Rabu, 03 Mei 2017

Bugil Ngocok Di Pintu Rumah Mertua

Rasa nyaman dan rasa begitu bebas apabila aku sedang sendirian di rumah mertuaku. Nyaman dan bebas dalam mengekspresikan birahiku. Terkadang, waktu yang singkatpun semisalnya mertuaku dan Ning sedang pergi belanja ke pasar atau ke warung aku gunakan dengan sebaik-baiknya untuk mengekspresikan birahiku di rumah ini.
Bukan sekedar mengekspresikan birahi hanya dengan ngocok doang. Tapi, sengaja aku buka pintu depan, berbugil ria sambil ngocok di pintu yang terbuka lebar itu. Aku bukan hanya berdiri bugil ngocok di pintu itu, tapi sering aku sambil merebahkan diri di lantai, memejamkan mataku dalam kondisi bugil dan ngocok sampai aku nembak mani.
Sejujurnya, debar jantungku begitu sangat aku nikmati seiring dengan kenikmatan yang aku rasakan saat tanganku mengocoki kontolku. Gemuruh jantungku begitu berpacu saat dengan posisi bugil terlentang sambil memejamkan mataku mengocoki kontolku dan menghayalkan kenikmatan seandainya mertuaku dan Ning bisa ku kentot secara bergilir. Sangat nikmat dan sangat menantang pada posisi bugil ngocok seperti itu. Karena aku tak tahu kapan mertuaku dan Ning pulang dari warung atau pasar. Sementara pakaianku sengaja aku tinggal di kamar.
Selain itu, aku juga tidak akan tahu jika tetanggaku datang karena dalam kondisi bugil terlentang di pintu itu, sengaja aku pejamkan mataku. Menikmati setiap hentakan tanganku yang mengocoki kontolku.
Kadang juga kenekatanku semakin menjadi dengan memposisikan badanku berjongkok tepat di depan pintu. Benar-benar bugil sambil ngocok dengan memposisikan sedikit tubuhku di bagian luar pintu. Ah..., sensasi yang luar biasa yang aku rasakan saat aku sendirian di rumah mertuaku dengan kondisi waktu yang singkat dan tidak dapat ditentukan karena mertuaku dan Ning sedang pergi belanja.
Lain halnya apa bila rumah mertuaku benar-benar kosong karena pada pergi ke suatu tempat dan dapat diprediksikan kapan pulangnya. Kalau seperti itu, wah..., jangan tanya seperti apa bebasnya aku mengekspresikan birahiku.
Dari ngocok di dapur dengan posisi pintu dapur yang terbuka lebar. Lalu berdiri ngocok di pintu dapur tersebut sambil memandangi cewek-cewek yang melintas dari jalan di belakang dapur rumah mertuaku. Dan yang pasti, saat itu kondisiku benar-benar bugil.
Dari dapur kemudian membuka pintu samping dan ngocok di ruang TV, lalu yang paling aku suka adalah ngocok di pintu depan rumah mertuaku itu. Ya dengan kondisi bugil sambil terlentang dan ngocok dengan memejamkan mataku menghayalkan kenikmatan bila mertuaku dan Ning mau aku kentot secara bergilir.
Jujur saja, kalau mertuaku dan Ning mau aku kentot secara bergilir, ada banyak imaginasi yang akan aku lakukan pada mereka berdua. Yang pastinya kontolku sudah siap membanjiri 3 lobang kenikmatan mereka. Lubang pepek, pantat dan mulut mereka. Ya, begitu aku mengimpikan aku nembak di pepek, pantat dan mulut mertuaku serta adik iparku Ning.
Dan sampai sekarangpun aku masih berusaha untuk bisa membuat mertuaku bertekuk lutut padaku dengan seringnya aku mencampurkan air kencingku ke dalam air minum mertuaku. Kalau mertuaku sudah dapat aku kentot, pasti Ning akan lebih mudah lagi untuk didapatkan. Ah..., pasti nikmat rasanya.