengan tidak memalingkan wajahnya ke arah aku.
Jujur, aku begitu sangat berhati-hati. Di dalam kamar ****, aku hanya bisa menunggu kesempatan yang tepat sambil sesekali mengintip melalui celah pintu kamar yang sengaja tidak aku tutup dengan rapat. Gejolak birahiku begitu sangat menggelora. Aku begitu tidak sabar untuk mengekspresikan birahiku di depan Fyra dengan cara ngocok sampai aku nembak mani. Tapi aku juga gak mau gegabah. Sebenarnya begitu banyak kemungkinan resiko yang bisa saja terjadi dan aku harus sangat berhati-hati.
Sekitar jam 00:10 aku keluar dari kamar **** dan pura-pura ke dapur untuk minum sambil memastikan kondisi Fyra apakah sudah tidur atau belum. Saat itu aku hanya memakai celana pendek tanpa memakai sempak. Dan jujur saja, saat itu kontolku belum ereksi.
Saat aku berjalan ke dapur dan kembali lagi ke ruang tamu, aku sempatkan juga masuk ke kamarku dan memastikan apakah Nyra juga sudah tidur, begitu juga *****ku dan **. Dan karena semua sudah pada tidur pulas, setelah menutup pintu kamarku, secara perlahan aku mulai mendekati Fyra yang nampak sudah tertidur. Aku bahkan mengambil remote TV dari tangan kanan si Fyra untuk mematikan siaran TV yang masih menyala, sekalian lebih memastikan kondisi Fyra. Dasar lonte..., teteknya itu lho, nampak gempal... Esh..., inginnya aku bermanja di tetek anak perempuan kelas 2 SMP itu.
Sayang sekali Fyra memakai baju terusan yang resleting atau kancingnya berada di bagian belakang. Kalau tidak..., bisa jadi aku akan membuka kancing bajunya dan menikmati besar dan gempalnya tetek si Fyra itu. Lonte..., dasar pepek torok lonte kau Fyra. Kontolku perlahan mulai ereksi.
Debar di dadaku terasa begitu berpacu seiring dengan gejolak birahiku. Terdengar dengkuran halus yang menandakan Fyra begitu nyenyak tidurnya. Dengan sedikit gemetar, tangan kananku perlahan mulai menyentuh tetek kiri Fyra yang gempal itu. Esh..., lonte..., begitu gempalnya teteknya. Sengaja aku masih memegang remote TV yang mungkin saja akan menjadi alasanku seandainya Fyra terbangun dari tidurnya. Awalnya aku hanya menyentuh tetek Fyra dengan ujung jari telunjukku. Tapi karena Fyra tidak bereaksi, akhirnya secara perlahan tangan kananku mulai meremas-remas tetek kirinya itu.
Begitu menggelegaknya birahiku saat itu dan akhirnya aku sudahi dulu acara meremas tetek Fyra dan aku masuk ke kamar **** untuk mengambil HPku. Karena akan sangat disayangkan kalau kesempatan seperti itu terlewatkan tanpa ada video ataupun photo yang nantinya bisa aku pakai sebagai bahan ngocoku di lain hari.
Di kamar **** aku mengeluarkan kontolku yang sudah ereksi sambil menghidupkan mode merekam video pada HPku. Sambil merekam video ke kontol yang sedang aku kocok, santai saja aku kembali menghampiri Fyra yang masih dalam posisi yang sama, tidur telentang di ruang tamu rumahku.
Sambil melirik ke jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 00:21, aku menghentikan langkahku di sekitar kepala Fyra. Dan kemudian aku lebih mendekatkan kakiku di kepala Fyra sambil aku mengarahkan HPku ke kontol serta wajah Fyra yang berada diantara kakiku. Santai saja aku mulai mengocoki kontolku. Ah..., lonte kau Fyra..., tetekmu itu sungguh sangat menggoda yang membuat aku akhirnya menggeser posisiku ke samping Fyra. Dengan posisi kontol yang masih berada di luar celanaku, perlahan dengan bertumpu pada lututku, aku semakin mendekati posisi tubuhku dengan tubuh Fyra, dan aku mulai kembali meremas teteknya. Kamera HPku juga tak ketinggalan merekam bagaimana tangan kananku secara perlahan mulai meremas-remas gempalnya tetek si Fyra dan terkadang juga merekam wajah Fyra yang begitu pulas tidurnya. Aku yakin, dia sangat kecapean karena satu harian berekreasi bersama keluarga besar kami. Suara dengkuran halusnya terdengar jelas olehku karena suasana malam yang sunyi. Lonte kau Fyra...., terasa begitu lembut tetek si Fyra itu saat aku meremasnya. Puas rasanya kedua tetek Fyra itu aku remas-remas dan kontolku juga sudah begitu ereksi minta untuk dikocok. Jam menunjukkan pukul 00:29 saat aku mematikan dulu mode merekam di HPku dan menghentikan remasan tanganku di tetek Fyra. Sambil bangkit, aku puaskan pandangan mataku menelusuri wajah serta tubuh Fyra. Esh..., binal gak ya si Fyra yang masih duduk di bangku SMP itu kalau aku ajak ngentot...
Birahiku begitu menggelegak, dan perlahan aku kembali masuk ke kamarku untuk melihat situasi yang ada. Lalu aku memeriksa tirai jendela ruang tamuku untuk memastikan posisinya benar-benar tertutup rapat. Dan setelah itu, aku kembali menghampiri Fyra sambil aku memposisikan tubuhku seperti bersimpuh di dekat kepalanya. Jam menunjukkan pukul 00:31 saat secara perlahan dengan posisi kontol yang sudah berada di luar celanaku dan HP sudah dalam posisi merekam video, aku semakin mendekatkan kontolku ke kepala Fyra. Sambil memperhatikan Fyra, perlahan aku meletakkan kontolku di dahinya. Esh..., lonte kau Fyra..., terasa hangat kontolku saat menyentuh dan menempel di dahinya. Sambil mengarahkan HPku yang sedang merekam video, perlahan aku menggesek-gesekkan kontolku di dahi serta bagian kepala Fyra sambil sesekali melihat reaksinya. Walau agak kesulitan dalam memegang HPku untuk merekam aksiku, tapi aku begitu menikmatinya. Esh..., dasar pepek pantat torok lonte kau Fyra... Setelah aku puas menikmati rasa hangat tubuh Fyra melalui dahinya yang mengalir ke kontolku, perlahan aku bangkit dan mematikan lagi mode merekam HPku.
Tapi tak lama setelah itu, dengan menggunakan kamera depan HPku, aku kembali menghidupkan mode merekam video sesaat setelah beberapa kali aku memposisikan letak HPku untuk dapat merekam dengan jelas saat nanti aku akan berdiri ngocok di depan Fyra. Lampu ruang tamu yang terang benderang membuat aku dan Fyra nampak jelas di layar HPku. Ah..., begitu menggairahkan sekali tubuh si Fyra itu. Esh..., benar-benar lonte kau Fyra, dengan sedikit tergesa aku masuk ke kamarku untuk memastikan kondisi di dalam kamar. Lalu, setelah aku menutup pintu kamarku, aku masuk ke kamar ****.
Penuh gejolak birahi akhirnya aku membuka celana pendek yang aku pakai dan dengan santai, dalam keadaan bugil aku keluar dari kamar ****. Jujur, gemuruh jantungku terasa menggedor dadaku. Tapi kesempatan yang sangat langka yang tak mungkin aku sia-siakan, mengalahkan gemuruh di dadaku. Dalam keadaan tanpa sehelai benangpun di tubuhku, aku semakin mendekat ke tubuh Fyra dan berdiri tepat di sekitar kepalanya. Bahkan kepala Fyra benar-benar berada di antara kedua kakiku. Esh..., lonte kau Fyra..., begitu santainya aku mulai ngocok dalam keadaan bugil di atas kepala Fyra. Ah..., aku begitu nikmati kocokan tanganku di kontolku, hingga terkadang aku memejamkan mataku merasakan sensasi bugil ngocok di atas kepala Fyra. Walau sebenarnya aku tahu, begitu besar resiko yang bisa saja terjadi, tapi begitu sangat menguji adrenalinku. Aku tandai saat aku mulai berdiri ngocok di atas kepala Fyra pada jam 00:40. Ah..., tubuh bugilku begitu jelas terlihat di layar depan HPku yang sedang merekam vidoe aksiku. Nampak jelas juga Fyra yang sedang tidur telentang dengan posisi kepala berada di antara kedua kakiku. Lonte pepek pantat torok kau Fyra...
Adrenalinku semakin terpicu untuk melakukan hal yang lebih ektrim lagi. Perlahan aku jongkok dan aku gesek-gesekkan kontolku ke dahi dan kepala Fyra. Esh..., dasar lonte kau Fyra..., nikmatnya... Tak aku pikirkan lagi resiko yang mungkin saja terjadi semisalnya Fyra tersentak bangun dari tidurnya. Lonte kau Fyra..., entah kau memang saat itu tertidur nyenyak atau kau hanya pura-pura tidur untuk menikmati dan membiarkan aku ngocok dalam keadaan bugil di depanmu, aku sudah benar-benar sangat tidak perduli. Dan aku kembali bangkit berdiri tanpa menghentikan kocokan tanganku di kontolku. Benar-benar lonte si Fyra itu..., tak sedikitpun nampak reaksi dari tubuhnya melainkan tampak nyenyak dalam tidurnya.
Aku menghentikan kocokan tanganku di kontolku dan kemudian beranjak dari posisiku yang berdiri di sekitar kepala Fyra, saat jam menunjukkan pukul 00:51. Ah..., begitu santainya aku berjalan melewati Fyra untuk meraih HPku dan kemudian mematikan mode merekamnya. Padahal bisa saja Fyra terbangun dan pastinya dia akan mendapati aku dalam keadaan bugil tanpa sehelai benangpun. Lonte kau Fyra...
Hanya beberapa detik saja aku mematikan mode rekaman di HPku dan kemudian aku kembali menghidupkannya dengan mode merekam menggunakan kamera belakang karena aku punya rencana lain. Jam menunjukkan pukul 00:52 saat aku mengaktifkan kembali mode merekam video pada HPku sambil mengarahkannya ke cermin untuk merekam penampakan tubuh bugilku. Esh..., dasar lonte kau Fyra..., benar-benar lonte..., yang membuat aku begitu mengabaikan segala resiko karena letupan birahiku yang begitu menggelegak.
Entahlah..., aku begitu santai saat itu. Dengan tangan kanan yang sedang mengocoki kontolku, perlahan aku mendekati Fyra dan kemudian aku berdiri di atas tubuhnya. Esh..., dasar lonte torok pepek kau Fyra... Saat itu aku benar-benar berdiri bugil di hadapan Fyra. Tubuh Fyra yaitu sekitar pinggangnya berada diantara kedua kakiku. Esh..., walau hitam manis kulit tubuhnya, tapi gundukan kedua tetek Fyra yang gempal itu begitu sangat menggoda yang membuat birahiku semakin tinggi. Bibir Fyra nampak sangat sensual seakan memanggilku untuk melumatnya.
Begitu aku nikmati hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku, sementara tangan kiriku yang memegang HP juga merekam bagaimana buasnya kontolku itu aku kocok di hadapan Fyra. Tak lupa juga aku mengarahkan kamera HPku untuk merekam wajah serta tubuh Fyra yang berada di bawahku. Ah..., lonte kau Fyra..., teteknya itu lho...
Nyaman..., iya aku merasa begitu sangat nyaman dan santai ngocok di depan Fyra. Tubuh bugilku dengan kontol yang sedang aku kocok di hadapan Fyra nampak bagaikan aku mempersembahkan semua itu kepadanya. Kontolku yang begitu sangat ereksi dengan urat-urat yang menonjol di sekitar batang kontolku menambah sensasi kenikmatan ngocokku. Gak aku pikirkan resiko seandainya saat itu Fyra tiba-tiba terbangun yang pastinya akan mendapati aku yang sedang dalam keadaan tubuh bugil, ngocok di atas tubuhnya. Gak aku pikirkan posisi celanaku yang berada di dalam kamar ****, yang pastinya tidak dapat aku raih seandainya Fyra tiba-tiba terbangun. Lonte kau Fyra..., aku begitu mengabaikan semua itu.
Sensasi yang sangat luar biasa yang aku rasakan saat aku berdiri ngocok dalam keadaan bugil di depan Fyra, anak perempuan kelas 2 SMP itu. Ah..., luar biasa lonte kau Fyra... Aku begitu mengekspresikan birahiku di depan Fyra. Adrenalinku begitu terpicu yang membuat aku tertantang untuk beberapa kali memejamkan mataku saat aku bugil ngocok di hadapan Fyra, di atas tubuhnya. Lonte..., begitu jelasnya sorotan kamera HPku merekam kontolku yang sedang aku kocok bergantian dengan wajah serta tubuhnya.
Hingga akhirnya pada pukul 01:07 aku benar-benar tidak dapat menahan dorongan maniku untuk muncrat keluar dari kontolku. Dalam posisi berdiri mengangkang di atas tubuh Fyra, aku remas kepala kontolku dengan tangan kananku agar maniku tidak muncrat berceceran di tubuh Fyra. Esh..., lonte kau Fyra..., begitu hebatnya tubuhku berkelonjotan di atas tubuhnya. Aku bahkan tidak dapat menampung maniku sehingga ada yang muncrat mengenai ujung kiri bibirnya dan tangan kirinya. Esh..., dasar lonte anak perempuan kelas 2 SMP itu...
Setelah aku puas menikmati sensasi kelonjotan di tubuhku, kemudian aku mematikan mode merekam di HPku dan perlahan aku menjauh dari tubuh Fyra. Di dalam kamar ****, aku mengurut batang kontolku agar seluruh maniku benar-benar keluar dan setelah aku memakai celana pendekku, lalu aku ke kamar mandi untuk membersihkan mani yang berada di tanganku.
Jujur, saat aku kembali ke ruang tamu sambil memperhatikan Fyra, ada debar yang aku rasakan di dadaku karena nampak jelas maniku itu masih menempel di ujung bibir kirinya dan juga tangannya, walau sudah mulai mengencer. Dan aku kembali masuk ke kamar **** untuk mengambil HPku. Penuh rasa puas aku videokan wajah Fyra yang terkena maniku itu. Begitu juga aku videokan tubuh Fyra yang dalam posisi telentang seperti minta dikentot. Aku bahkan memphoto wajahnya dan beberapa photo terfokus pada maniku yang menempel di ujung kiri bibirnya.
Jujur, sebenar ada keinginanku untuk membersihkan maniku itu, tapi entah kenapa aku urungkan. Bahkan yang aku lakukan adalah mengangkat tangan kiri Fyra dan memposisikan lipatan sikunya seperti menutup mulutnya. Saat itu aku berkeinginan agar maniku itu bisa bersatu dengan tubuh Fyra dengan membiarkannya tetap menempel sampai mengering di ujung kiri bibir dan tangannya.
Setelah itu aku masuk ke kamarku sambil memperhatikan Nyra yang sedang tidur menyamping ke kiri dengan tangan kanan sedikit menjuntai di ujung kasur. Santai saja aku keluarkan kontolku sambil membimbing tangan kanan Nyra untuk memegang kontolku. Sambil merekam video di HPku dengan tangan kiriku, tangan kananku perlahan menggenggam tangan si Nyra, lalu aku bimbing tangannya itu untuk meremas kontolku. Dan setelah itu, aku kembali masuk ke kamar **** sambil tersenyum penuh kepuasan.
Sayangnya aku bangun tidur sedikit telat dan mendapati Fyra maupun Nyra sudah mandi dan mereka sedang menonton TV di rumahku. Ah..., lonte pepek torok si Fyra itu..., aku jadi gak dapat melihat bagaimana maniku itu mengering di ujung kiri bibirnya. Lonte si Fyra itu..., aku jadi gak bisa melihat reaksinya saat menyadari ada sesuatu yang kering di tangan serta ujung bibirnya. Atau bahkan bisa jadi si Fyra itu tidak merasakannya. Ah..., dasar lonte kau Fyra...
Jujur, ada debar di dadaku saat aku mengajak Fyra ngobrol saat dia menonton TV. Tapi akhirnya aku begitu lega, karena reaksinya biasa aja. Dasar lonte si Fyra itu... Akhirnya aku bisa bugil ngocok mengekspresikan birahiku di depannya sampai aku nembak mani. Dan bahkan maniku itu menempel di ujung kiri bibir dan tangannya. Tapi sayangnya aku terlewatkan untuk membimbing tangan si Fyra itu untuk memegang kontolku. Esh..., dasar lonte kau Fyra...
Sekitar jam 08:30, seluruh keluarga besar termasuk Fyra kembali ke A S. Mereka sengaja konvoi dengan menggunakan mobil dan motor. Ah..., sangat disayangkan karena In maupun Ning belum sempat aku jadikan target ngocokku.