Senin, 19 Juni 2023

Ngocok Di Belakang Mertua

Tanggal 18-06-2023, jam 11:58-12:02 aku ngocok di belakang mertua dengan jarak kurang dari 3 meter. Padahal saat itu mertuaku sedang duduk di lantai bersama *****ku. Saat itu mertuaku sedang membantu *****ku membuat hiasan untuk sekolah dan posisi mertuaku sedikit menyamping dari pintu kamarku.
Aku begitu salah tingkah dengan situasi seperti itu. Lagipula, ikatan rambut mertuaku yang melingkar di kepala kontolku terasa begitu menahan ereksi kontolku. Sampai akhirnya aku sudah tidak dapat menahan gejolak birahiku pada mertuaku.
Perlahan aku pura-pura masuk ke dalam kamarku sambil memperhatikan jarak antara mertuaku dengan *****ku, sambil aku memposisikan tubuhku. Karena sudah tepat dan memang benar-benar terarah langsung ke tubuh mertuaku, perlahan aku menurunkan bagian depan celana pendekku dan mengeluarkan kontolku.
Walau posisi yang sangat riskan, tapi aku begitu santai ngocok di samping mertuaku yang sibuk dengan kegiatan membantu *****ku. Bahkan aku tetap bertahan ngocok saat mertuaku memalingkan wajahnya karena berbicara dengan *****ku dan aku sangat yakin, seandainya mertuaku itu sedikit saja melirik ke arah kanan, pasti dia akan mendapati aku yang sedang ngocok penuh birahi mengarah ke tubuhnya. Ah..., pepek kau mertuaku, berkelonjotan penuh kenikmatan saat aku memuncratkan maniku. Dan setelah nembak mani, sambil menggenggam maniku kemudian aku masuk ke kamar mandi.

Minggu, 18 Juni 2023

Cium Bibir "Kia"

Tanggal 17-06-2023, pagi hari Nilma dan suaminya beserta Kia datang ke rumah mertuaku. Aku gak tahu maksud kedatangan mereka karena aku begitu bersemangat untuk menjadikan Kia sebagai target ngocokku. Ah..., begitu tak sabarnya aku menanti Kia untuk datang ke rumahku.
Hingga akhirnya pada malam harinya baru Kia datang. Suasana rumahku menjadi sedikit ramai karena Kia dan ** bermain di depan TV, sementara *****ku berada di rumah mertuaku sedang ngobrol dengan mereka. Saat itu aku benar-benar tidak mempunyai kesempatan untuk menjadikan Kia sebagai target ngocokku atau melakukan sesuatu apapun pada Kia. Sampai akhirnya, tiba-tiba ** meminta aku untuk menggendongnya. Melihat hal itu, Kia juga tidak mau mengalah untuk meminta aku menggendongnya juga. Ah..., saat itu aku merasa ada suatu kesempatan yang bisa aku lakukan terhadap Kia.
Jam 20:48 sambil mengajak Kia bermain bersama **, saat Kia aku gendong di depan dan menghadap ke aku, sengaja aku ajak bercanda sambil membawanya ke dapur. Karena kondisi sudah aman, di dapur rumahku begitu buasnya aku melumatkan bibirku ke bibir atas Kia. Ah..., dasar lonte..., Kia awalnya mencoba menghindar dari ciuman bibirku. Tapi karena aku melakukannya sambil mengajak Kia bercanda, Kia tidak dapat menolak ciuman bibirku. Dua kali aku mencium bibirnya. Posisi **** dan ***** yang sedang membeli minuman mineral membuat keleluasaan bagiku untuk melancarkan aksiku.
Apalagi saat aku membawa Kia ke dalam kamarku karena ** berada di kamar mandi. Sambil mengajaknya bercanda, aku angkat Kia dan aku rebahkan dia di atas ranjangku. Jam 21:03 dalam posisi telentang dan aku berada di atas tubuh Kia, kembali aku cium bibir Kia sebanyak 3 kali. Begitu aku hayati bagaimana bibirku itu melumatkan bibir Kia. Ah..., dasar lonte kau Kia..., kontolku terasa tak dapat aku ajak kompromi dan perlahan mulai menggeliat ereksi. 
Apalagi saat itu Kia hanya diam saja sambil menatap wajahku. Esh..., lonte pepek torok kau Kia..., entah apa yang ada di dalam benak Kia saat menerima ciuman bibirku. Tapi sayangnya setelah itu Kia meminta turun dari ranjang dan kembali bermain bersama ** yang baru keluar dari kamar mandi. Dan paginya Kia kembali ke A S. 

Kamis, 01 Juni 2023

Bugil Ngocok Di Depan "Novi"

Tanggal 01-06-2023, jam 05:55-06:03 aku bugil ngocok sampai nembak mani di depan Novi. Awalnya aku hanya iseng ingin bugil ngocok di teras rumah mertuaku. Terkadang, ada saja ide yang berada di benakku saat rumah mertuaku sedang kosong. Dan sengaja aku memarkirkan motorku di teras rumah mertuaku sebagai alasan aku bisa berlama-lama di sana. Lampu depan rumahku juga sudah aku matikan.
Disaat aku sudah berada di teras rumah mertuaku dan menurunkan celanaku hingga ke lututku, tiba-tiba aku dengar suara pintu pagar rumah Novi. Sambil menyembunyikan tubuhku yang hampir bugil di balik tirai teras, perlahan aku ngocok dan menunggu siapa yang membuka pintu pagar rumah si Novi itu.
Dasar lonte pepek torok..., rupanya si Novi yang keluar rumah. Begitu Novi menutup kembali pintu pagarnya, dia langsung berjalan membelakangi posisiku. Ah..., lonte kau Novi..., akupun dengan sigap menempatkan posisiku yang semula bersembunyi di balik tirai teras, menjadi berdiri di teras dan langsung ngocok mengiringi langkahnya menuju seberang jalan. Ah..., seandainya saat itu si Novi berbalik arah, pasti dia akan jelas melihat aku sedang ngocok dengan celana yang sudah melorot sampai dengan lututku. Apalagi saat itu hari sudah mulai terang. Dasar pepek pantat torok kau Novi..., jadi tanggung acara ngocokku.
Sampai dengan beberapa saat aku masih ngocok di teras rumah mertuaku sambil menunggu Novi kembali ke rumahnya. Dan setelah aku mempertimbangkan resiko, dimana akan sangat jelas nampak posisiku ngocok seandainya Novi berjalan pulang ke rumahnya, akhirnya aku membuka pintu rumah mertuaku dan masuk sambil mematikan lampu ruangan.
Aku tahu, walaupun lampu ruangan sudah aku matikan, tapi bias pagi yang mulai beranjak terang membuat posisiku saat itu tidak begitu tersamarkan. Ah..., pepek lonte pantat torok lah kau Novi..., aku sepertinya tertantang untuk tetap melanjutkan niatku ngocok seandainya Novi pulang ke rumahnya. 
Dan benar saja, tak berapa lama kemudian nampak Novi akan berjalan menyeberang jalan menuju kembali ke rumahnya. Melihat hal itu aku yang saat itu sedang duduk ngocok dengan celana yang berada di kakiku, langsung bangkit menyongsong Novi. Langkah kaki Novi yang berjalan begitu santai membuat aku begitu menikmati hentakan tanganku di kontolku.
Saat itu aku berdiri hanya sekitar 2 meter dari pintu depan rumah mertuaku. Sambil ngocok memperhatikan Novi yang perlahan mulai mendekat ke rumahnya, aku begitu tertantang untuk melepaskan celanaku yang masih berada di kakiku. Saat itu posisi Novi sudah setengah perjalanan menuju rumahnya, dan aku langsung melepas celanaku. Begitu cepatnya tanganku mengocoki kontolku. Suara hentakannya terdengar begitu jelas. 
Aku biarkan celanaku itu tergeletak begitu saja di lantai dan aku semakin mendekat ke pintu depan rumah mertuaku. Jujur, aku sadar cahaya pagi bener-benar tidak dapat menyamarkan posisi tubuh bugilku yang sedang ngocok mengarah ke Novi, tapi malah semakin membuat adrenaline ku seperti terpicu.
Aku juga tahu, Novi sedikit melirik ke arah aku saat dia sudah mulai sampai ke pintu gerbang rumahnya yang hanya berjarak sekitar 7 m dari posisiku. Apalagi saat si Novi sampai di depan pintu gerbang rumahnya, ketika dia berhenti untuk membuka pintu gerbangnya, nampak Novi benar-benar mengarahkan wajah dan pandangannya ke arah aku yang saat itu semakin cepat mengocoki kontolku. 
Di depan Novi, aku yang dalam keadaan bugil ngocok berkelonjoton penuh kenikmatan saat puncak kenikmatan birahiku tak dapat aku bendung. Tangan kiriku meremas kepala kontolku sambil menahan muncratan maniku disertai kelonjotan hebat yang aku rasakan disaat Novi memandang ke arah aku. Ah..., lonte pepek torok kau Novi..., tak aku perdulikan apakah si Novi itu benar-benar jelas melihat aku sedang ngocok atau tidak. Lonte pepek torok kau Novi...
Dan aku perhatikan sampai sore hari, Novi tidak keluar dari rumahnya. Dasar pepek torok lonte...