Tanggal 22-10-2023 sekitar jam 05:40 Nilma datang bersama suaminya serta Kia. Bersama mereka juga ikut keluarga dari Nilma dan mertuaku yang beberapa waktu yang lalu berada di A S di rumah Ning. Jujur saja, aku begitu bersemangat sekali untuk menjadikan Kia sebagai target ngocokku. Tapi aku juga menyadari, peluangku sangat tipis karena di rumahku juga ramai. Aku harus benar-benar mempertimbangkan setiap langkahku.
Kia datang ke rumahku dan langsung bermain bersama ** dan *****. Aku hanya bisa menunggu dan mencoba mencari kesempatan dengan duduk sambil pura-pura mendampingi mereka. Kemudian aku masuk ke kamarku untuk mengambil jalinan rambut mertuaku dan kemudian aku ikat di kepala kontolku. Ah..., Kia..., sebenarnya aku begitu tidak dapat menahan keinginanku untuk ngocok di depannya. Pandangan mataku begitu mengawasi pergerakan Kia yang sedang bermain. Walau kadang aku masuk ke kamarku dengan membiarkan pintu kamar terbuka agar aku tetap bisa melihat Kia sambil sesekali meremas kontolku yang sudah berdenyut hebat. Sambil duduk di tepi ranjang aku memperhatikan Kia yang sedang duduk di kursi tamu yang menghadap ke kamarku walau dia tidak melihat ke arah aku. Saat aku mendengar suara ** dan ***** berada di halaman rumah, dengan penuh semangat aku bangkit dari ranjang sambil mengeluarkan kontolku.
Jam 06:34 dengan santainya aku berjalan keluar dari kamarku dengan kontol yang sudah berada di luar celanaku dan langsung berhenti tepat di depan Kia yang sedang duduk. Langsung saja pandangan mata Kia tertuju pada kontolku dan dengan tiba-tiba aku raih tangan kiri Kia untuk memegang kontolku. Kia yang menyadari tangan kirinya sedang memegang kepala kontolku dengan segera menarik tangannya dengan tatapan mata yang tertuju pada kontolku. Sayangnya aku gak sempat mengabadikan kejadian itu.
Setelah mengetahui reaksi Kia yang hanya terkejut dan hanya menarik tangannya yang menyentuh kontolku. Kemudian aku kembali masuk ke kamarku sambil menunggu kesempatan berikutnya. Ah..., Kia..., lonte kecil yang jinak-jinak merpati. Pada jam 06:41 aku melihat ada suatu kesempatan yang bisa aku lakukan pada Kia. Sambil membawa HPku dan memposisikan mode memphoto, saat Kia sedang makan roti, perlahan aku keluar dari kamarku dengan posisi kontol yang sudah berada di luar celanaku. Lalu aku mendekati Kia dan mengangkatnya untuk aku pangku di paha kiriku. Ah..., karena Kia tidak begitu banyak bereaksi membuat aku begitu santai mengarahkan HPku untuk memphoto posisi kontolku yang berada di luar celanaku dan posisi Kia yang berada di pangkuanku. Tapi sayangnya saat itu posisi tangan kanan Kia sedang memegang roti sehingga aku tidak dapat membimbing tangannya untuk memegang kontolku, sementara jangkauan tangan kiri Kia terlalu jauh untuk dapat memegang kontolku. Entah kenapa Kia begitu santai saat aku pangku dan nampak dia nyaman. Aku juga tidak begitu yakin apakah Kia tahu saat itu kontolku berada di luar celanaku saat aku memangkunya. Ada 2 photo yang sangat jelas yang akhirnya aku simpan saat aku hanya memangku Kia tanpa membimbing tangannya untuk memegang kontolku. Dan karena kondisi yang tidak memungkinkan, kemudian aku menutupi kontolku dengan ujung bajuku dan menurunkan Kia dari pangkuanku, lalu aku kembali masuk ke kamarku.
Tapi tak berapa lama kemudian aku kembali menghampiri Kia saat aku merasa bahwa kondisi sudah memungkinkan dan bertepatan di saat itu Kia sedang memegang rotinya dengan tangan kirinya. Jam 06:49 dengan kontol yang sudah keluar dari celanaku kemudian Kia aku pangku. Dan sambil mengajaknya bercanda, perlahan aku membimbing tangan kanan Kia untuk memegang kontolku. Beberapa kali aku memposisikan kontolku agar benar-benar dapat Kia pegang. Ah..., Kia begitu nyaman dan begitu santai berada di pangkuanku di paha kiriku. Dan akupun secara perlahan membimbing tangan kanan Kia untuk memegang kontolku.
Awalnya aku meletakkan tangan kanan Kia itu di sekitar kontolku sambil memphotonya. Dan karena Kia tidak bereaksi dengan tidak menarik posisi tangannya, kemudian secara perlahan aku menempatkan tangan kanan Kia itu tepat di kontolku sambil aku juga memphotonya. Kembali aku lebih menyingkapkan ujung bajuku agar tangan Kia benar-benar menyentuh dan memegang kontolku. Ah..., si Kia lonte kecil yang selalu menggelitik birahiku. Saat itu Kia benar-benar nyaman berada di pangkuanku dengan posisi tangan kanannya yang memegang kontolku. Aku bahkan memphoto ekspresi wajah Kia yang sedang santai mengarahkan wajahnya ke siaran TV dengan tangan kanannya yang sedang memegang kontolku. Lonte kecil kau Kia..., sepintas memang Kia melihat ke arah kontolku yang sedang dia pegang. Tapi mungkin saat itu dia masih berpikir sedang memegang apa. Dan sesaat setelah photo ke 4 dalam posisi tangan Kia yang sedang memegang kontolku, kembali Kia melihat ke arah tangannya yang sedang memegang kontolku sambil sedikit membuat gerakan seperti ingin merasakan sesuatu dan akhirnya Kia menyadari kalau saat itu dia sedang memegang kontolku. Kemudian Kia menarik tangannya dan meminta turun dari pangkuanku. Dasar lonte kecil kau Kia..., jadi tanggung rasa birahiku saat itu.
Dan tak berapa lama setelah Kia turun dari pangkuanku, dia kembali ke rumah mertuaku. Ah..., lonte pepek torok kau Kia... Akupun harus bersabar untuk tidak ngocok karena aku begitu terobsesi untuk benar-benar dapat ngocok di depan Kia. Walau aku gak begitu yakin apakah akan ada kesempatan bisa ngocok di depannya. Tapi setidaknya aku sudah mempunyai 6 photo awal hingga akhir proses dimana Kia memegang kontolku yang bisa aku gunakan saat aku ngocok seandainya aku memang tidak punya kesempatan untuk menjadikan Kia sebagai target ngocokku.
Tapi di saat pagi menjelang siang, Kia kembali datang dan bermain bersama **. Ah..., begitu sangat sabarnya aku mencari kesempatan agar aku bisa ngocok secara langsung di depan Kia. Kadang aku pura-pura mendampingi mereka bermain dan seringnya aku di dalam kamarku sambil mempermainkan kontolku menunggu kesempatan yang ada. Dan akhirnya, saat ** mandi, dan *****ku juga berada di dalam kamar mandi membuat aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada.
Sambil sedikit mengintip dari pintu kamarku untuk melihat situasi yang ada karena posisi pintu depan rumahku terbuka lebar. Dan begitu aku mengetahui secara pasti saat itu Kia sedang sendirian di ruang tamu dan sedang merebahkan dirinya dalam posisi telungkup di kursi panjang depan TV, dari dalam kamarku dengan posisi kepala kontol yang masih terikat jalinan rambut mertuaku, kemudian aku ngocok sambil berjalan mendekati Kia. Tangan kiriku memegang HPku untuk merekam aktifitas ngocokku, sementara tangan kananku tak hentinya terus mengocoki kontolku.
Kia sebenarnya mengetahui kalau saat itu aku sedang berjalan mendekatinya. Jam 10:01 saat Kia sambil tersenyum memalingkan wajahnya ke arah aku yang sedang berjalan ngocok mendekati dirinya. Hanya sepintas Kia melihat kontolku yang sedang aku kocok saat Kia bangkit duduk dan kemudian dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan bagaimana kontolku yang sedang aku kocok berada sekitar 15 cm dari wajahnya. Dan saat aku sedikit menjauhkan kontolku menjadi sekitar 30 cm dari wajah Kia, barulah Kia dapat benar-benar menyaksikan bagaimana kontolku yang terikat dengan jalinan rambut mertuaku itu aku kocok tepat di depan wajahnya.
Begitu panik Kia melihat kontolku yang sedang aku kocok sekitar 30 cm dari wajahnya. Nampak jelas Kia berusaha menghindar. Dari posisi duduk, Kia berusaha bangkit dari kursi sementara aku terus saja mendekati wajahnya dengan kontol yang sedang aku kocok. Sangking paniknya Kia, saat dia sudah benar-benar akan bangkit dari kursi dan terhalang aku yang sedang ngocok di depannya, Kia akhirnya 2 kali menendang paha kiriku dengan kaki kanannya sementara aku semakin mempercepat kocokan tanganku di kontolku.
Ah..., dasar lonte kecil si Kia itu. Tepat pada saat Kia sudah berhasil bangkit berdiri dari kursi, Kia masih tetap saja memperhatikan kontolku yang semakin cepat aku kocok, dan akhirnya aku nembak mani. Ah..., lonte kau Kia, hanya sekitar 15 cm jarak antara kontolku yang sedang muncrat mani dengan wajahnya. Begitu jelas pandangan mata Kia melihat muncratan maniku keluar dari kontolku.
Tapi ya memang dasar lonte..., begitu aku berkelonjotan penuh kenikmatan sambil meremas kepala kontolku dengan tangan kananku agar maniku tak berceceran di lantai, Kia hanya berjalan di belakangku sambil wajahnya melihat ke kontolku sesaat sebelum dia benar-benar melewati aku dan akhirnya dia kembali duduk di kursi semula. Esh..., dasar lonte kau Kia...
Semuanya begitu jelas terekam di kamera video HPku.