Sabtu, 28 Januari 2023

Pepek "Kia"

Tanggal 28-01-2023, jam 08:50 begitu terpuasnya pandangan mataku melihat bagaimana belahan pepek Kia nampak terbuka melebar dan menutup saat Kia melakukan gerakan merenggangkan kakinya sambil berselonjoran di lantai kamar mandi.
Awalnya aku iseng dari pintu dapur melihat ke arah kamar mandi dan nampak Kia sedang duduk berselonjoran di lantai. Saat aku memperhatikan Kia, dia melakukan gerakan merenggangkan kakinya dan menutupnya yang membuat posisi belahan pepek Kia juga ikutan terbuka dan tertutup mengikuti gerakan kakinya. Ah..., lonte pepek torok..., ingin sekali saat itu aku menghampirinya sambil berbaring di depannya untuk menjilati pepeknya. Ah..., Kia....

Rabu, 25 Januari 2023

Ngocok Di depan "Kia"

Tanggal 25-01-2023, ada desiran birahi saat aku melihat Kia sedang berdiri bugil di pintu luar kamar mandi dengan tubuh yang sedang basah karena sedang mandi. Pepek mungilnya itu yang membuat aku begitu geregetan melihatnya. Walau tidak begitu lama aku memuaskan pandangan mataku ke pepek Kia, akhirnya aku masuk ke kamar **** untuk melihat situasi dan harapanku bisa ngocok di jendela dengan target si Nilma. Beberapa saat aku tunggu, Nilma tidak kunjung keluar dari rumah, malahan si Kia yang keluar dan bermain mobilan bersama ***** di pekarangan.
Sambil mengawasi keadaan, perlahan aku keluar dari kamar dan berdiri sekitar 3 m di depan Kia. Nampak Kia benar-benar asik dengan permainannya sehingga dia tidak menyadari kehadiranku yang sudah berdiri ngocok di depannya.
"Dah mandi Kia...", kataku pada Kia yang membuat dia memalingkan wajahnya ke arah aku dan pandangan matanya langsung tertuju pada kontolku yang sedang aku kocok.
Saat itu jam menunjukkan pukul 09:37 sambil ngocok di depan Kia yang sedang duduk bermain di atas mobil-mobilannya aku mengajaknya ngobrol. Nampak Kia seperti sedang memikirkan sesuatu dan tertegun sambil terus memperhatikan kontolku yang sedang aku kocok di depannya. Sampai akhirnya, karena kondisi tidak memungkinkan, aku kembali masuk ke kamar **** sambil terus mengawasi gerak-gerik Kia.
Dari balik jendela aku melihat Kia berjalan menjauh dari pintu dan berhenti di sekitar samping kamar ****. Saat itu Kia di atas mobil-mobilannya diam seperti sedang memikirkan sesuatu dan nampak begitu salah tingkah. Tapi sayangnya, aku tidak dapat melanjutkan acara ngocokku sampai nembak mani karena ***** bermain secara bersama dengan Kia.
Penantianku sepertinya tidak sia-sia. Setelah beberapa jam berlalu, di sore hari Kia kembali bermain dengan ***** dan ** di dalam rumahku. Akupun langsung keluar dari kamar untuk membaca situasi. Berulang kali aku keluar dan masuk kamar untuk memastikan kondisi yang ada. Saat itu Kia dan ** sedang makan jajanan. Mereka duduk di lantai dan Kia tepat berada di depan pintu menghadap ke kamarku.
Beberapa saat kemudian, pada jam 15:56 dengan membuka pintu kamarku, dalam posisi duduk ngocok di tepi ranjang aku memperhatikan Kia yang sedang bermain bersama ** sambil memakan jajanannya. Ah..., teringat aku akan pepek mungilnya yang begitu menggemaskan.
"Makan apa Kia...", kataku sambil berdiri ngocok dan mendekati Kia yang sedang duduk di lantai sambil memakan jajanan.
Mendengar ucapanku, Kia langsung melihat ke arah aku sambil memperhatikan tanganku yang sedang mengocoki kontolku. Ada suatu gerakan di bibir Kia yang seperti sedang berkata sesuatu. Tapi aku tidak menghiraukan sambil terus saja ngocok mendekati Kia. Hingga jarak antara aku dengan Kia kurang dari 50 cm. Ah..., tatapan mata Kia benar-benar tertuju pada kontolku yang sedang aku kocok. Karena kondisi kurang mendukung, aku kembali duduk di tepi ranjang sambil menyembunyikan kontolku dan sesekali mengocokinya.
Kia yang tadinya duduk di lantai, tiba-tiba bangkit berdiri sambil bermain dengan **. Dan karena posisi ** berada di luar jangkauan pandangan, aku kembali mengeluarkan kontolku yang sebelumnya aku sembunyikan di balik baju, lalu melanjutkan acara ngocokku. Sesekali Kia melirik dan bahkan memalingkan wajahnya ke arah aku yang sedang duduk ngocok di tepi ranjang.
Bahkan ketika Kia masuk ke dalam kamar, aku langsung bangkit dari ranjang sambil tetap bertahan dalam posisi ngocok dan membiarkan Kia mendekati aku hingga jarak antara aku dengan dia kurang dari 50 cm. Dari awal masuk ke dalam kamar, pandangan mata Kia terkadang tertuju kepada kontolku yang sedang aku kocok. Apalagi saat jarak antar aku dan Kia kurang dari 20 cm saat Kia menyerahkan jajanan yang ingin dia bagi ke aku, begitu dalamnya pandangan mata Kia memperhatikan kontolku yang semakin cepat aku kocok.
"Apa *****..., apa *****...", kata Kia sambil tangannya yang memegang jajanan itu mengarah ke aku, sementara matanya tertuju langsung pada kontolku. Dan karena aku menolak pemberiannya, lalu Kia keluar dari kamar sambil tetap mengatakan perkataan itu.
"Ini...", kataku sambil berjalan menyusul Kia dan menyembunyikan kontolku, lalu menunjukkan jempol tangan kananku yang aku usap dengan tangan kiriku.
Aku tahu makna kata "apa" yang Kia katakan padaku adalah pertanyaan Kia saat melihat tanganku yang sedang mengocoki kontolku, yaitu "kena apa" atau "sedang apa". Ah..., lonte pepek torok..., anak perempuan usia 3 tahun itu sepertinya sudah tahu kontol, walau belum tahu apa itu ngocok.
Setelah Kia keluar dari kamar, dia bermain lagi dan aku kembali duduk di tepi ranjang sambil menyembunyikan kontolku dan sesekali ngocok. Begitu riang mereka bermain dan sambil sesekali ngocok aku menunggu kesempatan yang mungkin saja dapat aku pergunakan.  
Dan benar saja, sambil bermain dengan **, Kia masuk lagi ke kamar sambil membawa bungkusan jajanan yang dia ingin aku bukakan. Begitu aku melihat Kia masuk ke kamarku, langsung saja aku bangkit dari tepi ranjang dan berdiri ngocok menyambut Kia yang semakin dekat jaraknya denganku. Aku tahu, saat Kia masuk ke kamarku dan mendekati aku, langsung saja pandangan matanya tertuju pada kontolku yang sedang aku kocok. Aku bahkan bertahan tetap ngocok hingga akhirnya Kia benar-benar berada di depanku.
"Buka *****...", kata Kia sambil menyerahkan bungkusan jajanan yang dia minta bukakan sambil matanya tertuju dan menatap begitu dalam ke arah kontolku yang sedang aku kocok di depannya dengan jarak kurang dari 10 cm.
"Apa *****..., apa..., apa *****...", kata Kia sambil memandang ke arah kontolku saat tangan kiriku menerima jajanan yang dia minta untuk aku bukakan sementara tangan kananku masih terus saja mengocoki kontolku.
"Apa..., apa...", kata Kia padaku sambil terus saja memperhatikan kontolku yang masih berada di luar celanaku saat aku menghentikan kocokan tangan kananku di kontolku karena membuka jajanannya.
"Gak papa...", kataku sambil menyerahkan jajanannya.
Dan setelah Kia menerima jajanannya yang telah aku buka, sambil menyembunyikan kontolku, aku menyusul dan mendekati Kia sambil memperlihatkan jempol tangan kananku yang aku usap dengan tangan kiriku, sama seperti yang aku lakukan sebelumnya.
Kia hanya sepintas memperhatikan bagaimana aku mengusap-usap jempolku, karena dia kembali bermain dengan ** dan berdiri dengan posisi menyamping di depan pintu kamarku. Dan akupun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk segera mencapai kenikmatan birahiku. Sebenarnya saat aku hendak nembak mani, aku ingin memanggil Kia agar dia melihat ke arah aku dan menyaksikan bagaimana aku berkelonjotan saat memuncratkan maniku di depannya, tapi karena kondisi tidak memungkinkan, akhirnya aku hanya bisa nembak mani sekitar 1 m di samping Kia.

Selasa, 17 Januari 2023

Wajah Lugu "Kia"

Tanggal 17-01-2023, jam 10:55 aku ngocok langsung di depan Kia yang sedang bermain tepat di depan pintu kamar ****. Awalnya aku bugil ngocok sambil memvideokan aktifitas ngocokku di jendela dan terekam jelas bagaimana saat itu Nilma berjalan bersama Kia di pekarangan rumah menuju rumah mertuaku dan aku benar-benar penuh semangat untuk ngocok di depan mereka.
Terus saja aku ngocok di jendela sampai akhirnya aku melihat Kia keluar dan kemudian masuk ke dalam rumahku untuk bermain dengan ***** dan **. Sebenarnya aku ingin membuka pintu kamar dan ngocok dalam keadaan bugil di depan Kia, tapi setelah aku pertimbangkan, akhirnya aku memakai celana pendekku dan membuka pintu sambil terus saja ngocok secara sembunyi-sembunyi.
Kia sedang duduk di lantai tepat di depan pintu kamar **** dan benar-benar menghadap ke arah kamar. Posisi ***** dan ** yang juga bermain bersama Kia membuat aku tidak dapat secara langsung berdiri ngocok di depan Kia dan mengharuskan aku untuk menyembunyikan sebagian tubuhku sambil memperhatikan situasi yang ada.
Hingga akhirnya saat ***** dan ** sedang ke kamar mandi, langsung saja sambil ngocok aku berjalan menuju pintu kamar. Kia yang sedang asik bermain tidak menyadari kehadiranku yang penuh birahi berdiri ngocok di depannya.
Aku jadi tidak sabaran, karena percuma saja aku berdiri ngocok di depan Kia sementara dia tidak menyadari kehadiranku. Jarak antara aku dan Kia juga kurang dari 1 m. Ah..., dasar pepek torok lonte si Kia itu. Begitu asiknya dia, dan aku merasa dicueki.
"Lagi ngapain Kia...", kataku pada Kia yang membuat Kia melihat ke arah aku yang masih saja terus mengocoki kontolku di pintu kamar.
Begitu jelas Kia melihat tangan kananku yang sedang mengocoki kontolku, sementara tangan kiriku memegang HP yang merekam mengarah ke dia dan kadang ke kontolku.
Sambil memegang mainan slime di kedua tangannya, nampak Kia begitu lugu memperhatikan aku yang sedang berdiri ngocok di depannya. Begitu terarahnya pandangan mata Kia ke kontolku yang sedang aku kocok. Hingga akhirnya Kia dapat melihat dengan mata kepalanya sendiri detik-detik bagaimana kontolku itu memuncratkan maniku. Ah..., pepek lonte kau Kia...