Jumat, 27 Mei 2016

Ngocok Di Depan "Ica"

Dari sekian target ngocokku, hanya Ica yang sepertinya begitu nampak sangat mencari perhatianku kalau kami berjumpa. Apalagi kalau aku langsung memandangnya, Ica nampak begitu grogi dan salah tingkah. Dan kalau saat itu aku cuek, ada saja tingkahnya yang sepertinya sengaja dia buat untuk mencari perhatianku.
Ica sekarang sudah SMP, dan sebenarnya nampak semakin cantik dengan kulit hitam manisnya, serta bibir yang lumayan sensual. Dulu aku pernah ngocok di depan Ica. Saat Ica masih SD. Dan yang aku ingat hanya sekali aku benar-benar ngocok dengan mengarahkan kontolku sampai aku memuncratkan mani yang disaksikan langsung oleh si Ica. Selebihnya, yang sering adalah setelah selesai aku nembak mani dan menaikkan celanaku, baru Ica lewat dan melihatku.
Mungkin karena saat itu adalah pertama sekali aku benar-benar ngocok di depan Ica dan memuncratkan maniku tepat saat dia memalingkan wajahnya ke arah aku ngocok. Ica nampak begitu antusias menyaksikan dan memperhatikan muncratan maniku yang keluar dari kontolku. Dan aku sengaja membiarkan Ica dengan seksama memperhatikan tanganku yang sedang mengocoki kontolku sambil memuncratkan maniku hingga maniku itu berceceran di lantai dapur.
Setelah kejadian itu, Ica sepertinya sering kalau lewat rumahku, pasti memalingkan wajahnya ke pintu dapur. Nampak di wajahnya penuh harapan untuk melihat aku ngocok lagi. Tapi kebanyakan, setelah aku siap ngocok dan nembak mani, baru Ica lewat dan memalingkan wajahnya ke arah aku.
Tapi yang paling utama adalah, Ica yang sekarang sudah kelas 2 SMP dan pastinya sudah tahu kontol, masih nampak begitu antusias memandang ke arah kontolku saat kami berjumpa. Di mana aja kami jumpa pasti pandangan matanya menuju ke arah kontolku.
Dan sangat kentara Ica begitu mencari perhatianku kalau aku ada di depan rumah dan dia juga ada di sana. Ica...Ica...

Minggu, 08 Mei 2016

Juice Alpukat Plus Air Maniku Untuk "Teti" -*-

Tanggal 07-05-2016, jam 13:48 aku tandai saat Teti mulai meneguk juice alpukat yang dia titip untuk dibelikan olehku yang telah aku campurkan dengan begitu banyak air maniku ke dalam juice tersebut. Ya.., seluruh air maniku yang muncrat saat aku ngocok aku tampung ke dalam bungkus plastik juice alpukat Teti tanpa tersisa sedikitpun.
Sebenarnya dari pagi hari aku begitu merasa riang, saat *****ku dan anak-anak, mertua, serta adik-adik iparku berangkat menuju A S. Aku sengaja tidak ikut karena alasanku tidak ada yang menjaga rumah kalau semuanya berangkat ke A S.
Ah..., sendirian di rumah mertuaku begitu terasa nyaman. Setelah menutup pintu depan dan samping, lalu dengan santai aku mulai menanggalkan pakaianku sampai aku benar-benar bugil. Kemudian aku masuk ke dalam kamar mertuaku. Ada sesuatu yang aku cari di kamar mertuaku itu. Di atas keranjang tumpukan pakaian bekas pakai mertuaku mataku menangkap apa yang aku cari.
Sebuah sempak mertuaku berada di tumpukan paling atas. Aku tahu pasti kalau sempak itu bekas mertuaku pakai. Terbukti masih terasa sedikit lembab di bagian penutup pepeknya. Dan baunya juga sedikit pesing. Kuhirup dengan dalam aroma pesing sempak mertuaku itu sambil membayangkan pepeknya. Ereksi kontolku membuat tanganku secara spontan langsung mengocoki kontolku. Tepat di bagian penutup pepek sempak mertuaku itu semakin dalam aku hirup aroma pesing pepek mertuaku sambil tangan kananku mengocoki kontolku.
Lagi enak-enaknya aku ngocok sambil menghirup pesingnya sempak mertuaku, tiba-tiba aku dengar suara motor berhenti di halaman. Melalui tirai jendela aku melihat Teti sudah mulai turun dari motornya.
Pepek lonte torok..., mau ngapain Teti datang, sementara dia tahu kalau "P", adik iparku sudah berangkat ke A S.
Dengan segera aku keluar dari kamar mertuaku, sambil dengan berat hati meletakkan kembali sempak mertuaku itu di atas tumpukan pakaiannya. Lalu aku masuk ke kamarku sambil memakai celana pendekku. Sengaja sempakku tidak aku pakai. Karena mungkin saja Teti bisa aku jadikan sasaran ngocokku. Kubiarkan kontolku yang sudah mulai tidak ereksi nampak membekas di bagian depan celana pendek yang aku pakai saat aku membuka pintu dan mempersilahkan Teti masuk.
Ah..., dasar pepek lonte..., ternyata Teti datang karena motornya sering mogok dan adik iparku "P" yang merupakan pacar Teti sengaja menyuruhnya datang minta tolong padaku untuk menstel motornya.
Saat itu ada rasa kecewa sih..., karena pastinya aku mengotak atik motor Teti di luar rumah, sementara Teti ya ada di dalam rumah. Hilang kesempatanku untuk menjadikan Teti sebagai sasaran ngocokku.
Sambil menstel motor Teti, sesekali aku melihat posisi Teti yang sedang duduk di lantai menonton TV. Uh..., dasar pepek... pepek..., lonte kau Teti..., inginnya aku lesakkan kontolku ke dalam pepek dan pantatnya.
Setelah selesai motor Teti aku stel, kemudian aku masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi tepat di belakang Teti. Sepertinya Teti tidak menyadari kalau aku sudah masuk ke dalam rumah dan duduk di belakangnya, karena aku lihat Teti rupanya sedang main HP.
Jarak antara aku dengan Teti saat itu sekitar 2 meter. Dan karena sepertinya Teti tidak menyadari kehadiranku, dengan perlahan aku mengeluarkan kontolku dari celana dan mulai membuat kontolku ereksi. Santai saja aku mulai mengocoki kontolku sekitar 2 meter di belakang Teti. Sambil memperhatikan keindahan tubuh bagian belakang Teti, tanganku tak henti-hentinya mengocoki kontolku. Hanya berjarak 2 meter antara kontolku dengan kepala Teti yang sedang duduk di lantai, sedang saat itu aku ngocok sambil duduk di kursi. Akuu lihat saat pertama kali aku mengeluarkan kontolku dan mulai ngocok di belakang Teti pada jam 10:12.
Sampai akhirnya aku dengan cepat memasukkan kontolku ke dalam celana karena tiba-tiba Teti memalingkan wajah dan tubuhnya ke belakang. Dan dengan spontan aku pura-pura membuatnya terkejut.
Boo..., sambil tertawa aku pura-pura membuatnya kaget dan aku bilang padanya serius kali chatingan sampai-sampai motornya sudah siap dan mekaniknya sudah standby menunggu uang tips tidak dihiraukan.
Teti juga tertawa walau masih menunjukkan ekspresi wajah yang memang benar-benar terkejut. Beruntung candaanku itu berhasil. Walau kontolku saat itu gagal nembak mani. Lalu aku bilang agar Teti mencoba motornya. Tapi Teti malah kembali memintaku agar aku saja yang mencobanya. Dengan sedikit bercanda, sambil mengambil  bajuku di kamar aku bilang ke Teti, "wani piro...".
Akhirnya aku sendiri yang mencoba motor Teti. Sebelum aku mulai menjalankan motornya, tiba-tiba Teti keluar dan bilang ke aku kalau dia mau titip juice alpukat.
Akhirnya dengan pertimbangan karena Teti baru saja aku jadikan sasaran ngocokku (walau aku tidak sampai nembak mani) dan suasana juga enak, aku belikan juga juice alpukat yang Teti pesan. Lagian di saku bajuku emang ada uang yang tadinya mau aku belikan rokok.
Saat aku sampai di rumah dan membawa 1 bungkus juice alpukat serta 1 bungkus es campur, kupanggil Teti. Dari dalam kamar mandi ku dengar Teti menyahutku.
"Ngapain Teti...", tanyaku pada Teti.
"Kenapa bang..., Teti lagi mau mandi sama mau nyuci pakaian "P". Tadi "P" minta tolong cucikan..., abang mau pakai kamar mandi ?".
Sambil bercanda aku jawab, "Enak ya "P", masih pacaran dah ada yang mau nyuci pakaiannya".
Aku dengar tawa Teti dari dalam kamar mandi. Lalu aku bilang kalau juice alpukatnya sudah aku beli. Lalu Teti menjawab kalau juicenya di letakkan saja di dalam kulkas karena mungkin dia akan lama memakai kamar mandi.
Mendengar pernyataan Teti yang mungkin lama memakai kamar mandi membuat aku tiba-tiba ada ide untuk mencampurkan air maniku ke dalam juice alpukat Teti.
Jujur, gemuruh detak jantungku saat itu terasa terkalahkan dengan hasrat ingin mencampurkan air maniku dengan juice alpukat si Teti.
Lalu aku masuk ke dalam kamarku sambil membuka bajuku. Kemudian aku keluarkan kontolku dari dalam celana dan kembali ke dapur dengan posisi kontol yang sudah keluar dari celana. Aku buka es campurku dan aku tuang ke dalam gelas. Lalu aku ambil juice alpukat Teti, lalu aku buka karet pengikat bungkus plastik juice tersebut. Agar tidak tumpah, aku letak juice yang sudah terbuka karet pembungkusnya ke dalam cangkir besar.
Saat aku sudah memastikan kalau Teti sedang mandi, lalu aku kembali masuk ke dalam kamarku sambil membuka celana pendek yang aku pakai.
Jujur, sedikit bergemuruh rasa detak jantungku saat aku mulai berjalan keluar dari kamarku dalam keadaan bugil. Faktor lainnya yang membuat jantungku sedikit bergemuruh adalah karena pintu samping tidak aku tutup. Walau aku tahu, kalau siang hari aktifitas tetanggaku kebanyakan di dalam rumah dan kebanyakan dari mereka menutup pintu.
Dengan berjalan perlahan sambil aku lirik jam yang menunjukkan pukul 11:47 aku melangkahkan kakiku ke dapur dalam kondisi bugil, sementara suara air yang menandakan Teti sedang mandi masih aku dengar.
Dan sampai di dapur, lalu aku mulai ngocok sambil menghadapkan tubuhku ke pintu kamar mandi. Dengan kondisi bugil aku ngocok dan mengarahkan kontolku ke pintu kamar mandi, sambil mendengarkan gemericik air aku pejamkan mataku sambil membayangkan lekuk tubuh Teti dan usapan-usapan tangan Teti yang saat itu sedang mandi.
Karena sensasi terasa sangat luar biasa, jarang terjadi dan sangat-sangat nekat, akhirnya aku semakin tertantang untuk semakin berani. Sambil ngocok aku semakin mendekat tubuh bugilku ke pintu kamar mandi. Hingga jarak antara aku berdiri bugil ngocok dengan pintu kamar mandi kurang dari 30 cm.
Tidak aku hiraukan saat aku mulai tidak mendengar suara gemericik air. Bahkan saat itu aku tidak perduli apakah Teti sudah selesai mandi dan siap-siap untuk keluar dari kamar mandi atau apa.
Karena saat itu aku sudah benar-benar sangat nekat. Malah aku merebahkan tubuhku di depan pintu kamar mandi sambil tanganku tak henti-hentinya mengocoki kontolku. Sambil aku pejamkan mataku, aku terus menghayalkan keindahan tubuh Teti. Ah..., lonte pepek torok kau Teti...
Apalagi sesaat kemudian aku mendengar Teti mulai mencuci pakaian. Semakin keras dan nyata terdengar suara hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku dengan kondisi saat itu aku telentang bugil ngocok sambil memejamkan mataku di depan pintu kamar mandi. Bayangkan resiko yang bisa saja terjadi saat itu ! Bisa saja tiba-tiba Teti keluar dari kamar mandi, misalnya hendak mengambil sesuatu dan mendapati aku sedang telentang bugil ngocok di depan pintu kamar mandi... Dan pastinya tidak ada suatu alasan apapun yang dapat kujadikan pembenaran. Dan tidak akan ada kesempatan aku untuk dapat menutupi tubuhku, karena baju dan celanaku berada di dalam kamarku.
Tapi itu pula yang menjadikan aku semakin tertantang untuk bertahan dalam kondisi bugil ngocok di depan pintu kamar mandi padahal Teti berada di dalam kamar mandi tersebut sedang mandi dan mencuci pakaian.
Terasa lama juga aku telentang bugil ngocok di depan pintu kamar mandi. Sampai akhirnya aku dengar suara Teti sedang membilas pakaian. Lalu, tidak berapa lama kemudian aku kembali bangkit berdiri. Dan kemudian dengan tangan kiriku, aku ambil juice alpukat Teti, karena tangan kananku masih terus saja mengocoki kontolku. Aku letak juice tersebut di meja kompor tepat di samping pintu kamar mandi. Lalu aku posisi ngocokku lebih merapat ke pintu kamar mandi. Dan saat mulai terasa denyut kontolku yang semakin menjadi yang menandakan aku akan nembak mani, kemudian aku memundurkan posisiku sedikit menjauh sekitar 1/2 meter dari pintu kamar mandi sambil aku meraih cangkir yang berisi bungkus plastik juice alpukat Teti.
Sampai akhirnya... CROT...
Sengaja aku tembakkan seluruh muncratan maniku itu ke dalam juice alpukat Teti.
Wuih..., begitu banyak dan kentalnya maniku yang keluar. Sangat banyak dan sangat kental !
Mungkin karena sedari pagi aku ngocok dan belum nembak mani. Ditambah lamanya aku bugil ngocok saat Teti mandi dan mencuci pakaian membuat muncratan maniku begitu banyak dan begitu kental yang keluar dari kontolku.
Sampai aku peras batang kontolku agar mani yang masih tersisa di kontolku benar-benar keluar semua.
Setelah aku pastikan maniku sudah benar-benar keluar semua dan telah masuk ke dalam juice tersebut, lalu aku kembali ke meja lemari, di mana karet pengikat bungkus plastis juice alpukat itu aku letak.
Masih dalam kondisi bugil dan aku sudah mendengar dari dalam kamar mandi Teti sedang membuang air bilasan cucian, aku ikat kembali bungkus plastik juice alpukat itu dengan karet, lalu aku letakkan juice tersebut ke dalam kulkas.
Sambil berjalan santai karena penuh kepuasan, aku masuk ke dalam kamarku. Sempat aku lihat jam menunjukkan pukul 12:58.
Aku rebahkan tubuhku di ranjang dalam keadaan bugil, sementara pintu kamarku terbuka. Hanya tirai pintu yang sedikit terbuka. Lalu aku kembali berdiri saat aku mendengar Teti membuka pintu kamar mandi dan dari tirai yang sedikit terbuka itu kulihat Teti masuk ke dalam kamar "P".
Kemudian aku memakai baju dan celanaku, lalu keluar dari kamar dan langsung mengambil es campur. Sengaja aku menghidupkan TV sambil duduk menikmati es campurku menunggu Teti keluar dari kamar "P". Tak berapa lama kemudian Teti keluar dan langsung protes karena dia kira tidak dibelikan juice alpukat saat melihat aku sedang minum es campur.
Aku katakan ke Teti kalau pesanannya aku letak di kulkas. Dan Teti langsung menuju kulkas mengambil juice alpukatnya.
Jantungku berdebar kencang saat Teti mulai membuka bungkus juice alpukat tersebut. Dia tuang juice alpukat tersebut ke dalam cangkir yang memang sudah aku persiapkan bersama juicenya saat aku meletakkannya di dalam kulkas. Tampak Teti memeras plastik pembungkus juice alpukat itu sambil mengatakan kalau juice alpukat adalah kesukaannya.
Aku tandai saat pertama sekali Teti meneguk juice alpukat yang telah aku campur dengan air maniku itu pada jam 13:48.
"Agak asin ya bang juice alpukatnya..., beli di mana tadi ?", kata Teti saat pertama sekali meneguk juice tersebut. Dan aku jawab kalau aku beli di dekat rumah temanku.
"Tapi, pas kok. Rasa asin dan manisnya terasa", kata Teti setelah meneguk kembali juice alpukatnya.
Dalam hati aku hanya berkata, "ya iyalah terasa asin, kan Teti minum juice alpukat plus air mani abang....".
Dengan pura-pura aku mengajak ngobrol, pandanganku terpuaskan saat melihat Teti begitu menikmati juice alpukat yang telah aku campur dengan air maniku. Kontolkupun menjadi ereksi kembali. Tapi sayangnya setelah Teti menghabiskan juice alpukatnya, lalu dia pamit pulang.
Dasar pepek kau Teti..., padahal rencananya akan aku jadikan lagi si Teti itu sebagai sasaran ngocokku. Ah..., tak apalah..., karena begitu ekstrim dan nekatnya aku ngocok saat Teti mandi. Begitu puasnya aku melihat Teti begitu menikmati juice alpukatnya yang telah aku campur dengan air maniku, walau Teti bilang kalau rasa juice alpukatnya ada rasa asinnya...
Makasih ya Teti karena kau begitu menikmati maniku. Makasih ya Teti karena memberikan waktu selama 1 jam 11 menit untukku bugil ngocok di depan pintu kamar mandi saat kau mandi dan mencuci pakaian. Lain waktu mungkin akan aku ulangi lagi mencampurkan air maniku untuk mu Teti...

Sabtu, 07 Mei 2016

Bugil Ngocok Di Depan "Dewi"

Mungkin karena tubuhnya sedikit mungil, aku sempat salah mengira kalau Dewi itu masih SD. Tapi ternyata salah. Rupanya Dewi sudah SMP. Padahal saat itu jelas-jelas aku bugil ngocok di depannya.
Sore itu, tanggal kejadiannya aku lupa, dari jam 17:00-18:30 aku bugil ngocok di dapur rumahku. Pintu dapur sengaja aku buka untuk lebih membuat sensasi bugil ngocokku semakin bertambah.
Memang banyak cewek-cewek yang berlalu lalang saat itu. Dan aku hanya curi-curi kesempatan berdiri sambil bugil ngocok saat posisi mereka sedikit melewati aku.
Sekitar jam 18:25 kulihat Dewi sedang naik sepeda dengan adiknya dan sepertinya akan melewati aku. Dengan jantung yang sedikit bergemuruh aku mulai mempersiapkan posisi untuk berdiri ngocok di depan pintu dapur. Saat Dewi mulai kulihat semakin mendekat, lalu aku berdiri di depan pintu dapur dalam keadaan bugil ngocok, padahal saat itu hari masih terang. Sekitar ½ menit aku menunggu Dewi untuk melewati aku sambil aku tetap dalam posisi bugil ngocok di depan pintu dapur rumah. Semakin kupercepat sentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku saat roda depan sepeda Dewi mulai nampak.
Aku begitu berambisi sekali saat itu. Dengan nekat aku keluar dan berjalan menyongsong Dewi dengan keadaan bugil sambil tanganku tak henti-hentinya mengocoki kontolku.
Dan saat aku menyongsong Dewi, dia berhenti dan memutar sepedanya. Aku semakin mendekatinya hingga jarak aku dan Dewi sekitar 3 meter. Sambil terus kupercepat kocokan di kontolku, aku biarkan Dewi melihat aku dalam keadaan bugil ngocok di depannya.
Sangat kentara sekali Dewi pura-pura tidak melihat aku ngocok. Sambil memutar sepedanya, kulihat dia melirik ke arahku. Dan saat Dewi melirik ke arahku itulah aku nembak mani. Sempat tertegun sejenak kulihat Dewi saat aku memuncratkan maniku di depannya. Saat itu aku sengaja memposisi jarakku dengan Dewi sekitar 3 meter sampai aku benar-benar memuncratkan seluruh maniku dari kontolku dan kubiarkan berceceran di lantai. Setelah itu aku kembali masuk ke dalam rumahku, berjalan dengan santai dalam keadaan bugil setelah kulihat Dewi bersiap-siap mengayuh sepedanya.
Karena saat itu kupikir Dewi masih SD, jadi santai lah... Tapi pada esok harinya baru aku tahu kalau Dewi sudah SMP, karena dia lewat di depan rumahku dengan seragam SMPnya. Aku yakin Dewi sepertinya sengaja lewat di depan rumahku menunjukkan kalau dia bukan anak-anak lagi. Dan setahu aku, Dewi tidak pernah pergi sekolah melewati rumahku. Karena jalan menuju sekolahnya lebih dekat bila tidak melewati rumahku. Di samping itu, tubuh Dewi yang kurus mungil dengan mata yang lentiknya itu sungguh seperti masih anak-anak, khususnya anak SD.
Dan seperti biasa, sama seperti target-target ngocokku yang pernah melihat aku ngocok, pandangan mata Dewi selalu saja mengarah ke kontolku bila kami berpapasan atau jumpa di warung. Dan sepertinya sikap Dewi biasa aja, hanya pandangan matanya selalu nampak curi-curi pandang ke kontolku.