Tanggal 19-06-2022, jam 08:55 saat lagi santai aku bugil ngocok di jendela tiba-tiba nampak olehku kak Ila berjalan dengan 2 orang temannya. Awalnya aku gak begitu yakin apakah itu benar-benar kak Ila atau siapa karena posisi mereka masih jauh sampai akhirnya semakin dekat kak Ila berjalan.
Beda jauh sekali penampilan kak Ila. Biasanya sering pakai dasteran atau celana panjang, kali ini kak Ila memakai legging dan baju tangan panjang. Nampak sangat menggairahkan dengan rambut yang dia kucir. Lonte... memang kak Ila ini, begitu menggelegak birahiku dibuatnya. Apalagi saat kak Ila sudah semakin dekat, begitu kentara lekuk tubuh big sizenya yang sangat menawan itu. Walaupun big size, tapi benar-benar nampak lekuk tubuhnya. Pepek pepek..., kak Ila benar-benar membuat aku begitu bersemangat untuk ngocok dengan tatapan penuh birahi padanya.
Kak Ila berhenti tepat di rumah kak Ita tetanggaku yang berada di seberang jalan. Dia membelakangi aku karena memanggil kak Ita. Wuih..., besarnya pantat kak Ila itu...
Semakin aku percepat kocokan tanganku di kontolku sambil lebih merapatkan tubuh bugilku ini ke jerjak jendela. Apalagi tak berapa lama kemudian kak Ila berjalan masuk ke dalam gang untuk memanggil kak Ita dari samping rumahnya. Lonte...lonte..., begitu nampak jelas montok pantat kak Ila yang sedang berjalan seperti menggoda aku. Dasar pepek torok pantat lonte..., rutuk hatiku sambil terus saja memperhatikan pantat kak Ila yang berjalan membelakangi aku.
Aku tahu, saat kak Ila kembali berjalan dari gang untuk ke depan rumah kak Ita, dia melihat aku ngocok. Jelas nampak kak Ila pura-pura tidak melihat aku. Tapi dia memperlambat jalannya seperti membiarkan aku menikmati keindahan tubuhnya. Mataku langsung tertuju pada selangkangan kak Ila, menghayalkan bentuk pepek kak Ila yang mempunyai tubuh big size dan tanganku semakin cepat mengocoki kontolku.
Kak Ila saat itu berjalan dengan terkadang menundukkan wajahnya dan sesekali melihat ke arah jendela rumahku dimana aku dengan penuh birahi ngocok tanpa sehelai benangpun di tubuhku ke arahnya. Dan tepat saat kak Ila berada di depan gang, dia sedikit menghentikan langkahnya sambil melihat ke jendela rumahku, disaat itulah aku nembak mani, berkelonjotan penuh kenikmatan.
Aku sangat yakin, kak Ila begitu puas melihat tubuh bugilku berkelonjotan penuh kenikmatan, sementara tangan kiriku meremas kepala kontolku sambil menampung air maniku yang kental dan begitu banyak keluar di depan mata kepalanya sendiri.
Ah..., Kak Ila...