Tanggal 08-08-2021, jam 09:22 lagi enak-enaknya bugil ngocok di jendela mengekspesikan birahi di depan Fani dan temannya yang sedang ngerumpi di depan gang seberang rumahku, tiba-tiba Teti datang bersama Dila, anaknya.
Lonte, pantat, torok, pinginnya aku kentot pepek mu Teti..., rutuk hatiku sambil buru-buru masuk ke dalam kamarku untuk memakai celana pendek dan baju.
"Ada kakak, bang?", tanya Teti begitu melihat aku keluar dan akan membuka pintu gerbang.
"Sedang pada pergi semualah, Teti... Hanya abang yang di rumah. Masuklah..., mungkin mereka pulangnya sore karena ada kegiatan family gathering di sekolah ****, jadi ya pada ikut semua kecuali abang", jawabku sambil berharap Teti mau masuk ke rumah dan akan aku jadikan target ngocokku.
"Wah..., gimana ini ya, padahal tadi mau nitip Dila ke kakak, aku mau belanja untuk dikirim ke A S sore ini", kata Teti dengan nada kecewa.
"Ya udah Dila sama abang aja, lagian abang gak kemana-mana kok", kataku dengan semangat yang aku tahan, setelah mengetahui Teti sebenarnya mau menitipkan Dila.
"Benar ni bang, jadi gak enak aku", kata Teti sambil sedikit tersenyum.
"Iya gak papa", jawabku sambil mengajak Dila masuk.
"Bang, si Dila gak pakai diaper ya bang, biasanya dia bilang kalau mau pipis, tapi kalau perlu di dalam tas ada pakaian dan susunya", kata Teti sambil menyerahkan tas berisi perlengkapan Dila.
Setelah Teti berlalu dari hadapanku, kemudian aku bimbing tangan Dila dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. Lalu aku hidupkan TV dan sengaja mencari siaran film kartun agar Dila bisa merasa nyaman. Sesekali aku ajak Dila bercanda dan terkadang aku gelitiki tubuhnya. Saat itu kami duduk di lantai, dan penuh seksama aku pandangi Dila anak perempuan yang berusia hampir 2 tahun ini. Karena tanggal 08-11-2021 nanti baru genap usianya 2 tahun.
Dari bercanda dan menggelitiki tubuh Dila, akhirnya aku mulai mencium pipinya. Ya namanya anak-anak, reaksi Dila ya biasa saja, kan biasa anak-anak diciumi pipinya. Dan perlahan tapi pasti, denyut birahiku mulai terasa di kontolku. Sambil menonton TV aku selingi juga dengan mengajaknya bermain dan bercanda, hingga akhirnya dari mencium pipinya, lalu aku mulai berani mengecup bibir si Dila walau agak terburu-buru dan hanya mengenai luar bibirnya saja.
Tak begitu nampak reaksi yang nyata dari Dila yang membuat birahiku semakin meledak-ledak. Kenekatanku juga semakin bertambah dengan menghadapkan wajahku ke wajah Dila dan secara perlahan jempol tangan kananku sedikit menarik bagian bawah bibir Dila sambil terus melumatkan secara lembut bibir si Dila dengan bibirku. Ah..., begitu aku nikmati ciuman bibir pada anak perempuan yang belum genap berusia dua tahun ini. Dila hanya diam saja, walau kadang tangannya beberapa kali seperti mendorong wajahku dari wajahnya. Dan akupun langsung melepaskan ciuman bibirku dan mengajaknya kembali bercanda, lalu aku mengulangi ciuman bibirku setelah Dila nampak kembali nyaman, itu aku ulangi beberapa kali hingga akhirnya aku rasakan letupan birahiku bertambah jadi.
Puas mencium bibir Dila, lalu aku bangkit sambil membuka bajuku dan kemudian aku duduk di kursi sambil mengajak Dila untuk mendekatiku. Setelah itu, Dila aku pangku. Ah..., kontolku perlahan mulai ereksi saat Dila duduk dipangkuanku. Sampai akhirnya benar-benar ereksi dan menyodok pantat Dila. Beberapa kali aku merubah posisi Dila yang berada dipangkuanku agar kontolku benar-benar menyodok dan menggesek pantatnya.
Jujur, begitu kacau pikiranku, apakah Dila saja yang aku jadikan target ngocokku atau Fani. Ah..., kontolku juga begitu memberontak untuk dikocok dan birahiku begitu terbakar. Sampai akhirnya aku turunkan Dila dari pangkuanku. Lalu aku masuk ke kamar untuk mengambil handycam.
Handycam ini rencananya akan merekam beberapa aksi yang akan aku lakukan pada Dila. Karena mengalir begitu saja ide dan rencana yang akan aku lakukan pada Dila, jadi handycam itu tidak selalu merekam, hanya aku pakai bila nanti melakukan sesuatu yang lebih spesial pada Dila.
Saat keluar dari kamar, Dila melihat aku membawa handycam dan dia menunjuk ingin memegangnya. Lalu aku hidupkan sambil mengarahkan ke arah depan layar tampilan handycam. Nampak senang si Dila melihat wajahnya tampil di layar. Handycam itu aku letak di meja dan aku biarkan Dila asik di depan handycam.
Sambil menemani Dila di depan handycam, perlahan aku mulai mencium leher Dila dari belakang dan sedikit menjauhkan dirinya dari handycam agar seluruh tubuh Dila terekam nampak di layar. Lidahku juga bermain di leher Dila dan nampak sedikit geli dia menerima jilatan lidahku di lehernya. Secara perlahan tangan kiriku mulai menyingkapkan bajunya dan tangan kananku mulai meraba pepek Dila. Menciumi leher Dila sambil meraba pepeknya semakin membuat birahiku menggelegak. Dila hanya menggeliat kegelian dan itu semua aku lakukan dengan aku selingi candaan. Jadi suasana yang aku lakukan segembira mungkin.
Namanya masih anak-anak, Dila hanya mengikuti dan menerima apa yang aku lakukan terhadapnya. Begitu juga saat aku rebahkan tubuh Dila, lalu aku raih handycam dan secara perlahan tangan kananku mulai meloroti sempaknya, Dila dengan santai menerima saja. Secara close up handycamku merekam ke arah pepek Dila yang masih tertutup sempaknya. Begitu perlahan aku meloroti sempaknya dan secara naluri Dila menaikkan pantatnya agar sempaknya bisa aku lorotkan.
Ah..., begitu mungilnya pepek Dila... dan sangat menggemaskan. Pandangan mataku begitu terpuaskan dengan keindahan pepek mungil si Dila, begitu juga kamera handycamku juga terus saja mengarah ke pepeknya. Kurekahkan belahan pepek Dila sambil aku kecup. Dila nampak kegelian, apalagi sesaat setelah aku kecup pepeknya, lidahku mulai bermain di rekahannya. Karena nampak kegelian dan sambil tertawa Dila menggeliatkan tubuhnya, akhirnya aku letakkan handycamku agar aku lebih leluasa dalam melancarkan aksiku.
Sambil aku selingi dengan bercanda untuk mencairkan suasana, kemudian aku ikut merebahkan tubuhku di samping Dila yang posisinya masih telentang. Lalu aku menempatkan tubuhku berada di atas Dila tapi tidak menindih tubuhnya. Sambil aku belai dan bercanda, perlahan aku mendekatkan wajahku ke wajah Dila dan secara perlahan aku mengecup bibir Dila dan kemudian melumatkannya. Ah..., nikmatnya...
Berkali-kali aku lumatkan bibirku ke bibir Dila hingga akhirnya sambil bercanda, jari tanganku sedikit menekan ke pipi Dila yang membuat mulut Dila sedikit terbuka, lalu secara perlahan aku kembali melumatkan bibirku dan saat aku melepaskan ciuman bibirku di bibir Dila, di saat itu juga aku mengeluarkan ludahku ke dalam mulut Dila. Puas rasanya melihat Dila menelan air ludahku. Dan sambil bercanda, aku ulangi lagi hingga beberapa kali aku meludah di mulut Dila dan di telannya air ludahku itu.
Karena letupan birahi terasa semakin jadi dan waktu juga masih panjang, akhirnya aku sudahi dulu permainan birahiku dengan Dila. Aku tenangkan dulu kontolku agar tidak ereksi. Lalu aku memakaikan kembali sempak Dila sambil mengajaknya keluar untuk membeli jajanan di warung depan.
Sekembali kami dari warung dan aku kembali menutup pintu depan, lalu kami duduk di lantai di depan TV. Dila tampak begitu senang karena ada banyak jajanan yang dia pilih. Dan santai saja aku kembali membuka bajuku dan aku juga memakan jajanan yang aku beli tadi bersama Dila. Kontolku juga belum ereksi, jadi masih dalam suasana santai. Hanya saja, selama aku mendampingi Dila memakan jajanan, begitu ada kesempatan, tak henti-hentinya aku mencium bibirnya. Itu semua aku rekam melalu handycamku.
Setelah menempatkan handycamku di tempat strategis, kemudian aku berdiri sekitar 1 m di depan Dila yang sedang makan jajanan sambil menonton TV. Tentu saja posisiku itu menutupi pandangan Dila ke TV. Aku ambil tali sepatu yang biasa mengikat buah zakarku dari saku celana. Sangat santai dan perlahan tapi pasti aku mulai melorotkan celana pendekku di depan Dila yang memperhatikan aku.
Akhirnya aku benar-benar bugil di depan Dila. Telanjang, tanpa sehelai benangpun di tubuhku aku berdiri sekitar 1 m di depan Dila. Nampak Dila menghentikan aktifitas makannya dan matanya langsung tertuju ke kontolku sambil sesekali dia memandang ke wajahku. Aku hanya tersenyum saat pandangan mata Dila tertuju pada wajahku. Dan aku biarkan Dila memperhatikan bentuk kontolku yang masih dalam kondisi panjang lemas ke bawah karena belum ereksi. Hal ini sengaja aku lakukan agar Dila tahu bagaimana nantinya proses ereksi di kontolku, dari kondisi lemas hingga kondisi ereksi tegang sempurna. Aku goyang-goyangkan tubuhku agar kontolku yang belum ereksi ikut bergoyang ke kanan dan ke kiri. Rupanya hal itu membuat Dila tertawa. Ah..., suasana menjadi sangat santai. Dan kembali aku dekati Dila dan mencium bibirnya sambil aku bimbing Dila agar bangkit berdiri.
Di depan Dila juga secara perlahan aku mengikat buah zakarku dengan tali sepatu yang biasa aku gunakan. Begitu seksama Dila memperhatikan bagaimana aku mengikat buah zakarku hingga selesai. Nampak seperti berbinar mata Dila melihat buah zakarku yang terikat itu, yang membuat aku berani membimbing tangannya untuk memegang buah zakarku. Terasa berdenyut nikmat saat kedua tangan Dila memegang serta aku bimbing untuk meremas buah zakarku. Lalu aku lepaskan genggaman tanganku di tangan Dila dan aku biarkan Dila meremas buah zakarku tanpa bimbingan tanganku. Begitu luar biasa sensasi saat Dila meremas serta menarik-narik buah zakarku. Sambil tertawa Dila kadang menyentuh buah zakarku dengan telunjuk tangannya, dan kemudian meremas serta kadang menarik-narik buah zakarku.
Kemudian aku bimbing tangan Dila untuk memegang kontolku yang secara perlahan mulai ereksi. Aku bimbing tangan Dila untuk menarik batang kontolku serta meremas-remasnya hingga benar-benar ereksi sempurna. Ah..., nikmatnya...
Sengaja aku permainkan kontolku di depan Dila sambil sesekali aku gesekkan ke pipi, dahi dan bibirnya sambil aku ajak bercanda. Lalu secara perlahan aku masukkan jari tengah tangan kananku ke dalam mulut Dila sambil aku katakan agar jangan menggigitnya. Aku keluar dan masukkan jari tengahku itu ke mulut Dila hingga aku yakin dia tidak menggigitnya.
Akhirnya dengan sangat perlahan aku mulai memasukkan kepala kontolku ke dalam mulut Dila dan tetap aku katakan pada Dila agar jangan menggigitnya. Aku keluar dan masukkan kepala kontolku ke dalam mulut Dila. Wuih..., nikmatnya...
Aku lesakkan lebih dalam lagi kepala kontolku ke dalam mulut Dila sambil aku peragakan bagaimana menghisapnya. Ini semua aku lakukan dengan sangat perlahan karena ya sulit juga ngajari Dila yang belum genap berusia 2 tahun itu untuk menghisap kontolku.
Begitu aku menikmati hisapan yang dilakukan Dila pada kontolku, kemudian aku menggendong Dila dan aku suruh berdiri di atas kursi. Kembali aku cium bibir Dila dan selanjutnya dengan perlahan aku mulai membuka pakaian Dila. Sambil aku ajak bercanda satu persatu pakaian Dila aku buka sampai Dila benar-benar telanjang tanpa sehelai benangpun di tubuhnya. Ah..., begitu kerasnya ereksi yang terjadi pada kontolku. Kami saling berhadapan dalam kondisi bugil. Sengaja aku belum ngocoki kontolku, karena aku masih memuaskan birahiku pada tubuh mungil Dila.
Nampak begitu kegelian si Dila saat aku menghisap teteknya. Apalagi saat lidahku bermain di puting teteknya. Sekujur tubuh Dila tak luput dari kecupanku, walau tidak terlalu keras karena takutku akan membekas di tubuhnya. Dila tertawa kegelian kuperlakukan seperti itu.
Apalagi Dila dalam posisi berdiri di kursi seperti itu, aku jadi lebih agresif bermanja di pepeknya. Aku renggangkan posisi kedua kaki Dila dan selanjutnya kedua jempol tanganku begitu lembut merekahkan pepek Dila. Dengan perlahan aku mulai mengecup rekahan pepek Dila dan dengan penuh birahi aku jilati rekahan pepek Dila itu. Tertawa kegelian Dila saat lidahku menjilati pepeknya. Kadang seperti mau lompat atau mau turun dari kursi karena kegelian menerima jilatan lidahku di pepek mungilnya.
Apalagi saat Dila aku rebahkan di kursi dan aku renggangkan ke dua paha Dila. Dalam posisi mengangkang seperti itu, begitu terpuasnya lidahku menyapu permukaan dan rekahan pepek Dila. Sangat lembut aku hisap pepek Dila dan begitu aku aku nikmati jilatan dan hisapanku di pepeknya. Ah..., begitu nikmat. Secara perlahan aku juga menggesekkan kontolku di pepek Dila dan dengan jari telunjuk dan jempol tangan kananku kembali aku rekahkan pepek Dila untuk selanjutnya sedikit aku lesakkan kepala kontolku di rekahan pepek Dila. Begitu menggemaskan melihat pepek mungil si Dila ini. Berulang kali aku melesakkan kepala kontolku di pepeknya dan aku lanjutkan dengan menjilati pepeknya lagi.
Lalu aku dudukkan si Dila dan di depan Dila kembali aku mempermainkan kontolku yang memang sudah sangat ereksi itu. Di depan Dila secara perlahan aku mulai mengocoki kontolku. Dila begitu seksama melihat tanganku yang sedang mengocoki kontolku. Dari perlahan hingga begitu cepat tanganku mengocoki kontolku. Suara buah zakarku yang aku ikat beradu dengan tangan dan selangkanganku rupanya membuat Dila tertawa. Dan akupun kemudian meraih tangan Dila untuk memegang dan meremas buah zakarku sementara aku melanjukkan acara ngocokku. Lalu aku bimbing tangan Dila dari memegang buah zakarku, kini memegang dan mencengram kontolku. Aku genggam juga tangan Dila sambil terus mengocoki kontolku. Wuih..., nikmatnya...
Setelah aku lepas genggaman tanganku di tangan Dila yang masih memegang kontolku. Lalu aku memegang pergelang tangannya dan membuat gerakan mengocoki kontolku. Begitu aku tahan agar tidak terlalu cepat nembak mani.
Akhirnya aku kembali merebahkan tubuh Dila di kursi sambil aku rekahkan pepeknya. Aku lesakkan kembali kepala kontolku di rekahan pepek Dila dan kemudian aku ngocok sambil sesekali membuat gerakan seperti mendorong masuk dan keluar dengan tidak melepaskan kepala kontolku dari rekahan pepek Dila hingga akhirnya aku nembak mani di pepek Dila...
Ah..., sangat nikmat dan begitu banyak serta kental maniku itu membanjiri pepek Dila. Malahan ada sebagian maniku muncrat ke perut Dila. Berkelonjotan penuh kenikmatan tubuhku ini saat nembak mani.
Lalu aku katakan pada Dila agar tiduran seperti itu dulu dan setelah itu aku ke dapur untuk mencari sendok plastik. Dengan jari tengah tangan kananku, aku menyeka maniku yang berada di perut serta pepek Dila dan aku tampung dengan tangan kiriku. Setelah terkumpul semua maniku dari perut dan pepek Dila, melalu sendok plastik yang aku ambil tadi aku menyuapkan maniku itu ke mulut Dila dan aku suruh untuk menelannya.
Ah..., begitu puasnya aku melihat Dila menelan maniku hingga habis. Lalu aku bawa Dila ke kamar mandi untuk membersihkan pepek dan perutnya dari bekas maniku.
Kemudian Dila aku ajak duduk di lantai sambil menonton TV. Beberapa saat kemudian aku kebelet kencing. Tiba-tiba aku ingat dengan tas peralatan Dila. Aku ambil botol serta susu Dila dari dalam tas tersebut. Dalam posisi berdiri, di depan Dila aku masukkan susu serta dengan mata kepalanya sendiri Dila menyaksikan aku kencing di dalam botol minumannya. Dila hanya diam penuh perhatian melihat aku. Hampir setengah botol air kencingku di dalam botol minumannya dan kemudian aku campur lagi dengan air hangat yang juga dimasukkan Teti di dalam tas itu.
Entah lah, aku gak tahu apa yang ada dalam pikiran Dila saat dia melihat aku kencing dan mencampurkan air kencingku itu dengan susunya. Tapi Dila secara perlahan mulai minum sambil kemudian berbaring. Sengaja aku posisikan paha Dila mengangkang yang membuat nampak jelas pepek Dila seperti minta dikentot. Ah..., kalau aku benar-benar melesakkan kontolku ke dalam pepek Dila, pasti koyak pepeknya itu. Aku begitu dalam menelusuri dan memuaskan pandanganku ke pepek mungil si Dila.
Mungkin Dila lelah dengan permainan kami tadi, dengan serangan gelitik di tubuhnya dan rasa geli yang dia terima saat aku menjilati pepeknya yang aku barengi dengan bercanda membuat Dila akhirnya tertidur sesaat setelah menghabiskan seluruh susu yang ada di dalam botol minumannya.
Sengaja aku biarkan Dila tidur, sementara aku juga menenangkan kontolku sambil berbaring di samping Dila. Lalu aku merubah posisiku yang tadinya di samping Dila, kini aku berada di bawah dekat kaki Dila. Perlahan aku mendekatkan kepalaku ke pepek Dila sampai akhirnya sambil aku pegangi kedua kaki Dila, aku tempatkan kepalaku benar-benar di pepek Dila. Aku seperti mengalungkan kaki Dila di leherku sementara pantat dan pepek Dila benar-benar menempel di kepalaku. Ah..., memanjakan kepalaku di pantat dan pepek Dila membuat kontolku kembali berdenyut nikmat.
Lalu aku merubah kembali posisiku dengan telungkup dan menghadapkan wajahku ke pepek Dila. Sambil merekam dengan handycampku, aku permainkan pepek Dila dengan jari tangan kiriku. Lalu aku jilati lagi pepeknya sambil aku hisap dengan lembut rekahan pepeknya. Ah..., benar-benar aku memanjakan lidahku dengan menjilati pepek Dila, anak perempuan yang belum genap berusia 2 tahun ini.
Kontolku sudah sangat ereksi yang membuat aku akhirnya kembali menempatkan handycamku ke tempat straregis, kemudian aku menempatkan tubuhku seperti menindih Dila sambil aku gesek-gesekkan kontolku ke pepek Dila.
Dila terbangun dari tidurnya. Paling juga 15 menit mungkin dia tertidur dan mendapati aku sedang berada di atasnya sambil menggesek dan sedikit melesakkan kepala kontolku ke pepeknya.
Sengaja aku hentikan acara menggesek kontolku ke pepek Dila, lalu aku telentang sambil aku suruh Dila duduk di atasku. Awalnya Dila duduk tepat di perutku, tapi kemudian aku bimbing si Dila untuk duduk tepat di kontolku. Pepek Dila benar-benar menindih kontolku dan sambil bercanda, aku bimbing tubuh Dila untuk melakukan gerakan maju dan mundur.
Ah..., ini benar-benar pepek Dila menghimpit kontolku. Sangat nyata dengan himpitan pepeknya itu dia mengocoki kontolku secara perlahan.
Tapi akhirnya aku tersadar, kalau kelamaan pepek Dila menggesek kontolku seperti itu, bisa nampak membekas merah di pepeknya.
Kemudian aku sudahi acara menggesek pepek Dila di kontolku, dengan mengajaknya berdiri. Kami kembali berdiri saling berhadapan dan tanpa sungkan aku ngocok tepat di depan wajah Dila. Sampai saat aku mau nembak mani, aku suruh Dila untuk membuka mulutnya. Sengaja aku muncratkan sebagian maniku itu ke wajah Dila dan sebagian lagi langsung aku arahkan masuk ke dalam mulut Dila. Kepala kontolku bergetar di bibir Dila yang merekah sementara muncratan maniku itu bebas masuk ke dalam mulut si Dila.
Nikmatnya...
Belepotan mani wajah Dila saat itu dan aku begitu puas saat melihat Dila menelan air maniku itu secara langsung dari kontolku.
Sisa mani di wajah Dila aku seka dengan jariku yang kemudian aku juga menyuruh Dila untuk menelannya juga.
Puasnya aku hari ini. Dua kali nembak mani dan kedua-duanya diminum Dila. Dan karena ini sudah siang, aku bawa Dila ke kamar mandi untuk membersihkan sisa maniku di wajahnya. Setelah itu aku kenakan kembali baju si Dila. Di depan Dila secara perlahan aku melepaskan tali sepatu yang mengikat buah zakarku, dan Dila nampak begitu antusian memperhatikan aku. Aku cium bibir Dila lalu di depan Dila aku mengenakan bajuku.
Kami keluar untuk membeli makan siang dan saat makan sengaja aku VC dengan Teti yang saat itu rupanya sedang dalam perjalanan pulang. Lalu aku tawarkan ke Teti agar aku saja nanti yang mengantar Dila pulang dan agar Dila tidur siang dulu. Teti nampak begitu berterima kasih sekali dengan tawaranku itu, padahal yang seharusnya benar-benar berterima kasih itu adalah aku, karena puasnya aku bermanja di pepek anaknya, Dila. Dan mungkin kalau disuruh mengungkapkan rasa terima kasihku ke Teti dengan si Teti nyuruh jilat pepeknya, pasti aku mau...
Setelah selesai makan, kembali aku buat susu untuk Dila. Tapi kali ini aku benar-benar membuat susunya tanpa aku campur dengan air kencingku dengan harapan Dila akan tidur dan setidaknya melupakan apa yang aku lakukan padanya. Aku ikut berbaring di samping Dila sambil memutar ulang rekaman di handycamku. Dila juga nampak sesekali melihat ke rekaman itu juga. Dan karena Dila tidak tidur, akhirnya aku berencana membawa Dila ke C A agar dia senang dan gembira, lagian cuaca juga mendung.
Tapi baru saja kami keluar rumah dan berada di jalan P P, Teti nelpon dan mengatakan kepadaku kalau aku mau mengantar Dila sekarang juga gak papa. Ah..., lonte... pepek lonte kau Teti, seperti menantang aku untuk mendatangimu untuk aku jadikan target ngocokku.
Lalu aku kembali ke rumah untuk mengambil perlengkapan Dila yang tadinya aku tinggal di rumah dan jajanan yang masih tersisa, serta rencananya aku akan mengganti pakaianku. Setelah sampai di rumah, Dila aku suruh menungguku di teras rumah. Dengan segera bajuku aku ganti yang agak panjang bawahannya dan celana panjangku aku ganti dengan celana pendek tanpa memakai sempak. Tak lupa juga aku mengikat buah zakarku dengan tali sepatu.
Dengan senyum penuh ide, aku dan Dila menuju rumah mertuaku. Dan tak berapa lama kemudian kami sampai.
Sambil menggandeng Dila, tanpa sungkan aku masuk saja ke dalam rumah mertuaku dan mendapati Teti sedang membelakangi pintu masuk sedang mengemasi barang yang dia beli. Sambil berbasa basi dengan apa yang dibeli Teti untuk di kirim ke A S, aku duduk di belakang Teti dengan jarak sekitar 2 m.
Ah..., lonte... lonte..., semakin nampak menggairahkan tubuh Teti sewaktu aku lihat dari belakang. Lekuk tubuhnya begitu nampak jelas karena baju daster tipis yang dia pakai. Pantatnya juga nampak indah..., dan pasti sangat nikmat kalau aku kentot dari belakang. Apalagi saat Teti bangkit dan mengambil sesuatu di kamarnya dan kembali lagi mengemasi barangnya sambil jongkok di depanku, wuih... indahnya pantat kau Teti...
Dan tangan kiriku perlahan mulai menarik bagian depan celana pendekku sambil tangan kananku mengeluarkan kontolku dari celana. Penuh tatapan birahi aku menelusuri tiap lekuk tubuh Teti dari belakang sambil tanganku mulai mengocoki kontolku.
Tak aku pikirkan posisiku yang juga membelakangi pintu dan Dila yang tadinya duduk di lantai sambil makan jajanan perlahan bangkit menghampiri aku. Pandangan mata Dila tertuju ke kontolku yang aku kocok di belakang mamanya. Begitu aku atur nafasku sambil sesekali mengajak Teti ngobrol maupun mengajak Dila bercanda agar suasana tetap hangat, sehangat pepek Teti kali ya...
Jujur, pantat Teti nampak begitu indah saat dia dalam posisi jongkok seperti itu yang membuat semakin nikmatnya hentakan tanganku yang mengocoki kontolku sekitar 2 m di belakang Teti hingga kembali disaksikan Dila, akhirnya kontolku memuncratkan mani walau tidak begitu banyak, tapi cukup kental untuk yang ketiga kalinya dalam beberapa jam ini. Ah..., nikmatnya...
Begitu aku tahan kelonjotan penuh nikmat di tubuhku saat aku menahan dan menampung air maniku yang muncrat di belakang Teti dengan tangan kiriku. Dan dengan nekatnya, dalam posisi kontol masih di luar celanaku, lalu aku bangkit berjalan menuju kamar mandi depan untuk membersihkan mani yang aku tampung dengan tangan kiriku.
Ah..., nikmatnya..., 3 kali aku nembak mani dalam beberapa jam ini. Begitu nikmatnya telanjang mengekpresikan birahi di depan Dila. Begitu memacu adrenaline ngocok di belakang Teti sambil ngobrol dengan posisi membelakangi pintu yang terbuka lebar dan langsung disaksikan oleh anaknya Teti, si Dila.
Tak lama setelah aku membersihkan maniku di kamar mandi depan, aku pamit pulang dan dijawab Teti dengan ucapan terima kasih. Ah..., kok terbalik ya..., kan seharusnya yang berterima kasih itu aku, karena bisa bermanja di pepek Dila, bisa bugil ngocok dan nembak mani di rekahan pepek Dila, bisa nembak mani langsung ke dalam mulut Dila, bisa ngobrol sambil ngocok di belakang dirimu, Teti yang di saksikan oleh Dila, anakmu.
Ah..., benar-benar bermanja di pepek Dila aku hari ini..., benar-benar terpuaskan pandanganku ngocok sambil ngobrol dan menelusuri lekuk tubuhmu, Teti...