Satu lagi adik iparku yang selalu menjadi sasaran saat aku ngocok adalah In. Kalo dilihat dari segi wajah dan tubuh, kalah dikit la dengan Ning. Tapi entah kenapa In yang selalu lebih banyak menjadi target ngocokku dibandingkan dengan Ning.
Tanggal 22-11-2006,
In meminta aku untuk menjemputnya pulang kerja. He... he... he..., dalam hati aku
tertawa, sekumpulan ide sudah ada di benakku. Sebelum aku pergi untuk menjemput
In, sudah aku persiapkan hal-hal yang akan menjadi pendukung rencanaku.
Sengaja aku pakai jaket panjang, dan kontolku sudah aku keluarkan dari
resleting celanaku semenjak aku berangkat. Tak lama waktu aku untuk
menunggu In keluar dari tempat kerjanya. Sebelum In naik di boncenganku,
aku katakan pada In kalau saat itu aku sedang tak enak badan. Dan kuminta
In untuk mengemudikan motorku. In mau ! Kemudian aku katakan lagi kalau
kami akan pindah posisi di jalan Ghru saja, karena di sana jalanan sepi, tak
mungkin ada polisi. In oke saja kelihatannya. Setelah sampai di jalan Ghru,
di depan PT. Tlkm kami berpindah posisi. In sekarang yang bawa motorku.
Kemudian aku duduk di bonceng belakang In sambil menyingkapkan jaketku dan
karena kontolku sudah ereksi langsung saja aku kocok. Biar In tidak curiga,
sengaja aku ajak In ngobrol dan tangan kiriku juga tak henti-hentinya mengocoki kontolku. Ngobrol sepanjang jalan, tapi bukan itu tujuanku. Selama
ngobrol tak henti-hentinya aku memperhatikan bagian belakang tubuh In untuk
mencari keindahan tubuhnya. Dapat dibayangkan betapa dekatnya jarak kontol yang
kukocok itu dengan tubuh In ! Keadaan juga membuat aku begitu leluasa ngocok
langsung di belakang In. Jalan M. Bsri, Alflh, Mustf, Bill, Cmra dan
Bngkl adalah jalan yang begitu sepi. Puas rasanya dengan keleluasaan itu.
Tapi seandainya In cermat, pasti In dapat merasakan gerakan-gerakan yang
terjadi saat aku ngocok di belakangnya. Tapi entahlah, apakah In tahu kalau
aku ngocok saat itu dan dia sengaja pura-pura tidak tahu aku tak perduli !
Akhirnya sekitar 50 m sebelum pjk Bngkl aku nembak begitu banyak mani.
Untungnya saat nembak, sengaja aku tahan muncratan maniku itu dengan tangan
kananku. Belepotan mani tanganku jadinya ! Aduh..., aku sempat bingung mau
aku lap ke mana maniku itu. Posisi kami sudah hampir sampai ke rumah, dan tiba-tiba
aku teringat kalau aku bawa sarung tangan yang aku letak di saku kiri
jaketku. Buru-buru aku lapkan maniku di sarung tanganku karena kami sudah
berada di depan gang rumah kami. Ah..., begitu nikmat ngocok langsung di belakang
In. Sebenarnya setiap kejadian aku catat waktunya melalui jam HPku. Awal aku
mulai ngocok sampai aku nembak mani di belakang In adalah antara jam 23:32 -
23:46. Jadi, selama 14 menit aku ngobrol sambil ngocok di sepanjang jalan
di bonceng belakang In ! Ah..., In... In..., makasih ya sudah menemani
aku ngobrol selagi aku ngocok...
Kejadian yang sama terjadi
lagi pada In. Tanpa sungkan tanggal 26-11-2006 dia meminta aku untuk
menjemputnya pulang kerja. Kalau aku sih oke-oke saja..., karena hal itu merupakan kesempatan
bagiku yang tak mungkin aku sia-siakan. Saat itu sengaja aku cuma pakai baju biasa yang nantinya akan aku jadikan alasan. Di jalan
setelah In aku bonceng, aku katakan kok tiba-tiba aku merasa kedinginan.
Lalu aku katakan lagi pada In, mau gak bawa motorku. In mau ! Kemudian
aku belokkan motorku ke jalan Ghru dan kami bertukar posisi di sana. Wuih...,
kontolku sepertinya sudah tak sabar untuk dikocok. Setelah aku duduk di belakang
In, aku singkapkan bajuku dan langsung ngocok. Seperti kejadian yang sebelumnya,
biar In tidak curiga, aku ajak In ngobrol. Tapi sepertinya In mulai
curiga dengan gerakan-gerakan yang terjadi selama perjalanan kami.
Sesekali aku lihat In melirik ke kaca spion. Walau sepanjang jalan M. Bsri,
Alflh, Mustf, Bill, Cmra dan Bngkl yang kami lalui itu kami isi dengan
ngobrol dan tangan kananku juga tak berhenti mengocoki kontolku, sepertinya
In sangat grogi membawa motorku. Aku
belum pernah merasakan In bawa motor seperti itu sebelumnya. Karena In
sudah lama mahir dalam mengendarai motor. Atau In saat itu tahu kalau aku
sedang ngocok ? Pepekmu In, aku tidak perduli, apa dia tahu atau tidak.
Karena bagiku saat itu adalah menikmati setiap hentakan kocokan di kontolku
sambil menatap tubuh In dengan penuh birahi. Tak aku perdulikan kegrogian
In saat dia membawa motorku. Aku tetap terus ngocok di belakangnya. Apalagi saat aku melihat kontolku yang aku
kocok dengan tubuh In, ah..., begitu dekatnya...
Aku nembak begitu
banyak mani tepat saat kami berada di pjk Bngkl. Untungnya maniku itu aku
tahan dengan tangan kiriku, kalau tidak pasti maniku itu mengenai baju In,
karena begitu dekatnya jarak kontolku yang kukocok dengan tubuh In. Tapi
walau bagaimanapun juga aku tetap memperhatikan baju In, kalau-kalau maniku
itu nempel di bajunya. Aku tandai waktu awal aku ngocok langsung di belakang
In sampai aku nembak mani adalah antara jam 23:47 - 00:01. Ah..., puasnya
aku... Jadi selama 14 menit aku ngobrol dan ngocok langsung di belakang In.
Makasih ya In..., sudah memuas birahiku. Oh ya..., seandainya In
memperhatikan bagian depan bajuku sewaktu kami sudah sampai di rumah, pasti
In dapat melihat kalau bajuku itu basah, karena aku melap maniku di bajuku
sendiri.
Semakin dekat aku dengan
kedua adik iparku, semakin banyak imajinasi yang ada dalam benakku. Begitu
banyak waktuku untuk tetap berada dekat dengan kedua adik iparku
itu. Tanggal 16-04-2007, adalah hari yang benar-benar nekat bagiku. Terkadang
keisenganku membuahkan kesempatan yang tak terduga. Secara tak
sengaja aku lihat di dinding kamar tengah ada bolongan yang tembus ke kamar
depan, yaitu kamarnya In dan Ning. Aku iseng ngintip melalui lubang itu
dan aku dapati In sedang tidur di sana. Kuamati wajah In secara mendalam.
Ternyata lumayan juga wajah si In.
Kemudian aku berfikir, kalau itu merupakan kesempatan bagiku. Tapi
apakah tidak terlalu riskan ? Aku punya rencana untuk masuk ke kamar In dan
ngocok di depannya. Lama aku berfikir, mencari kemungkinan-kemungkinan yang
dapat saja terjadi kalau aku nekat melakukan rencanaku. Akhirnya, setelah aku
yakin dengan situasi saat itu, perlahan aku keluar dari kamar dan kemudian aku
berdiri di depan pintu kamar In. Perlahan aku singkapkan tirai pintu kamarnya dan
kudapati In masih pada posisinya, yaitu tubuhnya miring ke kanan dan wajahnya
tepat menghadap ke arah pintu. Dan untuk menjaga segala kemungkinan, kemudian
aku mengambil sapu yang nantinya dapat aku jadikan alasan sedang menyapu bila rencanaku
diketahui. Setelah semua
aman, kemudian aku singkapkan kembali tirai pintu kamarnya dan aku berdiri di depan
pintu sambil ngocok, memandangi wajah In, menelusuri setiap lekuk tubuh
In. Tetek In lumayan padat, ah..., jadi kepingin ni nenen di teteknya...
Saat itu aku ngocok di depan In dari jam 07:29-07:30. Memang hanya 1 menit,
tapi maniku begitu banyak yang keluar sampai ada yang berceceran di lantai
kamar In. Ah..., benar-benar nekat. Karena seandainya In membuka matanya
sedikit saja, pastilah dia dapat melihat aku sedang ngocok di depannya. Pada waktu
berangkat kerja, In minta diantar olehku, dan sewaktu di jalan kami singgah
di toko roti, katanya buat teman-temannya, karena In sedang berulang tahun.
Selama dalam perjalanan, tak henti-hentinya aku membayangkan saat aku ngocok
di depannya. Selamat Ulang Tahun Buat In, hadiah yang dapat aku
berikan untukmu hanyalah ngocok di depanmu...!
Malam tanggal 08-05-2007, Mi datang dari A S bersama keluarganya. Wah..., jadi ramailah rumah mertuaku. Mana kamar kami sedikit. Tapi ya sudah lah..., aku dan *****ku tidur di kamar tengah. Dan kudengar akhirnya Mi dan keluarganya tidur di kamar depan. Tengah malam aku keluar kamar dan kudapati In dan Ning tidur di ruang TV. Tampak sangat pulas tidur mereka berdua. Aduh..., kontolku jadi ereksi nih..., dan merupakan kesempatan besar bagiku untuk dapat ngocok langsung di depan kedua kakak beradik itu. Dan aku tahu, kesempatan itu tak mungkin dapat terulang untuk kedua kali. Posisi tidur In dan Ning juga sangat strategis. Mereka seperti membentuk huruf "L", di mana kepala In berada di bagian kaki Ning. Tanpa menunggu waktu yang lama, kemudian aku singkapkan kain sarungku, lalu aku ngocok berdiri di atas kepala In sambil menghadap ke arah Ning. Silih berganti kupandangi wajah dan tubuh kedua kakak beradik itu. Ah..., montoknya kau Ning..., dan sekalnya tetekmu In... Begitu santai aku ngocok di depan mereka berdua. Posisi aku berdiri ngocok tepat di atas kepala In. Dan juga tepat di hadapan Ning. Sebenarnya resiko yang aku pertaruhkan sangat besar, karena seandainya Ning terbangun, pastilah dia akan melihat aku ngocok dengan sarung yang kusingkap ke atas. Apalagi In ! Kalau dia terbangun saat itu, yang nampak pertama kali olehnya adalah kontolku yang sedang aku kocok tepat di atas kepalanya ! Kondisi saat itu juga sangat riskan, karena Mi ada di kamar depan yang tak mempunyai pintu. Kalau Mi keluar kamar, pasti aku tidak dapat mengetahuinya. Aku ngocok sampai nembak begitu banyak mani mulai dari jam 02:00-02:03, selama 3 menit terpuaskan birahiku di depan kedua kakak beradik itu. Makasih ya In dan Ning..., kalau kalian berdua bersedia aku giliri, mungkin sepanjang hari aku akan menggiliri kalian berdua sampai kalian berdua benar-benar puas. Dan untuk Ning, selain pepekmu yang akan aku giliri, pantatmu juga pasti tidak akan luput dari sasaran kontolku ! Ah..., montoknya pantatmu Ning...
Ye..., pagi hari tanggal
03-06-2007, In sudah tertidur di ruang TV ! Anak gadis pagi-pagi masih tidur
? Tapi ada bagusnya juga, karena merupakan kesempatan emas bagiku. Setelah aku
lihat kondisi sudah memungkinkan, pada jam 07:18 aku mulai membuka resleting
celanaku dan akhirnya aku ngocok berdiri di belakang In yang sedang tidur. Saat
aku ngocok, sebenarnya In tampak gelisah dalam tidurnya. Aku masa bodo aja,
tak henti-hentinya pandanganku tertuju pada tiap lekuk tubuh In yang sedang
tidur dan membayangkan kenikmatan tubuhnya seandainya kontolku berada dalam
pepeknya. Sebenarnya saat aku akan nembak mani, aku ingin menembakkannya ke
tubuh In, tapi karena In gelisah dalam tidurnya, aku urungkan niat itu
dan kutampung maniku dengan tangan kiriku.
In lagi..., In
lagi... Pagi tanggal 22-09-2007, kudapati In sedang tidur di ruang TV. Posisi
tidurnya telentang, bagai minta untuk ditindih. Karena suasana sunyi, kemudian
aku keluarkan kontolku dan ngocok di depannya dengan jarak kurang dari 1 m.
Tapi saat aku ngocok, sepertinya aku tidak begitu tenang. Karena jujur, aku tak
tahu apakah In memang tidur atau hanya tidur-tiduran saja. Tapi tak penting
bagiku ! Karena terpuaskan juga birahiku dengan ngocok di depan In sampai
aku nembak begitu banyak mani. Yang membuatku begitu birahi pada In adalah
saat kulihat tetek In semakin montok saja. Dari jam 08:09-08:11 aku ngocok sampai aku nembak mani
di depan In. Ah..., bertambah montok tetekmu In...