Selasa, 09 September 2014

Pepek Keponakanku "Rtu"

Mungkin hari itu adalah hari keberuntunganku. Kenapa aku sebut seperti itu ? Karena selama yang aku tahu, Rtu, keponakanku yang masih duduk di bangku SD kelas 2 selalu jaim (jaga image) padaku. Gak pernah sekalipun Rtu menampakkan sempaknya kalau dia duduk, karena dia sering memakai celana pendek dan kalau habis mandi pasti dia keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk.
Tapi pada saat itu aku mendapati Rtu berdiri di depan pintu kamar mandi dengan posisi bugil. Langsung serrr... jantungku melihat Rtu bugil seperti itu. Karena saat itu bundanya sedang ada di belakangnya aku hanya sekilas melihat pepeknya Rtu.
Gak lama kemudian aku ke dapur dan Rtu masih dalam kondisi bugil berdiri mengarah ke aku. Kesempatan itu tidak aku sia-siakan. Tanpa sungkan kuperhatikan dengan jelas pepek Rtu yang masih duduk di bangku SD kelas 2 itu. Wuih..., sepertinya dari bentuk pepek Rtu kalo direkahkan pasti lebar la..., tapi kalo kontolku masuk ke dalam pepeknya muat gak ya...?

Ngocok Di Belakang Mertua 080914

Tanggal 08-09-2014 aku dan mertuaku sedang menonton TV. Posisi mertuaku dan aku sama-sama di lantai. Mertuaku tiduran di depan TV, sementara aku duduk manis di belakangnya. Sebenarnya gak sebegitu menarik acara TVnya, dan aku pura-pura aja mengarahkan wajahku ke TV. Padahal mataku tak lepas memandangi montoknya pantat mertuaku yang sedang menonton TV sambil rebahan menyamping di depanku.
Menghayalkan kontolku yang masuk ke pepek dan pantat mertuaku semakin membuat kontolku memberontak ingin dikocok. Karena posisiku tepat berada ½ m di belakang mertuaku membuat aku santai aja mengelus-elus kontolku. Lalu aku lanjutkan mengeluarkan kontolku dari celana pendek yang aku pakai.
Setelah keadaan aku anggap aman, perlahan aku mulai mengocoki kontolku dengan posisi duduk di lantai tepat ½ m di belakang mertuaku, tepat di dekat pantatnya. Tapi ngocok dengan posisi seperti itu tidak begitu nyaman, apalagi pintu samping dan belakang terbuka lebar. Ah..., pepek lah mertuaku itu...
Akhirnya setelah aku perhatikan ternyata mertuaku sepertinya tertidur, kemudian aku berdiri dan mengambil posisi nyaman sekitar 1 m di belakang mertuaku dan melanjutkan acara ngocokku dengan hentakan tangan di kontolku yang cukup keras sampai aku nembak mani. Waktu aku berdiri ngocok di belakang mertuaku sampai aku nembak mani dari jam 14:32-14:34. Dan aku begitu mengabaikan posisi pintu samping dan pintu belakang rumah mertuaku yang terbuka lebar karena begitu besarnya letupan birahiku melihat montoknya pantat mertuaku yang posisi tertidurnya menyamping di depanku. Ah..., mertuaku...

Senin, 01 September 2014

Montoknya Pantat "Ning"

Selama ini aku hanya bisa menikmati indahnya pantat Ning dari celana training ataupun celana tidur yang biasa dia pakai. Hanya dengan melihat begitu saja aku sudah dapat membayang begitu montoknya pantat Ning. Aku sering menghayalkan sambil ngocok bagaimana nikmatnya seandainya aku bisa memendamkan kontolku ke dalam pepek dan pantat si Ning.
Dan selama 3 hari aku berada di A S, mataku tak mau lepas memandang montoknya pantat Ning bila dia berada di depanku. Dan selama itu juga Ning sepertinya membiarkan tatapan mataku mengarah ke pantatnya dengan Ning yang selalu memakai celana tidurnya selama aku ada di sana.
Hari minggu tanggal 31-08-2014 aku beserta keluarga yang berada di A S termasuk Ning berekreasi ke pemandian sungai yang berada di sekitar sana. Ning juga memakai celana tidurnya waktu mandi di sungai itu. Selama kami mandi-mandi di sungai, aku selalu saja mencuri-curi pandang memperhatikan montoknya pantat Ning dengan celana tidurnya yang basah yang sangat jelas menggambarkan montoknya pantatnya.
Kesan terakhir pada saat kami mau pulang dari pemandian sungai itu adalah sewaktu aku memandang tubuh Ning, kulihat sangat jelas setiap lekukan tubuhnya yang basah. Dan yang membuat jantungku berdegup keras adalah saat aku memandang ke pantat Ning. Kulihat begitu jelas gambaran betapa montoknya pantat Ning dengan celana tidurnya yang masih basah berjalan di depanku dan kulihat bagian tengah celananya masuk ke sela pantatnya. Jadi benar-benar tergambar dengan jelas di depanku lekukan pantat Ning yang sangat montok dan menggairahkan itu. Ah..., gak terbayangkan betapa kontolku begitu memberontak ingin dikocok saat kulihat pantat Ning yang benar-benar seperti tidak memakai celana karena bagian tengah celananya masuk ke sela pantatnya yang montok itu. Lonte pepek torok kau Ning..., saat sampai rumah Mi aku ngocok di kamar mandi. Dasar lonte pepek pantat torok kau Ning...

Jumat, 01 Agustus 2014

Kakak Iparku "Dk"

Hari ini kak Dk sudah menempati rumah barunya, dari T M dia pindah ke Mbr. Yang selama ini aku masih sering curi-curi pandang melihat montoknya pantat kak Dk karena rumahnya ada di sebelah rumahku, mulai sekarang jadi gak bisa lagi.
Ada banyak kenangan yang pernah aku lakukan pada kak Dk. Apalagi dulu sewaktu kami masih tinggal dalam satu rumah di S J. Sering sekali kak Dk menjadi sasaran kalau aku ngocok. Sudah menjadi kebiasaanku kalau kak Dk mandi aku bugil ngocok berdiri di depan pintu kamar mandi sambil mendengarkan riak air, menghayalkan tubuh kak Dk yang basah saat mandi dan berharap pintu kamar mandi terbuka dan kak Dk memergoki aku sedang ngocok dan dalam hayalanku kak Dk membiarkan aku masuk ke kamar mandi dan dia memperbolehkan aku ngocok di depannya.
Kalau kak Dk menjemur pakaian, aku paling suka mengambil sempaknya yang masih basah, kemudian ngocok dan menembakkan maniku ke sempak kak Dk hingga terkadang bekas maniku itu nampak sangat jelas di sempaknya saat sudah kering.
Satu hal yang sangat berkesan dari kak Dk adalah sikapnya yang biasa saja setelah dia memergoki aku yang sedang ngocok dengan kondisi setengah bugil di dapur rumahku.
Berikut ini adalah beberapa peristiwa yang sangat berkesan antara aku dengan kak Dk.

SF atau yang biasa aku panggil kak Dk adalah kakak iparku yang sering membuat kontolku terasa digelitik bila aku memandang tubuhnya. Wajahnya tidaklah begitu seperti yang ada dalam kriteriaku, tapi pantatnya itu lho ! Jujur, aku sering ngocok sambil membayangkan keindahan tubuh kak Dk. Dan tanpa sepengetahuannya juga, aku sering ngocok di belakangnya. Kalau kak Dk pulang kerja, sengaja aku tutup pintu depan dan aku buka pintu samping dengan tujuan agar kak Dk masuk rumah melalui pintu samping. Pada saat dia jalan menuju pintu samping itulah aku ngocok di ruang tamu, di depan jendela nako sambil memandangi keindahan tubuh kak Dk. Aku sadar sepenuhnya, bila kak Dk memalingkan wajahnya ke arah kaca nako, pasti kak Dk dapat melihat aku ngocok berdiri menghadap ke arahnya. Entahlah, aku sendiri tidak tahu mengapa aku mengambil resiko seperti itu. Karena seandainya dia tahu ? Terkadang dalam benakku terlintas pengharapan untuk dipergoki ngocok sama kak Dk. Dan kuhayalkan kak Dk mau melepaskan bajunya, bugil di depanku dan membiar aku untuk menikmati keindahan tubuhnya. Tapi kenyataannya sungguh di luar dari harapan. Ah..., dasar pepek pantat torok lonte kau kak Dk... Karena pada tanggal 08-08-2002, jam 17:12, sangat telak kak Dk memergoki aku sedang berdiri ngocok setengah bugil di dapur rumah. Dan tidak seperti yang aku bayangkan dalam hayalanku, - yang kak Dk mau bugil di depanku - , melainkan ekspresi wajah kecut yang dia hadirkan di hadapanku. Pepek pantat kak Dk ! 
Awalnya saat aku hanya berdua dengan kak Dk di rumah, aku memang sedang kepingin ngocok. Jujur saat itu aku menunggu kak Dk untuk mandi dan sudah menjadi kebiasaanku saat kak Dk mandi, aku bugil ngocok di depan pintu kamar mandi sambil mendengarkan kak Dk mandi. Tapi karena aku lihat kak Dk sedang menyetrika dengan tumpukan pakaian yang lumayan banyak di ruang TV, tiba-tiba timbul keinginanku untuk ngocok di dapur rumahku. Lagian kalo aku nunggu kak Dk selesai nyetrika akan terlalu lama.
Setelah memastikan kondisi sudah aman, kemudian aku berdiri di depan lemari di dapur rumahku. Perlahan aku membuka celana pendekku dan dalam keadaan bugil aku bersiap untuk ngocok. Tapi ada rasa was-was yang tiba-tiba muncul hingga akhirnya membuat aku mengurungkan niatku untuk bugil ngocok dan kemudian aku memakai celanaku kembali. Awalnya aku ngocok dengan posisi celana yang aku tarik sedikit ke bawah. Tapi karena kurang nyaman, akhirnya celana itu aku lorotkan hingga ke lututku. 
Ah..., sambil ngocok aku membayangkan keindahan tubuh kak Dk. Membayangkan di saat aku sering melihat kak Dk berjalan keluar dari kamar mandi menuju ke kamarnya hanya berbalut handuk saja. Handuk yang hanya menutupi teteknya dan sedikit pahanya. Jujur, paha kak Dk sangat seimbang dengan bentuk pantatnya yang montok itu. Esh..., dasar pepek torok pantat lonte kak Dk itu..., begitu aku nikmati hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku. 
Sambil membayangkan keindahan tubuh kak Dk, aku pejamkan mataku. Saat itu aku benar-benar tidak memikirkan posisiku yang sedang berada di dapur dengan kondisi celana yang melorot hingga ke lututku, karena aku begitu menikmati kocokan tanganku di kontolku. Lagian posisi kak Dk yang sedang sibuk menyetrika di ruang TV membuat aku lupa diri.
Dan tanpa aku duga, begitu aku membuka mataku, kak Dk sudah berada di pintu dapur. Aku tak tahu, sudah berapa lama kak Dk berada di pintu itu. Yang jelas, saat aku membuka mataku, langsung aku melihat kak Dk sambil dia berkata "eh...". Dasar lonte pepek torok kau kak Dk... Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan saat itu selain menarik celanaku dan masuk ke dalam kamarku sambil merutuki kejadian yang terjadi. Wuih..., begitu kecutnya wajah kak Dk saat itu dan aku benar-benar tidak menyangka kak Dk masuk ke dapur dengan tiba-tiba. Padahal sebelumnya aku lihat kak Dk sedang menyetrika di ruang TV. Lonte pepek torok kau kak Dk, akhirnya aku mengambil keputusan untuk keluar dari kamar, melihat situasi dan bersikap biasa aja. Saat itu kak Dk sudah masuk ke dalam kamarnya. Dan karena masih tanggung, akhirnya aku selesaikan juga acara ngocokku di dapur rumah sampai aku nembak mani.
Sore hingga malam hari setelah kejadian itu, kak Dk benar-benar tidak keluar dari kamarnya. Dan di hari berikutnya kak Dk bersikap biasa saja padaku. Hanya saja kak Dk sudah tidak pernah keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk saat aku berada di rumah. Ah..., dasar lonte pepek torok pantat kau kak Dk...

Jujur, aku sedikit bingung dengan sikap kak Dk padaku. Semenjak kejadian kak Dk memergoki aku sedang ngocok di dapur, hampir 1 bulan kak Dk saat selesai mandi gak pernah memakai handuk bila keluar dari kamar mandi. Dia langsung memakai pakaiannya di dalam kamar mandi. Tapi di lain sisi, kak Dk masih tetap memakai celana pendeknya dan bahkan lebih pendek ukurannya dari yang biasa dia pakai. Ah..., dasar lonte..., aku hanya bisa curi-curi pandang untuk melihat keindahan tubuh kak Dk.
Selama 1 bulan itu juga aku gak berani untuk bugil ngocok di depan pintu kamar mandi saat kak Dk mandi. Lepas sebulan lebih setelah kejadian itu baru aku berani menjadikan kak Dk sebagai target ngocokku lagi. Itupun setelah aku merasakan kalau kak Dk sepertinya memancing-mancing birahku dengan dia sering memakai pakaian yang longgar dengan celana tipis yang super pendek. Hal yang menjadikan aku merasa kak Dk sepertinya sudah bersikap biasa padaku adalah saat kami ngobrol dan dia duduk bersamaku di lantai. Memang saat itu suasana ramai, dan kak Dk lebih mendekat ke aku dengan tangannya yang memegang pahaku untuk melihat luka yang ada di kakiku. 
Sebenarnya, selama hampir sebulan kak Dk tidak pernah membiarkan aku menutup seluruh pintu saat kami hanya berdua di dalam rumah. Ada saja alasan yang dia buat agar dia bisa membuka kembali pintu yang sudah aku tutup. Entah itu dengan dia berpura-pura menyapu atau apalah..., yang intinya dia bisa membuka pintu rumah yang sudah aku tutup. Ah..., kebiasaanku ngocok dan nembak mani di sempak kak Dk yang baru dia cuci juga tidak berani aku lakukan setelah kejadian itu. Apalagi kebiasaan bugil ngocokku di depan pintu kamar mandi saat dia sedang mandi.
Tapi setelah hampir sebulan lebih setelah kejadian itu dan kak Dk sepertinya sudah bersikap biasa saja padaku, akhirnya aku mulai kembali berani untuk setidaknya mengambil sempak kak Dk untuk aku ciumi saat aku ngocok. Dan bahkan aku mulai kembali berani ngocok di ruang tamu saat dia pulang kerja seperti yang aku lakukan sebelumnya.
Aku juga kembali berani bugil ngocok di depan pintu kamar mandi saat kak Dk mandi adalah setelah kak Dk sendirilah yang menutup pintu belakang rumah saat dia mau mandi. Tapi saat itu aku hanya ngocok di ruang TV. Dan di hari itu juga aku lihat kak Dk kembali hanya berbalut handuk saat dia keluar dari kamar mandi menuju kamarnya. 
Dasar lonte pepek torok kak Dk..., membuat aku begitu geregetan dengan sikapnya itu. Dan di hari-hari berikutnyalah aku secara terang-terangan berani menutup seluruh pintu rumah saat kami hanya berdua di rumah, khususnya saat aku tahu kak Dk akan mandi. Entahlah apakah kak Dk tahu dan sengaja membiarkan aku atau gimana. Tapi yang aku rasakan kak Dk sepertinya selalu saja memancing birahiku dengan dia yang selalu berpakaian yang sedikit vulgar. Baju longgar yang tipis dengan celana yang sangat pendek selalu saja dia pakai saat aku dan dia hanya berdua di rumah.
Jujur, birahiku begitu menggelegak setiap aku memandang ke tubuh kak Dk. Dan akhirnya kenekatanku semakin menjadi dengan aku melakukan bugil ngocok merebahkan diri di depan pintu kamar mandi saat kak Dk mandi. Iya..., kalau sebelumnya aku bugil ngocok berdiri di depan pintu kamar mandi, tapi setelah kejadian dipergoki ngocok oleh kak Dk itu malah aku lebih berani dengan merebahkan tubuhku di depan pintu kamar mandi sambil ngocok saat kak Dk berada di dalamnya. Entah itu saat kak Dk mandi atau sedang mencuci baju.
Jujur, kadang aku merasa kak Dk sengaja memberi kesempatan padaku untuk ngocok dan menghayalkan dirinya. Tak akan mungkin dia tak curiga karena kalau kami hanya berdua di rumah, sesaat sebelum kak Dk mandi, pasti aku menutup seluruh pintu rumahku. Gak akan mungkin dia gak tahu bercak maniku yang menempel di sempaknya yang akan dia cuci. Pasti dia tahu bentuk sempaknya yang sudah dia pakai dan tiba-tiba saat dia akan mencucinya ada bercak lendir yang merupakan maniku di sempaknya yang dia pasti tahu itu bukan lendir dari pepeknya. Apalagi sering aku ngocok dan nembak mani di sempaknya yang sudah dia cuci. Begitu jelas bekas bercak maniku di sempak kak Dk saat sempaknya sudah mengering. Dan sepertinya kak Dk membiarkan itu semua. 
Ah..., kak Dk..., dari sikap kak Dk itu juga aku jadi berani telentang dalam kondisi bugil ngocok di depan pintu kamar mandi sambil mendengarkan dia sedang mandi atau mencuci pakaiannya, sementara baju dan celanaku berada di dalam kamarku. Iya..., di setiap aku tahu kak Dk akan mandi, langsung saja aku tutup seluruh pintu di rumahku dan aku langsung melepas seluruh pakaianku di dalam kamarku sambil menunggu kak Dk masuk ke kamar mandi. Dan sesaat setelah aku mendengar kak Dk menutup pintu kamar mandi, langsung saja aku keluar dari kamarku dalam kondisi bugil menghampiri pintu kamar mandi. Di depan pintu kamar mandi itulah kemudian aku merebahkan tubuhku dan ngocok sampai aku nembak mani. Hal itu sering aku lakukan dan pastinya di setiap hanya aku dan kak Dk saja yang sedang berada di rumah.
Itu yang membuat aku salut pada kak Dk. Walau awalnya kak Dk begitu terkejut dan menampilkan wajah kecutnya saat memergoki aku ngocok, tapi kemudian dia membiarkan dirinya menjadi imajinasiku saat aku ngocok. Omong kosong dia gak tahu kalau lendir ataupun bercak di sempaknya itu adalah maniku. Omong kosong kalau dia gak curiga di setiap dia mau mandi pasti aku menutup seluruh pintu rumahku. Omong kosong dia gak merasakan letupan birahiku di setiap tatapan mataku ke tubuhnya. Toh pada kenyataannya, malah kak Dk juga yang sering memancing birahiku dengan dia yang selalu memakai baju tipis dan celana pendek yang hanya sedikit menutup pangkal pahanya. Lonte pepek pantat torok kau kak Dk... Dari 1996-2005 selalu saja aku bugil ngocok di depan pintu kamar mandi saat kak Dk berada di dalam kamar mandi. Dari 1996-2005 begitu puasnya hampir setiap hari aku ngocok dan nembak mani di sempak kak Dk. Dari 1996-2005 begitu nikmatnya sensasi ngocokku sambil mencium sempak kak Dk. Dan semua itu berakhir di tahun 2005 saat kak Dk  dan aku pindah rumah dari S J ke T M.

Sore itu tanggal 19-08-2006 aku sedang iseng checking motor di samping rumahku. Tiba-tiba kak Dk datang dan kemudian berdiri di pintu gerbang samping, entah mau apa dia. Posisinya tepat membelakangi aku. Pepek pantat lonte kak Dk ! Montoknya..., jadi kepingin ngocok nih... Kontolku juga sudah ereksi. Akhirnya, dengan perlahan aku berdiri dan membuka resleting celanaku. Saat itu jam 15:33, tepat di belakang kak Dk dengan jarak kurang dari 3 m aku berdiri ngocok. Menikmati keindahan tubuh kak Dk dari belakang. Begitu nikmatnya, sampai begitu banyak mani yang keluar hingga berceceran di lantai samping rumahku. Pepek pantat lonte memang kak Dk, baru saja aku selesai nembak, tiba-tiba dia membalikkan badannya. Untung saja aku sudah nembak dan dengan cepat aku tutupi kontolku dengan bajuku. Hampir saja...

Sudah lama sekali aku tidak menjadikan kak Dk sebagai target ngocokku. Dan tanggal 01-06-2011, jam 11:47-11:52 aku begitu santai ngocok sampai nembak mani sekitar 3 m di arah samping kak Dk yang sedang membaca majalah di ruang tamu rumahku. 

Adik Iparku "In"

Satu lagi adik iparku yang selalu menjadi sasaran saat aku ngocok adalah In. Kalo dilihat dari segi wajah dan tubuh, kalah dikit la dengan Ning. Tapi entah kenapa In yang selalu lebih banyak menjadi target ngocokku dibandingkan dengan Ning.

Tanggal 22-11-2006, In meminta aku untuk menjemputnya pulang kerja. He... he... he..., dalam hati aku tertawa, sekumpulan ide sudah ada di benakku. Sebelum aku pergi untuk menjemput In, sudah aku persiapkan hal-hal yang akan menjadi pendukung rencanaku. Sengaja aku pakai jaket panjang, dan kontolku sudah aku keluarkan dari resleting celanaku semenjak aku berangkat. Tak lama waktu aku untuk menunggu In keluar dari tempat kerjanya. Sebelum In naik di boncenganku, aku katakan pada In kalau saat itu aku sedang tak enak badan. Dan kuminta In untuk mengemudikan motorku. In mau ! Kemudian aku katakan lagi kalau kami akan pindah posisi di jalan Ghru saja, karena di sana jalanan sepi, tak mungkin ada polisi. In oke saja kelihatannya. Setelah sampai di jalan Ghru, di depan PT. Tlkm kami berpindah posisi. In sekarang yang bawa motorku. Kemudian aku duduk di bonceng belakang In sambil menyingkapkan jaketku dan karena kontolku sudah ereksi langsung saja aku kocok. Biar In tidak curiga, sengaja aku ajak In ngobrol dan tangan kiriku juga tak henti-hentinya mengocoki kontolku. Ngobrol sepanjang jalan, tapi bukan itu tujuanku. Selama ngobrol tak henti-hentinya aku memperhatikan bagian belakang tubuh In untuk mencari keindahan tubuhnya. Dapat dibayangkan betapa dekatnya jarak kontol yang kukocok itu dengan tubuh In ! Keadaan juga membuat aku begitu leluasa ngocok langsung di belakang In. Jalan M. Bsri, Alflh, Mustf, Bill, Cmra dan Bngkl adalah jalan yang begitu sepi. Puas rasanya dengan keleluasaan itu. Tapi seandainya In cermat, pasti In dapat merasakan gerakan-gerakan yang terjadi saat aku ngocok di belakangnya. Tapi entahlah, apakah In tahu kalau aku ngocok saat itu dan dia sengaja pura-pura tidak tahu aku tak perduli ! Akhirnya sekitar 50 m sebelum pjk Bngkl aku nembak begitu banyak mani. Untungnya saat nembak, sengaja aku tahan muncratan maniku itu dengan tangan kananku. Belepotan mani tanganku jadinya ! Aduh..., aku sempat bingung mau aku lap ke mana maniku itu. Posisi kami sudah hampir sampai ke rumah, dan tiba-tiba aku teringat kalau aku bawa sarung tangan yang aku letak di saku kiri jaketku. Buru-buru aku lapkan maniku di sarung tanganku karena kami sudah berada di depan gang rumah kami. Ah..., begitu nikmat ngocok langsung di belakang In. Sebenarnya setiap kejadian aku catat waktunya melalui jam HPku. Awal aku mulai ngocok sampai aku nembak mani di belakang In adalah antara jam 23:32 - 23:46. Jadi, selama 14 menit aku ngobrol sambil ngocok di sepanjang jalan di bonceng belakang In ! Ah..., In... In..., makasih ya sudah menemani aku ngobrol selagi aku ngocok...

Kejadian yang sama terjadi lagi pada In. Tanpa sungkan tanggal 26-11-2006 dia meminta aku untuk menjemputnya pulang kerja. Kalau aku sih oke-oke saja..., karena hal itu merupakan kesempatan bagiku yang tak mungkin aku sia-siakan. Saat itu sengaja aku cuma pakai baju biasa yang nantinya akan aku jadikan alasan. Di jalan setelah In aku bonceng, aku katakan kok tiba-tiba aku merasa kedinginan. Lalu aku katakan lagi pada In, mau gak bawa motorku. In mau ! Kemudian aku belokkan motorku ke jalan Ghru dan kami bertukar posisi di sana. Wuih..., kontolku sepertinya sudah tak sabar untuk dikocok. Setelah aku duduk di belakang In, aku singkapkan bajuku dan langsung ngocok. Seperti kejadian yang sebelumnya, biar In tidak curiga, aku ajak In ngobrol. Tapi sepertinya In mulai curiga dengan gerakan-gerakan yang terjadi selama perjalanan kami. Sesekali aku lihat In melirik ke kaca spion. Walau sepanjang jalan M. Bsri, Alflh, Mustf, Bill, Cmra dan Bngkl yang kami lalui itu kami isi dengan ngobrol dan tangan kananku juga tak berhenti mengocoki kontolku, sepertinya In sangat grogi membawa motorku.  Aku belum pernah merasakan In bawa motor seperti itu sebelumnya. Karena In sudah lama mahir dalam mengendarai motor. Atau In saat itu tahu kalau aku sedang ngocok ? Pepekmu In, aku tidak perduli, apa dia tahu atau tidak. Karena bagiku saat itu adalah menikmati setiap hentakan kocokan di kontolku sambil menatap tubuh In dengan penuh birahi. Tak aku perdulikan kegrogian In saat dia membawa motorku. Aku tetap terus ngocok di belakangnya. Apalagi saat aku melihat kontolku yang aku kocok dengan tubuh In, ah..., begitu dekatnya...
Aku nembak begitu banyak mani tepat saat kami berada di pjk Bngkl. Untungnya maniku itu aku tahan dengan tangan kiriku, kalau tidak pasti maniku itu mengenai baju In, karena begitu dekatnya jarak kontolku yang kukocok dengan tubuh In. Tapi walau bagaimanapun juga aku tetap memperhatikan baju In, kalau-kalau maniku itu nempel di bajunya. Aku tandai waktu awal aku ngocok langsung di belakang In sampai aku nembak mani adalah antara jam 23:47 - 00:01. Ah..., puasnya aku... Jadi selama 14 menit aku ngobrol dan ngocok langsung di belakang In. Makasih ya In..., sudah memuas birahiku. Oh ya..., seandainya In memperhatikan bagian depan bajuku sewaktu kami sudah sampai di rumah, pasti In dapat melihat kalau bajuku itu basah, karena aku melap maniku di bajuku sendiri.

Semakin dekat aku dengan kedua adik iparku, semakin banyak imajinasi yang ada dalam benakku. Begitu banyak waktuku untuk tetap berada dekat dengan kedua adik iparku itu. Tanggal 16-04-2007, adalah hari yang benar-benar nekat bagiku. Terkadang keisenganku membuahkan kesempatan yang tak terduga. Secara tak sengaja aku lihat di dinding kamar tengah ada bolongan yang tembus ke kamar depan, yaitu kamarnya In dan Ning. Aku iseng ngintip melalui lubang itu dan aku dapati In sedang tidur di sana. Kuamati wajah In secara mendalam. Ternyata lumayan juga wajah si In.  Kemudian aku berfikir, kalau itu merupakan kesempatan bagiku. Tapi apakah tidak terlalu riskan ? Aku punya rencana untuk masuk ke kamar In dan ngocok di depannya. Lama aku berfikir, mencari kemungkinan-kemungkinan yang dapat saja terjadi kalau aku nekat melakukan rencanaku. Akhirnya, setelah aku yakin dengan situasi saat itu, perlahan aku keluar dari kamar dan kemudian aku berdiri di depan pintu kamar In. Perlahan aku singkapkan tirai pintu kamarnya dan kudapati In masih pada posisinya, yaitu tubuhnya miring ke kanan dan wajahnya tepat menghadap ke arah pintu. Dan untuk menjaga segala kemungkinan, kemudian aku mengambil sapu yang nantinya dapat aku jadikan alasan sedang menyapu bila rencanaku diketahui. Setelah semua aman, kemudian aku singkapkan kembali tirai pintu kamarnya dan aku berdiri di depan pintu sambil ngocok, memandangi wajah In, menelusuri setiap lekuk tubuh In. Tetek In lumayan padat, ah..., jadi kepingin ni nenen di teteknya... Saat itu aku ngocok di depan In dari jam 07:29-07:30. Memang hanya 1 menit, tapi maniku begitu banyak yang keluar sampai ada yang berceceran di lantai kamar In. Ah..., benar-benar nekat. Karena seandainya In membuka matanya sedikit saja, pastilah dia dapat melihat aku sedang ngocok di depannya. Pada waktu berangkat kerja, In minta diantar olehku, dan sewaktu di jalan kami singgah di toko roti, katanya buat teman-temannya, karena In sedang berulang tahun. Selama dalam perjalanan, tak henti-hentinya aku membayangkan saat aku ngocok di depannya. Selamat Ulang Tahun Buat In, hadiah yang dapat aku berikan untukmu hanyalah ngocok di depanmu...!

Malam tanggal 08-05-2007, Mi datang dari A S bersama keluarganya. Wah..., jadi ramailah rumah mertuaku. Mana kamar kami sedikit. Tapi ya sudah lah..., aku dan *****ku tidur di kamar tengah. Dan kudengar akhirnya Mi dan keluarganya tidur di kamar depan. Tengah malam aku keluar kamar dan kudapati In dan Ning tidur di ruang TV. Tampak sangat pulas tidur mereka berdua. Aduh..., kontolku jadi ereksi nih..., dan merupakan kesempatan besar bagiku untuk dapat ngocok langsung di depan kedua kakak beradik itu. Dan aku tahu, kesempatan itu tak mungkin dapat terulang untuk kedua kali. Posisi tidur In dan Ning juga sangat strategis. Mereka seperti membentuk huruf "L", di mana kepala In berada di bagian kaki Ning. Tanpa menunggu waktu yang lama, kemudian aku singkapkan kain sarungku, lalu aku ngocok berdiri di atas kepala In sambil menghadap ke arah Ning. Silih berganti kupandangi wajah dan tubuh kedua kakak beradik itu. Ah..., montoknya kau Ning..., dan sekalnya tetekmu In... Begitu santai aku ngocok di depan mereka berdua. Posisi aku berdiri ngocok tepat di atas kepala In. Dan juga tepat di hadapan Ning. Sebenarnya resiko yang aku pertaruhkan sangat besar, karena seandainya Ning terbangun, pastilah dia akan melihat aku ngocok dengan sarung yang kusingkap ke atas. Apalagi In ! Kalau dia terbangun saat itu, yang nampak pertama kali olehnya adalah kontolku yang sedang aku kocok tepat di atas kepalanya ! Kondisi saat itu juga sangat riskan, karena Mi ada di kamar depan yang tak mempunyai pintu. Kalau Mi keluar kamar, pasti aku tidak dapat mengetahuinya. Aku ngocok sampai nembak begitu banyak mani mulai dari jam 02:00-02:03, selama 3 menit terpuaskan birahiku di depan kedua kakak beradik itu. Makasih ya In dan Ning..., kalau kalian berdua bersedia aku giliri, mungkin sepanjang hari aku akan menggiliri kalian berdua sampai kalian berdua benar-benar puas. Dan untuk Ning, selain pepekmu yang akan aku giliri, pantatmu juga pasti tidak akan luput dari sasaran kontolku ! Ah..., montoknya pantatmu Ning...

Ye..., pagi hari tanggal 03-06-2007, In sudah tertidur di ruang TV ! Anak gadis pagi-pagi masih tidur ? Tapi ada bagusnya juga, karena merupakan kesempatan emas bagiku. Setelah aku lihat kondisi sudah memungkinkan, pada jam 07:18 aku mulai membuka resleting celanaku dan akhirnya aku ngocok berdiri di belakang In yang sedang tidur. Saat aku ngocok, sebenarnya In tampak gelisah dalam tidurnya. Aku masa bodo aja, tak henti-hentinya pandanganku tertuju pada tiap lekuk tubuh In yang sedang tidur dan membayangkan kenikmatan tubuhnya seandainya kontolku berada dalam pepeknya. Sebenarnya saat aku akan nembak mani, aku ingin menembakkannya ke tubuh In, tapi karena In gelisah dalam tidurnya, aku urungkan niat itu dan kutampung maniku dengan tangan kiriku.

In lagi..., In lagi... Pagi tanggal 22-09-2007, kudapati In sedang tidur di ruang TV. Posisi tidurnya telentang, bagai minta untuk ditindih. Karena suasana sunyi, kemudian aku keluarkan kontolku dan ngocok di depannya dengan jarak kurang dari 1 m. Tapi saat aku ngocok, sepertinya aku tidak begitu tenang. Karena jujur, aku tak tahu apakah In memang tidur atau hanya tidur-tiduran saja. Tapi tak penting bagiku ! Karena terpuaskan juga birahiku dengan ngocok di depan In sampai aku nembak begitu banyak mani. Yang membuatku begitu birahi pada In adalah saat kulihat tetek In semakin montok saja. Dari jam  08:09-08:11 aku ngocok sampai aku nembak mani di depan In. Ah..., bertambah montok tetekmu In...

Rabu, 30 Juli 2014

Montoknya Mertuaku

Jujur, untuk usia 53 tahun mertuaku masih terlihat sangat menggairahkan. Lekuk tubuhnya begitu membangkitkan birahiku. Ah..., yang paling aku suka adalah pantat mertuaku. Nampak begitu sekal dan sangat indah. Sering aku ngocok sambil menghayalkan kalau saja aku bisa menikmati tubuhnya. Memendamkan kontolku ke dalam pepek dan pantatnya. Begitu nikmat saat aku ngocok sambil menghayalkan kalau saja mertuaku mau aku ajak bercinta, mencumbui dirinya sampai akhirnya aku dapat menyingkap bajunya, membuka sempaknya, dan merekahkan pepeknya.
Sering juga aku curi-curi kesempatan untuk dapat memandang keindahan tubuhnya, apalagi pantatnya sambil aku ngocok di belakangnya.
Dan ini adalah saat-saat aku mengekspresikan birahiku dengan cara ngocok di dekat mertuaku.

Aku tidak menyangka kenapa aku bisa seperti itu. Secara tak sengaja malam itu tanggal 17-08-2007, aku mendapati mertuaku sedang tertidur di ruang TV. Jujur, mertuaku itu punya bentuk tubuh yang lumayan juga. Aku jadi salah tingkah. Bagaimana ya ? Ah..., karena aku tidak memakai sempak otomatis kontolku langsung menyodok celana pendek yang aku pakai. Kondisi rumah mertuaku saat itu juga sedang sunyi. Ya sudah..., dengan perlahan aku buka bajuku, lalu aku buka celana pendekku. Wuih..., saat itu aku benar-benar bugil ! Baju dan celanaku berada 1 m di belakangku saat dengan perlahan aku dekati mertuaku yang sedang tidur. Aku berdiri ngocok di atas kepala mertuaku dengan begitu santai. Padahal, begitu besar resiko yang dapat terjadi. Bayangkan, aku berdiri bugil ngocok tepat di atas kepala mertuaku. Seandainya dia terbangun ? Pasti aku tidak dapat berbuat apa-apa karena baju dan celanaku berada 1 m dari posisiku ngocok ! Aku bugil ngocok sampai nembak mani di atas kepala mertuaku dari jam 20:51-20:55.  Selama 4 menit ngocok dengan kondisi bugil yang sangat beresiko.

Kejadian itu terjadi di bulan Mei 2009. Aku lupa tanggal dan waktunya, tapi yang pasti waktunya di atas jam 8 malam. Saat itu aku baru sampai di rumah mertuaku dan mertuaku sendiri yang membukakan pintu depan rumahnya. Kemudian karena aku memang berniat mau nginap di rumah mertuaku, lalu aku memasukkan motorku ke ruang tamu. Sedikit berbasa-basi dengan mertua, aku masih tetap berdiri di samping depan motorku. Mertuaku rupanya sedang menjahit sesuatu dengan mesin jahitnya, karena setelah membukakan pintu untukku dan sambil tetap mengajakku ngobrol kemudian mertuaku itu duduk membelakangi aku. Dia menghadap ke arah mesin jahitnya, sementara jarak posisi aku berdiri dengan mertuaku hanya 1½ m. Kuperhatikan mertuaku tetap serius dengan jahitannya walau sesekali dia mengajakku ngobrol. Ah..., ada kesempatan nih... Jujur, saat itu jantungku berdetak begitu keras saat dengan perlahan aku mengeluarkan kontolku dari celanaku. Untungnya aku memakai baju yang panjang, jadi aku masih bisa menutupi kontolku dengan bajuku. Kemudian aku pura-pura membersihkan motorku. Dan setelah aku yakin kalau mertuaku itu sedang serius dengan jahitannya, perlahan aku mulai ngocok berdiri di belakangnya. Tapi aku sempat juga terkejut dan buru-buru menghentikan kocokanku saat dengan tiba-tiba mertuaku itu merubah posisi duduknya dari membelakangi aku menjadi duduk menyamping ke arah aku sambil mengajakku ngobrol. Terpaksalah aku ngobrol lagi dengan mertuaku sambil pura-pura sibuk membersihkan motorku. Tak lama kemudian aku pura-pura ke ruang TV, dan kemudian aku kembali lagi ke ruang tamu sambil berjalan ngocok menuju ke arah mertuaku yang sudah kembali dalam posisi membelakangi motorku. Aku kembali berdiri tepat di samping depan motorku dan dengan sangat leluasa aku ngocok di belakang mertuaku hingga akhirnya aku nembak mani.

Malam tanggal 26-11-2009, begitu santainya aku ngocok di samping mertuaku yang sedang tidur di ruang TV bersama Ning. Dengan perlahan tapi pasti aku keluarkan kontolku dari celanaku, dan sangat santai saat kubuat kontolku ereksi di samping mertuaku. Dari jam 23:51-23:54 aku ekpresikan birahiku di samping mertuaku dengan jarak tidak lebih dari 30 cm antara kontolku dengan tubuh mertuaku sambil memandang montoknya pantat Ning yang juga sedang tertidur membelakangi posisi aku ngocok. Ah..., begitu banyak maniku yang keluar yang aku tampung dengan tangan kiriku.

Malam tanggal 02-04-2010, sepulang kerja aku tidur di rumah mertuaku. Karena aku nginap di sana tanpa rencana, akhirnya aku hanya memakai sarung saja sebagai pengganti celana kerjaku yang sudah kotor. Dalam benakku, aku sudah menyusun beberapa rencana agar setidaknya aku bisa sedikit leluasa ngocok di rumah mertuaku. Dan benar saja, kulihat mertuaku tidur di ruang tamu. Saat itu aku tidur di ruang TV, di dalam kelambu, sementara In sepertinya belum tidur di kamar sebelahku. Sambil mengambil posisi tidur di luar kelambu, aku singkapkan sarungku dan ngocok sambil mengarahkan kontolku ke pintu kamar In. Tapi sepertinya hal itu tidak membuatku merasa tertantang. Akhirnya aku putuskan untuk mencoba sedikit keberuntunganku. Lalu bangkit dari posisiku, kemudian aku berjalan ke ruang tamu dan mendekati mertuaku yang sedang tertidur di sana. Dengan perlahan aku jongkok di dekat kaki mertuaku, dan dengan bertumpu pada lututku, aku singkapkan kain sarungku. Kemudian aku mulai ngocok di dekat mertuaku sambil pandangan mataku menelusuri indahnya tubuh mertuaku. Aku tandai saat itu waktu menunjukkan jam 02:35 saat aku ngocok dengan jarak kontolku yang aku kocok dengan tubuh mertuaku kurang dari 10 cm sampai aku nembak mani.

Tanggal 04-09-2011, jam 01:24-01:29 begitu nekatnya aku ngocok di depan mertuaku yang sedang tidur dengan posisi wajahnya menghadap ke kontolku. Sebelumnya aku sempat ragu juga untuk masuk ke dalam kamar mertuaku. Tapi..., karena pintu kamarnya terbuka lebar membuat aku seperti digoda untuk masuk. Berulang kali aku lewati pintu kamar mertuaku itu sambil sesekali melirik ke arahnya, memastikan apakah mertuaku itu sudah tidur atau belum. Ah..., pepek... pepek..., bertambah tergoda aku untuk masuk ke dalam kamarnya. Akhirnya dengan perlahan, sambil mengeluarkan kontolku dan ngocok aku berjalan masuk ke dalam kamar mertuaku. Tidak aku pikirkan lagi posisi wajah mertuaku yang benar-benar menghadap ke pintu, apakah dia sudah tidur atau belum. Sudah kepalang tanggung, terus saja aku dekati mertuaku sambil kontolku tak hentinya aku kocok. Sekitar 50 cm jarak kontolku dengan wajah mertuaku, kemudian aku berhenti dan dengan santai aku ngocok di depan mertuaku. Dalam benakku, kalaulah mertuaku itu belum terlalu nyenyak tidur, mungkin sedari awal dia sudah dengar langkah kaki dan suara hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku mendekatinya, dan pasti dia akan pura-pura batuk atau bergerak menandakan dia akan bangun, bahkan bisa lebih ekstrim lagi dengan langsung bertanya padaku ngapain aku masuk ke kamarnya dengan kontol yang dikocok seperti itu. Tapi sepertinya mertuaku itu memang sedang nyenyak tidurnya, sampai-sampai dia tidak mendengarkan suara hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontol. Santai saja aku ngocok dengan kontolku yang berada tepat di depan wajah mertuaku sambil memandang montok dan sekalnya tubuh mertuaku dan menghayalkan kalau saja mertuaku itu mau aku ajak ngentot. Ah..., pepek... pepek..., akhirnya aku nembak banyak mani tepat di depan wajah mertuaku dengan rasa penuh kepuasan...

Tanggal 11-03-2012, jam 01:38-01:41 dengan birahi yang begitu menggebu aku ngocok di depan mertuaku dan adik iparku si Ning yang sedang tidur di kamar depan. Posisi wajah Ning tepat menghadap ke pintu kamar di mana aku berdiri ngocok. Sedangkan mertuaku tidur telentang dengan posisi rok baju yang tersingkap ke atas. Mungkin kalau tersingkap sedikit lagi sudah nampaklah pepek mertuaku. Itu yang membuat birahiku begitu menggebu. Sambil ngocok dan memandang mereka berdua, aku membayangkan nikmatnya kalau saja mertuaku dan si Ning mau aku ajak ngentot. Saat itu aku ngocok masih memakai baju dan celana pendek. Karena rok baju mertuaku tersingkap ke atas dan sepertinya menantang untuk aku kentot, kemudian aku ke ruang TV sambil membuka bajuku, lalu aku ke ruang tamu membuka celanaku. Aku benar-benar bugil ngocok di depan mertuaku dan adik iparku Ning dengan jarak tidak lebih dari 2 meter. Dari jam 01:41-01:44 aku bugil ngocok dan begitu menikmati setiap hentakan tanganku di kontolku sambil memandangi tubuh mereka berdua. Sampai akhirnya aku nembak mani. Kemudian karena kesempatan itu sangat langka dan birahiku masih juga menggelora, lalu jam 02:29-02:32 aku kembali ngocok sampai nembak mani lagi di depan mereka berdua.

Tanggal 10-08-2012, jam 06:37-06:40 awalnya dari balik tirai pintu yang tersingkap sedikit aku ngocok di belakang mertuaku yang sedang membuat kue dengan jarak kurang dari 1 m. Sambil ngocok aku berfikir bagaimana aku dapat membuka tirai pintu kamarku dengan tidak membuat mertuaku itu curiga, agar aku bisa lebih jelas lagi ngocok sambil menikmati montoknya tubuh mertuaku. Kemudian aku sudahi dulu acara ngocokku, lalu aku keluar kamar sambil mencoba menyingkapkan lebih lebar lagi tirai pintu kamarku. Ada beberapa kali aku keluar masuk kamarku sambil menyingkapkan tirai itu tapi tak begitu berhasil. Sampai akhirnya karena waktu yang kulihat sudah mulai mepet, dengan bersikap biasa aja sambil masuk ke kamar aku buka tirai pintu kamarku dengan selebar-lebarnya dan aku sangkutkan tirai tersebut agar tidak jatuh. Kemudian aku keluar kamar lagi dan tak berapa lama aku masuk lagi. Ah..., posisi mertuaku sudah tepat membelakangi pintu. Dengan perlahan aku keluarkan kontolku lagi, lalu dengan santai aku mengambil posisi lebih mendekat ke tubuh mertuaku sambil mengocoki kontolku. Begitu nikmatnya aku ngocok saat itu sambil memperhatikan setiap lekuk tubuh mertuaku dari belakang. Posisi aku ngocok yang juga tidak lebih dari 1 m membuat kontolku benar-benar begitu ereksi. Walau mertuaku itu sering merubah posisi duduknya, tapi aku cuek saja tetap ngocok di belakangnya. Sampai akhirnya aku nembak mani dengan rasa yang begitu puas. Aku ngocok dari jam 07:13-07:15.

Tanggal 28-10-2012, jam 21:59-22:01 begitu puasnya aku ngocok di depan mertuaku yang sedang tertidur di kamar depan. Sebenarnya aku nekat-nekatan aja berdiri ngocok di depan pintu kamar mertuaku dengan jarak sekitar 2 m. Karena posisi wajah mertuaku tertutup dengan tangannya dan mengarah ke pintu. Beberapa kali sambil berjalan ngocok aku lewati pintu kamarnya untuk memastikan kalau mertuaku itu benar-benar sudah tertidur. Namun akhirnya karena kontolku sudah tidak sabar untuk memuncratkan mani, kemudian dengan nekat aku berdiri di depan pintu, mengarahkan kontolku yang sedang aku kocok ke arah mertuaku sambil menikmati montoknya tubuh mertuaku yang sedang tidur telentang bagaikan menantang untuk aku kentot sampai akhirnya aku nembak mani.

Tanggal 29-11-2012, jam 10:09 aku ngocok di belakang mertuaku. Saat itu dia sedang menonton TV, duduk di lantai dan membelakangi pintu kamar. Jarak aku ngocok dengan mertuaku tidak lebih dari 2 m dan mertuaku itu benar-benar membuat muncrat maniku…

Berada di dekat mertuaku selalu saja membuat kontolku terasa seperti digelitiki, pingin dikocok. Jujur aja, tubuhnya itu lho yang membuat geregetan... Sering aku ngocok di kamarku dengan pintu yang sengaja aku buka dan terkadang juga dengan hanya berbatas kain penutup pintu aku bugil berdiri ngocok di depan pintu kamarku saat mertuaku sedang menonton TV yang notabene-nya mertuaku itu menghadap ke arah pintu kamarku. Dan tanggal 15-02-2014 jam 06:01-06:04 aku ngocok sampai nembak mani dalam posisi duduk di belakang mertuaku dengan jarak tidak lebih dari 3 m. Ah..., ntah kenapa pada saat aku bangun di pagi itu kontolku begitu memberontak ingin dikocok. Aku tahu pada jam seperti itu mertuaku sudah bangun dan dengan segera aku keluar dari kamarku untuk melihat situasi yang ada. Kudapati mertuaku sedang masak dan *****ku berada di kamar mandi. Wuih..., denyutnya kontolku saat aku duduk dan memperhatikan tubuh bagian belakang mertuaku yang sedang memasak itu..., pepek... pepek..., montoknya pantat mertuaku... Bagaimana nikmatnya ya seandainya dalam posisi mertuaku yang sedang masak seperti itu, dari belakang aku pendamkan kontolku ke dalam pepek dan pantatnya ? Ah..., karena sudah sangat memberontaknya kontolku untuk dikocok, dengan santai aku keluarkan kontolku dari celana pendek yang aku pakai. Posisi mertuaku sedang masak membelakangi aku yang sedang ngocok dengan jarak sekitar 5 m. Dengan leluasa kuperhatikan setiap detail tubuh mertuaku sambil tanganku terus saja mengocoki kontolku. Nikmat sekali..., apalagi kemudian mertuaku itu membalikkan badannya dan berjalan menuju kulkas. Dengan sedikit mengangkat kakiku dan seperti melipat kaki aku tutupi kontolku. Saat mertuaku membuka pintu kulkas, kemudian aku turunkan lagi kakiku dan meneruskan acara ngocokku. Saat itu posisi  mertuaku hanya 3 m di depanku. Semakin jelas setiap lekukan tubuh mertuaku yang membuat letupan birahiku semakin menjadi-jadi. Kutandai saat mertuaku membuka kulkas dan membelakangi aku pada jam 06:01. Dan masih dalam posisi membelakangi aku, di depan kulkas mertuaku masih berdiri sambil memilih-milih bahan masakan, sementara aku, tidak sedikitpun menghentikan acara ngocok kontolku. Hitung-hitung kesempatan yang langka yang tidak akan aku sia-siakan begitu saja. Dan entah kenapa kemudian mertuaku itu nungging. Wuih..., pepek... pepek..., menggoda sekali pantatnya seperti mau minta dikentot. Lama juga mertuaku dalam posisi nungging di depan aku. Dan akupun semakin mempercepat kocokan di kontolku sambil memperhatikan pantat mertuaku itu. Aku nembak begitu banyak mani saat mertuaku masih dalam posisi nungging. Dan aku nembak mani pada jam 06:04, jadi sekitar 3 menit aku ngocok langsung di belakang mertuaku yang sedang nungging seperti minta di kentot. Pepek... pepek...

Selama 2 hari di pagi hari sekitar jam 05:30 tanggal 12-04-2014 dan 13-04-2014 aku ngocok walau tidak sampai nembak mani tidak lebih dari 1 m di belakang mertuaku yang sedang masak.

Memang mertuaku itu selalu saja membuat aku ingin ngocok kontol kalau aku di dekatnya. Malam tanggal 20-05-2014 dari jam 00:37-00:41 terpuaskan birahiku saat begitu jelasnya aku memandang lekuk tubuh mertuaku yang sedang tidur dengan pintu kamar yang terbuka. Saat itu aku memang agak gelisah. Mau tidur tapi sebelum aku masuk ke kamar kulihat pintu kamar mertuaku sepertinya tidak ditutup dan itu merupakan kesempatan baik bagiku.  Ah…, ya udah aku keluar kamar lagi dan pura-pura minum sambil melihat situasi yang ada. Dan benar saja…, pintu kamar mertuaku masih dalam posisi terbuka lebar dan kulihat pemandangan yang indah di luar dari perkiraanku sebelumnya. Wuih…, dasar pepek pantat itil torok…, rutuk dalam hatiku melihat posisi tidur mertuaku yang sedang menyamping membelakangi pintu sambil memeluk guling dengan baju daster yang terangkat dan menampilkan pemandangan yang membuat birahi meledak. Dapat kusaksikan dengan jelas montoknya pantat mertuaku yang hanya dibalut rok dalam dan sempak yang tipis. Begitu menggairahkan seakan memang minta untuk dikentot. Aku begitu santai ngocok sambil terus saja menelusuri setiap lekukan tubuh mertuaku. Walau jarak antara aku berdiri ngocok dengan mertuaku kurang dari 2 m sebenarnya sudah lumayan dekat, tapi aku memberanikan diri untuk lebih mendekat lagi. Tapi sayang, pada saat aku ingin masuk ke dalam kamarnya dengan posisi tanganku yang sedang mengocoki kontolku, tiba-tiba mertuaku terbatuk. Ah…, dasar pepek... pepek…, akhirnya aku mundur ke posisi semula sambil melambatkan kocokan di kontolku, berjaga-jaga kalau saja mertuaku bangun dan mendengarkan hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku. Saat kulihat tidak ada reaksi apa-apa, kemudian aku percepat kembali kocokan di kontolku sampai akhirnya aku nembak mani. Memang hanya sekitar 4 menit aku ngocok di belakang mertuaku, tapi sepertinya begitu lama, karena kondisi mertuaku dengan baju yang tersingkap itu membuatku begitu leluasa melihat indahnya pantat mertuaku sambil mencari selipan pepek mertuaku yang pastinya tertutup karena dia memeluk guling. Ah… seandainya saja kontolku bisa masuk ke dalam pepek mertuaku itu…

Tanggal 21-05-2014 jam 18:30 aku menyaksikan secara langsung bagaimana paniknya mertuaku itu saat dia dalam kondisi hanya memakai sempak tanpa memakai BH mengetahui kalau pintu kamar mandinya terbuka sedangkan aku berada sekitar 4 m berdiri di depannya. Wow..., nampak jelas keindahan tubuh mertuaku itu. Begitu terpuaskan pandangan mataku melihat tetek dan sempak coklatnya yang menutupi pepeknya. Nampak jelas saat itu mertuaku panik, mau yang mana dahulu yang dia tutup, teteknya atau pepeknya, sementara aku benar-benar tidak mau melewatkan kesempatan yang langka itu dengan terus saja memandang ke arah tubuhnya. Yang pada akhirnya masing-masing tangan mertuaku itu menutupi tetek dan pepeknya sambil menutup pintu kamar mandi dengan kakinya. Ah..., untungnya saat itu *****ku ada di sana, kalau tidak mungkin sudah aku terkam mertuaku itu dan kupendamkan kontolku ke dalam pepek atau pantatnya. Walau umur mertuaku itu sudah setengah abad lebih, tapi tubuhnya itu lho yang membuat aku begitu geregetan...

Sabtu, 26 Juli 2014

Adik Iparku "Ning"

Hari ini aku kedatangan tamu yang membuat aku tidak begitu konsentrasi menjalani aktifitas harianku. Dia adalah salah satu idola hayalanku di saat aku ngocok. Ning adalah adik iparku yang selalu membuat kontolku seperti digelitiki saat aku berada di dekatnya. Pantatnya yang montok itu yang selalu membuat aku geregetan. Begitu banyak hayalan yang bermain saat aku memandang montoknya pantat adik iparku itu.
Aku jadi ingat di saat Ning menjadi target saat aku ngocok. Ya..., aku masih ingat setiap detail peristiwa saat aku dengan santai mengekspresikan birahiku dengan cara ngocok di dekat Ning sambil menikmati keindahan tubuhnya. Dan dalam kesempatan ini aku ingin berbagi pengalaman ngocokku dengan target adik iparku "Ning" yang aku copas dari file pribadiku yang berisi aktifitas ngocokku.

Ning adalah adik iparku yang begitu menggairahkan. Pantatnya begitu montok dan sekal. Ah..., setiap kali aku melihat tubuhnya, pasti pandanganku terarah ke pantatnya. Ingin rasanya aku pendamkan kontolku ke dalam pantatnya. Kalau aku berada di dekatnya, kontolku terasa digelitiki dan ingin rasanya aku ngocok di depannya. Sayangnya, aku tidak mempunyai kesempatan untuk itu ! Akhirnya aku punya niat untuk mengundang Ning tidur di rumahku. Melalui *****ku, kami mengundang Ning untuk menginap di rumah kami. Mungkin dalam benak Ning, mengapa tidak, toh tidur di rumah kakaknya sendiri. Pada tanggal 11-08-2006, Ning akhirnya datang. Dan sekedar formalitas, kami ngobrol di ruang TV. Setelah sekian lama ngobrol akhirnya kami terfokus hanya menonton TV. Ning duduk di bawah dengan posisi kepala bersandar di jerjak jendela samping. Ah..., posisi yang aku tunggu-tunggu. Aku kemudian ke samping rumahku, aku lihat jarak kepala Ning yang bersandar dengan letak kaca nako begitu dekat. Kesempatan yang tidak akan aku sia-siakan. Aku lihat jam menunjukkan pukul 22:12 saat aku mulai ngocok di belakang kepala Ning dengan pembatas kaca nako yang apabila Ning menoleh ke belakang, pastilah dia dapat melihat kontolku yang sedang aku kocok. Nikmat juga rasanya ngocokku saat itu. Walau tidak seluruh keindahan tubuh Ning dapat aku lihat, tapi banyak juga maniku yang keluar saat itu.

Tanggal 08-10-2006, aku tidur di rumah mertuaku. Otomatis In dan Ning ada di sana juga.  Saat itu aku hanya mencoba mencari kesempatan. Jujur, sebenarnya aku tidak tahu kesempatan yang bagaimana yang akan aku dapatkan. Sebelum tidur, In dan Ning menawarkan kepadaku untuk tidur di dalam kamar saja bersama *****ku. Karena kamar tidak mencukupi, mereka berdua mau tidur di luar. Sengaja aku tolak saran yang mereka buat. Dan dengan alasan aku sedang kegerahan, aku minta mereka saja yang tidur di kamar sementara aku tidur di luar. Lama mereka terus menawarkan hal itu kepadaku, sampai akhirnya mereka menyerah. In tidur di kamar depan bersama adik iparku yang laki-laki dan mertuaku. Sementara Ning tidur di kamar tengah bersama *****ku. Otak kotorku sudah mulai berjalan dengan posisi Ning yang mau tidur menemani *****ku, tapi aku belum menemukan ide. Sampai akhirnya, jam 02:00 *****ku keluar dari kamar dan menemaniku tidur di ruang tamu. Ah..., kesempatan nih...! Dengan beralasan ingin mengisi baterai HP akhirnya aku tinggalkan *****ku tidur di ruang tamu sendirian, sementara aku masuk ke kamar sambil membawa HP sebagai alasanku. Wuih..., rupanya Ning tidur di tempat tidur yang nomor dua, tanpa kelambu. Dia memakai celana training ketat yang otomatis menonjolkan setiap lekuk tubuhnya. Pepek pantatmu Ning..., montok, sekal dan begitu menggairahkan. Posisi tidur Ning miring menghadap ke dinding. Ah..., montoknya pantatmu... begitu puasnya aku menikmati keindahan tubuh Ning. Kemudian aku menarik bagian depan celana pendekku ke bawah, aduh..., kontolku sudah tak sabar rupanya untuk dikocok. Jam menunjukkan pukul 02:32 saat dengan perlahan sambil ngocok aku mendekati Ning. Dan dengan jarak kurang dari ½ meter aku berdiri di samping Ning dengan tetap ngocok sambil terus menikmati keindahan tubuhnya, memandang cantiknya wajah Ning, teteknya yang begitu gempal, apalagi pantatnya. Ah..., nikmat sekali ngocokku saat itu. Begitu banyak maniku yang keluar. Seandainya saat itu aku punya keberanian untuk menarik celana Ning, mungkin sudah aku lakukan.

Malam tanggal 22-04-2007, secara tak sengaja aku bisa secara langsung ngocok di belakang Ning. Tak aku duga kesempatan itu datang tanpa perencanaan. Sebenarnya saat itu aku hanya mau main games di ruang tamu. Tapi aku lihat Ning berada di depan pintu kamarnya sedang menyetrika pakaian dan posisinya duduk di lantai membelakangi kursi tamu. Kesempatan emas yang tak mungkin aku tolak ! Karena saat itu aku hanya memakai sarung, kemudian aku ke kamar mandi untuk mengeluarkan kontolku dari sempak. Aku pura-pura sibuk main HP, tapi sebenarnya pandangan mataku tak pernah lepas menelusuri lekuk tubuh Ning. Ah..., begitu montoknya kau Ning... Sambil curi-curi kesempatan selama aku menikmati keindahan tubuh Ning, tanganku mulai meraba-raba kontolku, biar ereksi. Tak butuh waktu lama untuk membuat kontolku ereksi. Kemudian dengan gerakan yang sangat tenang aku menyingkapkan sarungku dan ngocok di belakang Ning. Entah kenapa, aku begitu cuek ngocok di belakang Ning. Padahal jarak aku duduk ngocok dengan posisi Ning kurang dari 3 meter ! Apalagi posisi tubuh Ning bergeser dari membelakangi aku, menjadi ke samping. Yang otomatis kalau Ning melirik sedikit saja ke arah samping, pasti dia dapat melihat aku ngocok ! Dan pastinya aku tidak punya kesempatan untuk menutupi kontolku yang sedang aku kocok karena sarungku benar-benar aku singkapkan ke atas. Dari jam HP dapat aku lihat bahwa aku mulai ngocok di belakang Ning pada jam 22:42-22:45. Waktu yang cukup lumayan bagiku, 3 menit ngocok secara langsung dengan kondisi seperti itu !

Malam tanggal 08-05-2007, Mi datang dari A S bersama keluarganya. Wah..., jadi ramailah rumah mertuaku. Mana kamar kami sedikit. Tapi ya sudah lah..., aku dan *****ku tidur di kamar tengah. Dan kudengar akhirnya Mi dan keluarganya tidur di kamar depan. Tengah malam aku keluar kamar dan kudapati In dan Ning tidur di ruang TV. Tampak sangat pulas tidur mereka berdua. Aduh..., kontolku jadi ereksi nih..., dan merupakan kesempatan besar bagiku untuk dapat ngocok langsung di depan kedua kakak beradik itu. Dan aku tahu, kesempatan itu tak mungkin dapat terulang untuk kedua kali. Posisi tidur In dan Ning juga sangat strategis. Mereka seperti membentuk huruf "L", di mana kepala In berada di bagian kaki Ning. Tanpa menunggu waktu yang lama, kemudian aku singkapkan kain sarungku, lalu aku ngocok berdiri di atas kepala In sambil menghadap ke arah Ning. Silih berganti kupandangi wajah dan tubuh kedua kakak beradik itu. Ah..., montoknya kau Ning..., dan sekalnya tetekmu In... Begitu santai aku ngocok di depan mereka berdua. Posisi aku berdiri ngocok tepat di atas kepala In. Dan juga tepat di hadapan Ning. Sebenarnya resiko yang aku pertaruhkan sangat besar, karena seandainya Ning terbangun, pastilah dia akan melihat aku ngocok dengan sarung yang kusingkap ke atas. Apalagi In ! Kalau dia terbangun saat itu, yang nampak pertama kali olehnya adalah kontolku yang sedang aku kocok tepat di atas kepalanya ! Kondisi saat itu juga sangat riskan, karena Mi ada di kamar depan yang tak mempunyai pintu. Kalau Mi keluar kamar, pasti aku tidak dapat mengetahuinya. Aku ngocok sampai nembak begitu banyak mani mulai dari jam 02:00-02:03, selama 3 menit terpuaskan birahiku di depan kedua kakak beradik itu. Makasih ya In dan Ning..., kalau kalian berdua bersedia aku giliri, mungkin sepanjang hari aku akan menggiliri kalian berdua sampai kalian berdua benar-benar puas. Dan untuk Ning, selain pepekmu yang akan aku giliri, pantatmu juga pasti tidak akan luput dari sasaran kontolku ! Ah..., montoknya pantatmu Ning...

Tanggal 11-03-2012, jam 01:38-01:41 dengan birahi yang begitu menggebu aku ngocok di depan mertuaku dan adik iparku si Ning yang sedang tidur di kamar depan. Posisi wajah Ning tepat menghadap ke pintu kamar di mana aku berdiri ngocok. Sedangkan mertuaku tidur telentang dengan posisi rok baju yang tersingkap ke atas. Mungkin kalau tersingkap sedikit lagi sudah nampaklah pepek mertuaku. Itu yang membuat birahiku begitu menggebu. Sambil ngocok dan memandang mereka berdua, aku membayangkan nikmatnya kalau saja mertuaku dan si Ning mau aku ajak ngentot. Saat itu aku ngocok masih memakai baju dan celana pendek. Karena rok baju mertuaku tersingkap ke atas dan sepertinya menantang untuk aku kentot, kemudian aku ke ruang TV sambil membuka bajuku, lalu aku ke ruang tamu membuka celanaku. Aku benar-benar bugil ngocok di depan mertuaku dan adik iparku Ning dengan jarak tidak lebih dari 2 meter. Dari jam 01:41-01:44 aku bugil ngocok dan begitu menikmati setiap hentakan tanganku di kontolku sambil memandangi tubuh mereka berdua. Sampai akhirnya aku nembak mani. Kemudian karena kesempatan itu sangat langka dan birahiku masih juga menggelora, lalu jam 02:29-02:32 aku kembali ngocok sampai nembak mani lagi di depan mereka berdua.