Sabtu, 26 Juli 2014

Adik Iparku "Ning"

Hari ini aku kedatangan tamu yang membuat aku tidak begitu konsentrasi menjalani aktifitas harianku. Dia adalah salah satu idola hayalanku di saat aku ngocok. Ning adalah adik iparku yang selalu membuat kontolku seperti digelitiki saat aku berada di dekatnya. Pantatnya yang montok itu yang selalu membuat aku geregetan. Begitu banyak hayalan yang bermain saat aku memandang montoknya pantat adik iparku itu.
Aku jadi ingat di saat Ning menjadi target saat aku ngocok. Ya..., aku masih ingat setiap detail peristiwa saat aku dengan santai mengekspresikan birahiku dengan cara ngocok di dekat Ning sambil menikmati keindahan tubuhnya. Dan dalam kesempatan ini aku ingin berbagi pengalaman ngocokku dengan target adik iparku "Ning" yang aku copas dari file pribadiku yang berisi aktifitas ngocokku.

Ning adalah adik iparku yang begitu menggairahkan. Pantatnya begitu montok dan sekal. Ah..., setiap kali aku melihat tubuhnya, pasti pandanganku terarah ke pantatnya. Ingin rasanya aku pendamkan kontolku ke dalam pantatnya. Kalau aku berada di dekatnya, kontolku terasa digelitiki dan ingin rasanya aku ngocok di depannya. Sayangnya, aku tidak mempunyai kesempatan untuk itu ! Akhirnya aku punya niat untuk mengundang Ning tidur di rumahku. Melalui *****ku, kami mengundang Ning untuk menginap di rumah kami. Mungkin dalam benak Ning, mengapa tidak, toh tidur di rumah kakaknya sendiri. Pada tanggal 11-08-2006, Ning akhirnya datang. Dan sekedar formalitas, kami ngobrol di ruang TV. Setelah sekian lama ngobrol akhirnya kami terfokus hanya menonton TV. Ning duduk di bawah dengan posisi kepala bersandar di jerjak jendela samping. Ah..., posisi yang aku tunggu-tunggu. Aku kemudian ke samping rumahku, aku lihat jarak kepala Ning yang bersandar dengan letak kaca nako begitu dekat. Kesempatan yang tidak akan aku sia-siakan. Aku lihat jam menunjukkan pukul 22:12 saat aku mulai ngocok di belakang kepala Ning dengan pembatas kaca nako yang apabila Ning menoleh ke belakang, pastilah dia dapat melihat kontolku yang sedang aku kocok. Nikmat juga rasanya ngocokku saat itu. Walau tidak seluruh keindahan tubuh Ning dapat aku lihat, tapi banyak juga maniku yang keluar saat itu.

Tanggal 08-10-2006, aku tidur di rumah mertuaku. Otomatis In dan Ning ada di sana juga.  Saat itu aku hanya mencoba mencari kesempatan. Jujur, sebenarnya aku tidak tahu kesempatan yang bagaimana yang akan aku dapatkan. Sebelum tidur, In dan Ning menawarkan kepadaku untuk tidur di dalam kamar saja bersama *****ku. Karena kamar tidak mencukupi, mereka berdua mau tidur di luar. Sengaja aku tolak saran yang mereka buat. Dan dengan alasan aku sedang kegerahan, aku minta mereka saja yang tidur di kamar sementara aku tidur di luar. Lama mereka terus menawarkan hal itu kepadaku, sampai akhirnya mereka menyerah. In tidur di kamar depan bersama adik iparku yang laki-laki dan mertuaku. Sementara Ning tidur di kamar tengah bersama *****ku. Otak kotorku sudah mulai berjalan dengan posisi Ning yang mau tidur menemani *****ku, tapi aku belum menemukan ide. Sampai akhirnya, jam 02:00 *****ku keluar dari kamar dan menemaniku tidur di ruang tamu. Ah..., kesempatan nih...! Dengan beralasan ingin mengisi baterai HP akhirnya aku tinggalkan *****ku tidur di ruang tamu sendirian, sementara aku masuk ke kamar sambil membawa HP sebagai alasanku. Wuih..., rupanya Ning tidur di tempat tidur yang nomor dua, tanpa kelambu. Dia memakai celana training ketat yang otomatis menonjolkan setiap lekuk tubuhnya. Pepek pantatmu Ning..., montok, sekal dan begitu menggairahkan. Posisi tidur Ning miring menghadap ke dinding. Ah..., montoknya pantatmu... begitu puasnya aku menikmati keindahan tubuh Ning. Kemudian aku menarik bagian depan celana pendekku ke bawah, aduh..., kontolku sudah tak sabar rupanya untuk dikocok. Jam menunjukkan pukul 02:32 saat dengan perlahan sambil ngocok aku mendekati Ning. Dan dengan jarak kurang dari ½ meter aku berdiri di samping Ning dengan tetap ngocok sambil terus menikmati keindahan tubuhnya, memandang cantiknya wajah Ning, teteknya yang begitu gempal, apalagi pantatnya. Ah..., nikmat sekali ngocokku saat itu. Begitu banyak maniku yang keluar. Seandainya saat itu aku punya keberanian untuk menarik celana Ning, mungkin sudah aku lakukan.

Malam tanggal 22-04-2007, secara tak sengaja aku bisa secara langsung ngocok di belakang Ning. Tak aku duga kesempatan itu datang tanpa perencanaan. Sebenarnya saat itu aku hanya mau main games di ruang tamu. Tapi aku lihat Ning berada di depan pintu kamarnya sedang menyetrika pakaian dan posisinya duduk di lantai membelakangi kursi tamu. Kesempatan emas yang tak mungkin aku tolak ! Karena saat itu aku hanya memakai sarung, kemudian aku ke kamar mandi untuk mengeluarkan kontolku dari sempak. Aku pura-pura sibuk main HP, tapi sebenarnya pandangan mataku tak pernah lepas menelusuri lekuk tubuh Ning. Ah..., begitu montoknya kau Ning... Sambil curi-curi kesempatan selama aku menikmati keindahan tubuh Ning, tanganku mulai meraba-raba kontolku, biar ereksi. Tak butuh waktu lama untuk membuat kontolku ereksi. Kemudian dengan gerakan yang sangat tenang aku menyingkapkan sarungku dan ngocok di belakang Ning. Entah kenapa, aku begitu cuek ngocok di belakang Ning. Padahal jarak aku duduk ngocok dengan posisi Ning kurang dari 3 meter ! Apalagi posisi tubuh Ning bergeser dari membelakangi aku, menjadi ke samping. Yang otomatis kalau Ning melirik sedikit saja ke arah samping, pasti dia dapat melihat aku ngocok ! Dan pastinya aku tidak punya kesempatan untuk menutupi kontolku yang sedang aku kocok karena sarungku benar-benar aku singkapkan ke atas. Dari jam HP dapat aku lihat bahwa aku mulai ngocok di belakang Ning pada jam 22:42-22:45. Waktu yang cukup lumayan bagiku, 3 menit ngocok secara langsung dengan kondisi seperti itu !

Malam tanggal 08-05-2007, Mi datang dari A S bersama keluarganya. Wah..., jadi ramailah rumah mertuaku. Mana kamar kami sedikit. Tapi ya sudah lah..., aku dan *****ku tidur di kamar tengah. Dan kudengar akhirnya Mi dan keluarganya tidur di kamar depan. Tengah malam aku keluar kamar dan kudapati In dan Ning tidur di ruang TV. Tampak sangat pulas tidur mereka berdua. Aduh..., kontolku jadi ereksi nih..., dan merupakan kesempatan besar bagiku untuk dapat ngocok langsung di depan kedua kakak beradik itu. Dan aku tahu, kesempatan itu tak mungkin dapat terulang untuk kedua kali. Posisi tidur In dan Ning juga sangat strategis. Mereka seperti membentuk huruf "L", di mana kepala In berada di bagian kaki Ning. Tanpa menunggu waktu yang lama, kemudian aku singkapkan kain sarungku, lalu aku ngocok berdiri di atas kepala In sambil menghadap ke arah Ning. Silih berganti kupandangi wajah dan tubuh kedua kakak beradik itu. Ah..., montoknya kau Ning..., dan sekalnya tetekmu In... Begitu santai aku ngocok di depan mereka berdua. Posisi aku berdiri ngocok tepat di atas kepala In. Dan juga tepat di hadapan Ning. Sebenarnya resiko yang aku pertaruhkan sangat besar, karena seandainya Ning terbangun, pastilah dia akan melihat aku ngocok dengan sarung yang kusingkap ke atas. Apalagi In ! Kalau dia terbangun saat itu, yang nampak pertama kali olehnya adalah kontolku yang sedang aku kocok tepat di atas kepalanya ! Kondisi saat itu juga sangat riskan, karena Mi ada di kamar depan yang tak mempunyai pintu. Kalau Mi keluar kamar, pasti aku tidak dapat mengetahuinya. Aku ngocok sampai nembak begitu banyak mani mulai dari jam 02:00-02:03, selama 3 menit terpuaskan birahiku di depan kedua kakak beradik itu. Makasih ya In dan Ning..., kalau kalian berdua bersedia aku giliri, mungkin sepanjang hari aku akan menggiliri kalian berdua sampai kalian berdua benar-benar puas. Dan untuk Ning, selain pepekmu yang akan aku giliri, pantatmu juga pasti tidak akan luput dari sasaran kontolku ! Ah..., montoknya pantatmu Ning...

Tanggal 11-03-2012, jam 01:38-01:41 dengan birahi yang begitu menggebu aku ngocok di depan mertuaku dan adik iparku si Ning yang sedang tidur di kamar depan. Posisi wajah Ning tepat menghadap ke pintu kamar di mana aku berdiri ngocok. Sedangkan mertuaku tidur telentang dengan posisi rok baju yang tersingkap ke atas. Mungkin kalau tersingkap sedikit lagi sudah nampaklah pepek mertuaku. Itu yang membuat birahiku begitu menggebu. Sambil ngocok dan memandang mereka berdua, aku membayangkan nikmatnya kalau saja mertuaku dan si Ning mau aku ajak ngentot. Saat itu aku ngocok masih memakai baju dan celana pendek. Karena rok baju mertuaku tersingkap ke atas dan sepertinya menantang untuk aku kentot, kemudian aku ke ruang TV sambil membuka bajuku, lalu aku ke ruang tamu membuka celanaku. Aku benar-benar bugil ngocok di depan mertuaku dan adik iparku Ning dengan jarak tidak lebih dari 2 meter. Dari jam 01:41-01:44 aku bugil ngocok dan begitu menikmati setiap hentakan tanganku di kontolku sambil memandangi tubuh mereka berdua. Sampai akhirnya aku nembak mani. Kemudian karena kesempatan itu sangat langka dan birahiku masih juga menggelora, lalu jam 02:29-02:32 aku kembali ngocok sampai nembak mani lagi di depan mereka berdua.