Jumat, 01 Agustus 2014

Adik Iparku "In"

Satu lagi adik iparku yang selalu menjadi sasaran saat aku ngocok adalah In. Kalo dilihat dari segi wajah dan tubuh, kalah dikit la dengan Ning. Tapi entah kenapa In yang selalu lebih banyak menjadi target ngocokku dibandingkan dengan Ning.

Tanggal 22-11-2006, In meminta aku untuk menjemputnya pulang kerja. He... he... he..., dalam hati aku tertawa, sekumpulan ide sudah ada di benakku. Sebelum aku pergi untuk menjemput In, sudah aku persiapkan hal-hal yang akan menjadi pendukung rencanaku. Sengaja aku pakai jaket panjang, dan kontolku sudah aku keluarkan dari resleting celanaku semenjak aku berangkat. Tak lama waktu aku untuk menunggu In keluar dari tempat kerjanya. Sebelum In naik di boncenganku, aku katakan pada In kalau saat itu aku sedang tak enak badan. Dan kuminta In untuk mengemudikan motorku. In mau ! Kemudian aku katakan lagi kalau kami akan pindah posisi di jalan Ghru saja, karena di sana jalanan sepi, tak mungkin ada polisi. In oke saja kelihatannya. Setelah sampai di jalan Ghru, di depan PT. Tlkm kami berpindah posisi. In sekarang yang bawa motorku. Kemudian aku duduk di bonceng belakang In sambil menyingkapkan jaketku dan karena kontolku sudah ereksi langsung saja aku kocok. Biar In tidak curiga, sengaja aku ajak In ngobrol dan tangan kiriku juga tak henti-hentinya mengocoki kontolku. Ngobrol sepanjang jalan, tapi bukan itu tujuanku. Selama ngobrol tak henti-hentinya aku memperhatikan bagian belakang tubuh In untuk mencari keindahan tubuhnya. Dapat dibayangkan betapa dekatnya jarak kontol yang kukocok itu dengan tubuh In ! Keadaan juga membuat aku begitu leluasa ngocok langsung di belakang In. Jalan M. Bsri, Alflh, Mustf, Bill, Cmra dan Bngkl adalah jalan yang begitu sepi. Puas rasanya dengan keleluasaan itu. Tapi seandainya In cermat, pasti In dapat merasakan gerakan-gerakan yang terjadi saat aku ngocok di belakangnya. Tapi entahlah, apakah In tahu kalau aku ngocok saat itu dan dia sengaja pura-pura tidak tahu aku tak perduli ! Akhirnya sekitar 50 m sebelum pjk Bngkl aku nembak begitu banyak mani. Untungnya saat nembak, sengaja aku tahan muncratan maniku itu dengan tangan kananku. Belepotan mani tanganku jadinya ! Aduh..., aku sempat bingung mau aku lap ke mana maniku itu. Posisi kami sudah hampir sampai ke rumah, dan tiba-tiba aku teringat kalau aku bawa sarung tangan yang aku letak di saku kiri jaketku. Buru-buru aku lapkan maniku di sarung tanganku karena kami sudah berada di depan gang rumah kami. Ah..., begitu nikmat ngocok langsung di belakang In. Sebenarnya setiap kejadian aku catat waktunya melalui jam HPku. Awal aku mulai ngocok sampai aku nembak mani di belakang In adalah antara jam 23:32 - 23:46. Jadi, selama 14 menit aku ngobrol sambil ngocok di sepanjang jalan di bonceng belakang In ! Ah..., In... In..., makasih ya sudah menemani aku ngobrol selagi aku ngocok...

Kejadian yang sama terjadi lagi pada In. Tanpa sungkan tanggal 26-11-2006 dia meminta aku untuk menjemputnya pulang kerja. Kalau aku sih oke-oke saja..., karena hal itu merupakan kesempatan bagiku yang tak mungkin aku sia-siakan. Saat itu sengaja aku cuma pakai baju biasa yang nantinya akan aku jadikan alasan. Di jalan setelah In aku bonceng, aku katakan kok tiba-tiba aku merasa kedinginan. Lalu aku katakan lagi pada In, mau gak bawa motorku. In mau ! Kemudian aku belokkan motorku ke jalan Ghru dan kami bertukar posisi di sana. Wuih..., kontolku sepertinya sudah tak sabar untuk dikocok. Setelah aku duduk di belakang In, aku singkapkan bajuku dan langsung ngocok. Seperti kejadian yang sebelumnya, biar In tidak curiga, aku ajak In ngobrol. Tapi sepertinya In mulai curiga dengan gerakan-gerakan yang terjadi selama perjalanan kami. Sesekali aku lihat In melirik ke kaca spion. Walau sepanjang jalan M. Bsri, Alflh, Mustf, Bill, Cmra dan Bngkl yang kami lalui itu kami isi dengan ngobrol dan tangan kananku juga tak berhenti mengocoki kontolku, sepertinya In sangat grogi membawa motorku.  Aku belum pernah merasakan In bawa motor seperti itu sebelumnya. Karena In sudah lama mahir dalam mengendarai motor. Atau In saat itu tahu kalau aku sedang ngocok ? Pepekmu In, aku tidak perduli, apa dia tahu atau tidak. Karena bagiku saat itu adalah menikmati setiap hentakan kocokan di kontolku sambil menatap tubuh In dengan penuh birahi. Tak aku perdulikan kegrogian In saat dia membawa motorku. Aku tetap terus ngocok di belakangnya. Apalagi saat aku melihat kontolku yang aku kocok dengan tubuh In, ah..., begitu dekatnya...
Aku nembak begitu banyak mani tepat saat kami berada di pjk Bngkl. Untungnya maniku itu aku tahan dengan tangan kiriku, kalau tidak pasti maniku itu mengenai baju In, karena begitu dekatnya jarak kontolku yang kukocok dengan tubuh In. Tapi walau bagaimanapun juga aku tetap memperhatikan baju In, kalau-kalau maniku itu nempel di bajunya. Aku tandai waktu awal aku ngocok langsung di belakang In sampai aku nembak mani adalah antara jam 23:47 - 00:01. Ah..., puasnya aku... Jadi selama 14 menit aku ngobrol dan ngocok langsung di belakang In. Makasih ya In..., sudah memuas birahiku. Oh ya..., seandainya In memperhatikan bagian depan bajuku sewaktu kami sudah sampai di rumah, pasti In dapat melihat kalau bajuku itu basah, karena aku melap maniku di bajuku sendiri.

Semakin dekat aku dengan kedua adik iparku, semakin banyak imajinasi yang ada dalam benakku. Begitu banyak waktuku untuk tetap berada dekat dengan kedua adik iparku itu. Tanggal 16-04-2007, adalah hari yang benar-benar nekat bagiku. Terkadang keisenganku membuahkan kesempatan yang tak terduga. Secara tak sengaja aku lihat di dinding kamar tengah ada bolongan yang tembus ke kamar depan, yaitu kamarnya In dan Ning. Aku iseng ngintip melalui lubang itu dan aku dapati In sedang tidur di sana. Kuamati wajah In secara mendalam. Ternyata lumayan juga wajah si In.  Kemudian aku berfikir, kalau itu merupakan kesempatan bagiku. Tapi apakah tidak terlalu riskan ? Aku punya rencana untuk masuk ke kamar In dan ngocok di depannya. Lama aku berfikir, mencari kemungkinan-kemungkinan yang dapat saja terjadi kalau aku nekat melakukan rencanaku. Akhirnya, setelah aku yakin dengan situasi saat itu, perlahan aku keluar dari kamar dan kemudian aku berdiri di depan pintu kamar In. Perlahan aku singkapkan tirai pintu kamarnya dan kudapati In masih pada posisinya, yaitu tubuhnya miring ke kanan dan wajahnya tepat menghadap ke arah pintu. Dan untuk menjaga segala kemungkinan, kemudian aku mengambil sapu yang nantinya dapat aku jadikan alasan sedang menyapu bila rencanaku diketahui. Setelah semua aman, kemudian aku singkapkan kembali tirai pintu kamarnya dan aku berdiri di depan pintu sambil ngocok, memandangi wajah In, menelusuri setiap lekuk tubuh In. Tetek In lumayan padat, ah..., jadi kepingin ni nenen di teteknya... Saat itu aku ngocok di depan In dari jam 07:29-07:30. Memang hanya 1 menit, tapi maniku begitu banyak yang keluar sampai ada yang berceceran di lantai kamar In. Ah..., benar-benar nekat. Karena seandainya In membuka matanya sedikit saja, pastilah dia dapat melihat aku sedang ngocok di depannya. Pada waktu berangkat kerja, In minta diantar olehku, dan sewaktu di jalan kami singgah di toko roti, katanya buat teman-temannya, karena In sedang berulang tahun. Selama dalam perjalanan, tak henti-hentinya aku membayangkan saat aku ngocok di depannya. Selamat Ulang Tahun Buat In, hadiah yang dapat aku berikan untukmu hanyalah ngocok di depanmu...!

Malam tanggal 08-05-2007, Mi datang dari A S bersama keluarganya. Wah..., jadi ramailah rumah mertuaku. Mana kamar kami sedikit. Tapi ya sudah lah..., aku dan *****ku tidur di kamar tengah. Dan kudengar akhirnya Mi dan keluarganya tidur di kamar depan. Tengah malam aku keluar kamar dan kudapati In dan Ning tidur di ruang TV. Tampak sangat pulas tidur mereka berdua. Aduh..., kontolku jadi ereksi nih..., dan merupakan kesempatan besar bagiku untuk dapat ngocok langsung di depan kedua kakak beradik itu. Dan aku tahu, kesempatan itu tak mungkin dapat terulang untuk kedua kali. Posisi tidur In dan Ning juga sangat strategis. Mereka seperti membentuk huruf "L", di mana kepala In berada di bagian kaki Ning. Tanpa menunggu waktu yang lama, kemudian aku singkapkan kain sarungku, lalu aku ngocok berdiri di atas kepala In sambil menghadap ke arah Ning. Silih berganti kupandangi wajah dan tubuh kedua kakak beradik itu. Ah..., montoknya kau Ning..., dan sekalnya tetekmu In... Begitu santai aku ngocok di depan mereka berdua. Posisi aku berdiri ngocok tepat di atas kepala In. Dan juga tepat di hadapan Ning. Sebenarnya resiko yang aku pertaruhkan sangat besar, karena seandainya Ning terbangun, pastilah dia akan melihat aku ngocok dengan sarung yang kusingkap ke atas. Apalagi In ! Kalau dia terbangun saat itu, yang nampak pertama kali olehnya adalah kontolku yang sedang aku kocok tepat di atas kepalanya ! Kondisi saat itu juga sangat riskan, karena Mi ada di kamar depan yang tak mempunyai pintu. Kalau Mi keluar kamar, pasti aku tidak dapat mengetahuinya. Aku ngocok sampai nembak begitu banyak mani mulai dari jam 02:00-02:03, selama 3 menit terpuaskan birahiku di depan kedua kakak beradik itu. Makasih ya In dan Ning..., kalau kalian berdua bersedia aku giliri, mungkin sepanjang hari aku akan menggiliri kalian berdua sampai kalian berdua benar-benar puas. Dan untuk Ning, selain pepekmu yang akan aku giliri, pantatmu juga pasti tidak akan luput dari sasaran kontolku ! Ah..., montoknya pantatmu Ning...

Ye..., pagi hari tanggal 03-06-2007, In sudah tertidur di ruang TV ! Anak gadis pagi-pagi masih tidur ? Tapi ada bagusnya juga, karena merupakan kesempatan emas bagiku. Setelah aku lihat kondisi sudah memungkinkan, pada jam 07:18 aku mulai membuka resleting celanaku dan akhirnya aku ngocok berdiri di belakang In yang sedang tidur. Saat aku ngocok, sebenarnya In tampak gelisah dalam tidurnya. Aku masa bodo aja, tak henti-hentinya pandanganku tertuju pada tiap lekuk tubuh In yang sedang tidur dan membayangkan kenikmatan tubuhnya seandainya kontolku berada dalam pepeknya. Sebenarnya saat aku akan nembak mani, aku ingin menembakkannya ke tubuh In, tapi karena In gelisah dalam tidurnya, aku urungkan niat itu dan kutampung maniku dengan tangan kiriku.

In lagi..., In lagi... Pagi tanggal 22-09-2007, kudapati In sedang tidur di ruang TV. Posisi tidurnya telentang, bagai minta untuk ditindih. Karena suasana sunyi, kemudian aku keluarkan kontolku dan ngocok di depannya dengan jarak kurang dari 1 m. Tapi saat aku ngocok, sepertinya aku tidak begitu tenang. Karena jujur, aku tak tahu apakah In memang tidur atau hanya tidur-tiduran saja. Tapi tak penting bagiku ! Karena terpuaskan juga birahiku dengan ngocok di depan In sampai aku nembak begitu banyak mani. Yang membuatku begitu birahi pada In adalah saat kulihat tetek In semakin montok saja. Dari jam  08:09-08:11 aku ngocok sampai aku nembak mani di depan In. Ah..., bertambah montok tetekmu In...