Senin, 22 Agustus 2016

Ceceran Maniku Di Ranjang Mertua

Sungguh aku gak tahu, kenapa aku begitu terobsesi dengan mertuaku. Sudah di atas 50 tahun padahal usianya. Tapi kenapa mertuaku itu selalu membuat birahiku menggelegak. Tanggal 16-08-2016 dari jam 15:05-15:45 aku bugil ngocok di kamar mertuaku. Kebetulan mertuaku sedang pergi ke A S, jadi aku bebas masuk ke dalam kamar mertuaku. Sebenarnya di rumah ada **** dan *****. Mereka aku suruh tidur. Dan setelah memastikan **** dan ***** sudah tidur, kemudian aku masuk ke dalam kamar mertuaku.
Setelah menutup dan mengunci pintu kamar mertuaku, lalu aku buka celanaku. Begitu bermain hayalanku saat kupandangi ranjang mertuaku. Seandainya saat itu mertuaku sedang berbaring di atas ranjang  menanti untuk aku kentot, ah... pasti nikmat sekali pepeknya.
Karena tirai jendela kamar tertutup, lalu aku naik ke atas ranjang mertuaku untuk membuka tirai jendela tersebut. Kebetulan ranjang mertuaku berdampingan dengan jendela. Aku buka lebar tirai jendela itu. Lalu aku buka bedcover ranjang mertuaku. Sengaja aku lakukan karena aku berencana mau nembak maniku di ranjang mertuaku.
Kembali aku naik ke atas ranjang mertuaku dan ngocok di jendela yang menghadap ke halaman depan rumah dengan begitu santai. Di seberang jalan ada aku lihat tetanggaku yang perempuan sedang berdiri di depan gang. Semakin aku dekatkan posisiku dan kontolku yang sedang aku kocok dengan kaca jendela.
Karena saat itu aku kebelet kencing, aku sudahi dulu acara ngocokku di jendela dan kemudian aku kencing di ranjang mertuaku. Sengaja aku arahkan air kencingku tidak di satu tempat aja, melainkan di beberapa tempat di ranjang mertuaku.
Di beberapa bagian ranjang mertuaku nampak begitu nyata basah karena air kencingku. Setelah aku kencing, kulanjutkan kembali acara ngocokku di jendela kamar mertuaku. Bugil berdiri di atas ranjang mertuaku menghadap ke jendela sambil merapatkan tubuhku ke jendela sampai kepala kontolku menempel di kaca jendela. Jam 15:05-15:45 aku bugil berdiri di atas ranjang mertuaku sampai akhirnya aku nembak begitu banyak mani dan sengaja aku biarkan berceceran di ranjang mertuaku.
Setelah itu aku pasang kembali bedcover ranjang mertuaku dan aku kututup kembali tirai jendela sambil berharap agar yang pertama sekali tidur di atas ranjang yang berceceran air kencing dan maniku itu adalah mertuaku.

Tanggal 18-08-2016 dari jam 15:00-16:00 saat di rumah hanya aku seorang, kembali dalam keadaan bugil aku masuk ke dalam kamar mertuaku. Karena mertuaku belum juga pulang dari A S, jadi sudah keburu kering lah air kencing dan maniku yang berceceran di atas ranjangnya.
Dalam keadaan bugil dan sedang kebelet kencing, sambil aku pegang kamera aku masuk ke dalam kamar mertuaku. Aku rekam aktifitasku saat itu dengan kameraku. Aku naik ke atas ranjang mertuaku untuk membuka tirai jendela, lalu turun lagi dari atas ranjang mertuaku dan membuka bedcover. Aku berdiri di sisi ranjang dan kencing di ranjang mertuaku lagi. Aktifitas itu aku rekam dengan kameraku. Tapi karena kurang nyaman, akhirnya aku matikan kameraku dan aku kembali naik ke atas ranjang mertuaku.
Bugil ngocok di atas ranjang mertuaku sambil lebih mendekatkan tubuhku ke jendela kamar. Aku sadar, kalau kaca jendela kamar mertuaku tidaklah begitu pekat hitamnya. Karena kalau tirai jendela itu terbuka, akan sangat jelas isi ruang kamar mertuaku bila kita melihatnya dari luar rumah. Tapi itu memang aku sengaja. Karena selama aku ngocok, ada saja tetanggaku yang cewek yang keluar atau sekedar berdiri di depan gang depan rumah mertuaku. Walau jarak gang tersebut ada sekitar 30 m dari rumah mertuaku, tapi aku sangat yakin para cewek-cewek itu dapat melihat aku yang sedang bugil ngocok di jendela kamar mertuaku.
Ngocok sambil menghayalkan kontolku berada di dalam pepek mertuaku semakin membuat kenikmatan ngocok yang aku rasakan semakin bertambah. Sampai akhirnya aku nembak mani dan aku biarkan berceceran di ranjang mertuaku.
Setelah selesai nembak mani, beberapa saat kemudian aku kembali kencing di ranjang mertuaku. Aku pasang kembali bedcover ranjang mertuaku, kemudian aku keluar dari kamar mertuaku sambil tetap berharap agar mertuaku cepat pulang dari A S dan tidur di ceceran air kencing dan maniku.
Tapi keesokan harinya, Mi datang dari dinas luar kotanya dan tidur di kamar mertuaku. Dan pastinya dia lah yang pertama sekali tidur di atas ceceran air kencing dan maniku. Gak apa lah, toh Mi juga merupakan sasaran ngocokku. Aku juga pernah ngocok di belakangnya. Mi, mertuaku, Ning dan In merupakan target ngocokku. Dan begitu aku harapkan mereka mau berdiri berjejer dalam keadaan bugil menunggu aku kentot secara bergilir. Mungkin kalau kejadiannya bisa seperti itu, pastinya yang akan aku kentot pertama kali adalah mertuaku, karena menghargai posisi mertuaku yang otomatis ibunya In, Mi dan Ning. Baru kemudian kakak beradik itu aku kentot secara bergilir. Tapi apa mungkin bisa terjadi ya... ?

Minggu, 14 Agustus 2016

Ngocok Di Halaman Depan Rumah

Tanggal 14-08-2016 sebenarnya aku punya rencana untuk berlibur. Tapi dengan melihat kondisi yang ada, sepertinya aku mulai berubah pikiran. Seluruh keluarga *****ku ikut liburan dan otomatis di rumah pasti nggak ada orang.
Hal itu yang membuatku menjadi lebih memilih untuk tidak ikut. Dengan berbagai alasan, akhirnya *****ku dan mertua serta para ipar nyerah dengan pilihanku untuk tidak ikut mereka.
Sekitar jam 00:00 *****ku dan keluarga lainnya mulai berangkat dari rumah. Tak lama setelah mereka melewati halaman rumah, aku kembali masuk ke dalam rumah dan langsung membuka pakaianku.
Bugil di rumah sambil aku menghidupkan laptop dan langsung memutar film porno koleksi pilihanku.
Sekitar 1 jam bugil ngocok menonton film porno di ruang TV yang lampunya terang benderang, akhirnya aku berjalan ke pintu depan.
Secara perlahan aku buka sedikit demi sedikit pintu depan rumah mertuaku sambil aku mengawasi keadaan sekitar rumah. Sampai akhirnya pintu depan terbuka lebar dan aku mulai berdiri ngocok dengan keadaan bugil.
Jujur, sebenarnya aku kurang nyaman dengan keadaan sekitar, khususnya lampu luar rumah yang sangat terang. Lalu aku sudahi dulu acara ngocokku sambil aku tutup kembali pintu depan.
Kembali aku tonton film porno di laptopku sampai akhirnya kenekatanku tiba-tiba muncul. Santai aku mulai mematikan lampu luar rumah mertua dan kembali membuka pintu depan rumah. Beberapa saat aku ngocok di pintu depan rumah. Karena sepertinya sangat tanggung, dengan kondisi yang sedikit gelap karena lampu luar rumah sudah aku matikan, akhirnya dengan santai aku berjalan ke halaman depan rumah mertuaku dengan kondisi bugil. 
Tidak aku hiraukan keadaan lampu-lampu di luar rumah tetanggaku yang terang, karena aku saat itu sudah sangat terujung mau menembakkan mani.
Sangat santai aku dalam keadaan bugil berdiri di tengah halaman depan rumah mertuaku. Sangat santai aku kembali mengocoki kontolku. Menikmati setiap hentakan-hentakan tanganku yang mengocoki kontolku. Aku tandai dari jam 01:15-01:20 aku bugil berdiri sambil ngocok di tengah halaman depan rumah mertuaku sampai akhirnya aku nembak mani dan aku biarkan maniku itu berceceran di halaman rumah mertuaku. Sangat kental dan banyak maniku yang keluar berceceran di halaman depan rumah mertuaku itu. Setelah nembak mani aku kembali masuk ke dalam rumah dan menghidupkan lagi lampu luar rumah, lalu tidur di kamarku dengan kondisi bugil dengan posisi pintu kamar yang aku buka lebar.
Sekitar jam 06:30 Ning duluan sampai di rumah. Aku sangat meyakini, pasti Ning dapat dengan jelas melihat bekas ceceran maniku di halaman depan.
Dan siang harinya dari jam 13:40-14:00 aku dapat bonus dari Ning, karena Ning sepertinya membiarkan aku untuk melihat putih pahanya yang montok itu. Saat itu Ning memakai celana yang bolong bagian depan tepat sekitar 10 cm dari pangkal pahanya. Dan dari bahasa tubuhnya, sepertinya Ning sengaja membuat gerakan-gerakan yang sedikit erotis di depanku, yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
Hal itu mungkin saja terjadi, karena kalau benar Ning melihat ceceran maniku, berarti sudah dua kali dia melihatnya. Yang pertama saat dulu aku pernah ngocok di depan kamarnya dan membiarkan maniku berceceran di lantai depan kamarnya. Dan pagi hari saat Ning keluar kamarnya, Ning menginjak ceceran maniku. Sangat jelas saat itu aku mendengar Ning berkata "Ihh...., apa ni...".
Dan yang kedua adalah di halaman depan rumah. Ya mungkin saja sangat wajar jika siang itu Ning sepertinya sengaja mempertontonkan lekuk tubuhnya yang menggiurkan itu di depanku. Dan dengan sengaja memakai celana legging hitam bercorak bunga yang koyak di bagian depan pahanya. Serta sengaja tiduran dengan terkadang membuat gerakan-gerakan yang sedikit erotis di depanku, walau saat itu suaminya ada di sampingnya. Ah..., lonte pepek pantat kau Ning...