Jumat, 21 April 2023

Ngobrol Sambil Ngocok Di Depan "Kia"

Tanggal 21-04-2023, jam 11:17 santai saja aku menggesekkan kontolku di bagian kiri wajah Kia yang sedang duduk bermain HP Nilma di sampingku. Walau pada saat itu di rumahku ada ** yang sedang menonton TV bersama b*** yang datang dari A S, dan ***** serta **** sedang berada di kamar, tapi karena ada kesempatan, ya aku pergunakan dengan sebaiknya.
Dari posisi duduk, perlahan aku mencoba menurunkan bagian depan celana pendekku untuk mengeluarkan kontolku. Tapi karena sulit, akhirnya aku berdiri sambil mengeluarkan kontolku di depan Kia. Mungkin Kia terlalu asik dalam permainan di HPnya yang membuat dia tidak menyadari kalau kontolku sudah berada sekitar 30 cm dari wajahnya. Dengan sangat santai aku menggesekkan dan menekan kontolku di bagian kiri wajah Kia. Ah..., dasar lonte..., Kia hanya diam saja dan membuat birahiku begitu terbakar. Tapi sayangnya, karena situasi tidak memungkinkan, aku tidak dapat melanjutkan aksiku terlalu lama dan hanya bisa menikmati denyut birahi pada kontolku, duduk di samping Kia yang tak berapa lama kemudian pulang ke rumahnya. Ah..., dasar lonte pepek torok...
Tapi kemudian aku seperti mendapat suatu kesempatan lagi saat aku di kamar mandi mendengar Kia sedang dimarahi oleh Nilma karena terus bermain HP. Sayup aku mendengar suara Kia yang sedang terisak menangis. Akupun kemudian pura-pura berdiri di depan pintu rumahku dan mendapati Kia yang sedang menangis di teras rumah mertuaku. Dari pintu rumahku sengaja aku seperti membujuk Kia yang sedang menangis.
Sengaja aku sedikit mengeraskan suaraku, agar Nilma mendengar suaraku, saat aku membujuk Kia untuk berhenti menangis sambil aku menghampiri Kia lalu menggendongnya dan membawanya masuk ke rumahku. Begitu sampai di rumahku, Kia langsung aku pangku. Beberapa kali aku mencoba untuk mencari kesempatan untuk dapat mencium bibir Kia. Aku tahu b*** yang sedang menonton TV terkadang melihat ke arah aku yang berusaha terus mencium bibir Kia, tapi mungkin dia kira aku sedang bermain dengan Kia, b*** sepertinya tidak begitu menghiraukan gerak-gerikku. Sampai akhirnya saat Kia sudah aku pangku dengan menghadapkan tubuhnya ke arah tubuhku, barulah aku mendapat kesempatan mencium bibirnya.
Saat itu jam menunjukkan pukul 11:26, saat Kia yang masih terisak menangis dipangkuanku secara perlahan aku angkat dan aku rubah posisinya menjadi menghadap ke arah aku. Sambil pura-pura membujuk Kia, perlahan wajahku semakin mendekat ke wajah Kia. Awalnya Kia memundurkan wajahnya menghindar dari ciumanku sambil memperhatikan bibirku. Tapi kemudian, secara perlahan aku kembali mendekatkan wajahku ke wajahnya dan secara perlahan melumatkan bibirku ke bibir Kia. Sambil terisak Kia menerima ciuman bibirku. Dan setelah itu, Kia bangkit sambil merubah posisi kakinya seperti kaki bersimpuh duduk di atas pangkuanku. Dalam keadaan seperti itupun aku tetap menciumi tengkuk serta leher Kia sambil melihat ke arah ** dan b*** yang masih tetap asik menonton TV. 
Begitu beringasnya aku menciumi tengkuk serta leher Kia dan kemudian aku kembali merubah posisi duduk Kia agar kembali berhadapan denganku. Dasar lonte pepek torok si Kia itu.., pada jam 11:27 begitu aku nikmati saat bibirku bersarang di bibir Kia. Ah..., lonte pepek torok kau Kia, nikmatnya...
Sesaat setelah aku melepaskan pagutan bibirku di bibir Kia, dia langsung minta turun dari pangkuanku. Saat itu aku pikir dia akan pulang. Tapi rupanya Kia tertarik pada mainan kereta api yang tidak dimainkan oleh ** dan b*** karena mereka sedang asik menonton TV. Sambil berjongkok membelakangi aku, Kia nampak memainkan permainan kereta api itu.
"Main apa Kia...", kataku berbasa-basi karena saat itu aku sudah mempunyai rencana yang akan aku lakukan pada Kia karena pintu kamarku dalam posisi terbuka.
"Di sini mainnya...", kataku lagi sambil beranjak dari tempat dudukku dan menggeser rel serta mainan kereta api tersebut lebih mendekat ke depan pintu kamarku.
Kia membiarkan aku menggeser mainannya sambil memberitahukan aku ini dan itu tentang permainannya yang sejujurnya tidak aku hiraukan sama sekali karena setelah itu aku langsung menempatkan posisiku di pintu kamarku.
Dengan bertumpu pada lututku, di depan Kia yang mengajakku ngobrol tentang permainan kereta apinya, santai saja aku menurunkan bagian depan celanaku dan mengeluarkan kontolku. Saat itu Kia benar-benar menyaksikan apa yang aku lakukan di depannya. Sempat juga Kia nampak tertegun saat melihat kontolku yang berada di luar celanaku yang belum aku kocok itu. Dan untuk menetralkan suasana, sambil memperhatikan ** dan b*** yang masih asik menonton TV, kemudian aku mengajak Kia sedikit bercanda sambil lebih mendekatkan mainan kereta api itu lebih mendekat ke pintu kamarku.
Jelas sekali pandangan mata Kia tertuju pada kontolku yang perlahan mulai aku kocok di depannya dengan jarak kurang dari 50 cm. Entahlah apakah Kia mulai mengerti kalau saat itu aku sedang ngocok, tapi secara perlahan Kia kembali menarik kereta api beserta relnya sedikit menjauh dari pintu kamarku.
Sambil aku ajak ngobrol dan sedikit bercanda, dengan tangan kananku yang masih mengocoki kontolku, perlahan tangan kiriku menarik kembali kereta api tersebut ke depan pintu kamarku yang membuat Kia juga menggeser posisinya kembali di depan pintu kamarku. Begitu jelas dan nyata pandangan mata Kia menyaksikan bagaimana tanganku dari gerakan lambat hingga gerakan cepat mengocoki kontolku dengan jarak sekitar 50 cm dari dirinya.
Ah..., dasar lonte pepek torok kau Kia..., dari jam 11:40-11:43 aku ngocok sampai nembak mani di depan Kia. Dan saat aku memuncratkan mani yang aku tahan dengan tangan kiriku, Kia nampak sedikit menunduk. Ah..., pepek lonte torok kau Kia...
Setelah berkelonjotan penuh nikmat di depan Kia sambil menampung maniku dengan tangan kiriku, kemudian aku bangkit dan ke kamar mandi untuk membersihkan maniku. Dan tak lama setelah aku keluar dari kamar mandi, kemudian Kia pulang ke rumahnya. Dasar pepek torok lonte kau Kia...

Minggu, 09 April 2023

Pesingnya Bau Pepek "Nilma"

Seperti menemukan harta karun, begitu senangnya aku saat menemukan sempak Nilma yang sepertinya sengaja dia sembunyikan di dalam lipatan baju dasternya yang dia letak di dalam mesin cuci. Karena awalnya aku sama sekali tidak mengetahui kalau sempak Nilma itu berada di dalam mesin cuci. Setelah keberangkatan Nilma dan suaminya ke A S, otomatis rumah mertuaku kosong karena mertuaku juga pergi ke sana. Beberapa kali aku menghampiri mesin cuci dan mencoba mencari sempak Nilma, tapi tak ketemu juga. Padahal di sana ada baju daster bekas yang dia pakai. Ah..., dasar lonte pepek torok si Nilma itu, apakah dia gak memakai sempak saat berada di rumah? 
Sampai akhirnya tanggal 04-04-2023, aku tidur di rumah mertuaku dengan alasan untuk menjaga rumah dan aku punya niat untuk ngocok sambil membuka pintu belakang. Sambil berbugil ria di dalam rumah mertuaku, di atas ranjang aku ngocok menghayalkan seandainya mertuaku dan Nilma aku ajak ngentot secara bergilir. Ah..., pepek lonte torok... Kemudian aku keluar dari kamar dan menuju pintu belakang. Tapi akhirnya aku urungkan niatku untuk membuka pintunya karena posisi pintu sengaja dihalangi oleh kursi dan beberapa barang lainnya dan akan sangat sulit untuk menempatkan kembali ke posisi semula seandainya aku memaksakan untuk membukanya. Dan karena rasa penasaranku, tentang sempak Nilma, akhirnya sambil menghidupkan mode merekam video pada HPku, aku kembali menghampiri mesin cuci. 
Sambil tangan kananku memegang HP yang sedang merekam video, tangan kiriku kembali membuka tumpukan pakaian yang ada di dalam mesin cuci. Tak banyak tumpukan pakaian dalam mesin cuci itu, tak lebih dari 5 atau 6 potong pakaian yang terdiri dari pakaian suami Nilma, pakaian Kia dan pakaian Nilma sendiri. 
Dan akhirnya, seperti mendapatkan harta terpendam, aku mendapati sempak Nilma yang dia sembunyikan di lipatan baju dasternya. Ah..., dasar lonte pepek torok..., padahal sudah berulang kali aku mencarinya. Dan aku gak menyangka bahwa sempaknya itu dia sembunyikan disitu. 
Lonte lonte..., jujur saja saat aku mengambil sempak Nilma dan mengangkatnya keluar dari dalam mesin cuci, aroma pesing begitu kuat tercium olehku. Padahal sebelumnya tak sedikitpun tercium olehku aroma pesing di dalam mesin cuci itu. Dan baru mulai tercium olehku aroma pesing itu saat aku membuka lipatan baju daster dimana sempak Nilma itu dia sembunyikan. 
Bahkan aroma pesing itu begitu kuat tercium olehku saat aku mengeluarkan sempak Nilma dari masin cuci. Lonte pepek torok..., begitu luar biasanya aroma pesing yang berasal dari sempak Nilma itu. Dalam jarak sekitar 20 sampai 30 cm saat aku membalikkan posisi bagian depan sempak Nilma yang menutupi dan bersentuhan langsung dengan pepeknya, terasa semakin bertambah menyengat aroma pesingnya. Ah..., dasar lonte pepek torok kau Nilma...
Dari jam 22:51-22:54 aku menciumi sempak si Nilma dengan begitu penuh semangat. Begitu aku resapi aroma pesing di bagian depan sempak Nilma yang menutupi dan benar-benar bersentuhan langsung dengan pepeknya. Ah..., dasar lonte pepek torok..., aku sangat yakin aroma pesing dari sempaknya itu sepertinya mewakili aroma sebenarnya dari pepek si Nilma. Karena saat aku mencium bagian belakang sempak Nilma yang menyentuh langsung pantatnya, aroma pesing itu sangat berkurang, bahkan lebih condong ke aroma lembab. Fuih..., 100 % bau pesing itu benar-benar berasal dari bagian depan sempak Nilma yang bersentuhan langsung dengan pepeknya. Luar biasa sangat pesing aromanya. Bahkan sangat tercium aroma pesingnya itu dari jarak sekitar 30 cm. 
Setelah puas menciumi bagian depan sempak Nilma, perlahan sambil membawa sempaknya, aku keluar dari kamar mandi dan merebahkan diriku di kursi di depan TV. Awalnya aku berencana ingin merekam secara utuh tubuh bugilku yang sedang ngocok sambil mencium sempak Nilma. Tapi karena di depan TV ada motor dan aku tidak dapat menempatkan posisi HPku secara sempurna, akhirnya sambil meletakkan sempak Nilma di wajahku dan menempatkan bagian depan sempak Nilma yang bersentuhan langsung dengan pepeknya di hidungku, kemudian aku ngocok sambil membayangkan pepek Nilma yang aku yakin sangat beraroma pesing itu. Ah..., dasar lonte pepek torok kau Nilma..., salut untuk suamimu yang begitu tahan dengan aroma pesing pepekmu. 
Dari jam 22:54-22:57 aku ngocok dan benar-benar begitu menghayalkan bagaimana pesingnya pepek si Nilma itu hingga aku nembak mani. Ah..., dasar lonte pepek torok kau Nilma. Dari aroma yang berasal dari sempak Nilma, bisa aku bayangkan bahwa lebih bersih pantat Nilma di bandingkan dengan pepeknya. Karena dari ukuran sempak Nilma dapat aku pastikan bahwa sempaknya itu sangat ketat dia pakai di tubuhnya. Jadi seandainya pantat Nilma kurang bersih, pasti aroma seperti WC akan tercium juga di bagian belakang sempaknya yang menutupi pantatnya. Ah..., hanya sedikit aroma pesing dan aroma lembab yang tercium pada bagian belakang sempak Nilma yang bersentuhan langsung dengan pantatnya. Dan sangat luar biasa aroma pesing yang berasal dari bagian depan sempak Nilma yang bersentuhan langsung dengan pepeknya. Ah..., dasar pepek lonte kau Nilma... 
Tanggal 08-04-2023, jam 09:01 aku kembali mencium sempak Nilma dan masih mendapati aroma yang sama pesingnya seperti hari yang lalu. Dan aku kembali mencium sempaknya pada jam 09:58-09-59. Dasar lonte kau Nilma, aroma pesing pepekmu membuat aku ketagihan untuk selalu menciuminya dan menghayalkan pepekmu. 
Tanggal 09-04-2023, dari jam 08:18-08:19 aku kembali mencium sempak Nilma dan masih juga mendapati aroma pesingnya tidak berubah. Ah..., benar-benar lonte kau Nilma, luar biasa pesingnya aroma pepekmu. Dan pada jam 08:20-08:21 aku memphoto sempak Nilma untuk aku jadikan gambar profilku. Kemudian pada jam 08:23 sebelum aku meletakkan kembali sempaknya ke dalam mesin cuci, aku mencium sempak Nilma lagi. Ah..., dasar lonte. Pesing pepek si Nilma membuatku begitu ketagihan untuk menghirup dan menghayatinya. 
Bahkan pada jam 08:43-08:45 seperti tak merasa puas, aku kembali menciumi sempak si Nilma yang sangat luar biasa pesingnya itu sambil memberi komentar dalam videoku. Oh ya..., selama aku menciumi sempak Nilma, semuanya terdokumentasi melalui rekaman videoku. Photo profil yang aku pakai adalah sempak Nilma yang aku ciumi dengan penuh hayalan pada pepeknya yang luar biasa pesingnya itu. 
Ah Nilma...