Tanggal 18-11-2015, jam 10:45-10:50 begitu santai aku ngocok di belakang Ning yang sedang tidur dengan posisi telungkup dan kepala membelakangi pintu kamarku.
Entah kenapa Ning sering datang dan menginap di rumah mertuaku dan hal itu membuatku semakin geregetan saat memandang tubuhnya. Pantatnya itu lho yang begitu montok sering membuat kontolku terasa berdenyut hebat saat aku berada di dekat Ning dan memperhatikan lekuk tubuhnya.
Pernah juga suatu malam setelah aku pulang kumpul bersama teman-temanku, aku mendapati Ning sedang membuat roti. Sengaja saat itu aku pura-pura main HP dan menonton TV sambil duduk di belakangnya. Jujur aja, pandangan mataku terus saja memperhatikan setiap lekuk tubuh Ning yang berdiri di depanku. Ah..., begitu montok pantat si Ning itu. Begitu aku berlama-lama memandangi pantatnya. Ah..., begitu menggairahkan... Tapi karena suasana tidak memungkinkan, akhirnya aku hanya bisa memandang lekuk tubuh Ning, terutama pantatnya tanpa punya kesempatan untuk dapat ngocok di belakangnya.
Dan tanggal 18-11-2015, saat aku asik ngocok di ranjang kamarku, terlihat Ning selalu berlalu lalang melewati kamarku yang posisi tirai pintunya terbuka setengah.
Tapi karena keadaan rumah sedang ramai, akhirnya dengan berat hati aku tutup tirai pintu sambil aku teruskan acara ngocokku. Walau dengan tirai pintu yang tertutup, tapi dari dalam kamarku itu aku dapat melihat dengan jelas gerak gerik Ning. Sampai akhirnya Ning kulihat merebahkan diri sekitar 1 m di depan pintu kamarku.
Pepek torok pantat kau Ning..., rutukku dalam hati karena dengan posisi seperti itu aku tidak tahu ke mana arah pandangan Ning. Acara ngocokku pun jadi terhenti. Dan karena penasaran, akhirnya aku sengaja keluar dari kamar untuk memastikan posisi Ning yang sebenarnya. Ah..., begitu bersoraknya hatiku setelah mengetahui bahwa Ning tiduran di depan kamarku dengan posisi kepala di depan pintu. Dia telungkup tidurnya dan wajahnya membelakangi pintu kamarku.
Sambil masuk ke kamar, sempat juga aku perhatikan begitu montoknya tubuh Ning dalam posisi telungkup seperti itu. Kusempatkan sebelum masuk ke dalam kamar untuk menyingkapkan tirai pintu.
Dengan tirai pintu yang telah terbuka setengah, kemudian aku langsung mengeluarkan kontolku yang sedari tadi sudah ereksi, kemudian aku berdiri dengan jarak antara aku dan Ning hanya sekitar 2 m. Posisi tirai pintu yang terbuka setengah itu membuat aku begitu leluasa memandangi montoknya tubuh Ning sambil tanganku tak henti-hentinya mengocoki kontolku.
Begitu aku nikmati setiap hentakan tanganku yang sedang mengocoki kontolku sambil memandang pantat Ning dan tiap lekuk tubuhnya, sampai akhirnya aku nembak mani. Dari jam 10:45-10:50 aku berdiri ngocok di belakang Ning. Thanks ya Ning..., pantat mu itu lho yang selalu membuat aku geregetan. Pepek mu lebar gak ya...?