Kamis, 09 November 2017

Untuk Mertuaku

Seandainya aku punya sesuatu yang dapat membuatmu bertekuk lutut padaku pasti sudah aku lakukan duhai mertuaku. Hasratku begitu besar padamu duhai mertuaku. Walau usiamu sebentar lagi 56 tahun, tapi tak mengurangi rasa birahiku padamu.
Kau begitu mempesona bagiku. Lekuk tubuhmu dan montoknya pantatmu semakin menambah obsesiku padamu duhai mertuaku.
Begitu besar hasratku untuk menikmati pepekmu. Begitu besar keinginanku merasakan hangatnya kontolku berada di dalam pepekmu. Begitu kuimpikan lendir pepekmu melumuri kontolku. Begitu ingin kudengar suara beceknya pepekmu saat kontolku mengocoki pepekmu.
Seandainya secara sadar kau mau menyerahkan kenikmatan tubuhmu padaku, akan kuberikan yang terbaik untukmu. Akan kuberikan kenikmatan yang belum pernah kau rasakan. 
Ah..., pasti nikmat rasanya seandainya kita berdua duduk ngobrol kemudian aku bangkit dari tempat dudukku dan mendekatimu, lalu dengan lembut dan perlahan aku mulai mencumbui dirimu. Dan kemudian aku ajak dirimu untuk masuk ke kamarmu dan kemudian kita kembali duduk di tepi ranjang melanjutkan cumbuan sampai akhirnya dengan perlahan aku mulai merebahkan dirimu di atas ranjangmu.
Aku yakin jika itu benar-benar terjadi, pasti dirimu akan sedit merasa malu dan menyilangkan kaki untuk merapatkan pahamu. Apalagi jika aku mulai menyingkapkan pakaianmu, pasti dengan tanganmu kau berusaha untuk menahan pakaianmu agar tidak bisa aku naikkan ke atas. Kemudian dengan sedikit rayuan dan cumbuan kau mulai melepaskan tanganmu dan membiarkan aku dengan perlahan menyingkapkan pakaianmu sampai seluruh pakaianmu sudah aku lepaskan dari tubuhmu. Dan yang tersisa hanyalah celana dalam yang menutupi pepekmu. Pastinya aku akan beri sedikit kenikmatan dengan lidahku yang bermain di tetekmu. Yang membuat kau terhanyut dalam permainan ini. Kan ku kecup dengan penuh sensasi birahi di pahamu. Dan lidahku juga mulai bermain di pahamu yang membuat kau mulai merasakan gejolak birahi seperti yang aku rasakan.
Perlahan tapi pasti lidahku bermain di pahamu sampai akhirnya di sekitaran selangkanganmu. Dengan penuh rasa penasaran aku mulai menarik celana dalam mu dan pastinya akan aku jumpai tumpukan jembutmu yang beruban keriting menutupi sekitar pepekmu.
Ini pasti nyata dan tak dapat dipungkiri soal jembutmu yang telah beruban dan aku sangat memakluminya karena usiamu sudah hampir 56 tahun duhai mertuaku. Hanya karena jembutmu yang sudah beruban tak akan membuat gejolak birahiku menjadi padam. Malah akan semakin menggebu gejolak birahi dan rasa penasaranku pada pepekmu. Dan disaat itu juga kau benar-benar sudah menyerahkan seluruh dirimu padaku.
Akan aku sibakkan jembutmu dan kurekahkan pepekmu, dan biarkan aku dengan buas menjilati pepekmu. Iya, begitu inginnya aku rasakan bagaimana rasa pepek dan lendir pepekmu.
Akan aku nikmati setiap jilatan yang aku lakuan di pepekmu dan akan aku beri rasa nikmat yang terbaik bagi pepekmu yang telah mengeluarkan Ning, istriku, In dan Mi. Dari pepekmu yang telah mengeluarkan In, istriku, Ning dan Mi ini akhirnya aku akan menikmati kenikmatan yang telah lama aku tunggu-tunggu dari dirimu duhai mertuaku.
Sampai kau puas merasakan kenikmatan saat lidahku menjilati pepekmu baru kemudian dengan lembut aku mulai melesakkan kontolku ke dalam pepekmu. Akan begitu aku hayati bagaimana rasanya dengan perlahan kontolku mulai masuk ke dalam pepekmu. Kuhayati dan kubayangkan bagaimana dulu kontol suamimu masuk ke dalam pepekmu yang kemudian dari pepekmu itu keluar Ning, istriku, Mi dan In.
Pasti sensasi yang sangat luar biasa aku rasakan saat itu. Dari pepekmu ini keluar In, Ning dan Mi yang juga selalu menjadi sasaranku saat aku ngocok. Ah..., luar biasa pasti sensasi yang akan aku dapatkan dari pepekmu duhai mertuaku.
Perlahan tapi pasti kontolku mulai mengocoki pepekmu dan pastinya sedikit demi sedikit lendir kenikmatan yang keluar dari pepekmu mulai melumuri kontolku. Suara becek pepekmu menambah kenikmatan suasana yang akan kita rasakan.
Semakin cepat kocokan kontolku di pepekmu, dan semakin banyak lendir kenikmatan yang keluar dari pepekmu melumuri kontolku dan mengalir keluar membasahi pantatmu.
Ah..., pantatmu itu duhai mertuaku, begitu montok. Seandainya saat itu sebelum kita ngentot kau sudah berak dan terlebih dahulu membersihkan pantatmu, pastinya momen lendir pepekmu yang membasahi pantatmu bisa aku jadikan pelicin agar kontolku bisa masuk ke dalam pantatmu.
Dan kaupun akan merasakan kenikmatan tiada tandingannya saat kontolku bergantian mengocoki pepek dan pantatmu.
Mungkin kau akan merasa segan, malu dan jijik saat aku mengarahkan kontolku ke dalam lobang pantatmu. Tapi seandainya kau sudah berak dan membersihkan pantatmu terlebih dahulu, kupastikan kenikmatan yang tak akan dapat kau bandingkan dari apapun akan kau rasakan.
Saat kau merasakan nikmatnya kontolku yang mengocoki pepekmu, lalu aku alihkan kontolku untuk mengocoki pantatmu. Saat kau menikmati sensasi kontolku yang mengocoki pantatmu, kemudian aku kembali mengalihkan kontolku masuk dan mengocoki pepekmu. Begitu berulang-ulang sampai kau begitu menikmati bagaimana rasa nikmatnya saat pepek dan pantatmu dikocok kontolku secara bergantian.
Pastinya kita akan mencapai puncak kenikmatan permainan kita ini duhai mertuaku. Dan aku dengan penuh kenikmatan akan menumpahkan maniku di dalam pepekmu. Akan aku nikmati bagaimana rasanya nembak mani di dalam pepekmu duhai mertuaku. Dan setelah itu aku akan mengeluarkan kontolku dari pepekmu, kemudian akan aku rekahkan pepekmu dengan jariku untuk menyaksikan bagaimana maniku yang membanjiri pepekmu mulai keluar secara perlahan dari pepekmu.
Ah.....