Kamis, 28 Januari 2021

VC Bugil "Atika"

Tanggal 28-01-2021, jam 11:26 diluar dugaan, Atika benar-benar sangat menggodaku melalui Video Call WAnya. Aku kira Atika hanya bercanda, tapi rupanya benar-benar dilakukannya. Agak shock juga aku saat itu. Betapa tidak, awalnya hanya bercanda saja isi percakapan chat kami di dalam WA itu. Dan tiba-tiba Atika benar-benar melakukan VC denganku. Gak tanggung-tanggung, aku dan Atika melakukan Video Call WA dengan durasi selama 1:43:53 ! 
Padahal chat WA kami hanya seperti ini :
Gw 11:11 Lg di mana atika?
A    11:20 Lg mandi
A    11:20 Mau ikut
Gw 11:20 Mau la...
Gw 11:20 ðŸ¤­ðŸ¤­ðŸ¤­
A    11:20 ðŸ˜‰
Gw 11:20 ðŸ˜…😅
Gw 11:21 Tp cuma nawarin aja 🤦‍♂️
A    11:21 Serius lho
Gw 11:22 Iya serius
A    11:22 Lg di bathup
Gw 11:22 Iya
A    11:22 Ayo masuk aja,
Gw 11:22 Ah.., basa basi doang 😅😅😅
A    11:22 Gk basa basi lho
Gw 11:23 Ntar di VC pasti kelabakan 😅😅😅😅🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
A    11:23 Serius lho
A    11:23 Ayo siap tkut
Gw 11:23 Ah..., Coba la
A    11:23 Ayo
Gw 11:24 Iya krn dah siap kan...🤣🤣🤣🤣🤣
A    11:24 Belum lho, msh pake handuk
Gw 11:24 Mana
Gw 11:24 Gak nampak kok
A    11:24 VC
Gw 11:24 Iya sy tunggu
A  11:25 Lho kemaren, siapa yg janji tlp duluan ya😉
A    11:25 Aq yg tunggu lho 😉
Gw 11:25 Kan dah telp, tp gak diangkat
Gw 11:25 Nah sekarang gantian dong
A    11:25 Mana gk masuk
Gw 11:26 sambil aku kirim screenshot, 'Tu"
Gw 11:26 Bener kan?
Dan kemudian, Atika benar-benar melakukan panggilan VC. Ya jujur saja aku ya nggak nyangka, karena saat aku terima panggilan VC nya aku lihat Atika dalam posisi rebahan di ranjangnya. Buru-buru aku menyingkir dari teman-teman kerjaku dan mencari posisi strategis.
Dasar lonte..., rambut Atika masih nampak sedikit basah dan dia memakai baju warna biru tua lengan pendek. Ini sangat di luar dugaanku. Awalnya aku hanya mengikuti irama obrolan kami sampai akhirnya terlihat olehku tali BH nya yang berwana abu-abu. Dan secara iseng aku katakan kalau yang warna abu-abu itu membuat penasaran.
Tentu saja Atika bingung dengan perkataanku tadi sehingga dia bertanya soal apa maksud dari warna abu-abu. Dengan sedikit bercanda aku katakan kalau warna abu-abu itu adalah warna BH nya dan membuat aku penasaran. 
Singkatnya, tanpa terlalu banyak basa-basi maupun rayuan gombal, akhirnya Atika menyingkapkan bajunya dan memperlihatkan teteknya yang masih tertutup oleh BH nya.
Wuih..., dasar pepek pantat torok lonte..., besar..., dan begitu sangat besar sekali bentuk tetek Atika ini. Seperti balon... Luar biasa besarnya dan itu sangat membuat aku shock. Ah..., jadi penasaran aku akan bentuk puting teteknya, sehingga aku meminta Atika untuk membuka BH nya. Aku katakan pada Atika kalau aku sangat suka melihat perempuan yang big size, yang membuat Atika begitu terlena dan merasa dipuji.
Apalagi aku juga tahu kalau saat itu Atika sudah sangat terangsang. Beberapa kali suara desah nafas Atika yang dibarengi ucapannya yang juga sepertinya mencoba memancing birahiku. Sambil meremas kedua teteknya dia mengungkapkan keinginannya untuk menjepit kontolku diantara kedua teteknya. Bahkan berulang kali dia meminta aku untuk memperlihatkan kontolku. Tapi karena aku di tempat umum, jadi tidak bisa aku penuhi keinginan Atika itu.
Sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk meminta Atika membuka baju serta BH nya. Dan memang Atika langsung memenuhi permintaanku itu. Ah..., luar biasa besarnya tetek Atika. Bulat seperti balon dengan puting susu kecil diiringi bulatan coklat yang besar di sekeliling putingnya. Maklum saja, Atika belum punya anak, jadi masih original lah....
Tapi jujur aja, ada rasa geli saat Atika menjulur-julurkan lidahnya sambil sesekali menjilati teteknya sendiri dan berusaha terus memancing birahiku yang mungkin tujuannya agar aku memperlihatkan kontolku juga. Ah... Atika..., sahabat kecilku masa SMP...
Dalam keadaan tanpa baju, Atika terus saja mempertontonkan teteknya yang luar biasa besarnya itu padaku. Dalam obrolan kami selalu saja Atika selingi dengan meremas dan kadang menjilat sendiri teteknya serta menjulur-julurkan lidahnya padaku diselingi desah nafas memburu penuh birahi. Ah... dasar lonte... lonte...
Panjang lebar kami ngobrol sampai akhirnya aku minta Atika untuk membuka sempaknya. Ya terus terang aja kukatakan pada Atika kalau aku ingin melihat pepeknya. Saat itu aku bahasakan kalau aku ingin melihat bagian bawah Atika. Dan tanpa disangka, Atika juga mau melakukannya.
Dalam keadaan berbaring kulihat melalui VC Atika bugil tanpa sehelai benangpun di tubuhnya. Sambil aku nikmati bentuk teteknya yang besar itu, lalu aku meminta Atika untuk menggeser kameranya agar aku bisa menelusuri tubuh big sizenya. Dari wajah, kemudian ke teteknya, lalu ke bagian perutnya. Ah..., dasar lonte torok kau Atika, walau mempunyai tubuh yang big size, tapi bagiku lumayan lah, karena emang berbentuk. Dan Atika sepertinya sangat membanggakan teteknya yang besar itu, karena setelah aku meminta Atika untuk mengarahkan ke suatu bagian dari tubuhnya, kemudian dia kembali mengarahkan kameranya ke teteknya.
Hal yang paling membuat kontolku berdenyut dan ereksi yang luar biasa adalah pada saat aku minta Atika mengarahkan kameranya ke pepeknya. Benar-benar tak aku sangka dan di luar dugaanku. Karena memang seperti tak seimbang, bentuk tubuh Atika yang big size dan teteknya yang besar bulat seperti balon, tapi pepeknya kecil sekali...
Sangat terawat sepertinya pepek Atika ini. Jembutnya dia cukur licin, dan bentuk pepeknya seperti pepek anak kecil. Ah..., lonte... lonte..., ngences kontolku saat melihat pepek Atika ini.
Setelah puas aku menelusuri pepek Atika, kemudian Atika kembali mengarahkan kameranya ke teteknya. Kami ngobrol, dan aku tahu tangan kiri Atika saat kami ngobrol sedang berada di pepeknya. Karena nampak jelas dari kamera tangan kiri Atika dalam posisi ke bawah dan nafasnya sangat memburu.
Ah..., lonte kau Atika, ngocok si Atika saat kami ngobrol. Karena saat aku meminta Atika untuk kembali mengarahkan kameranya ke pepeknya, aku lihat tangan kiri Atika sedang menggesek bagian atas belahan pepeknya. Yang pasti sekitar itilnya lah. Lonte... lonte...
Tapi sayangnya tak begitu lama Atika mengarahkan kameranya saat tangan kirinya itu sedang bermain di pepeknya. Wuih.., seandainya posisiku benar-benar di tempat strategis, mungkin aku akan ngocok juga. Atika ngocok pepek dan aku ngocok kontol.
Desah nafas Atika terdengar jelas memburu seiring dengan tangan kirinya yang nampak cepat bergerak-gerak. 
Lalu aku minta Atika untuk bangkit dari ranjang dan berdiri sambil aku minta agar Atika mengarahkan kameranya ke tubuhnya. Wuih..., pepek torok lonte kau Atika... Walau big size tapi sangat seimbang bentuknya. Malahan pepek Atika yang kecil itu membuat nilai lebih akan keindahan tubuhnya. Pasti sempit pepek Atika itu. Dasar pepek lonte..., begitu menggairahkan sekali tubuh si Atika.
Setelah puas melihat Atika bugil berdiri, kami lanjutkan obrolan kami. Atika duduk di tepi ranjang dan kemudian dia merebahkan diri. Dan karena sudah terlalu lama kami ngobrol, dan mungkinpun sudah puas tadi Atika ngocok pepeknya, akhirnya kami akhiri dulu obrolan kami dan akan dilanjut di hari berikutnya dan Atika meminta aku untuk telanjang di depannya sewaktu nanti kami VC.
Ah..., lonte pepek pantat torok kau Atika. Sebenarnya bukan orang sembarangan kau Atika. Kau lulusan S2 dan akan menjalani pendidikan S3. Kau juga mempunyai jabatan yang lumayan tinggi dalam karirmu. Ah..., Atika..., sahabat kecil masa SMP ku.

Minggu, 10 Januari 2021

Ngocok Di Depan "Putri" Dan "Jeni"

Tanggal 10-01-2021, jam 17:05 aku bugil ngocok di depan Putri dan Jeni. Ini adalah kejadian yang jarang terjadi, dimana Putri dan Jeni secara berdampingan menjadi target ngocokku hingga aku nembak mani. 
Dari siang hari aku sudah begitu semangat bugil ngocok di jendela karena tetangga sekitar 3 rumah dari rumahku sedang mengadakan pesta. Begitu banyak cewek-cewek yang melintas di depan rumahku yang membuat aku begitu semangat mengarahkan kontolku yang aku kocok ini ke arah mereka.
Hingga di sore harinya aku dengar suara pintu gerbang Jeni terbuka dan tak lama kemudian Jeni keluar, rupanya dia pergi ke pesta itu. Begitu penuh birahi tatapan mataku mengarah ke tubuh Jeni yang secara perlahan berjalan melewati aku. Dasar pepek pantat lonte..., mantap sekali lekuk tubuh si Jeni ini... Memang dari segi wajah tidak seperti yang aku harapkan lah, tapi lekuk tubuhnya itu lho... Dia memakai celana legging yang otomatis menampakkan pantatnya yang montok itu. Lonte... lonte..., dan akupun semakin merapatkan tubuhku ke jerjak jendela hingga kepala kontolku menyentuh kaca jendela. Sangat cepat aku kocok kontolku ini disaat Jeni tepat berada di depanku. Aku biarkan suara hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku ini terdengar jelas.
Tak lama setelah Jeni berlalu dari hadapanku, kemudian Putri juga nampak berjalan  dan sepertinya akan melewati rumahku juga. Wah..., ternyata dia pergi ke pesta itu juga. Ah..., dasar pepek... lonte... cepat sekali jalan si Putri ini sehingga tidak begitu lama aku ngocok di depannya.
Sambil menunggu Jeni dan Putri, aku mengikat buah zakarku dan setelah itu aku lanjut ngocok lagi di jendela. Kopyor-kopyor buah zakarku yang aku ikat itu bergerak naik turun seiring dengan kocokan tanganku di kontolku.
Sekitar setengah jam berlalu, aku mendengar suara Putri dan Jeni sepertinya sedang ngobrol sambil bercanda. Akupun semakin merapatkan tubuhku ke jerjak jendela dan semakin mempercepat kocokan di kontolku.
Benar saja, aku lihat Putri berjalan di depan Jeni sambil mereka bercanda dan tertawa.
Dasar lonte... torok... itil... pepek... pantat..., rutuk hatiku pada Putri yang tiba-tiba berhenti tepat di depan gerbang rumahku. Pepek... pepek..., terlihat Putri begitu menggoda sekali... 
Jujur, aku jadi teringat dulu aku pernah ngocok berhadap-hadapan secara langsung dengan Putri sampai aku muncrat-muncrat mani di depannya, tapi si Putri ini cuek sekali. Ah..., memang saat itu Putri masih SMP.
Karena Putri berhenti di depan gerbang rumahku, membuat Jeni juga menghentikan langkahnya ikut berdiri di depan gerbang rumahku. Mereka melanjutkan obrolannya sambil terkadang dibarengi tawa. Sesekali aku lihat Putri melirik ke jendela di mana aku dalam keadaan bugil ngocok mengarahkan kontolku ke mereka. 
Begitu aku nikmati hentakan kocokan tanganku di kontolku sambil memandang penuh birahi pada Putri dan Jeni yang sedang ngobrol tepat di depan gerbang rumahku. Dasar lonte... pantat... torok... itil... pepek si Putri dan Jeni ini... rutuk hatiku sambil terus mempercepat kocokan tanganku di kontolku. Suara berisik tanganku yang sedang mengocoki kontolku beradu dengan jerjak jendela dan suara kopyor-kopyor buah zakarku yang juga beradu dengan tanganku benar-benar tidak aku perdulikan. Aku tahu, Putri dan Jeni tampak saling bergantian memandang ke jendela rumahku saat mereka ngobrol. Aku juga tahu, pasti nampak jelas oleh mereka berdua kalau aku dalam keadaan bugil ngocok di depan mereka. Terkadang sangat jelas nampak gerakan salah tingkah dari si Putri maupun Jeni sesaat setelah mereka melirik ke jendela rumahku. Ya iyalah..., siapa yang gak salah tingkah melihat kontol yang dikocok. Jelas nampak olehku,  Puri dan Jeni berulang kali mereka saling bergantian memandang ke jendela rumahku, seperti kurang puas memandangi tubuh bugilku yang sedang ngocok di jendela ini, tapi malu untuk terus memandangnya. Ah..., aku benar-benar masa bodo aja. Bahkan aku semakin merapatkan tubuhku ke jerjak jendela dan terkadang kepala kontolku menyentuh kaca jendela.
Hingga akhirnya dengan tubuhku yang begitu hebat berkelonjotan penuh kenikmatan, aku menjauhkan tubuhku dari jerjak jendela dan nembak begitu banyak mani yang sebagian maniku itu tak sempat aku tampung dan berceceran di lantai. Ah..., nikmatnya ngocok di depan Putri dan Jeni yang sedang ngobrol di depan gerbang rumahku dan jarak antara aku dengan mereka tidak lebih dari 2 m.
Hingga akhirnya kelonjotan tubuhku sudah mereda, di depan mereka juga aku membuka ikatan di buah zakarku, dan kemudian aku melap ceceran maniku dengan celanaku. Setelah itu aku ke kamar mandi untuk membersihkan mani di tanganku, dan tak lama kemudian Putri dan Jeni berlalu dari gerbang rumahku, pulang ke rumah masing-masing.
Ah..., dasar lonte pepek pantat si Putri dan Jeni ini...