Kamis, 05 Mei 2022

Cium Sempak Mertua Sambil Ngocok

Tanggal 05-05-2022, jam 22:59 begitu aku nikmati aroma pesing pepek mertuaku yang aku cium lewat sempaknya yang sengaja dia tinggalkan sebelum pergi ke A S.
Sepertinya sudah menjadi kebiasaan mertuaku kalau dia selesai mandi dan mengganti sempaknya, pasti sempak yang sudah dia pakai itu ditinggal begitu saja tergantung di dinding  bersama pakaian lainnya. Bahkah kalaupun mertuaku itu pergi menginap seperti ke A S atau kemanapun, sering sempaknya dibiarkan tergantung di dinding. Entah sengaja atau tidak, aku gak perduli. Karena bagiku ini merupakan kesempatanku untuk dapat langsung berimaginasi tentang pepek mertuaku sambil menghirup pesing pepeknya melalui sempaknya.
Jujur, aku sering mencium sempak mertuaku. Menghirup aroma pesing pepeknya, walaupun mertuaku itu sedang berada di rumah. Dan kalau aku bandingkan, sebenarnya aroma pepek mertuaku itu tidak terlalu pesing dibandingkan aroma pepek Teti. Masih aku ingat saat aku mencium bagian depan celana pendek yang biasa dipakai Teti, wah... luar biasa bau pesing bagian depan celananya. Apalagi kalau sempak Teti yang langsung aku cium aromanya. Tentu saja akan sangat menusuk bau pesing pepeknya.
Sebenarnya aku sudah merencanakan untuk tidur di rumah mertuaku malam ini karena mertuaku akan pergi ke A S. Teti dan suaminya sudah duluan ke A S yang otomatis rumah mertuaku benar-benar kosong. Aku sampai di rumah mertuaku sekitar jam 22:30 dan langsung saja setelah memasukkan motor ke ruang depan, aku membuka pakaianku satu persatu dengan sangat santai di kamar mertuaku, sementara pintu ruang depan yang langsung menghadap ke halaman sengaja aku biarkan terbuka. Bugil di rumah mertuaku begitu sangat aku sukai. Dalam keadaan bugil kembali aku berjalan ke ruang depan dan di depan pintu yang terbuka lebar itu aku berdiri memainkan kontolku hingga ereksi. Di pintu itu juga aku ngocok. Tapi tak lama kemudian aku sudahi acara ngocokku dan menutup pintu depan, lalu aku masuk ke kamar mandi depan dan membuka pintu menuju halaman samping yang berada di kamar mandi itu. 
Santai saja dalam keadaan bugil aku ngocok berjalan ke samping rumah. Menikmati hentakan tanganku yang mengocoki kontolku di halaman samping, tepatnya di samping kamar Teti. Ah..., nikmat terasa dan sangat memacu adrenaline karena masih terdengar suara-suara di sekitar rumah mertuaku yang menandakan adanya aktifitas para tetangga mertuaku. Dari samping kamar Teti aku lanjutkan ngocok sambil berjalan hingga hampir ke belakang rumah. Kemudian aku sudahi dulu acara ngocokku dan aku masuk sambil menutup pintu samping tersebut.
Aku lanjutkan dengan membuka lebar pintu dapur dan ngocok dalam keadaan bugil mengarah ke tanah kosong dan pemukiman tetangga di belakang rumah mertuaku sambil memejamkan mata menikmati kocokan di kontolku.
Karena sepertinya kurang menantang, akhirnya aku tutup pintu dapur dan aku masuk ke kamar mandi. Ah..., lonte..., pepek torok..., begitu menggodanya sempak mertuaku yang tergantung di dinding bersama beberapa pakaiannya. Sambil ngocok aku dekatkan wajahku ke sempak mertuaku dan menempelkan hidungku tepat di bagian depan sempak mertuaku yang menutupi pepeknya.
Aku raih sempak mertuaku itu dan keluar dari kamar mandi, lalu aku ambil HP dan di dalam kamar yang bersebelahan dengan kamar Teti, aku berfoto ria dengan sempak mertuaku. 
Aku foto juga bagian dalam sempak mertuaku yang menutupi pepeknya, dan nampak bercak-bercak bekas pepeknya. Ada beberapa foto yang aku ambil diantaranya saat aku menunjukkan sempak mertuaku, foto disaat begitu dalam aku hirup bagian penutup pepek mertuaku dan beberapa foto yang menunjukkan betapa aku begitu menikmati aroma pesing pepek mertuaku melalu sempaknya.
Puas aku menciumi sempak mertuaku, kemudian aku keluar kamar dan meletakkan kembali sempak mertuaku itu di kamar mandi. Lalu aku duduk di ruang TV sambil menenangkan gejolak birahiku. Kemudian aku ke kamar Teti sambil melihat sekeliling kamarnya, mana tahu si Teti juga meninggalkan sempak bekas dia pakai. Karena tidak aku temukan, akhirnya aku keluar dari kamar Teti. Tak lama kemudian aku kebelet kencing. Aku lalu masuk ke kamar mandi depan dan membuka pintu samping. Di dinding kamar Teti aku kencing. Dan setelah kencing aku kembali ke ruang TV.
Ah..., lonte pepek torok..., kenapa aku begitu terobsesi pada mertuaku? Padahal sudah hampir 61 tahun usianya (nanti pada tanggal 21 November ini mertuaku itu genap berusia 61 tahun), tapi pesona tubuhnya itu benar-benar membuat aku penuh birahi saat melihatnya. Hampir disaat aku ngocok pasti mertuaku itu mengisi imaginasi birahiku. Malahan walaupun usianya itu hampir 61 tahun, tapi malah bertambah besar obesisiku pada pepeknya. Ah..., kontolku kembali berdenyut nikmat..
Akhirnya aku kembali masuk ke kamar mandi dan mengambil sempak mertuaku lagi. Di sofa panjang yang biasa mertuaku rebahan saat menonton TV, aku telentang sambil menciumi sempak bagian dalam tepat dimana pepek mertuaku menyentuh langsung kain sempaknya itu. Sambil begitu dalam aku hirup aroma pesing pepek mertuaku itu, tanganku mulai mengocoki kontolku. Seluruh wajahku tertutup oleh sempak mertuaku dan hidungku tepat di bagian penutup pepek mertuaku. Sambil ngocok aku mendesah, ngakui dan berimaginasi kalau begitu besarnya keinginanku untuk bisa menjilati pepeknya. Sambil menghirup aroma pepek mertuaku itu jujur aku sangat ingin merekahkan pepeknya, karena dengan merekahkan pepeknya aku dapat membayangkan bagaimana kepala In, kepala Mi, kepala Ning keluar perlahan dari pepeknya, yang ketiganya juga merupakan terget ngocokku. Ah..., pasti sangat nikmat menjilati pepek mertuaku itu.
Aroma pesing pepek mertuaku begitu nyata dapat aku hirup melalui sempaknya ini, sambil ngocok dan membayangkan pasti akan terasa sangat luar biasa nikmatnya saat kepala kontolku ini mulai melesak perlahan masuk ke dalam pepek mertuaku dan juga membayangkan bagaimana dulu suaminya juga melesakkan kontolnya ke dalam pepek mertuaku itu yang menghasilkan 5 orang anak dimana 3 diantaranya merupakan imaginasi serta target ngocokku.
Begitu nikmatnya hentakan tanganku yang semakin cepat mengocoki kontolku seiring semakin dalamnya aku hirup pesing pepek mertuaku itu sambil membayangkan lendir pepek mertuaku yang pasti akan keluar karena kenikmatan kocokan kontolku di pepeknya yang membuat kontolku belepotan lendir pepeknya...
Semakin nyata aroma pesing pepek mertuaku seiring hayalanku mengajaknya ngentot dalam posisi nungging sambil aku meremas pantatnya yang montok itu. Pasti juga akan nikmat seandainya sebelum ngentot mertuaku itu berak, jadi aku bisa secara bergantian melesakkan dan mengocokkan kontolku ini di pepek dan pantatnya. Pasti sensasi seperti ini belum pernah mertuaku dapatkan dari suaminya... Pasti akan terkencing-kencing mertuaku itu penuh kenikmatan saat bergantian pepek dan pantatnya aku kocok dengan kontolku ini.
Ah..., lonte torok..., nikmatnya ngocokku sambil menghirup pesingnya pepek mertuaku ini....
Akhirnya aku tak tahan lagi untuk memuncratkan maniku ini. Lonte... pepek torok kau mertuaku...
Muncratan pertama maniku itu sampai mengenai leherku. Ah..., begitu banyaknya maniku yang kental keluar dan membanjiri perut hingga dadaku. Walaupun aku sudah nembak mani, aku masih terus saja menghirup pesingnya pepek mertuaku melalui sempaknya sambil melanjutkan imaginasiku pada pepek mertuaku itu.
Ah... pepek pantat torok kau mertuaku..., seandainya sebanyak inipun maniku membanjiri pepekmu, aku yakin gak akan bunting kau karena maniku ini. Bahkan setiap saat aku membanjiri pepekmu dengan maniku tak akan bunting kau mertuaku...
Ah..., pepek torok kau mertuaku...