Minggu, 18 April 2021

Gesek Kontolku Ke Wajah "Dila"

Tanggal 18-04-2021, jam 13:02 aku menggesekkan kontolku ke wajah Dila (anak perempuan usia 1,5 tahun). Sebenarnya sudah lama aku ingin menjadikan Dila sebagai target ngocokku, tapi baru kali ini dapat terlaksana.
Beberapa kali aku sengaja menurunkan bagian depan celanaku sambil menunjukkan kontolku sekitar 3 m di depannya, saat Dila memandang ke arahku yang berada di dalam kamar dengan pintu yang terbuka lebar.
Bahkan dengan santai aku biarkan Dila memperhatikan diriku yang sedang berdiri ngocok di depannya. Padahal begitu ramainya rumahku saat itu. Tapi setiap ada kesempatan selalu saja aku pergunakan dengan sebaiknya.
Hingga saat suasana sedikit sepi karena yang ngobrol berpindah ke ruang dapur, akhirnya adrenalinku semakin terpacu yang membuat aku dengan cepat keluar dari kamarku dan langsung melorotkan bagian depan celanaku sambil mengeluarkan kontolku dan langsung menggesekkan kontolku ini ke wajah Dila. Bagian dahi, pipi kiri hingga dagu Dila tak luput dari gesekan kontolku. 
Sangat nekat dan terlalu ekstrim apa yang aku lakukan saat itu. Dan Dila, tentu saja dia menangis saat dengan penuh birahi wajahnya aku gesek-gesekkan dengan kontolku.
Sengaja setelah aku menggesekkan kontolku ke wajahnya, aku gendong Dila yang sedang menangis itu dan aku bawa ke ruang dapur untuk bergabung dengan yang lainnya.

Senin, 12 April 2021

Ngocok Diketawai "Putri"

Tanggal 11-04-2021, jam 12:18 dengan penuh birahi semakin aku percepat kocokan tanganku di kontolku sambil lebih aku merapatkan tubuh bugilku ini ke jerjak jendela saat aku melihat Putri keluar dengan mengendarai sepeda dari rumah saudaranya yang berada di ujung gang depan rumahku.
Dasar pepek lonte... torok lonte... pantat lonte... kau Putri..., desah ku dengan nafas yang begitu memburu seiring semakin cepatnya kocokan tanganku di kontolku.
Perlahan Putri mengayuh sepedanya, sementara begitu tak sabarnya aku menanti untuk bisa memuncratkan maniku tepat di depannya nanti.
Terbayang dulu aku pernah ngocok di depan Putri, di samping rumahku sampai aku nembak mani tepat di depannya. Dan hanya wajah cuek yang dia tampilkan saat melihat aku ngocok sampai muncrat-muncrat mani di hadapannya. Dasar pepek lonte...
Kulihat sangat santai Putri mengayuh sepedanya. Dan saat Putri berada di depan rumah Fani, nampak dia memperlambat laju sepedanya setelah dia memandang ke arah jendela rumahku, dimana saat itu aku dalam posisi bugil berdiri begitu penuh birahi mengocoki kontolku ke arahnya.
Nampak jelas senyum di bibir si Putri. Bahkan dia kemudian menutup mulutnya dengan tangan kirinya sambil tertawa. Lonte... dasar lonte... pepek torok pantat kau lonte Putri... desahku sambil terus saja mengocoki kontolku.
Tak aku hiraukan suara desahku semakin jelas terdengar. Karena aku tahu, Jeni sedang berada di dalam rumahnya. Paling juga kalau Jeni mendengar desahku, jadi beceknya pepeknya. Apalagi suara tanganku yang mengocoki kontolku juga nyata terdengar, terkadang beradu dengan jerjak jendela rumahku. Pasti sudah tertebak Jeni kalau saat itu aku sedang ngocok. Karena selama ini, sudah berapa kali Jeni melihat aku ngocok di jendela dan dia pura-pura tidak tahu. Tapi pandangan matanya dan sikapnya yang grogi takkan mampu menipuku kalau saat itu Jeni dengan jelas melihat aku bugil ngocok di jendela. Itulah sebabnya Jeni sudah jarang menyapu teras rumahnya sampai ke depan gerbang rumahku, karena sudah beberapa kali Jeni melihat aku ngocok di jendela. Pantat torok pepek lonte kau lah Jeni..., seakan sok jual mahal kau menjadi target ngocokku. Bahkan kalau dia keluar rumah, jarang si Jeni melintas di depan rumahku. Lonte... lonte..., seharusnya kau bangga aku ngocok di depanmu sampai aku nembak mani.
Kocokan tanganku di kontolku semakin cepat disaat Putri hampir sampai di depan gang. Dan hal yang tak terduga, tepat di persimpangan gang, Putri menghentikan sepedanya sambil pandangan matanya tertuju ke jendela rumahku.
Sesaat setelah Putri melihat ke arah jendela rumahku, dia tersenyum dan kembali tertawa sambil pura-pura memalingkan wajahnya seakan melihat ke arah jalan.
Walaupun mulutnya dia tutupi dengan tangannya, tapi dari gerakan tubuhnya nampak jelas kalau saat itu Putri sedang tertawa. Iya..., nampak begitu senang dan malu-malu si Putri melihat aku bugil ngocok ke arahnya.
Terbukti, beberapa kali Putri kembali memalingkan wajahnya ke arah jendela rumahku dan pura-pura melihat ke arah  jalanan kanan atau kiri sambil tersenyum dan bahkan tertawa.
Lonte... dasar lonte... kau Putri... desahku semakin menjadi..., seiring semakin cepatnya tanganku ini mengocoki kontolku. Dan akhirnya, begitu nyata pandangan Putri terfokus memperhatikan tubuh bugilku ini yang sedang ngocok. Iya..., bugil ngocok, berkelonjotan penuh ekspresi birahi ke arahnya.
Senyumannya itu lho..., saat dia melihat ke jendela rumahku..., ah... dasar lonte kau Putri...
Sampai akhirnya aku nembak mani dan Putri terlihat tertawa sambil beranjak mengayuh sepedanya meninggalkan persimpangan gang di depan rumahku.
Wuih..., dulu aku ngocok langsung di depannya sampai muncrat mani si Putri ini cuek aja, eh... malah sekarang aku bugil ngocok di depannya si Putri ini tersenyum sampai tertawa ..., kan lonte...