Mungkin judul "Antara Aku, Kau Dan Suamimu" sangat cocok dengan apa yang akan aku tulis saat ini tentang dirimu. Sebenarnya tidak mungkin kisah-kisah yang telah kita lewati bersama itu hilang terkubur begitu saja.
Dulu..., dunia ini serasa milik kita berdua. Di mana ada aku, di situ juga kau ada. Banyak hari dan kenangan yang kita lewati bersama. Aku kecewa dan tersinggung saat chatting FB kemarin kau ungkit soal suamimu yang pasti akan cemburu kalau dia tahu kita masih berhubungan, walau hanya sebatas chatting FB. Toh aku hanya tanya soal alamat rumahmu ! Tapi kenapa kau ungkit soal suamimu ?
Oke, dia tahu soal cerita masa lalumu dengan aku, jadi apa masalahnya ? Kan suamimu dari awal sudah tahu kalau yang memecahkan perawanmu itu aku, jadi kenapa ? Konsisten dong dengan pilihannya padamu... Lagi pula yang membuat kita jadi berpisah kan suamimu !
Ingatkan saat dulu kau beri alasan padaku mengapa kau pilih suamimu yang sekarang ini dari aku karena hal yang sangat prinsipal ?
Kau tinggalkan aku begitu saja dan akhirnya kau datang padaku untuk memberi undangan pernikahanmu ?
Kau tahu..., betapa pedihnya saat itu perasaanku ? Hanya karena hal yang prinsipal kau tinggalkan aku.
Dan saat aku menemukan FB mu, apakah kau tidak tahu betapa bahagianya aku walau keadaan yang sudah sangat berbeda.
Kau bahagia dengan keluarga kecilmu, begitu juga aku bahagia dengan keluarga kecilku ! Hanya karena aku tanya soal alamat rumahmu kau ungkit kisah lama kita !
Ya memang, kisah kita itu tidaklah mungkin terkubur begitu saja, tapi itukan sudah usai...
Kau kembali menggores hatiku ! Kenangan itu terkuak kembali. Kenangan tentang masa-masa yang dulu kita pernah alami berdua. Banyak kenangan indah yang kita jalani bersama, dan kenangan terburuknya adalah saat kau pilih dia dibandingkan aku.
Jangan kau pungkiri, kau pasti masih ingat saat pertama kita jumpa dan kemudian menjalin hubungan denganku. Aku yakin setiap detail kisah kita pasti kau masih mengingatnya dengan sangat jelas, begitu juga aku.
Ingatkan saat pertama kali kujamah tubuhmu ? Ya..., saat kita duduk di warung itu tanganku masuk ke dalam celana bagian belakangmu. Kuremas dengan penuh birahi pantatmu sambil kita bercerita.
Kau pasti juga tidak memungkiri ciuman bibir pertama kali antara kau dan aku di jalan yang sunyi itu ? Saat bibirku dan bibirmu saling melumat serta tanganku meremas tetekmu ?
Mari kita kembali flashback saat kau dan aku hanya berdua di rumahku, kucumbu dirimu dengan kecupan di bibir dan di lehermu. Kita begitu terlena dengan birahi yang semakin memuncak. Saat aku ingin menghisap tetekmu, sebenarnya aku hanya menggodamu, tapi apa yang kau lakukan sangat di luar dari perkiraanku. Aku masih ingat perkataan mu, "nih...", sambil kau buka kancing depan baju seragammu dan menyodorkan tetekmu ke wajahku.
Ingatkan saat dengan penuh birahi aku menghisap tetekmu sampai akhirnya letupan birahi kita tak tertahankan dan kita berpindah posisi dari ruang tamu menjadi ke kamar. Saat dengan malu-malu kau buka seluruh baju seragammu dan kau sisakan rokmu yang sudah tersingkap yang membuat aku begitu penasaran dengan pepekmu.
Kau pasti ingat aku bersin saat pertama kali aku menjilati pepekmu ? Dan kemudian di hari itu juga di kamar itu akhirnya perawanmu aku pecahkan. Saat begitu buasnya aku jilati pepekmu dan kau juga menikmati permainan lidahku di pepekmu, kau biarkan aku menindih tubuhmu. Kau biarkan aku memasukkan kontolku dengan perlahan ke dalam pepekmu. Aku tahu walau pecah perawanmu saat itu tapi kau juga sangat menikmati keluar masuknya kontolku di pepekmu. Walau aku tidak sampai nembak mani, tapi jujur, begitu kunikmati beceknya pepekmu saat itu. Aku tahu air mata yang keluar saat pecah perawanmu adalah air mata bahagia. Dan setelah kau pulang, kulanjutkan dengan ngocok kontolku sendiri sambil membayangkan kenikmatan yang aku rasakan dari pepekmu yang baru saja aku rasakan.
Hari demi hari setelah kau tidak perawan lagi kita isi kebersamaan kita dengan acara jilat menjilat pepekmu serta mengocoki pepekmu dengan jariku. Sensasi yang aku rasakan saat kau menghisap kontolkupun tidak aku lupakan. Ingat tidak saat pertama kali kusodorkan kontolku ke wajahmu dan kuarahkan ke mulutmu, aku tahu kau tidak begitu menyukainya.
Aku lihat wajahmu sangat terpaksa saat kau mulai melumat kontolku di dalam mulutmu. Tapi itu hanya sesaat, karena di hari berikutnya kau begitu menikmati saat kontokku berada di dalam mulutmu. Aku masih ingat gerakan kepalamu yang maju mundur saat mengocoki kontolku dengan mulutmu.
Dan untuk yang kedua kalinya dan terakhir kalinya kita ngentot di kamarku, begitu liar kurasakan dirimu saat menikmati kontolku yang sedang mengocoki pepekmu. Begitu binal dirimu saat berada di atasku mengocoki kontolku dengan pepekmu.
Ingatkan hampir seluruh gaya dalam film porno kita lakukan saat itu ? Dari posisi aku yang berada di atasmu, kemudian kau balas dengan posisimu berada di atasku, dilanjutkan posisi ngentot nungging, sampai posisi ngentot berdiri dan diakhiri aku kembali berada dalam posisi di atas dirimu sampai akhirnya aku nembak mani yang pada saat itu aku hampir saja nembak di dalam pepekmu. Ingat kan bagaimana hentakan kontolku yang semakin cepat mengocoki pepekmu dan kemudian dengan tiba-tiba aku keluarkan kontolku dari pepekmu, lalu aku nembak maniku di paha kananmu ?
Jujur, setelah kita ngentot untuk yang kedua kalinya itu, setiap kesempatan yang ada saat kita berdua kita isi dengan jariku yang mengocoki pepekmu. Di depan matamu kan aku menjilati dan menelan lendir pepekmu yang membasahi jariku ?
Kaupun begitu senang hati menyingkapkan rokmu dan membuka sempakmu membiarkan aku menjilati pepekmu.
Saat itu kau masih duduk di bangku SMP dan aku duduk di bangku SMU, tapi kita seperti layaknya suami istri saat kita menjalani kebersamaan.
Ya..., saat SMP lah kau hilang perawanmu. Masih ingatkan saat di dalam angkutan umum kau cerita rasa kekhawatiranmu soal hamil ? Dan akhirnya kau sibuk mencari nenas ?
Hehehe, terkadang lucu saat ingat wajahmu yang penuh kekhawatiran itu.
Ah..., sayangnya hubungan kita mulai retak saat kau mulai memasuki bangku SMU. Walaupun masih tetap dengan acara kau mengisap kontolku dan aku menjilati pepekmu, tapi masa saat kau SMU lah masa hubungan kita mulai renggang. Walau saat kita ngentot untuk yang kedua kalinya ada pada saat kau SMU, tapi masa itulah benih-benih keretakan hubungan kita.
Omong kosong ada dukungan dari teman-teman SMU mu tentang hubungan kita, walau pernah seorang temanmu menyediakan rumahnya untuk kita pakai sebagai tempat bercinta. Karena aku yakin dari teman-teman SMU mu lah akhirnya kau mulai berubah.
Apalagi saat kau kuliah... Di situlah akhirnya hubungan kita hancur dengan semakin intensifnya hubunganmu dengan seorang lelaki yang teman-teman SMU mu rekomendasikan padamu yang akhirnya sekarang menjadi suamimu.
Jadi..., kenapa harus memungkiri kalau sebenarnya dulu kisah cinta kita itu sangat indah ? Hanya karena kehadiran lelaki yang sekarang menjadi suamimu yang menghancurkan keindahan hubungan kita.
Siapa yang harus disalahkan dengan kejadian ini ? Suamimu memilih dirimu dan tahu bahwa aku lah yang menghilangkan perawan pepekmu. Suamimu memilih dirimu dan tahu kalau mulutmu telah begitu puas melumat kontolku. Suamimu memilih dirimu dan tahu kalau yang tersisa perawan hanyalah pantatmu.
Jadi mengapa kau harus takut kalau suamimu akan cemburu dengan hubungan kita yang hanya sebatas chatting FB ? Karena suamimu pasti sadar dengan sesadar-sadarnya kalau pepekmu itu bekas dari kontolku. Suamimu itu pasti sadar sesadar-sadarnya kalau mulutmu itu juga bekas kontolku. Suamimu itu juga pasti tahu setiap lekuk tubuhmu sudah sangat leluasa aku pandangi dan kunikmati. Keindahan tubuhmu saat kau bugil di depanku pun suamimu pasti sudah mengerti dan aku rasa tak sepatutnya dia harus cemburu padaku. Karena apa yang tidak pernah aku nikmati dari dirimu hanyalah pantatmu. Dan suamimu itu pasti tahu dan menyadarinya.
Tapi ya sudah lah..., lebih baik kita tidak usah chatting lagi dan biarlah aku hapus perteman FBku dengan mu.
Satu hal yang harus kau ketahui adalah dari dirimu lah kenapa aku sampai sekarang tidak bisa menghilangkan kebiasaan ngocokku. Karena satu hal yang sangat aku sesali adalah aku tidak pernah ngocok kontolku di depanmu. Maka dari itu aku sering ngocok di depan cewek-cewek kalau aku punya kesempatan sekedar mengungkapkan betapa aku sangat mengagumi keindahan tubuh mereka, sama halnya saat aku mengagumi keindahan dan kenikmatan tubuhmu dengan cara ngocok sendiri setelah kita selesai bercumbu.