Minggu, 30 Juli 2023

Mertua Minum Campuran Air Kencingku


Tanggal 30-07-2023, jam 12:54 ada suatu kepuasan di saat aku melihat mertuaku menghabiskan tetesan terakhir air jahenya yang sudah aku campur dengan air kencingku. Ah..., mertuaku yang selalu saja menggelitik birahiku.
Awalnya sekitar jam 11:23 aku masuk ke rumah mertuaku sesaat setelah aku melihat mertuaku pergi dengan menggunakan motor. Santai saja aku masuk dan langsung menuju kamar mandi. Niatku adalah mencari sempak bekas pakai mertuaku yang sering dia letakkan begitu saja di atas mesin cuci. Ah..., sebuah sempak merah jambu nampak menggulung di dalam mesin cuci yang langsung aku raih dan aku ciumi. Aku tahu sempak itu baru saja mertuaku pakai sebelum dia mandi. Ah..., gulungan sisi kanan dan kiri sempak itu menandakan kalau mertuaku membuka sempaknya dan langsung dia letak di mesin cuci tanpa dia lipat. 
Jujur aroma pesing bagian depan sempak mertuaku yang sangat menyengat langsung tercium olehku yang mewakili aroma pesing yang sebenarnya dari pepek mertuaku itu. Ah..., begitu terobsesinya aku dengan pepeknya... Gak masalah bagiku seandainya mertuaku itu minta dijilat pepeknya. Bahkan sambil aku jilati pepeknya mertuaku itu dia sekalian kencing juga gak papa. Esh..., pepek lonte torok...
Setelah aku puas menciumi sempak mertuaku, lalu aku keluar dari kamar mandi. Dan saat aku melewati meja makan, aku melihat sebuah gelas. Iseng aku menghentikan langkahku, kemudian menghampiri gelas tersebut dan ternyata gelas itu berisi racikan air jahe yang biasa mertuaku minum. Wah..., apakah selama ini mertuaku sudah jarang minum air jahe ya..., karena sudah beberapa kali aku dapati aroma pepek mertuaku yang diwakili oleh bagian depan sempaknya itu beraroma sangat pesing dan bahkan pernah sampai tercium olehku aroma amis yang bercampur pesing yang begitu sangat menyengat.
Setelah mengamati gelas tersebut, santai saja aku membuka tutup gelas dan menandai posisi gelasnya. Ah..., penuh semangat aku meraih gelas yang terasa hangat itu dan perlahan aku menurunkan bagian depan celana pendekku lalu aku kencing ke dalam gelas tersebut. Suara gemericik air kencingku yang masuk ke dalam gelas bercampur dengan air racikan jahe yang mertuaku buat itu membuat gejolak birahiku begitu membara. Jam 11:27 sesaat setelah selesai aku mencampurkan air kencingku dengan air yang ada di dalam gelas mertuaku, kemudian aku photo dengan maksud untuk mengetahui sebanyak apa mertuaku itu meminum minumannya yang telah bercampur dengan air kencingku, lalu aku pulang ke rumahku.
Saat aku mandi, aku mendengar mertuaku datang. Ah..., kontolku seperti memberontak ingin dikocok saat aku mendengar suara mertuaku itu. Tapi sengaja aku tahan untuk tidak ngocok. Dan pada jam 12:03 saat aku keluar dari kamar mandi, aku dapati mertuaku datang ke rumah dengan membawa gelasnya sambil merebahkan dirinya di lantai dan langsung saja aku meraih HPku untuk memphoto gelas yang dia bawa. Ah..., pepek torok..., lekuk tubuhnya itu lho... Pantatnya nampak menantang dan seperti minta dikentot dari belakang.
Secara sembunyi-sembunyi aku kembali memphoto gelas serta mertuaku untuk memastikan apakah memang gelas tersebut adalah gelas yang berisi campuran air kencingku atau tidak, dan juga sekalian memphoto tubuh mertuaku yang seperti menantang untuk dikentot.
Sambil pura-pura makan camilan, aku duduk di kursi di dekat kaki mertuaku yang otomatis dari posisiku itu dapat benar-benar menelusuri dari jarak dekat lekuk tubuh mertuaku, khususnya pantatnya yang montok itu. Sambil pura-pura main HP, aku memphoto tubuh mertuaku yang sedang rebahan di lantai. Ah..., pantatnya itu lho... Begitu banyak photo yang aku ambil dan mengarah ke pantat mertuaku. Pepek lonte torok..., sampai-sampai aku juga ikutan duduk di lantai di dekat pantat mertuaku sambil memphotonya. Posisi rebah mertuaku yang sedikit menelungkup nampak begitu menonjolkan bentuk montok pantatnya serta lekuk tubuhnya. Esh..., ingin sekali aku pendam dan kocok kontolku di dalam pepek mertuaku itu dari posisi belakang seperti posisi rebahan yang dia lakukan. Ada 9 photo pantat serta lekuk tubuh mertuaku yang aku ambil saat aku duduk di lantai, dan 19 photo pantat serta lekuk tubuh mertuaku saat aku pura-pura duduk di kursi di dekat kaki mertuaku, serta 5 photo kondisi gelas yang hampir habis dia minum. Esh..., benar-benar sangat menggodaku. Pantatnya itu lho..., walau hampir 62 tahun usianya (tanggal 21-11-1961), tapi masih begitu menantang bentuk tubuhnya dengan pantat yang begitu montok, selaras dengan lekuk tubuhnya.
Walau saat itu mertuaku bersama *****ku serta ** dan ***** yang sedang bermain dengan temannya di halaman depan rumah, tapi begitu aku sempat-sempatkan untuk terus saja menelusuri keindahan lekuk tubuh mertuaku. Bahkan aku kemudian masuk ke kamar **** sambil mengeluarkan kontolku dan memainkannya mengarah ke mertuaku. Karena gejolak birahiku semakin bergelora, aku kemudian masuk ke kamarku dan membuka pintu sambil kembali mempermainkan kontolku mengarah langsung ke kepala mertuaku dengan jarak sekitar 2 m. Esh..., sebenarnya aku sudah kepingin ngocok dan nembak mani, tapi aku benar-benar menahannya karena aku ingin ngocok sambil menikmati keindahan tubuh mertuaku melalui hasil photoku.
Kepuasanku seperti berada di puncaknya di saat mertuaku sekitar jam 13:00 pulang dan sepertinya sengaja menungguku untuk melihatnya. Iya, mertuaku sepertinya sengaja menungguku untuk melihat detik-detik di mana dia meneguk habis sisa air jahenya yang telah bercampur dengan air kencingku tepat di depan mataku. Ah..., pepek... pepek..., begitu puas aku melihatnya. Dan seluruh air kencingku yang telah aku campur dengan air jahenya benar-benar telah mertuaku habiskan.
Ah..., aku benar-benar menunggu saat di mana mertuaku itu dengan keadaan sadar memintaku untuk menjilati pepeknya dan memintaku untuk melesakkan kontolku ke dalam pepeknya. Esh..., gak akan bunting mertuaku itu seandainya setiap saat aku ngentot dan nembak mani di dalam pepeknya.

Rabu, 19 Juli 2023

Ngocok Di Belakang Mertua

Tanggal 19-07-2023, jam 09:03-09:07 aku ngocok di belakang mertuaku yang sedang asik masak di teras rumahnya. Awalnya aku ingin memperbaiki mesin air di rumah mertuaku dan beberapa kali aku keluar masuk untuk mengambil peralatan. Mungkin karena dulu mertuaku itu sudah pernah memergoki aku ngocok di rumahnya saat kami hanya berdua di rumah, membuat mertuaku sedikit curiga padaku. Ah..., pepek lonte torok...
Begitu nyata mertuaku itu setelah beberapa saat aku berada di dapur rumahnya, dia kemudian masuk dan nampak salah tingkah mendapati aku benar-benar sedang mengerjakan sesuatu di dapur rumahnya. Memang posisiku saat itu sedang berdiri dan aku tahu, saat mertuaku itu masuk ke dalam rumah, pandangan matanya langsung terarah ke bagian depan celanaku. Esh..., pepek torok kau mertuaku.
"Eh..., Ibu tadi mau ngambil apa ya...", kata mertuaku untuk menutupi kegrogiannya.
Dan memang benar, tak ada sesuatu bendapun yang dia bawa selain tangan kosong saat dia kembali ke teras untuk melanjutkan kegiatan memasaknya. Pepek pepek...
Dan akupun sebenarnya memang punya niat mau ngocok dan rencananya setelah aku selesai memperbaiki mesin airnya. Itulah alasannya kenapa aku berdiri sambil mengadon lem, selain memang benar-benar mengerjakan sesuatu, ya sekalian melihat kondisi yang ada.
Ah..., dasar pepek kau mertuaku..., kedatangan mertuaku yang sepertinya ingin memastikan aku sedang melakukan apa mungkin karena didasari dia pernah memergoki aku sedang berdiri ngocok mengarah ke dapur saat dia berada di sana, dan hal itu membuat aku sepertinya tertantang untuk melakukan hal yang sama. Sebenarnya aku hanya ingin ngocok di dapur, tapi karena aku merasa tertantang, sesaat setelah aku memperbaiki mesin air dan membuat kontolku ereksi, santai saja aku berjalan menuju pintu rumah mertuaku sambil memperhatikan mertuaku yang sedang masak. Esh..., lekuk tubuhnya itu lho...
Dengan sedikit memundurkan posisiku berdiri, perlahan aku menurunkan bagian depan celanaku sambil mengeluarkan kontolku. Dan santai saja aku ngocok sambil menelusuri setiap lekuk tubuh mertuaku yang sedang duduk memasak di lantai. Aku begitu nekat dengan tetap ngocok walaupun mertuaku itu terkadang sedikit menggeser posisi tubuh maupun menggerakkan kepalanya ke arah aku yang sedang ngocok kurang dari 3 m dari posisinya dengan suara hentakan tanganku yang begitu berisik mengocoki kontolku. Esh..., pepeklah..., nikmatnya...
Begitu aku nikmati muncratan maniku yang keluar dari kontolku yang aku tampung dengan tangan kiriku. Ah..., dasar pepek kau mertuaku..., sebenarnya kalaupun mertuaku itu curiga padaku, seharusnya dengan posisi ngocokku saat itu, dari ujung ekor mata kanannya sepertinya dia dapat melihat aku yang sedang berdiri ngocok dengan tatapan penuh birahi pada tubuhnya. Ah..., mertuaku...

Minggu, 16 Juli 2023

Gelitiki Pepek "Kia"

Tanggal 16-07-2023, jam 10:35 dua kali aku berusahan mencium bibir Kia tapi gagal. Dasar pepek lonte... Kia itu begitu jinak-jinak merpati. Walaupun dia tahu aku berusaha keras untuk dapat mencium bibirnya, tapi Kia tetap bertahan duduk di pangkuanku.
Sebenarnya Kia sudah 2 hari berada di M bersama Nilma dan beberapa keluarga mereka dari A S. Awalnya aku begitu tidak mengharapkan kehadiran Kia. Jujur aku takut terlalu jauh dalam menjadikan dirinya itu target ngocokku. Karena ada sesuatu di diri Kia yang begitu berbeda dari kebanyakan anak perempuan yang menjadi target ngocokku.
Pada Kia terkadang ada perlawanan dan terkadang dia seperti membiarkan. Dan egonya juga tinggi. Sesuatu hal yang dia tidak suka, dia bisa langsung pulang atau meninggalkan yang dia tidak sukai itu. Termasuk beberapa kejadian yang lalu, saat aku berusaha ngocok di depannya. Begitu melihat kontolku sudah berada di luar celanaku, langsung saja dia pergi pulang menghindar dariku, atau berlalu pergi bermain ke tempat lain. Ah..., Kia...
Dan saat itu sebenarnya situasi di rumah sangat ramai. Semua ada di rumah sambil menonton TV.  Kia awalnya menonton TV sambil tiduran di kursi dan tak lama kemudian dia pindah dan tiduran di samping **** di lantai. Aku tidak mempunyai banyak kesempatan, hingga akhirnya aku coba mengambil peruntungan di saat Kia duduk dan aku langsung menggendongnya lalu aku pangku, duduk di kursi. Beberapa kali aku menciumi rambut, leher serta tengkuk Kia. Nampak memang sebenarnya Kia kurang nyaman dengan sedikit menghindarkan kepalanya menjauh dari wajahku. Pun ada saat tertentu, Kia minta berdiri di atas penyangga tangan kursi sambil mendekatkan tubuhnya yaitu sekitar pepeknya di kepalaku. Ah..., jujur saja berulang kali aku mencoba mencium bibir Kia, tapi dia sepertinya sangat menolak dengan menyembunyikan dan memasukkan kedua bibirnya. Ah..., dasar lonte pepek torok. 
Aku juga tahu, Kia dapat merasakan denyut kontolku yang terhimpit oleh pantatnya dan Kia sangat santai mendapatkan denyut-denyut itu. Tapi ada satu hal yang membuat Kia tidak begitu santai selain aku mencoba mencium bibirnya adalah saat tanganku bermain di pepeknya. Entah karena geli atau merasakan apa, berulang kali tangan Kia menepis tanganku yang sedang bermain dan menggelitiki pepeknya.
Dalam posisi aku pangku, aku begitu leluasa merenggangkan kedua paha Kia dan jariku bermain, mengusap-usap serta menggelitiki dengan sedikit beringas di pepeknya. Kadang hanya kata "*****...", sambil Kia memandang wajahku disaat tanganku terlalu intens menggelitiki pepeknya. Bahkan tangannya kadang menepis tanganku saat usapan dan gelitik jariku di pepeknya mungkin terlalu kuat dia rasakan. Ah..., benar-benar lonte pepek torok si Kia itu.
Tapi ada hal yang dapat setidaknya mengobati kekecewaanku karena tidak dapat mencium bibir Kia yaitu saat aku masuk ke kamarku, Kia memanggilku karena ingin menunjukan sebuah permainan. Aku langsung saja mengajaknya masuk ke kamarku dan di depan matanya aku menurunkan bagian depan celana pendekku untuk mengeluarkan kontolku.
Saat Kia melihat kontolku, awalnya Kia sedikit menundukkan padangannya, tapi kemudian nampak Kia biasa saja dengan mendekatiku sambil memperlihatkan mainannya dengan posisi kontolku sudah yang keluar dari celana. Esh..., lonte pepek torok kau Kia...
Sayangnya aku tidak dapat berlama-lama menunjukkan kontolku pada Kia karena tiba-tiba aku lihat *****ku menyapu dan hendak melewati kamar. Dan benar saja, akupun dengan segera menutupi kontolku dengan ujung baju sambil pura-pura jongkok di depan Kia. Ah..., Kia...