Tanggal 24-04-2017 dari jam 09:10-12:45 aku ngocok di ruang tamu rumahku. Kondisi yang tidak memungkinkan membuat aku tidak membuka pintu depan rumahku. Begitu banyak aktifitas di depan rumahku yang membuat aku harus menutup pintu dan hanya berbugil ria sambil ngocok di jendela rumahku.
Ya kalau di tinjau dari segi resiko, ya lebih beresiko ngocok di jendela. Karena nampak jelas kalau diperhatikan dari luar.
Tapi, karena emang lagi pingin ngocok, ya udah aku bugil ngocok di jendela. Memandangi dan mengarahkan kontolku ke cewek-cewek yang melintas di depan rumah. Sampai aku rapatkan tubuhku dengan jerjak jendela dan kontol serta tanganku yang mengocoki kontolku berada di bagian luar jerjak jendela. Posisi seperti itu ya jangan tanya kalau dilihat dari luar. Bayangkan saja, kursi tamu aja nampak dari luar, yang berjarak sekitar 1 meter, apalagi aku yang benar-benar bugil ngocok dengan merapatkan tubuhku ke jerjak jendela. Maka dari itu, aku lebih sering melakukannya kalau benar-benar tahu ada cewek yang melintas.
Dari sekian banyak cewek yang menjadi targetku, hanya Rika dan Fani yang aku kenal. Selebihnya entah siapa-siapa saja. Rika juga hanya sekali lewat dan gak kembali lagi. Dia naik motor entah kemana.
Sedangkan Fani, sekitar 3 kali lewat melintasi aku. Lagian posisi rumah Fani yang berada di gang depan rumahku membuat aku lebih siap menyambut Fani dengan merapatkan tubuhku ke jerjak jendela dan mengarahkan kontolku ke arahnya sampai dia keluar dan lewat rumahku.
Jujur, untuk Fani yang masih SMP itu, sepertinya aku sangat berambisi untuk ngentot dengannya. Menghisapi teteknya yang montok itu. Menjilati pepeknya. Dan mengocoki pepek dan pantatnya yang montok itu dengan kontolku.
Saat Fani keluar dengan temannya dengan menggunakan motor, langsung saja aku menempatkan posisiku di jendela dan langsung ngocok. Dan tak berapa lama kemudian, dia kembali dengan membonceng 2 temannya lagi. Lalu dia keluar bersama temannya yang juga tetap aku sambut dengan mengarahkan kontolku ke arah mereka. Sambil ngocok ke arah Fani dan teman-temannya, ku bandingkan tubuh Fani dengan temannya. Ah..., cewek sekarang begitu sangat menggairahkan. Jujur saja anak perempuan SD aja dah banyak yang montok-montok, apalagi Fani yang sudah SMP.
Dan yang membuat tubuhku terasa bergetar saat Fani dan teman-temannya sudah berjalan melewati aku, tak berapa lama kemudian datang lagi 2 orang temannya naik motor. Wuih..., anak SMP dah seperti itu tubuhnya. Montok sekali tubuh teman Fani yang satu itu. Pepek pantat seperti lonte aja tu cewek.
Dengan pakaian yang super ketat kupandangi tubuh teman Fani itu. Begitu cepat dan kuatnya kocokan dan sentakan tanganku saat mengocoki kontolku di jendela berhadap-hadapan dengan teman Fani itu.
Sambil mempercepat kocokan di kontolku dengan suara yang begitu aku tahan aku hanya bisa berujar, "dasar pepek... pantat, tetek kau teman Fani, seperti lonte kau...".
Dan crot..., maniku begitu tak tertahankan saat muncrat keluar di hadapan teman Fani itu yang aku tampung dengan tangan kiriku. Sumpah..., untuk anak perempuan yang masih SMP, menurut penilaianku, teman Fani ini memang sungguh luar biasa bodinya. Sumpah, memang seperti bodi lonte kelas atas yang begitu montok. Ah...
Kalau ku sejajarkan dengan Ning, hampir mengimbangi Ning la...