Selasa, 19 November 2024

Hampir Kepergok Bugil Ngocok

Tanggal 19-11-2024, jam 07:54 aku hampir kepergok ngocok sama mertuaku. Ah..., entahlah..., apakah itu faktor kebetulan atau apa, aku tak tahu. Aku sadar, mertuaku itu kadang memperlihatkan secara jelas sikap kecurigaannya padaku. Itu sangat jelas nampak dari bahasa tubuhnya. Beberapa kali aku sering melihat mertuaku itu menoleh secara tiba-tiba saat aku sedang berada di belakangnya, atau sikapnya yang sepertinya menjaga jarak padaku. Walau kadang dia sepertinya membiarkan aku menyaksikan dan menelusuri keindahan lekuk tubuhnya saat dia berjalan di depanku. Bahkan, terkadang mertuaku itu seperti mempermainkan birahiku saat dia jongkok atau sedikit nungging di depanku yang otomatis menampilkan bentuk pantatnya yang montok itu, dan dia lakukan seperti sengaja berlama-lama mengerjakan sesuatu. Ah..., dengan usianya yang sudah hampir 63 tahun, tapi memang gak bisa aku pungkiri montok dan indahnya bentuk tubuh mertuaku itu. Begitu sangat menggoda dan membuat imajinasiku bermain seiring dengan letupan birahiku.
Dan di pagi hari saat aku hanya sendiri di rumah, saat aku di dapur, aku melihat pintu kamar mandi rumah mertuaku masih dalam kondisi tertutup. Ah..., begitu bermainnya imajinasiku seandainya mertuaku itu mau aku ajak ngentot di rumahnya. Pasti bisa sangat puas aku ngentot dengan mertuaku dari pagi hingga siang hari dengan pintu rumah mertuaku yang terbuka lebar karena pasti orang gak akan curiga. Esh..., lonte pepek torok..., begitu inginnya aku secara sadar mertuaku itu mau aku ajak ngentot denganku. Pasti tumpah lendir pepeknya dan melumuri batang kontolku. Esh..., pasti akan aku buat sampai terkencing-kencing pepeknya itu.
Ya..., aku sadar kok, gak akan mungkin mertuaku itu secara sadar mau aku ajak ngentot dan pastinya gak akan mungkin terjadi, itu semua hanya imajinasiku saja. Toh dengan sikap mertuaku saja yang kadang seperti itu, yang curiga dan terkadang menjaga jarak denganku, membuat aku begitu sangat berhati-hati dalam menjadikan dia sebagai target ngocokku. Bisa aja aku memberikannya obat tidur dan berbuat apa aja saat mertuaku itu terlelap, tapi sensasi dan adrenalinnya pasti gak aku dapatkan. Esh..., lonte pepek pantat torok memang mertuaku itu...
Dan pintu kamar mandi rumah mertuaku yang masih dalam posisi tertutup itu membuatku sepertinya tertantang untuk ngocok di depan pintu dapur rumahku. Esh..., entahlah..., begitu kuat rangsangan dan imajinasi birahiku pada mertuaku itu. Beberapa kali aku berjalan hilir mudik di dapur rumahku dan bahkan kadang aku membuka pintu depan rumahku sambil memastikan keberadaan mertuaku yang pintu depan rumahnya juga dalam kondisi tertutup. Ah..., pepek pantat torok lonte..., terasa semakin menggebu birahiku.
Beberapa kali aku sengaja ngocok di ruang tamu rumahku dengan posisi pintu depan rumah yang terbuka lebar, tapi sensasi yang aku dapat sepertinya kurang. Hal itu yang membuatku akhirnya melangkahkan kaki ke dapur rumahku dan berhenti di pintu dapur sambil melihat ke pintu kamar mandi mertuaku. Esh..., pepek pantat lonte kau mertuaku..., begitu tak tertahankan keinginanku untuk ngocok di depan pintu dapur rumahku. 
Saat itu aku begitu santai melorotkan bagian depan celanaku sambil mengeluarkan kontolku dan memandang ke pintu kamar mandi rumah mertuaku. Begitu santai tangan kananku mulai mengocoki kontolku, sementara tangan kiriku menahan bagian depan celanaku. Esh..., pepek lonte..., begitu aku nikmati setiap hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku. Esh..., begitu nikmat...
Tapi jujur..., tak begitu besar adrenalin dan sensasi gemuruh di dadaku karena saat itu aku masih mengenakan celana. Dan itu yang membuatku akhirnya menghentikan acara ngocokku sambil melorotkan seluruh celanaku hingga saat itu aku benar-benar dalam kondisi bugil. Esh..., berdiri telanjang tanpa sehelai benangpun di tubuhku sambil menghadap langsung ke arah pintu kamar mandi rumah mertuaku. Ah..., kontolku benar-benar memberontak ingin dikocok.
Saat itu suara aktifitas mertuaku terdengar jelas. Prediksiku saat itu mertuaku itu sedang berada di dapurnya dan terkadang di kamar mandinya. Esh..., lonte pepek torok..., imajinasiku begitu bermain seiring dengan semakin cepatnya kocokan tanganku di kontolku. Suara hentakan tanganku begitu terdengar sangat jelas dan menambah sensasi kenikmatan ngocokku. Pinggulku juga ikutan bergoyang seiring kenikmatan yang aku rasakan saat itu. Ah..., nikmatnya...
Esh..., lonte pepek torok..., nikmatnya dan penuh sensasi, ngocok berdiri dalam keadaan telanjang sambil menghadap ke pintu kamar mandi rumah mertuaku. Walaupun aku tahu kalau mertuaku sedang berada di dalam rumahnya, bahkan sedang beraktifitas di dapur dan di dalam kamar mandi, tapi itu semua aku abaikan. Karena kondisi itu begitu memicu adrenalinku. Sejujurnya sudah beberapa kali aku menahan dorongan maniku agar tidak keluar, sampai akhirnya saat itu aku memutuskan untuk menyudahinya dan bersiap-siap untuk memuncratkan maniku dengan lebih mempercepat kocokan tanganku di kontolku. Suara desahan nafasku yang memanggil nama mertuaku sepertinya tertutupi oleh suara hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku. Esh..., lonte..., begitu nikmatnya aku merasakan aliran maniku yang mulai naik dari pangkal kontolku hingga ke batang kontolku...
Tapi..., dasar pepek pantat torok..., tiba-tiba mertuaku membuka pintu kamar mandinya dan langsung mengeluarkan kepalanya, seakan ingin memergoki aku yang sedang berdiri bugil ngocok di pintu dapur rumahku. Pepek pantat lonte torok..., hanya sepersekian detik saja aku hampir kepergok ngocok oleh mertuaku. Dasar lonte pepek pantat torok..., aku muncrat mani di saat aku menghindar dan berlalu dari pintu dapur sebelum wajah mertuaku itu benar-benar menghadap ke arah aku. Ah..., pepek mertuaku itu..., berceceran mani jadinya lantai dapur rumahku.
Esh..., pepek pantat lonte..., sesaat setelah aku membersihkan ceceran mani yang berada di lantai dan mengenakan kembali celanaku, kemudian aku pura-pura ke kamar mandi sambil melirik ke pintu kamar mandi rumah mertuaku yang ternyata sudah dia tutup kembali. Pepek dasar pepek..., berarti mertuaku itu sengaja ingin memergoki aku ngocok. Hanya saja saat dia mengeluarkan kepalanya dari pintu yang dia buka setengah itu, dia kurang cepat memalingkan wajahnya ke arah aku. Esh..., dasar pepek pantat torok kau mertuaku. Mungkin saja yang membuat mertuaku melakukan hal itu karena suara hentakan tanganku yang begitu cepat mengocoki kontolku terdengar jelas olehnya. Apalagi saat itu dia beraktifitas di sekitar dapur dan terkadang di dalam kamar mandinya. Aku yakin dia mendengar jelas suara hentakan itu dan teringat pengalamannya yang pernah memergoki aku ngocok di ruang depan rumahnya saat dia berjalan dari dapur menuju ruang TV, kejadian itu tanggal 13-05-2022. Walaupun kejadian itu sudah 3 tahun berlalu, tapi pasti dia ingat. Pasti dia ingat bagaimana dia memalingkan wajahnya saat melihat aku ngocok dan mengurungkan langkahnya untuk meletakkan gelas di ruang TV. Aku begitu yakin mertuaku masih ingat saat dengan suara datar dan suasana yang begitu kaku dia bertanya padaku ,"ada apa, ***", saat dia mengetahui aku kembali masuk ke dapur rumahnya. Ah..., mertuaku...