Selasa, 29 Maret 2016

Ngocok Di Depan "Teti"

Teti di awal aku kenal dengan dia tidaklah begitu menarik. Tubuhnya terkesan kurus dan nampak kurang segar. Tapi seiring dengan waktu, kulihat tubuh Teti semakin segar, tampak montok, dan pantatnya itu juga kadang membuat aku geregetan. Walau bagaimanapun juga, Teti sering juga kujadikan target saat aku ngocok. Malahan pada sebelum berkenalan dengannya, Teti sudah kujadikan sasaran ngocokku.
Sayangnya, file berisi kejadian, tanggal dan waktunya sudah hilang. Hanya tersisa 1 tanggal saja. Padahal, mungkin juga Teti tahu kalau dia sering aku jadikan sasaran imajinasi secara langsung saat aku ngocok. Karena sering aku ngocok di depan dia dan aku juga sering dengan terang-terangan memperhatikan keindahan tubuhnya, apalagi pantatnya. Ya..., semakin hari semakin montok dan padat tubuh Teti dan membuat mataku tak bisa mengelak untuk terus memandangi keindahan tubuhnya.
Awal pertama aku ngocok dengan target Teti adalah saat aku ngocok di jendela kamar rumah mertuaku. Sebenarnya saat itu aku sedang ngocok dengan sasaran cewek-cewek yang lewat di samping rumah mertuaku. Tapi saat asik-asiknya aku ngocok, tiba-tiba Teti datang dan duduk di bawah pohon, tepat di depan jendela kamarku. Saat itu Teti masih nampak kurus, dan akupun belum tahu siapa namanya. Yang aku tahu, saat itu ada cewek yang duduk di depan jendela kamarku di saat aku sedang ngocok menghadap jendela, ya sudah..., lanjut la acara ngocokku dengan sasaran dia. Sampai akhirnya aku nembak mani, dan setelah aku membersihkan mani yang ada di tanganku, lalu aku ke kamar mandi. Kemudian aku keluar dari pintu dapur dan langsung berkenalan dengan dia.
Rupanya dia adalah pacar adik iparku "Pn". Ya masa bodo aja la..., yang penting aku sudah crot nembak mani... Dan setelah kedatangan pertamanya itu, Teti semakin sering datang ke rumah mertuaku. Tapi jujur aja, walaupun saat itu Teti sering datang, aku tidak begitu berambisi pingin ngocok di depan dia.
Hingga akhirnya, saat kulihat tubuh Teti semakin montok, baru kemudian Teti mulai kujadikan target ngocokku.
Secara umum, kadang Teti kalau sudah di rumah mertuaku, dia suka tiduran sambil memainkan HPnya. Hingga pada suatu kesempatan, saat aku sedang ada di kamar sambil main laptop dan tirai pintu kamar terbuka lebar, kulihat Teti datang dan tak lama kemudian dia tiduran tepat di depan pintu kamarku. Posisi kepalanya sekitar 3 meter dari pintu kamarku, dan kakinya mengarah ke pintu samping.
Posisi yang sangat nyaman bagiku. Karena Teti kulihat sangat asik dengan HPnya, kemudian dengan bertumpu pada kedua lututku, lalu aku mengeluarkan kontolku sambil dengan santai membuat kontolku ereksi.
Dengan jarak sekitar 3 meter aku santai ngocok sambil memandang wajah dan tetek Teti yang nampak menonjol karena saat itu dia dalam posisi telentang. Setiap hentakan tangan yang mengocoki kontolku begitu kuhayati sambil memandang keindahan tubuh Teti yang kuiringin dengan hayalan kalau saja Teti mau aku ajak ngentot. Aku nembak mani yang sengaja aku biarkan muncrat berceceran di lantai kamarku. Dan setelah selesai, dengan baju aku lap maniku itu, kemudian aku keluar sambil membawa baju tersebut ke kamar mandi. Lalu aku mandi. Selesai mandi, sengaja aku hanya pakai handuk dengan posisi kontol yang telah aku buat ereksi sambil melewati Teti dan menyapanya.
Hampir setiap aku ngocok dengan sasaran Teti, biasanya aku awali dengan berpura-pura sedang main laptop dan dengan tirai pintu yang aku buka. Dan Teti biasanya sedang menonton TV atau sedang duduk menghadap ke pintu kamarku.

Tanggal 26-10-2014, jam 22:01-22:25 di saat sedang sibuk-sibuknya di rumah mertuaku karena rumah mertuaku dijadikan tempat untuk ngumpul remaja kampung yang sedang membuat suatu acara. Saat itu kulihat Teti sedang duduk di kursi tepat mengarah ke pintu kamarku. Dengan berpura-pura keluar dari kamar, kusempatkan untuk menyingkap tirai pintu. Tak lama kemudian aku kembali masuk ke kamar sambil menghidupkan laptopku. Kuposisikan dudukku yang menghadap laptop sedikit menyamping, tapi sejajar dengan posisi Teti yang menghadap pintu kamarku. Karena tirai pintu telah aku singkap, otomatis Teti dapat melihat aku yang sedang duduk di lantai sambil menghadap ke laptopku. Sengaja saat itu aku tidak memakai sempak dan hanya memakai celana pendek. Sesekali kulirik Teti untuk memastikan arah pandangannya. Terkadang pandangan kami saling beradu. Yang kemudian dibarengi Teti menundukkan kepalanya, mungkin karena segan denganku. Maklum saja jarak antara aku dan Teti tidak lebih dari 4 meter.
Saat itu sengaja aku keluarkan kontolku dari bagian bawah celana pendekku. Sambil berpura-pura main laptop, tangan kananku juga tak tinggal diam untuk membuat ereksi kontolku karena kulihat Teti sudah mengeluarkan HPnya dan mulai asik dengan HPnya. Sedangkan aku juga dengan terang-terangan membiarkan kontolku nampak keluar dari bawah celana pendekku sambil aku kemudian memulai aktifitas ngocokku. Posisi duduk Teti yang menaikkan kedua kakinya di kursi sambil mengangkang membuat aku tidak perduli, apakah dia melihat aku ngocok atau tidak. Ah..., lonte memang si Teti itu.
Melihat selangkangan Teti membuat aku semakin lama semakin mempercepat hentakan dan kocokan tanganku di kontolku. Tak aku perdulikan posisi Teti yang kadang berubah dengan sedikit menggerakkan atau menggeser tubuhnya. Karena saat itu aku terlalu fokus untuk memperhatikan selangkangannya yang seperti minta dijilat. Selama 24 menit aku memuaskan pandangan mataku yang menelusuri selangkangan Teti sambil ngocok dalam posisi duduk di lantai, sampai akhirnya aku nembak mani.

Sabtu, 26 Maret 2016

Air Kencingku Untuk Mertuaku

Kalau aku mau jujur, sebenarnya aku juga bingung dengan perasaan birahiku pada mertuaku. Karena semakin hari sepertinya semakin besar rasa ketertarikanku pada mertuaku. Semakin besar juga obsesi dan hayalanku pada mertuaku itu. Letupan birahiku begitu menggelegak saat aku berada di dekat mertuaku. Apalagi kalau hanya aku dan mertuaku saja yang ada di rumah.
Sering dengan sengaja aku bugil ngocok di kamar dengan kondisi tirai pintu yang sengaja aku buka sedikit. Baik saat aku berdiri bugil ngocok, maupun saat aku bugil ngocok sambil berbaring di atas kasur. Bahkan sering juga dengan sengaja aku buka lebar tirai pintu dan berdiri ngocok di depan pintu saat hanya aku dan mertuaku yang ada di rumah.
Aku juga tahu, terkadang nampak pandangan curiga mertuaku melihat gerak gerikku yang selalu saja memperhatikan tubuhnya. Apalagi kalau mertuaku berbaring sambil nonton TV. Begitu salah tingkah sekali aku dibuat kontolku yang denyut dan memberontak ingin dikocok.
Ah..., walaupun sudah di atas 50 tahun usia mertuaku itu, tapi tubuhnya itu lho yang membuat aku geregetan ! Hampir di setiap saat aku ngocok, aku selalu membayangkan dan menghayalkan keindahan tubuh mertuaku. Begitu besar obsesi dan fantasi birahiku terhadap mertuaku.
Mungkin saja mertuaku itu tahu kebiasaan ngocokku. Mungkin saja mertuaku itu tahu seringnya aku memandang tubuhnya dengan penuh pandangan birahi. Dan yang sangat jelas, untuk beberapa kesempatan, mertuaku itu menunjukkan rasa ketidak nyamanannya, walau terkadang dia juga membiarkannya.
Salah satu contoh adalah saat aku dan mertuaku hanya berdua di rumah, aku ngocok di kamar mandi. Sengaja aku lumur kontokku dengan sabun dan ngocok dengan hentakan yang sanagt cepat di kontolku. Bisa dibayangkan suara kocokan di kontolku yang mertuaku dan bahkan sekitar ruang dapur dan TV dapat dengar. Iya, untuk beberapa kesempatan, mertuaku itu aku lihat tetap bertahan di dapur sambil melakukan aktifitasnya. Dan untuk kesempatan lainnya, nampak mertuaku tergesa-gesa keluar rumah dan pura-pura menyapu atau melakukan kegiatan luar rumah saat melihat aku keluar dari kamar sambil membawa handuk.
Itu juga yang membuat semakin geregetan birahiku pada mertuaku. Seperti jinak-jinak merpati. Pernah juga saat mertuaku sedang memasak di dapur, aku mandi dan kemudian ngocok. Begitu banyak sabun yang aku lumur di kontolku. Hentakan-hentakan tanganku di kontolkupun sengaja aku keraskan suaranya, ditambah lagi suara licin sabun saat kontolku sedang kukocok sengaja aku buat terdengar jelas. Mungkin lebih dari 10 menit aku ngocok dengan membiarkan suara hentakan dan suara licin sabun di kontolku terdengar nyata. Saat aku selesai ngocok, nembak mani, kemudian aku lanjutkan dengan mandi, dan di saat aku keluar dari kamar mandi, aku lihat mertuaku itu masih tetap berada di dapur.
Terkadang sering juga aku kencingi cucian pakaian mertuaku yang masih dia rendam. Ada letupan birahi dan rasa yang luar biasa saat kemudian mertuaku masuk ke kamar mandi dan mencuci rendaman bajunya yang telah aku campur dengan air kencingku.
Dan tanggal 08-11-2016 jam 07: 48 sengaja aku campurkan air kencingku ke dalam gelas yang berisi air teh manis mertuaku. Saat itu mertuaku sedang pergi ke pasar dan meninggalkan air teh manisnya di meja lemari makan. Saat aku tahu itu adalah gelas yang berisi teh manis punya mertuaku dan saat itu memang aku sedang kebelet kencing, lalu aku ambil gelas mertuaku, kemudian aku kencing di gelas itu. Memang gak banyak sih air kencingku yang aku campurkan ke dalam teh manis mertuaku itu. Lalu pada jam 08:00, aku campurkan kembali air kencingku ke dalam gelas mertuaku. Sekitar jam 08:15 mertuaku kembali dari pasar dan tak lama kemudian mertuaku meneguk air teh manisnya yang telah kucampur dengan air kencingku. Ada rasa kepuasan melihat gelas teh manis mertuaku itu hanya bersisa sedikit lagi airnya yang kemudian dia cuci gelas tersebut.
Begitu juga tanggal 11-03-2016, jam 08:17. Saat mertuaku pergi ke pasar, aku melihat gelas yang berisi air dengan daun sirih. Dan dapat aku pastikan, bahwa gelas itu adalah gelas mertuaku. Karena mertuaku suka meminum air daun sirih. Saat itu begitu banyak air kencingku yang aku campurkan ke dalam gelas yang berisi air sirih tersebut. Sampai hampir penuh air yang ada di dalam gelas karena bercampur dengan air kencingku. Padahal isi air sirih itu ¾ dari gelasnya. Dan jadi hampir penuh karena kencingku. Tapi saat mertuaku meminumnya aku tidak lihat, karena aku berada di dalam kamar. Aku tahu mertuaku telah meminum airnya di saat aku keluar dari kamar dan melihat level air di dalam gelas itu ternyata sudah setengah. Berarti mertuaku sudah meminum setengah gelas air sirih yang telah bercampur dengan air kencingku. Terasa meletup birahiku saat itu. Kemudian aku masuk kembali ke dalam kamar sambil membuka lebar tirai pintu kamarku. Lalu aku bugil sambil berdiri ngocok di depan pintu, sementara mertuaku mempersiapkan masakannya, duduk di antara ruang dapur dan ruang TV. Kamarku berada di area ruang TV juga. Jadi bisa dibayangkan begitu beresikonya aku bugil ngocok berdiri di depan pintu saat itu. Ya kalau mau digambarkan, posisi kamarku ya di sekitar ruang TV, dan ruang TV dan dapur ya hanya bersekat partisi aja !
Muncrat lagi maniku karena mertuaku. Begitu seringnya muncrat maniku karena mertuaku. Karena sering aku ngocok sambil menghayalkan kenikmatan tubuh mertuaku yang begitu montok dan menggoda. Setelah aku selesai bugil ngocok sampai nembak mani, kemudian aku hanya memakai celana pendekku tanpa memakai sempak berjalan melewati mertuaku sambil melirik ke gelas minuman mertuaku yang tampak sudah habis airnya. Jadi saat aku bugil berdiri ngocok di depan pintu kamar, rupanya mertuaku tidak hanya duduk mempersiapkan masakannya saja, tapi juga berdiri dan jalan di sekitar dapur dan ruang TV. Jadi kalau sedikit saja mertuaku meluaskan langkahnya di sekitaran ruang TV, pasti nampak la aku sedang bugil ngocok di depan pintu kamarku.
Ah..., mertuaku... mertuaku...
Kapan ya aku bisa merekahkan pepeknya dan kukentot pepeknya...
Maksudku, dengan sadar sesadar-sadarnya mertuaku membiarkan aku untuk menikmati keindahan tubuhnya, membiarkan aku menjilati pepeknya, membiarkan aku merekahkan pepeknya sambil lidahku masuk bermain di dalam pepeknya dan terakhir membiarkan kontolku bersarang di dalam pepeknya...