Minggu, 21 Juni 2015

Antara Aku, Kau Dan Suamimu

Mungkin judul "Antara Aku, Kau Dan Suamimu" sangat cocok dengan apa yang akan aku tulis saat ini tentang dirimu. Sebenarnya tidak mungkin kisah-kisah yang telah kita lewati bersama itu hilang terkubur begitu saja.
Dulu..., dunia ini serasa milik kita berdua. Di mana ada aku, di situ juga kau ada. Banyak hari dan kenangan yang kita lewati bersama. Aku kecewa dan tersinggung saat chatting FB kemarin kau ungkit soal suamimu yang pasti akan cemburu kalau dia tahu kita masih berhubungan, walau hanya sebatas chatting FB. Toh aku hanya tanya soal alamat rumahmu ! Tapi kenapa kau ungkit soal suamimu ?
Oke, dia tahu soal cerita masa lalumu dengan aku, jadi apa masalahnya ? Kan suamimu dari awal sudah tahu kalau yang memecahkan perawanmu itu aku, jadi kenapa ? Konsisten dong dengan pilihannya padamu... Lagi pula yang membuat kita jadi berpisah kan suamimu !
Ingatkan saat dulu kau beri alasan padaku mengapa kau pilih suamimu yang sekarang ini dari aku karena hal yang sangat prinsipal ?
Kau tinggalkan aku begitu saja dan akhirnya kau datang padaku untuk memberi undangan pernikahanmu ?
Kau tahu..., betapa pedihnya saat itu perasaanku ? Hanya karena hal yang prinsipal kau tinggalkan aku.
Dan saat aku menemukan FB mu, apakah kau tidak tahu betapa bahagianya aku walau keadaan yang sudah sangat berbeda.
Kau bahagia dengan keluarga kecilmu, begitu juga aku bahagia dengan keluarga kecilku ! Hanya karena aku tanya soal alamat rumahmu kau ungkit kisah lama kita !
Ya memang, kisah kita itu tidaklah mungkin terkubur begitu saja, tapi itukan sudah usai...
Kau kembali menggores hatiku ! Kenangan itu terkuak kembali. Kenangan tentang masa-masa yang dulu kita pernah alami berdua. Banyak kenangan indah yang kita jalani bersama, dan kenangan terburuknya adalah saat kau pilih dia dibandingkan aku.
Jangan kau pungkiri, kau pasti masih ingat saat pertama kita jumpa dan kemudian menjalin hubungan denganku. Aku yakin setiap detail kisah kita pasti kau masih mengingatnya dengan sangat jelas, begitu juga aku.
Ingatkan saat pertama kali kujamah tubuhmu ? Ya..., saat kita duduk di warung itu tanganku masuk ke dalam celana bagian belakangmu. Kuremas dengan penuh birahi pantatmu sambil kita bercerita.
Kau pasti juga tidak memungkiri ciuman bibir pertama kali antara kau dan aku di jalan yang sunyi itu ? Saat bibirku dan bibirmu saling melumat serta tanganku meremas tetekmu ?
Mari kita kembali flashback saat kau dan aku hanya berdua di rumahku, kucumbu dirimu dengan kecupan di bibir dan di lehermu. Kita begitu terlena dengan birahi yang semakin memuncak. Saat aku ingin menghisap tetekmu, sebenarnya aku hanya menggodamu, tapi apa yang kau lakukan sangat di luar dari perkiraanku. Aku masih ingat perkataan mu, "nih...", sambil kau buka kancing depan baju seragammu dan menyodorkan tetekmu ke wajahku.
Ingatkan saat dengan penuh birahi aku menghisap tetekmu sampai akhirnya letupan birahi kita tak tertahankan dan kita berpindah posisi dari ruang tamu menjadi ke kamar. Saat dengan malu-malu kau buka seluruh baju seragammu dan kau sisakan rokmu yang sudah tersingkap yang membuat aku begitu penasaran dengan pepekmu.
Kau pasti ingat aku bersin saat pertama kali aku menjilati pepekmu ? Dan kemudian di hari itu juga di kamar itu akhirnya perawanmu aku pecahkan. Saat begitu buasnya aku jilati pepekmu dan kau juga menikmati permainan lidahku di pepekmu, kau biarkan aku menindih tubuhmu. Kau biarkan aku memasukkan kontolku dengan perlahan ke dalam pepekmu. Aku tahu walau pecah perawanmu saat itu tapi kau juga sangat menikmati keluar masuknya kontolku di pepekmu. Walau aku tidak sampai nembak mani, tapi jujur, begitu kunikmati beceknya pepekmu saat itu. Aku tahu air mata yang keluar saat pecah perawanmu adalah air mata bahagia. Dan setelah kau pulang, kulanjutkan dengan ngocok kontolku sendiri sambil membayangkan kenikmatan yang aku rasakan dari pepekmu yang baru saja aku rasakan.
Hari demi hari setelah kau tidak perawan lagi kita isi kebersamaan kita dengan acara jilat menjilat pepekmu serta mengocoki pepekmu dengan jariku. Sensasi yang aku rasakan saat kau menghisap kontolkupun tidak aku lupakan. Ingat tidak saat pertama kali kusodorkan kontolku ke wajahmu dan kuarahkan ke mulutmu, aku tahu kau tidak begitu menyukainya.
Aku lihat wajahmu sangat terpaksa saat kau mulai melumat kontolku di dalam mulutmu. Tapi itu hanya sesaat, karena di hari berikutnya kau begitu menikmati saat kontokku berada di dalam mulutmu. Aku masih ingat gerakan kepalamu yang maju mundur saat mengocoki kontolku dengan mulutmu.
Dan untuk yang kedua kalinya dan terakhir kalinya kita ngentot di kamarku, begitu liar kurasakan dirimu saat menikmati kontolku yang sedang mengocoki pepekmu. Begitu binal dirimu saat berada di atasku mengocoki kontolku dengan pepekmu.
Ingatkan hampir seluruh gaya dalam film porno kita lakukan saat itu ? Dari posisi aku yang berada di atasmu, kemudian kau balas dengan posisimu berada di atasku, dilanjutkan posisi ngentot nungging, sampai posisi ngentot berdiri dan diakhiri aku kembali berada dalam posisi di atas dirimu sampai akhirnya aku nembak mani yang pada saat itu aku hampir saja nembak di dalam pepekmu. Ingat kan bagaimana hentakan kontolku yang semakin cepat mengocoki pepekmu dan kemudian dengan tiba-tiba aku keluarkan kontolku dari pepekmu, lalu aku nembak maniku di paha kananmu ?
Jujur, setelah kita ngentot untuk yang kedua kalinya itu, setiap kesempatan yang ada saat kita berdua kita isi dengan jariku yang mengocoki pepekmu. Di depan matamu kan aku menjilati dan menelan lendir pepekmu yang membasahi jariku ?
Kaupun begitu senang hati menyingkapkan rokmu dan membuka sempakmu membiarkan aku menjilati pepekmu.
Saat itu kau masih duduk di bangku SMP dan aku duduk di bangku SMU, tapi kita seperti layaknya suami istri saat kita menjalani kebersamaan.
Ya..., saat SMP lah kau hilang perawanmu. Masih ingatkan saat di dalam angkutan umum kau cerita rasa kekhawatiranmu soal hamil ? Dan akhirnya kau sibuk mencari nenas ?
Hehehe, terkadang lucu saat ingat wajahmu yang penuh kekhawatiran itu.
Ah..., sayangnya hubungan kita mulai retak saat kau mulai memasuki bangku SMU. Walaupun masih tetap dengan acara kau mengisap kontolku dan aku menjilati pepekmu, tapi masa saat kau SMU lah masa hubungan kita mulai renggang. Walau saat kita ngentot untuk yang kedua kalinya ada pada saat kau SMU, tapi masa itulah benih-benih keretakan hubungan kita.
Omong kosong ada dukungan dari teman-teman SMU mu tentang hubungan kita, walau pernah seorang temanmu menyediakan rumahnya untuk kita pakai sebagai tempat bercinta. Karena aku yakin dari teman-teman SMU mu lah akhirnya kau mulai berubah.
Apalagi saat kau kuliah... Di situlah akhirnya hubungan kita hancur dengan semakin intensifnya hubunganmu dengan seorang lelaki yang teman-teman SMU mu rekomendasikan padamu yang akhirnya sekarang menjadi suamimu.
Jadi..., kenapa harus memungkiri kalau sebenarnya dulu kisah cinta kita itu sangat indah ? Hanya karena kehadiran lelaki yang sekarang menjadi suamimu yang menghancurkan keindahan hubungan kita.
Siapa yang harus disalahkan dengan kejadian ini ? Suamimu memilih dirimu dan tahu bahwa aku lah yang menghilangkan perawan pepekmu. Suamimu memilih dirimu dan tahu kalau mulutmu telah begitu puas melumat kontolku. Suamimu memilih dirimu dan tahu kalau yang tersisa perawan hanyalah pantatmu.
Jadi mengapa kau harus takut kalau suamimu akan cemburu dengan hubungan kita yang hanya sebatas chatting FB ? Karena suamimu pasti sadar dengan sesadar-sadarnya kalau pepekmu itu bekas dari kontolku. Suamimu itu pasti sadar sesadar-sadarnya kalau mulutmu itu juga bekas kontolku. Suamimu itu juga pasti tahu setiap lekuk tubuhmu sudah sangat leluasa aku pandangi dan kunikmati. Keindahan tubuhmu saat kau bugil di depanku pun suamimu pasti sudah mengerti dan aku rasa tak sepatutnya dia harus cemburu padaku. Karena apa yang tidak pernah aku nikmati dari dirimu hanyalah pantatmu. Dan suamimu itu pasti tahu dan menyadarinya.
Tapi ya sudah lah..., lebih baik kita tidak usah chatting lagi dan biarlah aku hapus perteman FBku dengan mu.
Satu hal yang harus kau ketahui adalah dari dirimu lah kenapa aku sampai sekarang tidak bisa menghilangkan kebiasaan ngocokku. Karena satu hal yang sangat aku sesali adalah aku tidak pernah ngocok kontolku di depanmu. Maka dari itu aku sering ngocok di depan cewek-cewek kalau aku punya kesempatan sekedar mengungkapkan betapa aku sangat mengagumi keindahan tubuh mereka, sama halnya saat aku mengagumi keindahan dan kenikmatan tubuhmu dengan cara ngocok sendiri setelah kita selesai bercumbu.

Sabtu, 20 Juni 2015

Mandi Hujan Bersama Mertuaku -*-

Sebenarnya saat itu aku sedikit kesal dengan mertuaku. Bagaimana tidak kesal, baru saja aku selesai mencuci motor kesayanganku, eh..., mertuaku minta diantar ke Bnj ! Bukannya dekat tu Bnj ! Mana hari nampak mendung dan aku benar-benar kesal karena baru saja aku selesai mencuci motorku, bukannya sebelum aku mencuci motor dia ngajaknya.
Terpaksa sekali aku mau mengantarkannya karena *****ku juga memaksa aku untuk mengantarkannya. Ya udah biar gak ribut akhirnya aku antarkan juga mertuaku itu ke Bnj.
Singkat ceritanya sewaktu pulang dari Bnj jam 19:30 dan di tengah perjalanan kami tiba-tiba turun hujan. Kesalnya gak tergambarkan mengingat motor baru aja dicuci !
Kutanya ama mertuaku apakah tetap melanjutkan perjalanan atau menepi dulu dan dijawab mertuaku terserah aku aja. Ya udah akhirnya aku bilang lanjut aja perjalanannya.
Basah kuyup dan posisi perjalanan malam membuat aku kurang konsentrasi untuk mengendarai motorku dan akhirnya mertuaku meminta aku untuk mencari tempat berteduh. Aku hanya diam aja karena masih kesal.
Tapi tiba-tiba aku merasa ada suatu peluang yang harus aku pergunakan sebaik-baiknya. Sampai akhirnya aku mendapati tepat di pinggir jalan seperti warung kopi yang sedang tutup.
Akhirnya aku menepikan motorku ke warung itu dan benar saja, warung itu tutup dengan pencahayaan lampu 5 w yang remang. "Bu, kita berteduh di sini aja ya...". Dan mertuakupun mengiyakan aja. Kuparkirkan motorku tepat di depan warung itu, di depan bangku panjang yang aku beri jarak sekitar ½ m dengan motorku.
Mertuaku kemudian duduk di bangku itu, begitu juga aku. Kutatap sekeliling warung dan seperti sudah disetting aja keadaan warungnya. Karena sebenarnya ada juga meja dan bangku panjang lainnya di warung itu. Tapi ada sekitar 1 m jarak bangku yang kami duduki dengan meja yang membuat jantungku bergemuruh cepat. Karena aku merasa ada kesempatan untuk ngocok di belakang mertuaku. Jarak antara bangku dengan meja membuat aku berpikir cepat bagaimana aku bisa berdiri di belakang mertuaku dengan tanpa membuatnya curiga.
Sambil ngobrol aku pura-pura berdiri dengan kondisi seperti kedinginan dan berjalan mengitari warung. Sebenarnya kontolku saat itu sudah benar-benar ereksi dan sudah sangat memberontak ingin dikocok. Saat aku pura-pura jalan mengitari warung itulah aku membuka resleting celanaku dan mengeluarkan kontolku yang sudah ereksi. Kemudian sambil kuajak ngobrol dengan santai aku geser meja warung lebih mendekat ke bangku mertuaku sementara kontolku kubiarkan dalam posisi keluar dari resleting celanaku. Kondisi warung yang remang dan hujan yang lumayan lebat membuat aku nekat membiarkan kontolku keluar dari resleting celanaku saat aku menggeser meja sambil ngobrol dengan mertuaku.
Pun saat aku berjalan di samping mertuaku, kontolku tetap dalam posisi di luar tanpa aku tutupi dengan bajuku karena kutahu pandangan mata mertuaku selalu mengarah ke jalanan.
Akhirnya aku bilang ke mertuaku kalau aku duduk di meja di belakangnya dengan alasan karena agak terasa dingin dan sebenarnya aku tidak duduk, melainkan berdiri.
Terus terang aja, kontolku seperti terasa ngences saat aku pada posisi itu. Begitu nyata nampak lekuk tubuh bagian belakang mertuaku saat bajunya basah !
Kuajak mertuaku ngobrol tentang "In" dan "Ning" sambil tanganku mulai mengocoki kontolku. Sangat santai aku mengocoki kontolku sambil ngobrol di belakang mertuaku dengan jarak kurang dari ½ m.
Sempat juga sih aku terkejut dan langsung menutupi kontolku dengan baju saat mertuaku memalingkan wajahnya ke arah samping karena saat itu dia sedang menceritakan persoalan tentang "Ning". Tapi kemudian wajahnya mengarah ke depan lagi. Dan aku juga kemudian menyingkapkan bajuku dan melanjutkan ngocokku.
Ada sekitar 1 jam aku dan mertuaku ngobrol di warung itu sambil menunggu hujan reda. Selama hampir 1 jam itu sengaja aku tahan agar aku tidak terlalu cepat nembak mani karena momennya begitu langka. Sangat nekat dan sangat langka karena aku ngocok dengan jarak kurang dari ½ m di belakang mertuaku sambil aku mengajak mertuaku itu ngobrol. Begitu sangat dekatnya kontol yang aku kocok itu dengan bagian belakang kepala mertuaku. Tak aku hiraukan suara hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku karena tersamar dengan suara hujan. Dan setiap hentakan kocokan tanganku di kontolku begitu aku nikmati. Dengan pura-pura berjalan sambil mengomentari obrolanku dengan mertuaku, lalu aku lebih mendekatkan kontolku yang masih dalam kondisi aku kocok dengan kepala mertuaku sampai jaraknya sekitar 10 cm. Dan saat aku mau nembak mani kuarahkan kontolku itu sedikit ke bawah, lalu aku muncratkan maniku ke bagian belakang baju mertuaku tepat di saat sebuah mobil melaju kencang dengan suara knalpot racing melewati warung tempat kami berteduh. Ah..., pepek torok mertuaku itu. Aku begitu berharap dinginnya suasana saat itu dapat menghilangkan rasa hangat maniku yang menempel di bajunya. Dan untungnya tak ada reaksi dari mertuaku pada saat maniku itu muncrat di bajunya.
Setelah nembak mani, kemudian kuperhatikan baju belakang mertuaku itu. Wuih..., kental sekali maniku menempel di bajunya... Bisa ketahuan ni di rumah kalau kami pulang menunggu hingga hujan benar-benar reda.
Akhirnya setelah kontolku aku masukkan ke dalam celana, dengan beralasan takut kemalaman, kuajak mertuaku untuk melanjutkan perjalanan lagi tanpa harus menunggu hujan reda dan mertuaku mau.
Selama perjalanan aku tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian yang aku lakukan pada mertuaku. Begitu dekatnya kontolku dengan bagian belakang kepala mertuaku. Dan kontolku masih terasa berdenyut pingin dikocok lagi...
Thanks ya ibu mertua..., sudah menemani aku ngocok sampai nembak mani sambil ngobrol denganmu. Dan entah mertuaku itu tahu atau tidak, pada saat aku ngobrol dengannya, sebenarnya suaraku begitu bergetar karena hentakan-hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku dan menahan gejolak birahi yang melanda diriku. Masa bodo aja lah..., yang penting sudah crot... dan maniku mengenai bagian belakang baju mertuaku.
Eh...  jadi teringat juga pada "In" saat aku suruh dia yang mengendarai motorku sementara aku duduk ngocok sampai nembak mani di bonceng belakangnya sambil ngobrol sepanjang jalan...
Sampai di rumah kuperhatikan lagi baju bagian belakang mertuaku untuk memastikan apakah bercak maniku masih nampak menempel di bajunya atau tidak. Ternyata aman..., bercak maniku sudah hilang dari baju mertuaku karena air hujan.
Dan saat aku selesai mandi, kudapati *****ku membuatkan teh untuk kami, sengaja aku suruh *****ku mencari pakaian yang ada di dalam kamar sementara aku masih di dapur melanjutkan kerjaan *****ku membuat teh. Dengan sedikit terburu-buru aku kencing di dalam gelas yang nantinya akan dihidangkan untuk mertuaku. Ada sekitar setengah gelas air kencingku itu yang aku campurkan ke dalam gelas teh untuk mertuaku.
Aku sendiri yang menyodorkan teh yang sudah aku campurkan dengan kencingku kepada mertuaku. Begitu puas rasanya saat mertuaku itu menghabiskan teh hangatnya di depanku karena sebenarnya air teh itu baru saja mendidih dan panas tapi menjadi hangat karena kucampur dengan setengah gelas air kencingku.
Ah..., kapan ya aku bisa ngentot sama mertuaku...

Jumat, 12 Juni 2015

Ngocok Di Belakang Mertua 110615

Sebenarnya aku gak punya niat mau ngocok pada malam tanggal 11-06-2015. Tapi berhubung ada kesempatan ya gak aku sia-siakan lah...
Saat itu aku sedang online FB sambil duduk di kursi, sementara mertuaku duduk di lantai menonton TV membelakangi aku. Sesekali mataku juga melihat ke acara TV yang mertuaku tonton dan saat aku lihat bagian belakang tubuh mertuaku, kontolku tiba-tiba denyut seperti mau minta dikocok.
Berhubung saat itu hanya aku dan mertuaku yang ada di rumah, dengan santai, di belakang mertuaku dengan jarak kurang dari 1 m aku mulai mengelus-elus kontolku biar cepat ereksi.
Aku benar-benar tidak memperdulikan posisiku yang membelakangi pintu samping yang terbuka lebar. Setelah kontolku benar-benar ereksi, kemudian aku keluarkan kontolku dan mulai ngocok dengan santai di belakang mertuaku yang duduk di lantai sementara aku duduk di kursi dengan jarak kurang dari 1 m.
Memang sih, sesekali mertuaku itu mengubah posisi duduknya, tapi tidak mengubah jarak antara aku dengan mertuaku.
Dan aku tetap saja santai ngocok di belakangnya sambil menatap dengan penuh birahi ke tubuh mertuaku itu hingga akhirnya aku nembak mani.
Kutandai saat aku nembak mani di belakang mertuaku pada pukul 20:13. Ah..., seandainya aku bisa merasakan nikmatnya pepek mertuaku itu...