Senin, 21 Januari 2019

Hari Yang Melelahkan

Selama 3 hari berturut-turut mulai tanggal 18-01-2019 sampai dengan tanggal 20-01-2019, Jeni, Diana, Yuli, Putri dan Rosa serta cewek-cewek yang melintas di depan rumahku menjadi target saat aku berdiri bugil ngocok di jendela rumahku. Santai aku mengekspresikan birahiku di depan cewek-cewek ini dari pagi hingga sore hari. Selama 3 hari ini rumahku benar-benar kosong berhubung ada acara di A S dan aku sengaja tidak ikut ke sana. 
Puas rasanya Jeni aku jadikan target ngocokku. Bahkan pada tanggal 18-01-2019, pagi hari sekitar jam 06:30 Jeni sudah membuat muncrat-muncrat maniku. Walau sebenarnya pagi itu aku sedang menunggu seorang cewek yang akan aku jadikan targetku. Cewek itu sudah aku tandai sering lewat di depan rumahku sekitaran jam 06:15 sampai 06:30, tapi pada pagi itu sambil bugil ngocok di jendela aku tunggu tak kunjung lewat cewek itu. Malahan aku dengar suara pintu gerbang rumah Jeni yang tepat berada di samping rumahku terdengar terbuka dan tak lama kemudian aku lihat Jeni nampak keluar dengan membawa sapu. Aku sudah tahu Jeni setiap pagi sering menyapu di depan gerbangnya hingga depan gerbangku, tapi biasanya Jeni menyapu seperti itu sekitar jam 06:00 pagi. 
Ya sudah, karena cewek itu tak kunjung tampak olehku, sambil mengocokkan kontolku, aku lebih merapatkan tubuhku ke jerjak jendela sementara kontol dan tanganku berada di luar jerjak jendela. 
Suara kocokan tanganku yang begitu cepat mengocoki kontolku sengaja aku biarkan terdengar sementara pandangan mataku tertuju ke tubuh Jeni yang lumayan bohay. 
Perlahan tapi pasti Jeni mulai menyapu depan gerbangnya dan akupun dengan penuh pandangan birahi pada tubuhnya terus saja mengocoki kontolku. Hingga aku semakin merapatkan tubuhku di jerjak jendela dan semakin cepat kocokan tanganku yang mengocoki kontolku saat Jeni mulai menyapu di depan gerbangku. Jarak aku dan Jeni saat itu kurang dari 2 m, sementara suara kocokan tanganku sengaja aku biarkan terdengar jelas. 
Apalagi saat itu Jeni berhenti tepat sejajar dengan posisi aku ngocok, semakin aku percepat kocokan di kontolku dan langsung muncrat maniku kurang dari 2 m di depan Jeni. Pepek... Pepek..., masih sangat pagi sudah muncrat-muncrat maniku dibuat Jeni. 
Ah..., Jeni..., pagi hari sudah membuat muncrat-muncrat maniku, dan di siang hari itu jugapun kembali si Jeni membuat muncrat maniku. Tepatnya sekitar jam 10:30. Memang pada jam segitu Jeni biasanya keluar untuk mengantarkan anaknya sekolah.
Rosa, Yuli, Putri dan bahkan Diana juga tak luput dari sasaran arah kocokan kontolku. Nampak sangat jelas selama 3 hari itu Diana sangat grogi saat keluar dari gang depan rumahku. Karena yang pasti, Diana sangat jelas melihat aku yang dalam keadaan bugil merapatkan tubuhku di jerjak jendela dengan kontol yang aku kocok mengarah ke dia. 
Ah..., nikmatnya aku ngocok selama 3 hari berturut-turut dengan target tetap yaitu Jeni, Diana, Yuli, Rosa dan Putri serta cewek-cewek yang melintas di depan rumahku sampai aku muncrat-muncrat mani setidaknya 3 kali dalam 1 hari selama 3 hari berturut-turut. 
Walau kadang terasa lelah karena dari pagi hingga sore hari aku ngocok, tapi terbayar dengan rasa nikmat saat air maniku muncrat tepat di depan cewek-cewek sasaran ngocokku. 


Selasa, 01 Januari 2019

Tatapan "Ning" Dan "Mertuaku"

Tanggal 01-01-2019 sore hari aku datang ke rumah mertuaku. Ada kesan yang sedikit aneh dari tatapan mertuaku dan Ning saat melihat aku. Apa mungkin sebelum pulang ke A S In cerita tentang saat In nginap di rumahku dan mendapatkan aku sedang berdiri di sekitar In, atau yang lebih ekstrim lagi In cerita ke mertuaku dan Ning kalau In tahu aku ngocok di depannya? 
Jujur saja, begitu menjaga jarak sekali mertuaku itu padaku dengan tatapan matanya yang sangat tidak mengenakkan bagiku. Tapi lain halnya dengan Ning, dia tampak memancing birahiku dengan bahasa tubuhnya. Walau ada tampak pandangan yang berbeda padaku, tapi Ning sepertinya membiarkan aku menikmati keindahan tubuhnya. 
Aku tahu, Ning sengaja duduk seperti berjongkok dengan mengangkangkan pahanya di depanku, seperti sedang memamerkan pepeknya. Dan aku sepertinya juga tak menyia-nyiakan pemandangan indah itu di depanku. 
Mau apa lagi? Toh mertuaku, Ning, Mi dan In sudah berulang kali manjadi target saat aku ngocok. Bahkan sudah berapa kali mertuaku itu meminum air kencingku. Dan sekarang juga Fyra, anak In telah beberapa kali menjadi target ngocokku. 
Akhirnya aku masa bodo saja dengan pandangan aneh, penuh selidik dan apalah itu namanya yang mertuaku dan Ning tampakkan di depanku. Dah puasnya aku menjadikan mereka target ngocokku. 
Begitu saat aku pulang, sepertinya mertuaku sedikit menghindar untuk aku salami, ya sudah, melihat gelagat mertuaku seperti itu ya aku masa bodo aja. 
Aku pulang dengan sedikit tertawa dalam hatiku. Tertawa melihat mertuaku dan Ning seperti itu.